Share

BAB 66

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-23 20:00:11

Satu bulan setengah berlalu setelah tragedi buruk itu dan semua proses penyembuhan Elang dan Dean.

Elang telah kembali berkegiatan seperti biasa, begitu pula dengan Dean.

Akan tetapi, Aliya merasakan perbedaan yang begitu kentara pada diri Elang sebelum tragedi Lubang Hitam itu dan sesudahnya.

Elang lebih pendiam dan terlihat lebih suram. Aliya dapat merasakan kehangatan yang seperti hilang dari diri Elang.

Suaminya itu pun jauh lebih acuh dibanding sebelumnya.

Aliya pernah satu kali menanyakan tentang ini pada Nawidi, namun Nawidi hanya menjawab bahwa kejadian di Lubang Hitam membuat pengalaman traumatik tersendiri.

Pada akhirnya, Aliya selalu membesarkan diri dan hati sendiri dan menganggap perilaku dan perubahan itu sebagai masa atau fase pemulihan Elang.

Begitu pula dengan Dean. Pria pemilik manik hazel itu sudah menjalani kehidupannya seperti biasa. Dean tampak lebih normal, meski agak pendiam.

Bahkan menurut Agni, dari ak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Jie Roe
lanjut thor......
goodnovel comment avatar
MommyVanya
ditunggu lanjutannya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 67

    “Fayza…” Dean tersenyum lebar melihat balita yang berjalan cepat menuju area ruang keluarga.Fayza dengan lincahnya lalu semakin mendekat dan tanpa Aliya duga, putri semata wayangnya itu menghambur ke arah Dean dengan kedua tangan merentang lebar.“Halo Sayang…” Dean meraih tubuh mungil dan montok Fayza lalu mengangkatnya ke atas pangkuan.“Apa kabar gadis kecil? Lama ngga ketemu Om ya?” Sapaan Dean mengalun lembut dan begitu renyah terdengar.Balita itu tertawa riang dengan suaranya yang menggemaskan.Ia tidak berkata-kata, tapi kedua tangan kecilnya memainkan kerah kemeja flanel yang dikenakan Dean, lalu menarik-tariknya.“Fayza…” tegur lembut Aliya.“It’s ok,” bela Dean cepat. Kedua manik hazel itu begitu melekat pada wajah Fayza yang ada dalam pangkuannya. “Kenapa, Sayang?”Fayza tidak menjawab. Bibirnya mengatup, namun tangannya kini beralih menarik tangan Dean yang melingkari tubuh mungil Fayza.Telapak tangan Dean terlihat besar saat berdampingan dengan tubuh balita mungil namu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 68

    “Apakah kau lelah?” Aliya mendongak untuk mendapati raut wajah Elang.Tangan kanan Aliya melingkari lengan kiri Elang. Aliya berjalan hati-hati menuruni undakan bebatuan.Mereka baru saja berdiri cukup lama, melihat pemandangan indah kawah di Gunung Tangkuban Prahu.Hari ini Aliya --yang sudah memohon pada Elang untuk membawanya ke sini dari beberapa hari lalu, akhirnya benar-benar dibawa Elang ke Tangkuban Prahu untuk menikmati pemandangan menakjubkan dan suasana khas pegunungan.Elang menggeleng, menjawab pertanyaan Aliya sebelumnya.Suami Aliya itu masih saja begitu tampak pendiam dan irit bicara. Entah sudah berapa kali Aliya berusaha memancing Elang dengan berbagai percakapan yang menyenangkan.Namun Elang hanya menanggapi datar dan menjawab seadanya.Aliya mengatupkan bibir. Ada perasaan sedih menyelinap di sudut hatinya.Mereka seharusnya bisa menikmati momen berdua seperti ini.Wisata yang tidak membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 69

    Februari 2018“Aku, Einhard Sovann menjatuhkan talak terhadapmu, Aliya Saifanah. Mulai hari ini kau bukan lagi istriku, baik raga maupun sukma.”Wanita muda itu mematung.Manik obsidian miliknya mengarah lurus, tak percaya, pada pria tampan di hadapannya. Jemari kanannya yang memegang gagang mug besar berisi teh chamomile panas mengerat.“Elang…” Lirih Aliya memanggil pria di depannya.Namun pria berparas tampan dengan hidung mancung di atas bibir tipis serta bola mata berwarna coklat gelap itu, hanya diam. Pancaran sorot matanya terarah dingin.Tanpa kata dan tanpa menunggu apapun lagi, pria berdarah turunan Jerman itu membalikkan tubuhnya.Langkah kakinya tampak tenang, meski bergegas. Tanpa membawa satu apapun dari dalam rumah itu, ia menuju mobil yang terparkir dan masih dengan mesin yang menyala.Dan dalam sekejap mata, menghilang begitu saja. Aliya, wanita muda yang tadi disebut namanya untuk ditalak itu, masih terpaku di tempatnya berdiri.Ia tampak tengah mencerna kalimat, ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 70

    Kebekuan dan rasa dingin menyergap seluruh tubuh Dean saat mendengar kalimat Elang. “Apa.. Apa yang tadi kau katakan, Einhard?” tanyanya seakan tidak yakin terhadap pendengarannya.Orang di ujung sana tidak segera menjawab.Momen hening itu tercipta untuk sekian detik, hingga akhirnya terdengar suara kembali.‘Saya titip Aliya, Dean. Jaga dia baik-baik.’Dean tertegun. “Ein--”Tut.Sambungan telepon itu diputus sepihak. Dean berusaha menelepon balik Elang, namun nomor tujuan menjadi tidak aktif.Ia mencoba kembali --sebanyak dua kali lagi, hasilnya tetap sama.Tampaknya Elang menon-aktifkan ponselnya di sana.Dean termenung.“Om? Siapa? Bang Einhard? Apa katanya? Apa dia yang bikin dinding kagak kasat mata itu?” Suara Agni menarik Dean kembali.Namun Dean masih diam, tanpa menjawab cecaran pertanyaan Agni. Raut wajahnya menyiratkan kebingungan.“Dean,” Kali ini Nawidi yang menegur.Dean masih terlihat bergeming, namun detik berikutnya ia seolah terhenyak dan bangun dari duduknya. “Kita

