Home / Romansa / Rantai Hasrat (Oliver&Nicole) / Bab 18. Rasa Cemas yang Mendera

Share

Bab 18. Rasa Cemas yang Mendera

Author: Abigail Kusuma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Oliver memejamkan mata singkat, di kala emosi dan marah telah menyelimutinya. Pria itu tengah berada di depan ruang pemeriksaan. Dokter masih memeriksa keadaan Nicole. Sejak tadi, raut wajahnya menunjukkan kecemasan dan amarah tertahan. Pria itu tak mengira hotel mewah bisa sampai kecolongan dalam pemeliharaan gedung.

Selama di perjalanan menuju rumah sakit, Oliver sudah memeriksa detak jantung Nicole. Meski lambat, tapi masih terbilang masih baik. Nicole pasti pingsan karena kekurangan oksigen di dalam lift.

“Tuan Oliver.” Vincent berjalan cepat menghampiri Oliver.

Oliver mengalihkan pandangannya, menatap Vincent yang ada di hadapannya. “Ada apa?” tanyanya dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.

“Tuan, pihak hotel tadi menghubungi saya. Mereka meminta maaf atas apa yang telah terjadi,” jawab Vincent sopan, menyampaikan pesan pada Oliver.

Oliver memberikan tatapan dingin dan tajam pada asistennya itu. “Hotel bintang lima, bisa melakukan kesalahan seperti tadi. Apa menurutmu aku bisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 19. Kenapa Kau Menyelamatkanku?

    Nicole mengerjap beberapa kali, membuka kedua matanya. Perlahan di kala dua mata indah wanita itu sudah terbuka—cahaya putih menjadi object utamanya. Aroma khas rumah sakit membuat Nicole langsung menyadari bahwa dirinya berada di rumah sakit. Nicole sedikit mengendarkan pandangannya. Benar saja, dirinya berada di rumah sakit. Tapi tunggu! Sosok pria yang duduk di sofa dan mendekat pada Nicole, membuat wanita itu terkejut melihat sosok pria itu.“Kau sudah sadar?” Oliver menatap Nicole dengan tatapan dalam. Ada rasa lega dalam dirinya, melihat Nicole sudah siuman. Meski dia tahu wanita itu selalu marah-marah ketika membuka mata, tapi itu jauh lebih baik, daripada Nicole tak sadarkan diri.Nicole bingung dan tak mengerti. “Oliver? Kenapa kau di sini? Lalu, kenapa aku juga di rumah sakit? Ada apa denganku?”Nicole melihat tangannya sudah terpasang selang infus. Dirinya berada di ruang rawat VIP. Ada apa dengannya? Kenapa dia berada di rumah sakit? Begitu bertanyaan muncul di dalam ben

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 20. Kenapa Kau Ada di Sini?

    “Kau belum tidur?” Oliver melangkah masuk ke dalam ruang rawat Nicole. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Pria itu pikir Nicole sudah terlelap, namun ternyata apa yang Oliver pikirkan salah besar. Mata wanita itu masih terbuka lebar seolah sama sekali tak mengantuk.Nicole menatap dingin Oliver yang mendekat ke arahnya. “Aku belum mengantuk. Kenapa kau ke sini?” tanyanya ketus. Dia sudah meminta Oliver pergi, tapi nyatanya pria menyebalkan itu tetap masih ada di depannya.“Bukankah tadi aku sudah bilang padamu, aku akan kembali ke sini lagi?” Oliver duduk di tepi ranjang, menatap Nicole dengan tatapan penuh arti. Nicole mendesah pelan. “Calon istrimu tadi datang ke sini.”“Maksudmu Shania?” Sebelah alis Oliver terangkat.“Memangnya calon istrimu siapa lagi selain Shania, Oliver? Oh, atau jangan-jangan kau memiliki banyak calon istri?” Nicole menyunggingkan senyuman sinis. “Tidak heran kalau kau memiliki banyak calon istri, aku sangat mengenal betapa berengseknya dirimu.” Lanjut

