Setelah kembali ke kamar, Widia mengeluarkan sebuah kotak dari brankas, lalu membukanya dan mengambil liontin giok yang tersembunyi di dalamnya. Kenangan masa kecil kembali melintas di benaknya.Meski waktu yang mereka habiskan bersama sangat singkat, kesan yang ditinggalkan sangat mendalam. Dia juga selalu menyimpannya jauh di dalam hati, menunggu kemunculan anak laki-laki itu.Meski sudah menanti selama bertahun-tahun lamanya, dia tidak pernah melupakannyaNamun, mengapa hatinya tidak merasa gembira sedikit pun saat mengetahui Gavin adalah si Pengemis Kecil? Sebaliknya, dia malah merasa gelisah.Mungkin ini semua gara-gara Tobi.Setelah menghabiskan banyak waktu bersama, Widia menyadari bahwa sosok Tobi diam-diam telah berpindah ke dalam hatinya, posisinya bahkan tidak lebih rendah dari si Pengemis Kecil.Awalnya, dia masih belum menyadari hal itu, tetapi kejadian akhir-akhir ini membuatnya makin sadar kalau Tobi sudah lama mengisi relung hatinya.Namun, Widia juga merasa dirinya tel
Tobi segera menghubungi nomor telepon Kristin.Setelah beberapa saat, barulah Kristin mengangkatnya, "Halo!""Kristin, ini aku!""Kak Tobi!""Kamu sekarang lagi di mana? Aku akan datang mencarimu," ucap Tobi langsung."Kak Tobi, kenapa kamu tiba-tiba ingin datang mencariku?""Menurutmu? Gadis bodoh, kenapa kamu nggak bilang kalau kamu kehilangan liontin giok? Memangnya kamu nggak tahu aku sangat hebat dan punya banyak cara?" jawab Tobi.Hanya mendengar suara Tobi saja, hati Kristin merasa jauh lebih nyaman, "Kak Tobi, yang kamu tangani semuanya masalah penting, mana berani aku menganggumu?""Kenapa jadi menggangguku? Kalau aku nggak bisa menjagamu dengan baik, buat apa bahas masalah lainnya? Aku akan menutup telepon sekarang, lalu kirimkan alamatmu ke ponselku secepatnya," ucap Tobi.Setelah pembicaraan mereka berakhir, Kristin termenung sejenak. Memikirkan apa yang barusan dikatakan Tobi, Kristin merasa senang. Ternyata hati Kak Tobi punya tempat untuknya.Hal ini seketika membuat sua
Tobi tercengang, kemudian menatap Bella yang berada di samping itu. Siapa wanita cantik ini? Apa hubungannya dengan Kristin?Mendengar itu, Kristin buru-buru menjelaskan, "Bella, jangan sembarangan. Kak Tobi pasti punya cara.""Oh ya, Kak Tobi, kenalkan ini teman kuliah dan juga teman baikku, Bella.""Bella, ini Kak Tobi.""Tobi, 'kan? Nama yang bagus. Jadi orang itu lebih baik rendah hati saja. Jangan suka membual di hadapan orang lain," ucap Bella dengan sinis."Bella!"Kristin tampak tidak senang dan berkata, "Jangan asal bicara. Kak Tobi sangat baik, apalagi dia memang berkemampuan."Melihat Kristin begitu protektif, Bella pun tidak mempersulitnya lagi, tetapi dia masih tidak berniat melepaskan Tobi, "Oke. Kalau begitu, aku mau tahu bagaimana caranya menemukan liontin giokmu?"Meskipun wanita ini cantik, Tobi tidak tertarik untuk berdebat dengannya, "Kristin, coba ceritakan bagaimana kamu kehilangan liontin giok itu?""Bukankah tadi sudah bilang dia nggak tahu kapan hilangnya?" sel
"Oke, aku pasti bantu kamu menemukannya," ucap Tobi dengan nada tegas.Mendadak muncul kilatan membunuh dari sorot matanya. Entah siapa yang berani mencuri liontin giok milik Kristin. Jika tertangkap olehnya, dia tidak akan melepaskannya begitu saja dan pasti akan memberinya pelajaran."Ya, terima kasih Kak Tobi, jadi bikin repot."Ekspresi wajah Kristin perlahan melembut begitu Tobi berjanji akan membantunya.Hanya saja, masih ada raut sedih dalam ekspresinya, dia masih khawatir liontin itu tidak bisa ditemukan lagi. Bagaimanapun juga, liontin itu telah hilang berhari-hari yang lalu.Melihat Kristin seperti ini, hati Tobi menjadi ragu. Awalnya, dia berencana memberi tahu Kristin mengenai identitasnya, tetapi sekarang dia tidak tahu harus mulai dari mana.Jika Tobi mengatakannya sekarang, apa Kristin akan menyalahkan dirinya?Lupakan. Cari liontin giok dulu.Tobi langsung bertanya kepada Kristin kapan dia sadar dirinya telah kehilangan liontin giok. Setelah memahami situasinya, Tobi se
