Aswin masih berdiri di samping. Walau pakaiannya agak aneh, tetapi semua orang tidak mengenalnya, apalagi identitasnya. Jadi, wajar saja mereka tidak terlalu memedulikannya.Hanya Harita yang melirik beberapa kali karena terkejut.Itu juga karena Harita menyadari bahwa dirinya tidak bisa melihat kekuatan pria ini. Apalagi, pria ini tidak terlihat seperti orang biasa. Hanya saja, orang biasa tidak punya alasan untuk berdiri di sana.Begitu mendengar instruksi Tobi, Aswin tidak kuasa menahan senyum pahit.Jika Tobi tidak ada di sini, dia juga tidak perlu membunuh orang-orang yang mengancam Keluarga Yudistira ini. Namun, Tobi telah meliriknya. Jadi, dia terpaksa harus mengambil tindakan.Begitu Tobi mengucapkan kata "bunuh", semua orang langsung tercengang.Tidak ada yang menyangka bahwa Tobi sungguh ingin membunuh kepala Keluarga Maheswara.Selain itu, mereka juga menyadari kemunculan Ruber si Burung Merah, Dewa Perang yang kekuatannya berada di posisi kedua dari empat Dewa Perang, berdi
Terlalu mengerikan!Tak disangka, Tobi benar-benar menyuruh anak buahnya membunuh kepala Keluarga Maheswara. Apalagi, dia juga berhasil.Memikirkan sikap mereka terhadap Tobi barusan, kaki mereka satu per satu langsung lemas dan tidak bisa berdiri dengan stabil.Helen juga terpana.Trisna menggenggam erat Helen di sebelahnya dengan kedua tangannya. Sorot matanya penuh ketakutan dan keterkejutan. Seolah-olah hanya dengan mengenggam erat tubuh Helen, dia baru bisa berdiri dengan stabil."Helen, tolong aku!""Tolong aku ...."Dia sangat panik. Wajahnya berubah pucat.Jangankan orang-orang lemah ini, bahkan wajah Harita juga berubah drastis. Dia tampak terkejut. Kecepatan pergerakan Aswin barusan benar-benar mengejutkannya.Level kekuatan seperti ini jauh lebih tinggi darinya.Saat ini, Harita teringat dengan Master Bahtiar yang menghilang di kediaman Yudistira.Awalnya, dia mengira Tobi tidak akan mungkin membunuh Master Bahtiar. Namun saat anak buahnya Tobi mengambil tindakan, dia mulai
Mana orangnya?Begitu kata-kata ini dilontarkan, semua orang langsung terdiam. Tidak ada yang berani bersuara. Mereka takut nama mereka akan disebut oleh Tobi.Julian, Austin, dan lainnya ketakutan setengah mati. Bahkan, kaki mereka juga gemetar, tetapi mereka tidak berani mengeluarkan suara sedikit pun. Melihat gaya membunuh Tobi yang begitu menakutkan, mereka benar-benar tercengang."Kenapa? Nggak marah lagi sekarang?" Tobi menatap tajam semua orang. Nada bicaranya begitu mendominasi.Mereka yang dilirik oleh Tobi langsung menundukkan kepala. Meski Harita tidak menghindari tatapan Tobi, dia juga tidak mengatakan apa pun."Bagus. Sepertinya amarah semua orang sudah hilang. Sekarang, saatnya aku melampiaskan emosiku."Tobi tersenyum, lalu menatap Gharam dan berkata dengan tenang, "Pak Gharam, presdir Grup Taheta yang punya kekayaan triliunan. Kamu seorang bos besar.""Aku nggak berani!" seru Gharam.Wajah Gharam pucat pasi. Dia buru-buru berdiri. Dia terlihat panik."Kamu nggak berani?