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 21. Peringatan dari Shawn

    Oliver dan Shawn melemparkan tatapan tajam satu sama lain. Tatapan yang tersirat bengis dan begitu arogan. Dua pria tampan itu memiliki tinggi tubuh yang sama. Bahkan sama-sama memiliki iris mata cokelat gelap yang begitu tegas. Oliver dikejutkan dengan Shawn yang ada di hotel di mana Nicole menginap. Sebuah kebetulan yang tak mungkin tak disengaja. Detik itu juga, hati Oliver memanas dan merasa terusik melihat sepupunya.“Kau sendiri kenapa ada di sini?!” Oliver tak langsung menjawab pertanyaan Shawn. Pria itu malah balik bertanya. Nada bicaranya tegas, dan tersirat menahan amarah.Shawn bergeming di tempatnya. Sepasang iris mata cokelat gelap Shawn kian menajam. Terlebih Oliver balik bertanya padanya, tanpa dulu menjawab pertanyaannya. “Aku ke sini ingin bertemu dengan Nicole. Kau kenapa ada di sini?”“Untuk apa kau bertemu dengan Nicole?” Oliver seperti tak suka mendengar Shawn ingin bertemu dengan Nicole. Seperti bara api yang ada di atas kepalanya, begitu panas membakarnya.Sh

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 22. Pria yang Tak Waras

    Nicole meminum jus buah yang baru saja diantar oleh staff hotel. Kondisi Nicole sudah sangat membaik. Terakhir wanita cantik itu minum obat tadi siang saja. Sekarang di kala malam hari, Nicole malas untuk minum obat. Lagi pula, Nicole merasa dirinya sudah sangat sehat. Jadi tak masalah, kalau tidak minum obat.Nicole meletakan gelas di tangannya ke atas meja. Menyandarkan punggungnya di kepala ranjang seraya memejamkan mata perlahan. Pikiran wanita itu benar-benar sangat lelah. Nicole ingin segera kembali ke Swiss, tapi semua itu tak mungkin.Wanita itu selalu saja memiliki hambatan di kala dirinya menemani Shania melihat Wedding Venue. Sungguh, Nicole merasakan dirinya ini seperti terkena kutukan. Semakin Nicole menjauh dari Oliver, malah semesta seolah membuat Nicole semakin dibuat dekat dengan pria berengsek itu.Suara dering ponsel berbunyi. Refleks, Nicole mengambil ponselnya yang ada di atas meja dan menatap ke layar tertera nomor asing muncul di sana. Tampak kening Nicole menge

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 23. Kegilaan Oliver

    “Sadie, siang ini aku memiliki janji. Aku tidak enak membatalkan janjiku.”“Nona, tapi client ini sangat penting.” “Kau dan team creative saja yang menggantikanku bertemu dengannya.”“Nona, tapi—” “Sadie, aku memiliki janji bertemu dengan Shawn. Aku tidak enak kalau membatalkan janjiku dengan Shawn. Lagi pula client ini belum sama sekali memberi tahukan konsep pernikahannya. Mereka juga mendadak. Tidak apa-apa. Kau dan team creative saja mengurus client itu.”“Baik, Nona.” “Oh, ya, Sadie. Apa ayahku tahu tentang aku baru keluar dari rumah sakit?”“Tidak, Nona. Nona Shania benar-benar tutup mulut. Beliau menuruti apa yang saya sampaikan pada beliau.” “Good, aku pikir Shania sudah memberi tahu. Tadi pagi ayahku menghubungiku sampai tiga kali, tapi aku malas berbicara dengannya. Itu kenapa aku bertanya padamu untuk memastikan.”“Anda tenang saja, Nona. Tuan Mayir tidak tahu kalau Anda baru saja keluar dari rumah sakit.” “Ya sudah, Sadie. Aku tutup dulu. Aku sedang bersiap-siap.”“Ba

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 24. Penthouse Baru

    Nicole terdiam menatap hamparan jalan yang luas. Sorot pandang Nicole lurus ke depan, dengan pikiran yang menerawang jauh. Dalam hati, Nicole merasa sedikit bersalah pada Shawn. Padahal sebelumnya dirinya telah berjanji akan makan siang dengan Shawn. Meskipun Shawn tak mempersalahkan, tapi tetap saja Nicole merasa tak enak.Semua ini karena ulah Oliver Maxton. Dia menjadi dalang rusaknya makan siangnya dengan Shawn. Jika saja, Oliver tak menculiknya, maka sudah pasti Nicole akan pergi makan siang bersama dengan Shawn. Sungguh, Nicole benar-benar dibuat sakit kepala dengan kegilaan Oliver.Saat Nicole melihat ke luar jendela—tatapan matanya terkejut kala mobil yang dilajukan Oliver memasuki gedung apartemen. Mata Nicole melebar, menatap Oliver dengan tatapan yang bingung dan tak mengerti.“Oliver, kenapa kau membawaku ke apartemen? Ini apartemen siapa?” cerca Nicole bertanya. Rasanya tak mungkin ada wedding venue di gedung apartemen ini.Oliver memarkirkan mobilnya dan berkata, “Turunl

