Share

16. Gagal

Author: Roro Halus
last update Last Updated: 2025-02-14 17:00:56

Brian sangat tau, Naya masih terguncang dan memilih membawa Naya masuk ke dalam rumah itu, agar Naya lebih tenang!

Memberikan waktu untuk berfikir.

"Masuklah! Berfikiran dengan matang, sekaligus rencana masa depanmu! Sebentar lagi akan ada Mbok Jum yang akan membantu semua keperluanmu di sini! Aku tidak mungkin masuk! Takut fitnah! Besok kita ketemu, dan bicarakan lagi? Aku akan mendukung semua keputusanmu! Okey?" kata Brian lembut.

Naya mengangguk, "Makasih, Mas!"

"Anggap rumah sendiri, ambil kamar yang kamu sukai!"

"Iya!"

Setelah itu Brian kembali masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Naya di duduk kota itu.

Tidak terpencil namun jauh dari tempat mereka.

Naya kemudian masuk ke dalam rumah itu, seorang diri dengan air mata yang tumpah ruah!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   17. Hajar

    "Menfitnah Bapak hingga akhirnya bapak saya meninggal, dan Ibu saya dijual 20 tahun lalu!" ucap Lingga. "Krismanto?" gumam Bu Btari terkejut hingga tangannya bergetar, "Nak!" "Iya, Bu! Bapak saya difitnah oleh suami Ibu yang mencuri para gadis di kampung sebelah dulu, kemudian di keroyok masa dan meninggal dunia, saya dan Ibu saya terusir dari kampung kami!" ucapnya dengan gemeluk gigi, "Saat itu, ditengah jalan Suami Ibu menawarkan bantuan, Ibu saya setuju karena percaya, nyatanya Ibu saya justru di jual!" lanjut Lingga. Tak mudah bagi Lingga kembali mengorek luka itu, hingga tangannya menggenggam erat hingga memutih. "Nak!" "Ibu saya dijual pada seorang duda beranak empat, menjadi ibu yang mengurus keempat anaknya tanpa digaji dan diberi kasih sayang! Ibu saya menderita karena orang yang membelinya selalu melakukan kekerasan! Semua kejadian itu tepat di depan mata kepala Lingga kecil, Bu! Lingga kecil itu sudah memupuk dendam sejak

    Last Updated : 2025-02-14
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   18. Kenyataan

    Namun siapa sangka, pencarian Lingga itu tak berujung hingga bulan telah berganti dan harapannya kian pupus. Luka hatinya kian meradang ditinggalkan sang pemilik hati. Hubungannya dengan Byakta tidak pagi harmonis, malah terkesan ketus walaupun sudah saling memaafkan, namun tetap tidak terima untuk apa terjadi pada adiknya. Ibu Btari tetap sama, baik dan menyayangi Lingga seperti anaknya sendiri, justru kian sayang setelah mengetahui Lingga adalah korban dari suaminya. "Nak!" panggil Bu Btari di ruang tamu. Hari ini Bu Btari mengunjungi menantunya yang berantakan, "Iya, Bu!" "Duduk sini!" pintanya dan Lingga menurut, "Kamu sekarang sedikit kurus ... Jangan telat makan, Nak!" lirih Bu Btari sambil mengusap rambut Lingga. Lingga justru menyenderkan kepalanya di pundak mertuanya itu, "Kemana perginya Naya ya, Bu? Dia tidak membawa identitas apapun, Bu!" "Dimanapun dia,

    Last Updated : 2025-02-14
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   19. Naya Kembali?

    "Iya, Desa ini dulu masih kental dengan mistis, Nak! Anak yang lahir di rabu wekasan harus syukuran doa bersama setiap tahunnya, agar selamat dan terhindar dari bala! Kebetulan kamu lahir di rabu wekasan! Mereka percaya dengan fitnahan itu dan main hakim tanpa tau kebenaran!" jawab Bu Btari. "Kenapa Ibuku tidak pernah cerita, Bu?" "Suamiku menjaga Ibumu saat itu karena amanah Bapakmu! Hingga kabar kematian itu datang, dan Ibumu menuduh suamiku pelakunya! Suamiku menerimanya karena rasa bersalah pada Bapakmu! Suamiku ingin sekali menolong, namun dilarang Bapakmu, karena tidak ingin Naya yang baru saja operasi itu harus kehilangan ayahnya juga!" jawab Bu Btari. "Lantas, kenapa Ibuku di jual?" tanya Lingga. "Tak ada pilihan, Nak! Dia orang terpandang yang memiliki banyak sekutu! Salah satu caranya adalah menyerahkanmu dan Ibumu pada orang yang lebih berkuasa, yaitu suami kedua Ibumu! Agar aman ... Suamiku tid

    Last Updated : 2025-02-14
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   20. Masih milikku, kan?