Laurin lebih kagum lagi. Baginya, tuan mudanya bukan hanya tampan, tetapi juga serbabisa. Sayangnya tuan mudanya tidak tertarik padanya.Melihat sekumpulan orang yang berlutut di depannya, Tobi hanya menggelengkan kepalanya dan berkata dengan datar, "Alangkah baiknya jika kalian seperti ini dari awal. Dengan begitu, kita juga nggak perlu membuat situasi menjadi buruk seperti sekarang ini, 'kan?""Tapi kalian malah mau mencari masalah.""Akibat dorongan kalian semua, kepala Keluarga Maheswara juga meninggal. Kalau aku melepaskan kalian begitu saja, bukankah itu berarti kepala Keluarga Maheswara meninggal secara nggak adil?"Perkataan ini seolah-olah merekalah yang membunuh Chairil. Hanya saja, setelah dipikir-pikir, sepertinya memang begitu.Ruber juga tidak menahan diri lagi dan melirik semua orang dengan tatapan tajam. Sebenarnya, dia juga tidak mendukung mereka melawan Tobi. Walau dia kuat, tetapi dia tidak pernah ikut campur dengan masalah internal Keluarga Maheswara dan juga tidak
"Bagus! Begini baru benar."Tobi mengangguk dan memuji mereka. Namun, dia juga menggelengkan kepalanya sambil menghela napas. "Sayang sekali. Alangkah bagusnya kalau kalian minta maaf langsung dari awal.""Bahkan, ada banyak di antara kalian yang nggak perlu membayar kompensasi apa pun. Sekalipun harus memberikan kompensasi, jumlahnya juga akan sangat kecil."Semua orang terdiam. Di saat seperti ini, apa gunanya Tobi mengatakan semua itu? Apa dia tidak tahu betapa menyesal, sedih, dan juga sakitnya hati mereka saat ini?"Tapi bisa dikatakan respons kalian tanggap juga. Kalian sadar untuk mengakui kesalahan kalian secepatnya. Setidaknya, nyawa kalian masih tertolong. Beda halnya dengan seseorang."Sembari berbicara, Tobi memandang Gharam.Wajah Gharam memucat. Tubuhnya gemetar. Dia langsung bersujud. "Mohon Tuan Tobi bermurah hati dan lepaskan nyawaku kali ini. Aku rela melayani Keluarga Yudistira mulai dari sekarang."Begitu melihat penampilan Gharam saat ini, yang lainnya diam-diam me
"Kamu ragu-ragu. Itu berarti kamu nggak yakin. Tapi nggak masalah. Aku tetap bersedia memberimu kesempatan ini.""Asalkan Keluarga Maheswara hidup harmonis dengan Keluarga Yudistira ke depannya, aku akan anggap semua masalah sebelumnya berlalu. Bagaimana?" kata Tobi dengan datar.Ruber tertegun. Tak disangka, Tobi akan begitu menghargainya seperti itu. Apalagi, persyaratan sama sekali tidak sulit. Dia segera berkata, "Nggak masalah. Terima kasih Tuan Tobi atas kemurahan hatimu.""Nggak perlu sungkan. Kita juga termasuk empat keluarga besar di Jatra, pilar Harlanda. Kita boleh bersaing, tapi jangan sampai saling membunuh. Kita harus bekerja keras untuk membuat Harlanda makin kuat," ucap Tobi dengan datar.Inilah akhir yang paling Tobi inginkan. Alasan sikapnya begitu mendominasi dari awal, bahkan melakukan aksi membunuh, itu semua hanya untuk membuka jalan bagi hal yang akan terjadi selanjutnya.Jika dia tidak memperlihatkan kekuatannya, siapa yang akan peduli dengan perkataannya?Denga
Tobi awalnya masih tenang, tetapi setelah melihat adegan ini, dia menjadi sedikit tidak berdaya. Dia tersenyum pahit dan berkata, "Hanya sebuah identitas saja. Semuanya nggak perlu sungkan seperti itu. Duduklah."Setelah semua orang bangkit, dia pun pergi mengobrol dengan sekretaris.Tak lama kemudian, sekretaris itu pun berlalu. Dia datang ke sini hanya untuk mengumumkan masalah pengangkatan.Apalagi, mengumumkan masalah pengangkatan di saat seperti ini sebenarnya juga termasuk sebuah pernyataan.Bisa dikatakan, dia ingin menyampaikan kepada semua orang bahwa Radiya mendukung Keluarga Yudistira. Jadi, dia berharap yang lainnya tidak berani macam-macam lagi.Ini juga salah satu alasan Ruber merasa sangat bersyukur. Kebetulan sekali. Dia juga tidak perlu repot-repot meyakinkan tetua Keluarga Maheswara lagi saat kembali nanti.Mungkin mereka semua akan merasa bahwa keputusan Ruber sangat bijaksana.Saat ini, kebanyakan tamu yang hadir sudah bisa bernapas lega. Namun, beda halnya dengan J
"Sudahlah. Semuanya, berdirilah."Tobi juga tidak ingin bertele-tele lagi. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Meski perilaku mereka memang keterlaluan, mereka hanyalah junior yang bodoh dan nggak tahu apa-apa. Aku sama sekali nggak menganggap serius tindakan mereka.""Tapi mungkin hanya aku yang bisa begitu. Kalau itu orang lain, mereka pasti sudah celaka.""Jadi, meski kali ini aku nggak minta pertanggungjawaban mereka, kalian harus mendidik mereka dengan baik. Ingatkan anggota keluarga yang lain agar nggak berbuat jahat dengan mengandalkan kekuatan keluarga.""Kalau nggak, meski mereka nggak bertemu denganku, akan ada orang lain yang membereskan mereka. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan pasti akan dibalas dengan kejahatan. Bukan berarti nggak ada yang namanya pembalasan, hanya saja waktunya belum tiba. Apa kalian mengerti?""Kami mengerti. Yang dikatakan Tuan Tobi benar!""Kenapa kalian masih berdiri di sana? Cepat berlutut dan berterima k
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K