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 71

    ‘Aku, Einhard Sovann menjatuhkan talak terhadapmu, Aliya Saifanah. Mulai hari ini kau bukan lagi istriku, baik raga maupun sukma.’Gema suara Elang yang mengucapkan kalimat itu terus memenuhi rongga kepala Aliya.Entah berapa lama ia menangis, tubuhnya meringkuk memeluk guling. Ia nyaris melupakan segalanya, beruntung Fayza ditangani dengan baik oleh pengasuhnya.Entah pula berapa kali Bi Sumi membujuk Aliya untuk makan, namun Aliya benar-benar bergeming dan sama sekali tidak menunjukkan keinginan untuk melakukan apapun, termasuk makan.Tidak mengerti apa yang telah terjadi, namun karena khawatir pada kondisi majikannya, bi Sumi mencoba menghubungi nomor Elang, namun tidak aktif.Ia juga berusaha menghubungi nomor Nawidi dan Agni, yang memang disimpan di catatan buku telepon di ruang keluarga, untuk berjaga. Namun hasilnya juga serupa.Kedua nomor yang bi Sumi coba hubungi, tidak satu pun bernada aktif apalagi terhubung.Ia juga bingung, mengapa tidak satu pun dari pemuda-pemuda rupawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 72

    Tidak ada yang bisa melakukan apa-apa.Aliya mengurung diri di kamar berhari-hari dan mengalami demam tinggi sejak semalam.Bi Sumi yang bingung, kemudian nekad mengambil ponsel majikannya dan membuka kunci ponsel itu dengan sidik jari Aliya yang masih dalam kondisi tertidur dan demam.“Maafkan saya, Bu…” gumam bi Sumi sedikit merasa bersalah karena sudah lancang membuka ponsel milik Aliya tanpa sepengetahuan pemiliknya.Setelah berhasil terbuka, bi Sumi mencari kontak Elang.Ia berusaha menghubungi majikan laki-lakinya itu, namun mendapati nomor yang ia hubungi sudah tidak aktif, tak peduli berapa kali bi Sumi mencoba.“Ya Allah… Siapa lagi atuh yang harus dihubungi…” Wanita paruh baya itu bergumam gelisah.Jemarinya yang sejak tadi sedikit bergetar karena merasa bersalah, kembali mengusap layar --menelusuri nama kontak-kontak yang ia ketahui.Agni.Bi Sumi menemukan nama unik itu, kemudian meneleponnya.Hasilnya sama dengan sebelumnya.Ia bergulir lagi, membuat panggilan pada nama-n

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 73

    Adnan berdiri kaku, lalu memutar tubuhnya perlahan.Begitu ia berbalik, kedua matanya langsung bertubrukan dengan sepasang netra elang yang menatapnya datar namun penuh muatan.“Maaf pak Adnan, saya terpaksa melakukan ini. Saya akan bertanya pada Anda, dan Anda menjawab saya dengan tepat.” Pemilik mata yang menatap tajam itu berkata pada Adnan.Adnan mengangguk pelan. Ia kini sudah dalam keadaan terhipnotis dan menunggu orang di depannya bertanya padanya.“Apakah Aliya ada di dalam rumah?” Seseorang yang menghipnotis itu mulai memberikan pertanyaan.“Ya.”“Apakah Einhard juga di dalam?”“Tidak.”“Kemana Einhard pergi?”Adnan menjawab tanpa ekspresi dan pandangan datar --cenderung kosong, “Einhard telah pergi lebih dari seminggu lalu, ke luar negeri.”“Belum kembali hingga hari ini?”“Belum.”“Fayza,” Seseorang di belakang pria itu berkata --seakan mengingatkan. “Fayza, apakah baik-baik saja?” Pria bermata elang itu bertanya lagi pada Adnan.“Ya,” Adnan menjawab. “Fayza baik-baik saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 74

    “Jangan terlalu girang, Agni. Saya masih belum bisa memahami energi ini,” Dean mencoba membuat Agni sedikit tenang.“Maksud lu, Om?”“Energi ini… sedikit asing.” Dean menarik napas. “Mungkin karena benar-benar level yang langka.”“Pelan-pelan saja. Mencapai Level Satu, bukanlah semata-mata hasil usaha. Tapi juga merupakan takdir yang ditentukan oleh-Nya. Anda mencapai tahapan itu, karena sudah ditentukan demikian. Maka Anda pasti akan mengerti seiring waktu.” Nawidi memberikan pandangannya dengan bijak.Dean tersenyum dan mengangguk. “Ya.”Pria bermata hazel itu kemudian menarik napas panjang lainnya. “Kembali ke urusan Einhard. Saat dia menelepon saya, dia seolah berpamitan. Menitipkan Aliya, seolah dia akan pergi jauh dan lama tidak akan kembali.”“Ya, itu terdengar seperti berpamitan di telinga saya,” imbuh Nawidi.“Tapi berpamitan kemana Om? Bang? Mau kemana bang Einhard?” Agni menoleh bergantian pada Dean dan Nawidi.Kedua pria itu menggeleng.“Dan sampe sekarang pun bang Einhard

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06

Bab terbaru

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status