    "Tuan, Non Bia sudah datang!" lapor Dimas. "Hmm!" Lingga kemudian meletakkan penanya, "Bagaimana?" tanya Lingga pada Bia yang baru sampai. "Aman!" ucapnya sambil duduk di sofa ruangan Lingga, lelah setelah menghadiri pertemuan di luar kota, "Yang ke Surabaya, Bia gak mau ya, Bang! Abang sendirian aja! Capek!" keluhnya. Lingga kembali mengambil pena dan melanjutkan memeriksa laporan audit pemasaran perusahaannya, "Tidak ada bantahan, berangkat dua jam lagi, sama Abang!" jawab Lingga. "Ishhh, Menyebalkan!" omel Bia sambil keluar ruangan dari ruangan Lingga dan mempersiapkan perjalanan ke Surabaya. Bia rasanya sudah malas bekerja sebagai sekretaris Abangnya itu, namun dia juga tidak tega meninggalkan Lingga. Abangnya begitu berubah dan tertutup semenjak kepergian Mbak Naya, istrinya, delapan tahun lalu. Kekejaman, Kesepian, kedinginan, kesakitan Naya telah dibayar tuntas selama hampir delapan tahun ini, ole

    Last Updated : 2025-02-16
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   21. Apa masih ada cinta?

    "Sayang?" lirih Lingga tercengang melihat istrinya di rangkul laki-laki lain didepan matanya sendiri. Namun, anehnya Lingga tak tau harus bereaksi apa, karena pikirannya berkecamuk! Dia memanggil istriku, Sayang? Apa yang terjadi? Kamu masih milikku kan, Nay? Lingga sangat terkejut, karena Naya tak sedikitpun menolak, seakan hal itu sudah biasa mereka lakukan. Seperti orang bodoh yang hanya menatap Naya dengan tatapan penuh kekecewaan juga semburat kesedihan. "Iya, Pak Kelvin yang memaksa ikut! Aku tak ada pilihan!" jawab Naya lembut. Jedar! Mendengar suara lembur itu, jantung Lingga seperti dihantam baru besar! Suara lembut itu, kini telah menjadi milik orang lain kah? Apa Lingga sudah tidak berhak!'Brian? Jadi, selama ini ternyata kau bersembunyi dibalik punggungnya, Nay?' batinnya terluka. Istrinya memilih perlindungan orang lain daripada suaminya sendiri, lebih nyaman dengan laki-

    Last Updated : 2025-02-16
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   22. Menyesakkan ya?

    "Benarkah?" goda Brian. "Mas!" pekik Naya, "Jangan menggodaku! Dia tidak ada dalam rencana masa depanku, bukankah kau tau itu?" lanjutnya kesal. Brian mengangguk, "Iya, aku tau! Tapi cinta bisa merubah semuanya, Sayangku! Kau bisa berbalik arah memunggungiku dan kembali pada suamimu!" "Tapi tidak dengan dia, Mas! Cintanya adalah luka dan aku tidak ingin dekat-dekat dengan luka!" ucapnya. Brian mengangguk, namun dalam hati menyalahkan semua ucapan Naya, karena walaupun lidahnya berkata benci, sorot matanya tidak pernah dibohongi. Bahkan, Brian belum pernah mendapatkan tatapan sedalam itu oleh Naya. "Mas tidak percaya?" tanya Naya. "Percaya!" jawab Brian kemudian, "Kau pasti tidak akan kembali pada luka itu, lagi kan!" lanjutnya menatap manut teduh Naya yang juga menatapnya. Intens, membuat Brian selalu tersihir dan seolah masuk dalam pusara netra itu! Maka dari itu, tak perlu Naya ucapkan, Brian meng

    Last Updated : 2025-02-16
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   23. Puas?

