Ibunya Susan terlihat cemas, apalagi ini satu-satunya peluang untuk mendapat menantu kaya. Dia bergegas berdiri dan memarahi putrinya, "Cepat berdiri, tuangkan anggur untuk Tuan Josef, lalu minta maaf kepadanya!"Josef tampak tidak senang. Awalnya, dia mengira malam ini akan dilewati dengan santai dan bahagia. Dia juga sangat yakin wanita cantik ini pasti akan jatuh di tangannya malam ini.Tak disangka, gadis ini begitu sulit ditaklukkan. Dia bukan hanya membawa pacarnya ke sini, bahkan mengabaikan rayuan manisnya. Berani sekali dia tidak sopan kepadanya. Benar-benar cari masalah.Kali ini, dia tak kuasa menahan amarahnya lagi.Meski Josef bukan keturunan langsung dari Keluarga Saswito, setidaknya dia juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Keluarga Saswito.Mana mungkin dia membiarkan orang kelas bawah begitu tidak sopan kepadanya?Ibunya Susan menyadari wajah Tuan Josef yang berubah. Dia kembali memarahi putrinya, "Susan, kenapa hanya diam saja? Cepat minta maaf kepada Tuan Josef."
Melihat putrinya tidak menanggapi Josef, ibunya Susan kembali mengomelinya, "Susan, apa lagi yang kamu pertimbangkan?""Tobi hanya seorang karyawan biasa yang ditakdirkan menjadi pencari nafkah sepanjang hidupnya. Kalau kamu bersama dengan pria seperti itu, kalian nggak akan pernah bisa maju.""Sebaliknya, Tuan Josef itu tuan muda berbakat dari Keluarga Saswito. Bukan hanya hebat, dia juga punya kepribadian yang baik. Wanita yang bisa menikah dengannya pasti akan sangat beruntung."Mendengar pujian itu, Josef makin bangga.Menggunakan reputasi Keluarga Saswito memang menguntungkannya. Meskipun dia bukan keturunan langsung Keluarga Saswito, dia juga termasuk kerabat dan punya hubungan darah dengan Keluarga Saswito.Ada sedikit keraguan di hati ayahnya Susan. Sebenarnya dia tidak begitu menyukai Josef, apalagi melihat Josef yang terang-terangan mengancam. Seandainya putrinya menikahinya, mungkin kehidupannya juga tidak akan seindah itu.Terlebih lagi, putra konglomerat yang modelnya sepe
Josef tampak bangga, lalu memandang Tobi dengan tatapan mengejek. 'Bocah ini baru teringat dengan identitasku sebagai tuan muda dari Keluarga Saswito? Dia pasti ketakutan. Sebentar lagi, dia pasti akan berlutut dan memohon ampun.'"Terlambat?""Nggak terlambat sedikit pun!"Tobi tersenyum, lalu berkata, "Kebetulan aku juga kenal salah seorang tuan muda dari Keluarga Saswito. Apa kamu kenal dia?""Panjat sosial?""Tobi, di saat kamu mau mati, kamu masih melakukan ini? Asal kamu tahu, tak peduli siapa yang datang hari ini, nyawamu sudah berakhir. Koneksi yang kamu punya itu pun nggak ada gunanya lagi."Beraninya bajingan ini merebut hati wanita yang disukainya? Bahkan, wanita itu rela berkorban untuknya, bagaimana Josef sanggup menerimanya?Tobi terdiam. Melihat tatapan yang lainnya, bahkan Susan sendiri juga beranggapan dirinya sedang panjat sosial, dia langsung berkata, "Jujur saja, aku kenal Yudi, tuan muda dari Keluarga Saswito. Kamu tahu dia?"Yudi?Bukankah itu putra sulung dari Ke
Memikirkan hal ini, Yudi makin kesal.Tak peduli siapa orang itu, jika dia berani merusak hubungan Tobi dengan keluarganya, Yudi pasti akan membuat nyawanya berakhir nahas.Apalagi, tanpa bantuan Tuan Tobi, Keluarga Saswito sudah pasti akan hancur.Baru-baru ini, Keluarga Saswito tengah dilanda musibah.Adiknya, Lindy Saswito, tak sengaja menyinggung Darel Capaldi, tuan muda Keluarga Capaldi di Jatra, yang mana tuan muda itu juga terkenal dengan sepak terjangnya yang kejam.Keluarga Saswito telah berusaha keras menyelesaikan masalah itu, tetapi Darel tidak hanya menuntut ganti rugi sebesar dua triliun, dia juga meminta Lindy mengikutinya selama sebulan agar wanita itu melayaninya.Mana mungkin Yudi dan ayahnya bisa menyetujui persyaratan seperti itu?Bukan hanya tidak rela mengorbankan Lindy seperti itu, tetapi mengeluarkan ganti rugi sebanyak dua triliun itu ibaratnya mengambil nyawa Keluarga Saswito.Walaupun Keluarga Saswito punya aset triliunan, tetapi aset tetaplah aset, kenyataan