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 25. Terjerat Dalam Jerat

    Awan terang telah ditutupi oleh awan gelap. Kilat petir telah membelah langit. Cahayanya menyilaukan. Gelegar petir bergemuruh seakan membuat langit menunjukkan kemegahannya. Tampak Nicole berdiri di jendela kamar melihat cuaca di luar. Hujan sedari tadi tak kunjung reda. Pun gelegar petir tak juga berhenti.Nicole masih berada di penthouse Oliver. Nicole tak bisa pulang jika cuaca di luar sedang tak mendukung. Nicole tidak mungkin memaksa Oliver mengantarnya di tengah hujan lebat. Wanita itu juga tidak mungkin meminta Sadie menjemputnya kala kondisi cuaca di luar tak mendukung.“Kenapa cuaca ingin sekali aku benci? Kalian boleh turun hujan, jika aku sudah pulang. Jangan turun hujan sekarang.” Nicole mengomel sendiri. Dia ingin pulang tapi semua terhambat karena cuaca buruk. Oliver menyesap kopi di tangannya seraya menatap Nicole yang mengomel. “Kau mau marah-marah juga percuma, Nicole. Hujan tidak akan berhenti.”Nicole berdecak kesal pada langit luas. “Kalian menyebalkan!”Gelegar

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 26. Sebongkah Luka yang Dalam

    “Terima kasih sudah mengantarku pulang. Lain kali jika terjadi sesuatu padaku, lebih baik kau hubungi asisten pribadiku. Kau tidak usah membuang energy untuk membantuku.” Nicole berucap dingin pada Oliver yang duduk di kursi pengemudi. Nicole tak mau melihat Oliver. Wanita itu hanya melihat keluar jendela mobil seperti enggan menatap Oliver.Saat ini Nicole telah diantar Oliver ke hotel di mana dirinya menginap selama di London. Dia mengatakan meminta Oliver untuk tak lagi membantunya di kala dirinya terkena masalah, karena dia tak mau mendengar Oliver menuntut balas budi. Cukup kemarin saja Nicole menuruti kegilaan Oliver. Wanita itu tak mau lagi terjebak dalam kegilaan Oliver.“Turunlah. Kau butuh istirahat. Tidak usah langsung bekerja. Kesehatanmu belum pulih sepenuhnya. Ambil waktu istirahat beberapa hari. Setelah itu baru kau bekerja lagi.” Oliver tak mengindahkan apa yang dikatakan oleh Nicole tadi.Mendengar ucapan Oliver, membuat Nicole mengalihkan pandangannya, menatap dingin

Latest chapter

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 206. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan berlalu … Wengen, Switzerland. Tiga pengasuh dibuat pusing luar biasa oleh Olivia yang begitu aktif. Balita kecil itu terus berlari-lari sambil bermain bola kecil yang sejak tadi dia lempar-lempar. Tiga pengawal sudah siap siaga melihat setiap gerak Olivia yang sangat cepat. Entah dulu Nicole mengidam apa sampai membuat Olivia selincah ini. Baik pengasuh dan pengawal tidak bisa santai dalam menjaga balita kecil itu. Sedikit saja terabaikan, pasti Olivia sudah berulah.Tindakan Olivia memang kerap membuat Nicole sakit kepala. Apalagi waktu ketika Nicole masih hamil besar. Dia dibuat pusing luar biasa dengan tindakan putri kecilnya yang sangat aktif. Olivia sering susah diberi tahu Nicole. Balita kecil itu paling tunduk pada ayahnya. Hal tersebut yang membuat Nicole terkadang jengkel.“Olivia, pelan-pelan, Nak. Jangan berlari seperti itu,” ucap Nicole berseru dengan nada sedikit keras, tapi sayangnya tak menghentikan balita kecil yang sangat aktif itu. Nicole sampai men

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 205. Extra Part VI

    Oliver berlari menelusuri koridor rumah sakit. Raut wajah pria itu tampak sangat panik dan penuh khawatir. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, dia tak henti mengumpati kebodohannya. Harusnya hari ini dia tak pergi ke mana-mana. Jika sampai ada hal buruk yang menimpa istri dan anaknya, maka dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri. Saat Oliver sudah dekat dengan ruang persalinan, langkah kakinya terhenti melihat Joice mondar-mandir di depan ruangan persalinan. Raut wajah Oliver berubah, menatap lekat dan tegas sepupunya itu.“Joice?” tegur Oliver.Joice yang sejak tadi mondar-mandir tak jelas, terkejut melihat Oliver ada di hadapannya. “Oliver? Astaga, akhirnya kau muncul,” serunya bahagia melihat Oliver sudah datang. Sejak tadi dia sudah panik karena Oliver tak kunjung datang.“Di mana Nicole?” tanya Oliver cepat.Joice menyentuh lengan Oliver sambil berkata cemas, “Nicole ada di dalam. Segera kau masuk. Dari tadi dia terus menjerit kesakitan.” Oliver mengangguk, dan