    Tidak tega! Hati Bia ikut sakit melihat abangnya dalam kondisi yang sangat memprihatinkan itu. "Bia sudah bilang, Bang, Mbak Naya gak akan memaafkan abang!" ucapnya sedih. Sontak Lingga sedikit mengernyit dengan bibir maju, "Naya? Kamu datang padaku? Yah, aku suamimu, harusnya begini, kau harus bersamaku" racaunya memeluk Bia. Bia sendiri hanya membalas pelukan Lingga, "Ini Bia, Bang!" "Bia? Bianca?" tanyanya sambil melihat Bia dengan lebih jelas diujung kesadarannya yang kembali. "Iya, Ini Bia! Ayo kembali!" ucapnya. Lingga menggeleng, "Gak mau, Bia! Abang gak mau pulang! Wajah Mbakmu memenuhi mata Abang! Ayo minum!" racaunya sambil berusaha mengambil gelas kecil di ujung meja itu. Sontak ditahan Bia, "Sudah bang, Abang sudah banyak minum! Ayo pulang!" paksa Bia. Setelahnya Bia membopong Lingga dengan dibantu petugas bar itu, dan Bia menyetir sendiri menuj

    Last Updated : 2025-02-16
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   24. Mas Byakta denga gundik itu?

    "IYA, AKU MENCINTAINYA! APA KAMU PUAS?" teriak Naya penuh amarah kemudian masuk ke dalam kamarnya. Kesal! Marah! Jantungnya bergejolak! Entah sejak kapan, Naya begitu tak terkendali seperti ini. Naya kemudian memilik merendam seluruh tubuhnya di bath up, agar dingin otaknya! Hari ini, Brian melakukan kesalahan dengan menuduhnya! Naya, wanita yang terbiasa keras dengan dirinya sendiri setelah menikah dengan Lingga, dan selalu menerima tuduhan Lingga itu, menjadi keras juga dengan Brian. Brian menuduhnya mencintai Lingga bukan? Lalu apa salah, jika dirinya menjawabnya agar dia puas! Brian menyakitinya dengan tuduhan, dan Naya menyakiti dengan pengakuan! Seperti itu cara kerja rumah tangganya dengan Lingga, saling menyakiti. Hidupnya yang tak mudah, membuat dirinya terbiasa hidup di kakinya tanpa bantuan siapapun! Begitulah Naya bisa bertahan sampai detik ini. Sangat keras dengan dirinya send

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   65. Menghangatkan

    Byakta seakan tertampar dengan ucapan adiknya itu kemudian mengangguk dan melirik Lingga, "Mas tidak akan melakukan hal pengecut seperti itu, Dek! Tenanglah!" jawab Byakta. Dan Lingga yang tersindir telak itu hanya bisa diam, nyatanya dia juga merasa pengecut dengan ulahnya itu. Naya tau maksud Byakta, namun tak ingin memanjangkan masalahnya, Naya kemudian turun dari pelaminan bersama Lingga. Sedang Nendra, masih duduk di pangkuan Bu Btari, karena neneknya masih mengurungnya, Nendra pun juga masih betah dengan neneknya. Ikatan batin itu dengan mudah terjalin, sama seperti saat pertama dekat dengan Lingga. Sedang Naya dan Lingga duduk di bawah pelaminan, di meja bundar yang sudah di sediakan, Lingga memberikan tisu baru pada Naya untuk mengusap sisa air matanya."Makasih, Mas!""Kamu, bahagia?" tanya Lingga dengan senyumannya. Naya mengangguk, "Akhirnya aku bisa bertemu dengan Ibu dan Masku! Aku tidak pernah membayangkan pertemuan yang seperti ini!""Padahal kamu bisa datang seja

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   64. Berbahagialah

    Mereka kemudian berangkat menuju hotel tempat resepsi itu berlangsung, kebetulan mereka sudah melakukan ijab kabul pagi tadi. Dan siang sampai malam ini, adalah resepsi pernikahannya! Suasana tampak ramai. Terdengar pula suara pemandu acara dari luar Ballroom, Lingga sudah mempersiapkan dengan pembawa acaranya. "Dan, acara selanjutnya ada sebuah persembahan istimewa kepada pengantin kita!" seru pembawa acara dan dilanjut sorakan. "Langsung, saja! Silahkan!" pekiknya. Ting! Suara alunan musik mulai berdenting, sebuah lagu yang akan Naya dan Lingga berduet, untuk pasangan suami istri itu. `Tiba saatnya kita saling bicaraTentang perasaan yang kian menyiksaTentang rindu yang menggebuTentang cinta yang tak terungkap`Lingga memulai lagunya dengan sangat indah, bersamaan dengan pintu Ballroom terbuka. Deg! `Sudah terlalu lama kita berdiamTenggelam dalam gelisah yang tak teredamMemenuhi mimpi-mimpiMalam kita`Naya melanjutkan dengan suara merdunya, bersamaan dengan air mata s