Apalagi, Kak Tobi juga termasuk orang yang sangat baik.Itu sebabnya, dia masih membantu Tobi bicara.Menghadapi cercaan semua orang, Tobi pun angkat bicara, "Siapa bilang aku berpura-pura?""Masih nggak mau ngaku? Bukankah tadi kamu bilang mau telepon? Kenapa sekarang malah pura-pura menjawab telepon? Sepertinya, kamu nggak punya nomornya sama sekali, 'kan?" ucap Josef sambil tersenyum sinis."Berpura-pura?"Tobi menggelengkan kepalanya, lalu lanjut berbicara dengan si penelepon, "Yudi, bagaimana kalau kamu bilang sendiri kepadanya, apa benar aku berpura-pura?"Begitu kata-kata itu keluar, semua orang tersentak.Namun, Josef tertawa terbahak-bahak, lalu berkata dengan suara lantang, "Masih berpura-pura? Oh, jadi maksudmu, yang barusan meneleponmu itu Yudi?""Haha! Lucu sekali, benar-benar!""Apa begitu lucu?" ucap Tobi tak berdaya."Tentu saja. Kamu pikir kamu itu siapa? Yudi meneleponmu? Mana mungkin ada kebetulan seperti itu? Kami baru saja menyuruhmu menelepon Yudi, eh sekarang kam
Josef benar-benar ketakutan.Keturunan Keluarga Saswito memang banyak, apalagi garis kekerabatan.Ada banyak kerabat yang berprestasi dan status mereka lumayan tinggi, tidak seperti mereka. Bisa dikatakan, mereka termasuk kerabat jauh. Ditambah lagi, mereka tidak punya kemampuan ataupun prestasi, itu sebabnya jarang ada yang peduli dengan mereka.Namun, apa yang barusan dia lakukan? Beraninya dia menyebut nama Yudi langsung? Padahal, biasanya dia selalu memanggilnya Tuan Yudi dan sangat hormat kepadanya.Di hadapan Tobi, lantaran tak mengendalikan diri, dia banyak omong kosong, bahkan menuduh dan menghinanya berulang kali.Berdasarkan yang dia lakukan hari ini, sekalipun Tuan Yudi menghapus namanya dari silsilah Keluarga Saswito, dia juga tidak berani protes.Dalam situasi seperti ini, mana mungkin dia tidak takut?Saking takutnya, pikirannya mendadak kosong, bahkan dia tidak sadar di mana dirinya berada.Namun, ibunya Susan tidak tahu. Dia masih beranggapan Tobi sangat tak tahu malu.
"Benar, benar, itu aku," ucap Josef buru-buru.Lantaran pengeras suara diaktifkan, Susan dan orang tuanya juga bisa mendengar semua ini. Mereka tercengang.Ternyata Tuan Josef ini seorang penjudi, bahkan diburu karena berutang banyak.Apalagi, didengar dari nada suara Tuan Yudi, dia tidak mengenalnya sama sekali, jadi kenapa dia menyebut dirinya sebagai tuan muda?Tobi juga heran, lalu bertanya, "Yudi, dia bilang dia itu tuan muda dari Keluarga Saswito. Kamu nggak kenal dia?"Susan dan orang tuanya juga ingin tahu jawabannya."Tuan muda Keluarga Saswito?""Omong kosong! Tuan Tobi, ucapan ini bukan ditujukan untukmu, hanya saja, orang sepertinya mana mungkin bisa menjadi tuan muda Keluarga Saswito?""Selain perilakunya buruk, suka berjudi, sebelumnya dia juga punya banyak utang. Lantaran memandang marga kami sama, barulah ayahku bersedia membantunya.""Berdasarkan perilakunya, ditambah dengan kecanduan judi, dia bahkan menjual wanitanya sendiri ke klub malam demi uang. Orang seperti ini
"Tuan Tobi, aku minta maaf. Apa pun yang terjadi, dia juga termasuk anggota Keluarga Saswito kami. Lantaran berani menyinggungmu seperti ini, aku pasti akan memberimu penjelasan.""Kuserahkan Josef kepadamu, biar kamu yang menanganinya sendiri!""Terserah mau bunuh atau apa, aku akan bertanggung jawab!" ucap Yudi dengan tegas.Kata-kata itu seketika membuat nyali Josef menciut.Ibunya Susan juga tak kuasa menyembunyikan rasa takut yang dihadapinya. Apa Tobi begitu kejam? Josef hanya memprovokasinya, tetapi sudah mau dibunuh? Apalagi, teringat dengan apa yang barusan dilakukan ibunya Susan, bukankah itu lebih parah dibandingkan ini?Apa dirinya juga bakal berakhir tragis? Membayangkan hal itu, ibunya Susan segera meminta putrinya memohon pengampunan untuknya.Susan juga kaget."Ok, kalau begitu, kututup ya," ucap Tobi mengakhiri pembicaraan.Yudi yang diseberang sana tampak pasrah. Padahal dia berencana untuk meminta bantuan, tetapi siapa sangka akan terjadi hal seperti itu? Dia hanya b