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 204. Extra Part V

    *Nicole, aku pergi sebentar ingin bertemu ayahku. Ada kasus rumit yang sedang aku tangani dan aku membutuhkan pendapat ayahku. Aku tidak akan lama. Aku akan segera pulang. Kau jangan ke mana-mana. Your husband—Oliver.* Nicole mengembuskan napas panjang membaca note dari suaminya itu. Raut wajahnya nampak kesal. Pagi ini, Nicole bangun terlambat sedangkan Oliver bangun lebih awal. Dia yakin Oliver tak membangunkannya, karena tidak mau mengganggunya. Sungguh, itu sangat menyebalkan. Nicole mengikat rambut asal, dan meminum susu hangat yang baru saja diantarkan. Hari ini, Nicole terbebas dari menjaga Olivia, karena putri kecilnya itu sedang diculik keluarganya. Well, Olivia memang kerap menjadi rebutan. Wajar saja, karena Olivia adalah cucu pertama di keluarga Nicole dan juga cucu pertama di keluarga Oliver. Hal tersebut yang menjadikan Olivia kerap sekali diculik sana sini.“Lebih baik aku mandi,” gumam Nicole yang memutuskan ingin mandi. Meskipun kesal masih ada, tapi dia tidak mau k

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 203. Extra Part IV 

    “Nicole, pakailah gaun ini.” Oliver menunjuk sebuah kotak yang berisikan sebuah gaun indah yang ada di hadapannya. Pria itu sengaja menyiapkan gaun cantik untuk sang istri tercinta.Nicole mengalihkan pandangannya, menatap gaun yang ditunjuk Oliver. “Sayang, kau ingin mengajakku ke mana sampai aku harus memakai gaun seindah itu?” tanyanya lembut. Jika hanya pergi ke tempat-tempat terdekat saja, mana mungkin Oliver memintanya memakai gaun secantik yang ada di hadapannya itu.Oliver mendekat dan memberikan kecupan di kening sang istri. “Aku akan mengajakmu dan Olivia makan malam di luar. Gantilah segera pakaianmu.” “Kau akan mengajakku dan Olivia makan malam di luar?” ulang Nicole begitu antusias bahagia.“Ya, kita akan makan malam di luar. Bersiaplah.” Oliver membelai lembut pipi Nicole.Nicole tersenyum bahagia. Detik selanjutnya, Nicole menggenggam tangan Olivia—mengajak putrinya untuk mengganti pakaian. Gaun yang dibelikan Oliver sangatlah cantik. Bahkan gaun Nicole itu kembaran d

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 202. Extra Part III

    Oliver meminta Nicole untuk tak lagi mengingat tentang masalah Joice dan Marcel. Pria itu tak ingin istrinya sampai terlalu kepikiran dan berdampak pada tumbuh kembang anak mereka. Usia kandungan Nicole sudah besar. Sebentar lagi anak kedua mereka akan lahir ke dunia. Yang Oliver inginkan adalah Nicole hanya fokus pada anak-anak mereka saja. Pun berita tentang Marcel sudah Oliver bungkam. Media dilarang lagi untuk memberitakan tentang salah satu anggota keluarganya.Pagi menyapa Nicole sudah bersiap-siap. Hari ini dia dan Oliver akan periksa kandungan. Wanita itu tampil sangat cantik dengan balutan dress khusus ibu hamil berwarna navy. Rambut panjang Nicole tergerai sempurna. Riasan tipis membuatnya semakin cantik. Meski hanya memakai lip balm tapi bibir penuh Nicole tampak sangat seksi.Nicole dianugerahi paras yang luar biasa cantik. Dia tak perlu memakai riasan tebal, karena wanita itu sudah sangat cantik. Hamil membuatnya bahkan bertambah cantik meskipun bentuk tubuhnya sudah mela