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   63. Mencintai duluan

    Lingga berhenti di Horison, setelahnya langsung pergi saat Naya sudah turun tanpa banyak kata. "Hiss! Dasar Tuan pemarah!" keluhnya masuk dan hari ini Naya akan serah terima tugasnya pada orang yang akan menggantikan seperti biasa, karena dia akan cuti senin dan selasa. "Naya, kamu jadi cuti sampai selasa?" tanya Pak Kelvin saat Naya akan pulang tengah hari. "Jadi, Pak! Kakak saya menikah di Malang!" "Kamu sudah memutuskan untuk pulang dengan suamimu?" tanya Pak Kelvin. "Iya, Pak!""Semoga terus langgeng! Oh iya, jangan lupa hari rabu kamu ikut saya ke Gresik, ada pertemuan dengan PT. SGD!" "Baik, Pak!""Okey, selamat berkumpul dengan keluargamu!"Setelahnya Naya pamit dan turun ke bawah, karena pasti Lingga sudah menjemputnya. Lingga benar-benar masih marah, terlihat dari dirinya yang tidak menghubungi Naya padahal sudah sampai di depan perusahaan.Naya masuk begitu saja tanpa bicara! Dan Lingga langsung tancap gass ke sekolah Nendra, masih dengan diam seribu bahasa dan tak m

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   62 Didiamkan.

    "PERSETAN DENGAN CITRA! BIAR MEREKA SEMUA TAU, JIKA MEREKA AKAN HANCUR JIKA BERANI MENGUSIK, MILIKKU!" Lingga sangat emosional hingga berteriak pada Naya, sesaat setelah itu dia langsung keluar dari rumah. Lingga hanya mementingkan anak dan istrinya, namun istrinya justru mementingkan citra. Tidak masalah! Walaupun Lingga terkenal bengis dan jahat sekalipun setelah ini, tak peduli. Dalam dunia bisnis, mereka butuh uang dan kemampuan Lingga, bukan? Justru lebih baik jika dia dikenal seperti itu, tak akan ada yang berani menganggu keluarganya. Lingga duduk di balik kemudian sambil menetralkan emosinya. Sedangkan Naya yang ditinggalkan melanjutkan cuci piringnya dengan senyuman tipis.Entah kenapa dia senang mendengar perkataan Lingga, [Milikku] seolah membuat Naya kembali ke jaman dulu. Disaat Lingga dengan semua kearogannya mengklaim dirinya adalah milik Lingga! Perasaan dimiliki dan diatur sebenarnya Naya menyukai itu sebagai wanita didikan ibunya yang Jawa tulen. Sesekali

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   61. Mengusik milikku

    'Apa ini, modus pencurian!' batin Lingga kemudian menaikkan kembali saklar. Brak! Bersamaan dengan lampu menyala, dua orang laki-laki dengan setelan Baju hitam, menggunakan penutup kepala menendang pintu dan pergi begitu saja ditelan gemuruh petir dan derasnya hujan. Tak menunggu lama, Lingga lari menuju ke dalam mencari anak dan istrinya, "Naya! Nendra!" pekiknya panik. Lingga terus berlari menuju lantai dua dan masuk ke dalam kamar. Keadaan berantakan, "Naya!" pekiknya, "Kamu dimana?" Panik bukan kepalang, saat tidak mendapati Naya di dalam kamar. Jelas tadi dia mendengar teriakan Naya. Lingga kemudian membuka pintu kamar mandi, dan benar saja di ujung sana Naya tengah memeluk Nendra dengan gemetaran. "Nay!" "Mas!" Lingga berlari meraih Naya dan Nendra yang tengah ketakutan ke dalam pelukannya, "Tenang! Kalian aman! Tenang!" lembutnya sambil mengusap punggung Naya yang bergetar

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   60. Pencurian

    Naya masih merasa sedikit bersalah jika melihat Lingga meminum obat itu, karena secara tidak langsung, dirinyalah penyebabnya. Dan seperti biasa keduanya akan tertidur dengan pikiran mereka masing-masing. "Eghhh!" lenguh Lingga yang pertama kali bangun pagi ini, "Oh, Astaga! Pantas saya dia selalu marah setiap pagi!" keluh Lingga sambil menarik tangannya yang terparkir di salah satu aset Naya. Lingga memukuk tangannya sendiri! Setelahnya, Lingga akan mencium Naya dan Nendra seperti biasa kemudian berdiri. Meraih ponselnya, "Hallo, dok!" —"Oh iya, saya sempatkan nanti sore ke sana!" —"Saya sudah mulai bangun pagi enak dan sendiri, Dok!" —"Sudah berkurang, Dok!" —"Oke!"Naya mendengar panggilan itu karena pura-pura masih tidur itu, kemudian membuka matanya. "Mau kemana, Mas?" tanya Naya. L

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   59. weekend pertama

    Setelahnya Lingga melepas putranya dan menatapnya dalam, "Yuk, Mama udah nungguin!" Nendra mengangguk dan menurut.Mengeringkan tubuhnya, dan berpakaian yang sudah Naya siapkan di kasur itu untuk Lingga dan Nendra seperti biasaSatu hal yang selalu Lingga syukuri, istrinya itu benar-benar mengurusnya juga dengan baik. Seperti suami istri pada umumnya. "Mama!" pekik Nendra setelah berganti pakaian berlari menuju dapur, "Nendra sudah tampan! Sudah wangi!"Naya tersenyum dan merengkuh putranya, "Sini, Sayang! Hmmmm, harumnya!""Siap ke bromo hari ini!""Baiklah, kita sarapan dulu sebelum ke bromo!" ajak Naya sambil menggeser kursinyanya untuk makan. Sesat Lingga menyusul dan duduk du sebelah Naya, berhadapan dengan Nendra. "Waw, Terima kasih, Ma, untuk makanannya!" ucap Lingga sambil mengecup pelipis Naya. "Terima kasih, Ma, makanannya!" ucap Nendra mengikuti. "Iya!"

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   58. Terselip harap

    Tanpa Lingga sadari, Naya ada di ambang pintu dan mendengarkan ucapannya. Cukup terharu, karena selama ini Lingga benar-benar selalu mempertimbangkan hatinya. "Boleh, Nak!" Sahutnya kemudian mendekat, "Tapi tidak hari ini ya? Dua minggu lagi, kita datang di pernikahan Pak dhemu!" "Pak Dhe?" "Iya, Kakaknya Mama Dua minggu lagi menikah! Kamu mau kan, datang? sekalian Nendra kenalan sama Nenek!" "Mau! Mau! Mau!" sorak Nendra, "Nendra punya nenek setelah ini!" Naya tersenyum tipis, "Hari ini, kita ke bromo aja? Bagaimana?" tawar Naya. "Yey! Mau Mama! Nendra pengen banget ke bromo naik mobil jip!" "Ya udah mandi sana!"Mendengar itu, Nendra sangat bersemangat untuk jalan-jalan mereka minggu ini. Menyisakan Lingga yang masih menatap Naya dengan senyumannya, semakin hari rasanya semakin tidak iklhas melepaskan wanita luar biasa di depannya itu. Lingga sudah sangat nyaman di keluarga keci

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   57. Tanyakan pada Mamamu

    Dan keterdiaman itu, tidak berakhir bahkan saat sarapan di sebuah resto dan pada saat sampai di rumah. Lingga tetap mendiamkan Naya. Entah kenapa, Naya juga merasa salah tingkah didiamkan begitu, Padahal biasanya dia akan masa bodoh! Justru dia yang sering mendiamkan Lingga. "Mama bawakan cemilan untuk Nendra dan Papa!" ucapnya membawakan semangkuk besar pie apel kesukaan Nendra saat Lingga dan Nendra tengah menonton kartun. "Wah, Mama buat Pie! Papa, Pie buatan Mama paling enak sedunia! Papa harus cobain, ayo!" ajak Nendra sambil mengambil sendoknya dan sendok Papanya. Naya pun mengambil sendoknya, hal itu membuat Lingga sedikit menghangat. Pie apel membasuh kekecewaan! Satu mangkuk bertiga membuat Lingga merasa hangat, seperti keluarga yang indah. "Aku mau ini, ini dan ini!" ucap Nendra menunjuk pada buah kiwi, strawberry dan terakhir menyendok satu besar ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status