"Bagus!"Lastri tidak tahan lagi dan bergumam kecil. Hanya saja, dia takut Yaldora tidak senang, jadi dia tidak berani berteriak.Yaldora menggelengkan kepalanya tak berdaya dan berkata dengan datar, "Lastri, kamu salah!""Nona, kenapa aku salah? Bukankah kamu paling benci laki-laki? Kenapa orang sepertinya ....""Sudahlah. Kamu nggak perlu bicara lagi. Nanti kamu akan tahu sendiri."Yaldora diam-diam menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya pria hebat seperti Tobi tidak bisa menangani masalah sepele ini.Memang benar demikian. Tobi tidak sabar lagi dan mengerutkan kening. "Baiklah. Apa sudah selesai diskusinya?"Mendengar itu, semua orang tertegun.Padahal, bocah ini sudah tertangkap basah melakukan hal yang tidak senonoh. Dilihat dari nada bicaranya yang begitu sombong, sepertinya dia masih belum bertobat.Benar saja. Kinan langsung mengamuk. "Bocah, kamu masih berani sombong di sini? Apa kamu memandang sebelah mata semua orang di sini?""Jangan banyak omong lagi. Kamu mau balas de
Karena perkataan Isander, Ivy langsung menjadi gugup.Padahal, jika dilihat dari penampilan, Tobi tidak terlihat seperti orang seperti itu. Sebaliknya, Kinan tampak begitu mendominasi.Tidak peduli benar atau salah, bukankah sebaiknya menyerahkan masalah ini kepada polisi untuk diselidiki dan ditangani?Hanya saja, tuan muda Keluarga Yudistira yang terlihat bermartabat dan sopan ini sepertinya punya latar belakang yang menakutkan. Dia bahkan mengenal Pak Retno dan tampaknya tidak takut dengan atasan mereka.Namun, jika Ivy tidak ikut campur, apa yang akan terjadi pada pria ini? Hati nuraninya pasti tidak akan tenang. Apa yang harus dia lakukan?"Kenapa kamu masih berdiri di sana? Percayalah, asalkan ada aku di sini, nggak akan terjadi apa-apa. Kalau kamu masih khawatir, kamu bisa simpan nomor Whatsapp-ku. Aku pasti akan melindungimu," ucap Isander dengan cepat.Hari ini dia hanya perlu menaklukkan dua wanita cantik ini dulu. Dia tidak perlu khawatir dengan pramugari ini. Lagi pula, dia
"Nggak bisa. Beraninya dia menyentuh adikku. Aku harus menghadapinya sendiri hari ini," kata Kinan dengan kesal.Mendengar itu, Ivy masih mau berbicara.Isander langsung mendahuluinya dan berkata dengan nada tegas, "Sudahlah. Nona Cantik, kamu nggak bisa mengatasinya sendiri, jadi buat apa ikut campur dalam urusan orang lain? Selain itu, aku juga kenal Pak Retno dari perusahaan kalian.""Kamu nggak perlu khawatir dengan masalah ini. Nanti aku akan sampaikan masalah ini kepadanya langsung.""Ka ... kamu kenal Pak Retno?" tanya Ivy dengan ekspresi terkejut."Tentu saja. Bagi tuan muda Keluarga Yudistira di Jatra sepertiku, mengenal CEO maskapai penerbangan bukanlah masalah besar. Sebaliknya, itu seharusnya menjadi kehormatan baginya," kata Isander dengan ekspresi bangga.Dia sengaja mengatakan semua ini dengan suara lantang agar bisa memamerkan statusnya yang luar biasa kepada semua orang, terutama kepada wanita-wanita cantik itu.Jika demikian, tingkat keberhasilan mendapatkan wanita-wa