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 201. Extra Part II

    Nicole merasakan kebebasan di kala Selena dan Samuel menculik Olivia. Well, Olivia menjadi cucu pertama di keluarga Maxton—membuat Olivia benar-benar seperti anak emas. Selena dan Samuel kerap sekali membawa Olivia ke rumah mereka untuk menginap. Mengingat tiga adik kandung Oliver yang lain berada di luar negeri—membuat kehadiran Olivia menjadi warna yang baru di keluarga Maxton.“Ah, perutku kenyang sekali.” Nicole mengusap-usap perut buncitnya di kala baru saja selesai menikmati tiramisu cake yang diantarkan oleh sang pelayan.Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Tak banyak aktivitas Nicole selain bersantai. Pekerjaannya sudah ditangani oleh asistennya. Sejak di mana dia hamil lagi, Oliver meminta Nicole menyerahkan pekerjaannya pada sang asisten.Jarak kehamilan pertama dan kehamilan kedua tidak jauh. Bisa dikatakan kehamilan kedua ini memang tak Nicole sangka. Nicole pikir dia tidak akan langsung hamil, karena baru saja melahirkan. Jadi setiap berhubungan badan dengan sang suami—

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 200. Extra Part

    Satu tahun berlalu … “Olivia, jangan naik-naik ke atas meja, Nak.”Nicole mendesah panjang dengan raut wajah yang begitu kelelahan. Olivia—putri pertamanya yang baru bisa berjalan itu amat sangat aktif. Baru saja Oliva berusia satu tahun—dan harapan Nicole adalah Olivia menjadi anak yang tenang dan lembut seperti anak-anak perempuan lain.Sayangnya harapan Nicole tinggal harapan. Semakin hari Olivia semakin aktif. Dua pengasuh saja harus menjaga Olivia dengan baik. Pasalnya, jika tak diawasi, Olivia selalu saja berusaha memanjat posisi tempat yang tinggi. Hal itu yang membuat Nicole khawatir luar biasa. Ucapan Nicole tak didengar oleh Olivia. Balita kecil itu terus memanjat meja. Dengan penuh waspada, dua pengasuh sudah siaga merentangkan tangan—berjaga jika sampai Olivia terjatuh, maka dua pengasuh itu berhasil menangkap tubuh Olivia.Nicole memijat keningnya di kala rasa pusing menyerangnya. Menjaga Olivia harus extra hati-hati. Beberapa minggu lalu saja, Olivia hampir tercebur ke

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 199. Perfect Ending

    Oliver mondar-mandir panik di dalam ruang bersalin. Suara jeritan menggema membuat Oliver tidak bisa tenang. Dua jam lalu, dokter mengatakan masih belum waktunya, karena kepala bayi belum terlihat. Teriakan sakit Nicole disebabkan oleh kontraksi. Masih butuh beberapa waktu sampai waktunya siap untuk Nicole melahirkan.Oliver nyaris gila akibat kepanikan dan ketakutannya. Berkali-kali dia meminta dokter untuk memberikan obat agar istrinya tidak kesakitan, tapi sang dokter mengatakan bahwa kontraksi adalah hal normal dirasakan ibu hamil.Otak Oliver seakan blank tidak mampu berpikir jernih. Pria itu tidak tahu harus melakukan apa selain mondar-mandir tidak jelas. Setiap kali sang istri menjerit kesakitan, membuat seluruh tubuh Oliver seakan mati rasa.Dulu, di kala ibunya melahirkan adiknya, dia tidak ikut di dalam ruang bersalin. Hal itu menyebabkan Oliver tak tahu perjuangan seorang wanita hamil. Yang Oliver lihat sekarang—sang istri seperti berada di ambang kematian.“Ahg!” jerit Nic

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 198. Kejadian Saat Makan Malam

    “Iya, Mom. Aku sudah meminta pelayan menyiapkan makan malam untuk kita. Kau tidak usah membawa makanan apa pun. Makanan yang sudah disiapkan sangat banyak.”“Hm, tadinya Mommy ingin membuat cake.” “Tidak usah, Mom. Dessert juga sudah disiapkan. Kau tidak usah repot-repot. Kau dan Dad cukup datang saja. Semua menu makanan sudah disiapkan.”“Baiklah, Sayang. Sampai nanti malam.” “Iya, Mom. Sampai nanti malam.”Panggilan tertutup. Nicole meletakan ponselnya ke tempat semula. Tampak senyuman di wajah wanita itu terlukis begitu hangat. Hari ini adalah hari di mana Nicole akan makan malam bersama dengan keluarganya. Pun tentu ibu tiri dan saudara tirinya juga akan datang.Nicole sekarang sudah tidak lagi memanggil Esther dengan sebutan ‘Bibi’. Sekarang, dia sudah memanggil Esther dengan sebutan ‘Mommy’. Jika dulu, Nicole tidak pernah dekat dengan ibu tirinya, kali ini dia sangat dekat dengan ibu tirinya yang baru.Sosok Esther bukanlah sosok ibu tiri yang kejam. Malah yang ada Esther sela

DMCA.com Protection Status