Keesokan paginya, Bella mendatangi Kristin dan bersikeras untuk menemaninya. Dia merasa Tobi itu pembohong dan dia harus melindungi Kristin.Dalam keputusasaan, Kristin menjelaskan bahwa Kak Tobi bukanlah pembohong. Selain itu, Kak Tobi juga mengatakan dia akan memberinya jawaban yang memuaskan hari ini.Setelah mendengar ini, Bella makin menempel pada Kristin. Dia tidak percaya kalau Tobi benar-benar sehebat itu.Sementara itu, Tobi telah sampai di alamat yang diberikan oleh Kristin pada siang harinya.Kristin memandang Tobi dengan penuh harap, tetapi saat melihat tangannya kosong, ada sedikit kekecewaan di matanya, tetapi dia tetap berkata, "Kak Tobi, wajar kalau nggak bisa ketemu, apalagi waktu sesingkat itu."Bella tidak berniat melepaskan Tobi begitu saja, "Wajar apanya? Bukankah ada orang yang bilang mau memberimu jawaban yang memuaskan?"Tobi tidak menghiraukan Bella dan berkata, "Kristin, aku punya masalah penting yang harus kuberitahukan kepadamu. Kamu suruh dia menghindar dul
Setelah memastikan liontin giok itu miliknya, Kristin langsung memegangnya erat-erat dengan kedua tangannya, seakan-akan takut kehilangan lagi. Saking gembiranya, air matanya juga ikut menetes.Tak disangka, setelah melalui banyak usaha, akhirnya dia menemukannya secara tidak sengaja.Bella juga ikut senang melihatnya, tetapi dia juga mengejek Tobi, "Bukankah ada orang yang bilang bisa menemukannya? Tapi pada akhirnya dia malah gagal. Untunglah ada orang yang berbaik hati mengembalikannya.""Yang penting sudah ketemu. Siapa tahu tanpa bantuan Kak Tobi, yang menemukan liontin ini juga nggak akan berinisiatif mengembalikannya?" seru Kristin dengan gembira."Kamu masih saja membelanya!'"Kristin, bukankah kamu bilang dia sudah punya istri? Jangan sampai kamu tertipu olehnya," kata Bella tak berdaya."Aku tahu," jawab Kristin acuh tak acuh. "Kak Tobi, kalian belum sempat makan, pasti sudah lapar, 'kan? Ayo kita makan dulu. Aku yang traktir hari ini."Tobi mengangguk dan hanya tersenyum tip
Kristin senang sekali saat mendengar Tobi berinisiatif menemaninya, apalagi akhir-akhir ini, dia menyadari bahwa dirinya sangat merindukan Kak Tobi.Meski mereka berdua tidak bisa menjadi kekasih, Kristin tetap senang bisa sesekali bersamanya.Namun, Bella tampak tidak setuju, "Tentu saja nggak boleh. Kami sedang mengadakan reuni kelas dan kamu juga bukan teman kuliah kami, mengapa kamu mau ikut?""Kenapa nggak? Mereka juga nggak bilang kita nggak boleh bawa pacar atau suami, 'kan?" balas Kristin."Jadi, dia itu pacarmu atau suamimu?" tanya Bella dengan kesal.Wajah Kristin memerah. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan itu, untungnya Tobi mengambil alih, "Aku bisa berpura-pura.""Huh. Berpura-pura? Kurasa kamu memang berniat jahat kepada Kristin," kata Bella."Bella!"Kristin tidak bisa menahan diri lagi, "Kak Tobi nggak seperti yang kamu pikirkan. Seandainya dia benar-benar berniat jahat kepadaku, dia pasti sudah turun tangan sejak lama, untuk apa dia menunggu sampai sek
"Nggak apa-apa. Dia nggak perlu," ujar Tobi sambil menggelengkan kepalanya.Bella yang mendengar itu langsung berkata, "Hei, apa yang ingin kamu lakukan? Jangan-jangan kamu mau bercerai, lalu mengejar Kristin?"Sebelum Tobi menanggapinya, Kristin telah membentaknya, "Bella!""Oke, aku diam saja." Bella juga takut dengan respons Kristin. Dalam hatinya, dia makin membenci Tobi.'Bukankah hanya seorang pria tampan? Hari ini aku pasti akan mempermalukan Tobi agar dia tahu dirinya sama sekali nggak pantas untuk Kristin.'Sebaliknya, ekspresi Tobi melembut dan berkata, "Kristin, nggak apa-apa! Di mana kalian berkumpul? Ini hampir jam enam, seharusnya sudah waktunya, 'kan?"Kristin melirik Bella dan berkata, "Sepertinya jam setengah tujuh, di Restoran Merdeka."Bella menganggukkan kepala sebagai tanda mengiakan."Oke, kalau begitu, kita ke sana sekarang," ucap Tobi.Dia bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Pahadal, Widia kesal setengah mati. Andai Tobi ada di hadapannya, dia pasti aka
Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab
Perkataan itu seketika membuat Yaldora gemetar tanpa alasan.Sebenarnya, sejak pertemuan pertama mereka, Yaldora telah memiliki kesan yang mendalam terhadap Tobi. Apalagi, itu adalah kesan yang sangat nyaman dan baik.Hanya saja, dia mengira mereka tidak mungkin punya kesempatan untuk bertemu lagi. Siapa sangka mereka akan bertemu lagi secepat ini. Apalagi, target dari misi yang diberikan gurunya juga pria itu.Jika bukan karena target kali ini adalah Tobi, Yaldora pasti akan langsung menolak 'jebakan wanita cantik' yang disarankan gurunya. Bahkan, lebih mustahil untuk turun gunung dengan tujuan seperti ini.Meski Yaldora berutang budi kepada gurunya, dia juga tidak bisa memenuhi permintaan seperti ini!Ekspresi wajah Yaldora kembali normal. Dia pun berkata dengan tenang, "Sudah kubilang, aku hanya fokus berkultivasi. Aku nggak tertarik dengan pria.""Aku nggak bisa memaksamu, tapi bukan hanya karena kamu nggak tertarik sama pria, kamu juga akan melarangku menyukaimu, 'kan?" kata Tobi
"Mempermainkanmu?"Tobi tertegun sejenak. Sebenarnya, itu hanya lelucon saja."Memangnya bukan?""Kalau kamu orang seperti itu, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Yaldora tampak kesal. Sebenarnya, dia menganggap Tobi sebagai orang baik.Jika tidak, mana mungkin dia akan mendatanginya dan masuk ke dalam untuk duduk.Namun, setelah dilihat sekarang, semua perkataan Tobi itu penuh dengan kebohongan. Dia tidak jujur seperti yang tampak dari tampangnya.Tanpa sadar, hal ini malah membuatnya marah. Dia bahkan melupakan tugas gurunya.Kali ini, Tobi benar-benar bingung. Padahal, dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Sekalipun dia berbohong, Yaldora juga tidak perlu marah seperti itu, 'kan?Mungkinkah tebakannya salah?Gadis ini mendekatinya tanpa tujuan apa pun? Murni hanya karena memiliki kesan baik terhadap dirinya?Jika bukan demikian, kenapa masalah sepele seperti itu bisa membuatnya marah?Apalagi, dilihat dari ekspresinya, Yaldora tidak terlihat seperti sedang berakting. Tobi se
Yaldora menghampiri Tobi. Dia tidak langsung duduk, tetapi bertanya dengan dingin, "Kamu mencariku?""Ya, duduklah."Tobi mengangguk dan tersenyum. Lantaran Laurin telah mengundangnya kemari, dia tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Yaldora melirik sekilas. Laurin duduk di bagian dalam, sedangkan Tobi tidak berniat berdiri untuk membiarkannya masuk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk berjalan melewati tempat duduk Tobi, tetapi dengan bokong mengarah kepada pria itu.Karena gurunya telah berpesan kepadanya agar mendekati Tobi. Jika dia bahkan tidak bisa melakukan hal kecil seperti ini, bagaimana dia bisa menyelesaikan tugas gurunya dan mendapatkan liontin giok?Sosok anggun itu melewatinya, apalagi bokong indahnya menghadap ke arahnya. Terutama, Tobi dalam posisi duduk, sedangkan Yaldora berdiri. Dari ketinggian dan jarak seperti itu, sulit untuk tidak melihat langsung.Namun, Yaldora bergegas duduk dan memandang Tobi, seakan bertanya mengapa dia memintanya datan
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama
Laurin tidak berani terlalu lancang karena takut perkataannya akan mencelakai dirinya sendiri. Dia tidak lagi berbicara sampai Tobi mengantarnya pulang dengan selamat.Dia tidak masuk ke dalam rumah. Meski dia bilang meninggalkan sebuah kamar untuk dirinya, dia tidak pernah tinggal di rumah itu sama sekali.Lantaran dia tahu Tuan Muda tidak ingin orang lain mengusik dunia milik berduanya dengan Kakak Ipar.Laurin memanggil Tobi dengan sebutan Tuan Muda, tetapi tidak memanggil Widia dengan sebutan Nyonya. Meski sebutan itu tidak terlalu tepat dan aneh, dia tidak peduli. Lantaran dia hanya punya satu Nyonya, yaitu Naura.Tobi kembali ke rumah. Dia sempat melakukan komunikasi yang lebih mendalam dengan Widia. Keesokan paginya, dia telah muncul di bandara.Widia juga datang. Meski pekerjaannya sangat sibuk, dia merasa perjalanan Tobi ke Jatra kali ini tidak biasa, jadi dia pun sengaja datang untuk mengantarnya.Begitu tiba di bandara dan menyadari semua ini, Laurin segera bersembunyi. Sete
Tobi berkata dengan jujur, "Apa kamu ingin membuat hati nuraniku merasa nggak tenang?""Bu ... bukan begitu!""Kalau begitu, sudah benar. Kalau kita memang berjodoh, pasti akan ada kesempatan." Selesai berbicara, Tobi memandang Shinta yang telah melepaskan rangkulan tangannya dan berdiri.Mendengar itu, Shinta tidak berani terus memaksakan keinginannya dan hanya berkata tak berdaya, "Baiklah. Aku dengar perkataan Kak Tobi saja."Setelah itu, Tobi buru-buru keluar dari kamar Shinta. Baru saja meninggalkan lobi hotel, siapa sangka ada mobil sport Ferrari yang berhenti di luar sana. Yang duduk di dalam mobil adalah seorang wanita cantik.Banyak pria yang terus memusatkan perhatian pada wanita itu. Karena gadis ini begitu cantik dan menawan. Mereka tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Andai mereka memiliki wanita seperti itu, mereka akan rela menanggung konsekuensi apa pun.Saat gadis itu melihat Tobi keluar, dia langsung berteriak, "Tuan Muda!"Tobi terkejut. Bukankah itu Laurin? Dia
Mendengar itu, Shinta diam-diam merasa sedih. Kak Tobi benar-benar orang yang baik. Dia pun berkata, "Terima kasih, Kak Tobi. Selain minta maaf, aku juga ingin berterima kasih untuk bantuanmu hari ini.""Kalau bukan berkat kamu, meski keluarga kami nggak akan berakhir, hidupku pasti sudah hancur."Membayangkan situasi barusan, jika bukan karena Kak Tobi, dia pasti harus mengikuti Steven dan menjadi wanitanya. Mengikuti orang seperti Steven, sudah pasti hidupnya akan hancur."Hmm, kita berteman. Sudah seharusnya kita saling membantu. Lagian, bukankah kamu juga membantuku sekarang?""Aku membantumu?" Shinta tidak paham."Kamu membantuku menangani Grup Bustan.""Itu namanya bukan membantumu. Kak Tobi-lah yang memberiku kesempatan. Membahas masalah ini, aku juga ingin mengucapkan terima kasih lagi kepada Kak Tobi," ucap Shinta dengan antusias."Oke, aku sudah menerima ucapan terima kasihmu. Kelak, jangan bahas masalah ini lagi," ucap Tobi tidak berdaya. Dia ingin segera mengakhiri obrolan
Padahal, Tobi telah menyusun rencana barusan, tetapi dia malah sulit untuk melakukannya. Sebenarnya, kelakuan ayahnya Shinta barusan sangat tidak sopan dan juga membuat orang merasa jijik.Namun, juga masih belum kelewat batas. Dia murni hanya ingin mencari aman dan menghindari masalah besar.Yang paling penting, Tobi bisa menyadari bahwa Shinta sangat menghormati ayahnya. Pasti karena ayahnya memperlakukannya dengan baik. Jika Tobi mengatakan ingin putus di saat ini juga, takutnya Shinta akan merasa tidak nyaman.Lupakan saja. Biarlah Shinta sendiri yang menjelaskan kepada ayahnya tentang mereka putus nantinya.Jika demikian, segalanya akan jauh lebih leluasa.Lagi pula, Tobi tidak punya waktu untuk datang ke sini dan berpura-pura menjadi pacar lagi.Lantaran masalah Steven telah terselesaikan, mereka sekeluarga pun makan dengan gembira. Apalagi, hidangan yang dipesan Tobi semuanya lezat-lezat. Tidak heran, harganya juga tidak biasa. Karena semuanya dibuat menggunakan bahan premium da