Mendapati wanita yang mengikuti Yaldora juga ikut mengomentari, Isander segera mengambil kesempatan untuk unjuk gigi dan memenangkan hati wanita pujaannya.Begitu mendengar itu, Lastri langsung memperlihatkan ekspresi kekaguman dan buru-buru berkata, "Benar, mereka sama-sama bermarga Yudistira, tapi kenapa kesenjangannya begitu besar? Yang satunya preman yang nggak tahu malu. Yang satunya lagi justru pemuda tampan yang punya rasa keadilan!"Isander kegirangan mendengar pujian itu. Dia sangat antusias sampai bergegas berkata, "Nona, kamu terlalu memuji. Tapi wanita memang seharusnya dilindungi pria. Bagaimana mereka bisa diintimidasi seperti ini? Benar-benar parah sekali.""Nona nggak perlu khawatir. Aku pasti akan memberinya hukuman setimpal hari ini agar dia nggak berani melakukan hal nggak tahu malu seperti itu lagi."Wajah Tobi tampak tidak berdaya. Ketiga orang ini jelas tampak seperti satu komplotan. Mereka bertindak seolah-olah itu adalah masalah yang serius.Yaldora, yang duduk
Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab
Perkataan itu seketika membuat Yaldora gemetar tanpa alasan.Sebenarnya, sejak pertemuan pertama mereka, Yaldora telah memiliki kesan yang mendalam terhadap Tobi. Apalagi, itu adalah kesan yang sangat nyaman dan baik.Hanya saja, dia mengira mereka tidak mungkin punya kesempatan untuk bertemu lagi. Siapa sangka mereka akan bertemu lagi secepat ini. Apalagi, target dari misi yang diberikan gurunya juga pria itu.Jika bukan karena target kali ini adalah Tobi, Yaldora pasti akan langsung menolak 'jebakan wanita cantik' yang disarankan gurunya. Bahkan, lebih mustahil untuk turun gunung dengan tujuan seperti ini.Meski Yaldora berutang budi kepada gurunya, dia juga tidak bisa memenuhi permintaan seperti ini!Ekspresi wajah Yaldora kembali normal. Dia pun berkata dengan tenang, "Sudah kubilang, aku hanya fokus berkultivasi. Aku nggak tertarik dengan pria.""Aku nggak bisa memaksamu, tapi bukan hanya karena kamu nggak tertarik sama pria, kamu juga akan melarangku menyukaimu, 'kan?" kata Tobi
"Mempermainkanmu?"Tobi tertegun sejenak. Sebenarnya, itu hanya lelucon saja."Memangnya bukan?""Kalau kamu orang seperti itu, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Yaldora tampak kesal. Sebenarnya, dia menganggap Tobi sebagai orang baik.Jika tidak, mana mungkin dia akan mendatanginya dan masuk ke dalam untuk duduk.Namun, setelah dilihat sekarang, semua perkataan Tobi itu penuh dengan kebohongan. Dia tidak jujur seperti yang tampak dari tampangnya.Tanpa sadar, hal ini malah membuatnya marah. Dia bahkan melupakan tugas gurunya.Kali ini, Tobi benar-benar bingung. Padahal, dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Sekalipun dia berbohong, Yaldora juga tidak perlu marah seperti itu, 'kan?Mungkinkah tebakannya salah?Gadis ini mendekatinya tanpa tujuan apa pun? Murni hanya karena memiliki kesan baik terhadap dirinya?Jika bukan demikian, kenapa masalah sepele seperti itu bisa membuatnya marah?Apalagi, dilihat dari ekspresinya, Yaldora tidak terlihat seperti sedang berakting. Tobi se
Yaldora menghampiri Tobi. Dia tidak langsung duduk, tetapi bertanya dengan dingin, "Kamu mencariku?""Ya, duduklah."Tobi mengangguk dan tersenyum. Lantaran Laurin telah mengundangnya kemari, dia tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Yaldora melirik sekilas. Laurin duduk di bagian dalam, sedangkan Tobi tidak berniat berdiri untuk membiarkannya masuk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk berjalan melewati tempat duduk Tobi, tetapi dengan bokong mengarah kepada pria itu.Karena gurunya telah berpesan kepadanya agar mendekati Tobi. Jika dia bahkan tidak bisa melakukan hal kecil seperti ini, bagaimana dia bisa menyelesaikan tugas gurunya dan mendapatkan liontin giok?Sosok anggun itu melewatinya, apalagi bokong indahnya menghadap ke arahnya. Terutama, Tobi dalam posisi duduk, sedangkan Yaldora berdiri. Dari ketinggian dan jarak seperti itu, sulit untuk tidak melihat langsung.Namun, Yaldora bergegas duduk dan memandang Tobi, seakan bertanya mengapa dia memintanya datan
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama