Andreana lalu melakukan persiapan penutupan kantornya. Dia lalu mengambil beberapa barang miliknya yang dirasa penting baginya dan membuang sisanya. Setelah itu dia menyuruh peri buku untuk membawa buku-buku yang dimilikinya diberikan kepada perpustakaan.
Andreana lalu duduk sebentar di kursinya untuk menikmati momen terakhir di kantornya tersebut. Meskipun kantor ini jarang dipakai, tapi ada banyak kenangan yang membuatnya cukup bahagia menjadi seorang Grand Master.
“Katedral Alpha.” panggil Andreana.
Katedral Alpha langsung muncul di samping Andreana seperti biasa dan mengagetkan Andreana seperti biasanya.
“Selamat siang, Grand Master.” ucap Katedral Alpha.
“Sialan, kau masih saja mengagetkan diriku,” balas Andreana, “Aku mau menutup kantor ini, berarti kau akan kubebaskan tugas sebagai pendampingku sekarang.”
“Baik, Grand Master. Terima kasih sudah menggunakan saya selama 35 tahun ini.”
“35 Tahun? Entah kenapa aku merasa jarang menggunakanmu. Tapi aku ada sesuatu untukmu.”
Andreana lalu berdiri, dia mengeluarkan sebuah tongkat salib berwarna merah dan mengetuk dinding kantornya. Lalu keluarlah beberapa panel dari sana dan yang dipilih Andreana adalah [Inventory].
Dia membuka isi dari panel tersebut dan menggulir antarmukanya untuk mencari sesuatu. Setelah ketemu, dia mengeluarkannya. Setelah itu dia kembali ke Katedral Alpha dan memberikannya kepadanya.
“Ini, pakailah.” kata Andreana.
“Ini….. jubah anda, Grand Master.” balas Katedral Alpha.
“Ya. terimalah dan pakailah. Setelah itu bebaslah.”
“Baiklah.”
Katedral Alpha lalu memakai jubah yang diberikan oleh Andreana. Saat dia memakainya, jubah itu benar-benar sangat cocok untuknya. Andreana tidak menyangka jubah saat dia masih kecil masih pas untuknya.
Setelah itu Katedral Alpha lalu pamit sambil menendang pelan ke lantai dengan ujung kakinya. Lantai tersebut lalu terbuka dan di dalamnya ada sebuah peti yang berukuran sama dengan tubuh Katedral Alpha. Katedral Alpha lalu menutup matanya dan merebahkan diri ke dalam peti tersebut.
Andreana lalu mengetuk lantainya dengan ujung kakinya untuk menutup lantai tersebut. Setelah itu dia bersimpuh sambil mengepalkan kedua tangannya di dada untuk berdoa.
Setelah selesai berdoa. Andreana lalu mengajak Muhanov keluar dari kantornya. Setelah itu Andreana mengunci kantor tersebut dengan memegang pintunya selama beberapa menit. Perlahan pintu kantor Andreana menghilang dari pandangan mereka dan berubah menjadi sebuah dinding biasa.
Semua urusan penutupan yang dilakukan Andreana sudah selesai. Sekarang saatnya pulang dan melakukan hal terakhir yang dilakukan di kota ini sebelum dia ikut sepenuhnya dengan suaminya. Tapi sebelum itu dia harus pamit kepada ibunya.
“Ayo kita pulang ke rumahku dulu, Muhanov.” kata Andreana.
“Baiklah.” jawab Muhanov.
Mereka berdua lalu berjalan keluar dari Istana dan menuju gerbang keluar. Setelah mereka berdua sudah di luar wilayah Istana Templar, Andreana lalu membuka membuka panel [Preset Outfit], dia mengganti bajunya lewat panel tersebut dan memakai baju kasual. Muhanov yang melihat itu langsung kecewa.
“Kau benar-benar suka dengan seragam dan jubahku ya?” Kata Andreana melihat Muhanov yang kecewa “Lagipula ini sudah jadi barang tetap milikku—maksudku milik kita bersama. Aku bisa menggunakannya lagi kalau kau mau melihatnya nanti.”
Muhanov langsung tersenyum, dia lalu menawarkan tangannya untuk Andreana dan Andreana memegang tangan Muhanov dengan lembut—
“Andreana!” tiba-tiba ada teriakan seorang wanita dari belakang.
Andreana lalu menoleh ke belakang, ternyata yang memanggilnya adalah Reina. Reina berlari menuju ke arahnya.
“Ada apa lagi Reina?” kata Andreana langsung berdiri di depan Muhanov untuk melindunginya, “Dan mana hormatmu, panggil aku Grand Master.”
“Grand Master? Males ah. Aku hanya mau memanggilmu sebagai Grand Master jika kau memakai seragammu.” balas Reina.
“Reina!!”
“Jangan judes begitu dong, Andreana,” Reina lalu membuka panel [Inventory], dia menggulir panelnya dan mengeluarkan sebuah kotak berisi penuh dengan bungkus permen Salmiakki “Ini, janjiku. Tiga puluh bungkus permen Salmiakki.”
“Oh. bagus sekali Reina!” kata Andreana sambil menerima kotak tersebut darinya dan memasukkan ke dalam [Inventory] miliknya.
“Tidak ada kata terima kasih sekali?”
“Sebagai permintaan maaf karena tidak menghormatiku, maka aku tidak akan mengucapkannya.”
“Eeeehhh! Kejam sekali. Iya deh, aku minta maaf. Aku, Reina Mcmilla, Santa Martha VII, minta maaf sebesar-besarnya, Grand Master Andreana.” ucap Reina sambil berlutut di depan Andreana.
Andreana terdiam sebentar melihat Reina. Setelah itu dia berbalik dan menarik tangan Muhanov menuju ke pinggir jalan. Andreana lalu mengangkat tangannya untuk memanggil taksi.
Sebuah taksi lalu berhenti di depan Andreana. Dia lalu masuk ke dalam bersama Muhanov dan langsung menyuruh kusirnya untuk berangkat menuju kediaman Sheffield. Mereka langsung meninggalkan Reina yang masih berlutut di sana.
Muhanov masih menoleh kepada Reina. Tapi setelah taksi mereka berbelok, Muhanov memandang Andreana.
“Apa?” tanya Andreana tiba-tiba karena merasa Muhanov memandangnya dengan ekspresi tidak enak
“Eh ya, tidak ada apa-apa.” balas Muhanov dan pura-pura menoleh ke luar jendela.
“Kau berharap aku harus memaafkannya, suamiku?”
Muhanov terdiam sambil terus melihat keluar jendela dan berpura-pura menghiraukan pertanyaan Andreana.
Andreana sendiri lalu membuka panel [Inventory] dan mengambil bungkus permen yang berwarna coklat kehitaman itu. Dia mengambilnya satu dan memakannya. Wajahnya tersenyum ketika dia sedang menikmati rasanya.
“Mau?” tanya Andreana sambil menawarkan bungkus permennya.
Muhanov mengambilnya satu. Dia lalu melihat permen itu sebentar. Terlihat seperti permen coklat. Dia lalu mencoba mencium baunya dan baunya terasa aneh. Hanya saja Andreana terlihat sangat menikmati permen tersebut. Apa ini benar-benar permen manis? Karena penasaran dia lalu memasukkannya ke dalam mulut—
“HOOOEEKKK, apa ini?” kata Muhanov langsung melepehkan permen tersebut ke tangannya.
Rasa permen itu benar-benar aneh. Ada rasa asin yang menyengat langsung dan menusuk ke dalam lidahnya. Bahkan Muhanov rasanya ingin mau muntah.
“Ahhh! Jangan dibuang! Berikan padaku, aku akan memakannya!” kata Andreana mengambil permen yang dipegang Muhanov dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya.
“Apa itu? Permen apa itu? Rasanya mengerikan!” kata Muhanov.
“Salmiakki.”
“Salmiakki?” rasa asin dari permen itu benar-benar sangat menyengat membuat Muhanov menggosokkan lidahnya ke jubahnya.
“Permen tradisional Skandanavia—Eh jangan mengusapkan lidahmu ke jubahmu dong,” Andreana lalu mengambil sebuah botol minuman dari [Inventory]nya, “Minumlah ini.”
Muhanov lalu mengambil botol dari tangan Andreana, dia buka dan langsung meminumnya. Setelah dia meminumnya, rasa asin yang menyengat tersebut langsung hilang dari lidahnya. Manis jeruk dari minuman itu juga menyegarkan dirinya.
“Rasa permen itu benar-benar mengerikan, Andreana.” kata Muhanov.
“Mengerikan? Enak kok.” kata Andreana memasukkan permen Salmiakki lagi ke dalam mulutnya.
Muhanov lalu menutup botol minumnya dan mengembalikannya kepada Andreana.
“Andreana?” panggil Muhanov.
“Ya?” balas Andreana.
“Ngomong-ngomong, kau tidak mau memaafkannya?”
“Siapa?”
“Reina tadi.”
Ekspresi Andreana langsung berubah.
“Tidak.” jawab Andreana dengan tegas
“Kenapa?” balas Muhanov bertanya.
“Lebih baik aku kehilangan harga diriku sebagai Grand Master dengan cara ditawan dan diperkosa olehmu daripada harus memaafkannya.”
“Kenapa analogimu seperti itu”
“Agar kamu lebih paham saja. Lagipula aku tidak suka dengannya. Dan aku lebih suka denganmu.”
“Pffttt. Baiklah.” kata Muhanov sambil pindah duduk ke samping Andreana.
“Ada apa?” tanya Andreana.
“Aku ingin memelukmu.”
“Ooh. Silahkan, suamiku.”
Muhanov lalu memeluk Andreana dan mengelus kepalanya. Andreana yang wajahnya agak marah langsung tersenyum dan menikmati elusan tersebut.
“Muhanov?” panggil Andreana.
“Ya?” jawab Muhanov.
“Sehabis ini, kita akan kembali ke Vangarian kan?”
“Ya.”
“Kalau begitu nanti aku minta sesuatu dulu sebelum kita berangkat ke Vangarian.”
“Apa itu?”
“Nanti aku beritahu setelah kita berangkat.”
“Baiklah.”
“Elus lagi kepalaku dong.”
Muhanov tersenyum dan dia mengelus kepala Andreana lagi.
Setelah 15 menit perjalanan. Mereka akhirnya sampai di depan pintu gerbang rumah Andreana.
Sirly dan Elizabeth yang berdiri di depan pintu rumah Andreana penasaran dengan siapa yang datang. Ketika kereta tersebut membuka pintu, tiba-tiba Elizabeth berlari menuju ke pintu gerbang. Sirly yang tidak tahu ada apa langsung ikut mengejarnya.
Tidak disangka larinya Elizabeth sangat cepat sampai Sirly hampir tidak bisa mengejarnya.
Ternyata yang turun dari kereta tersebut adalah Muhanov dan Andreana. Sirly tidak mengerti bagaimana caranya Elizabeth mengetahuinya padahal jaraknya jauh sekali dari pintu rumah dengan pintu gerbang.
Elizabeth berlari terus menghampiri Muhanov dan dia langsung memeluk Muhanov yang baru saja turun dari keretanya.
“Master, master, master, master, master. Master, master, master, master,” ucap Elizabeth berkali-kali sambil mengeluskan wajahnya ke dada Muhanov.
“Aku pulang Elizabeth.” jawab Muhanov sambil mengelus kepalanya.
Sirly sendiri baru saja datang, dia lalu membungkuk di depan kami sambil berusaha mengambil nafas.
“Selamat datang—hosh hosh—Master Muhanov dan Nyonya Ana—Maaf, hosh hosh.” ucap Sirly terengah-engah
“Elizabeth merepotkanmu ya?” tanya Muhanov
“Tidak Master……... Dia berlaku baik di tempat kami.”
“Benarkah? Soalnya Elizabeth ini pelayanku yang paling cerewet. Dia pasti merepotkanmu kan? Aku bisa menghukumnya kok.”
Elizabeth menoleh kepada Sirly sambil berwajah sedih dan Sirly membalasnya dengan tersenyum.
“Tidak Master, dia tidak merepotkan kami sama sekali,” uap Sirly, setelah itu dia menoleh ke Andreana “Nyonya Ana, saya sudah mempersiapkan barang-barangmu jika Nyonya sudah siap berangkat.”
“Terima kasih Sirly. Aku akan pamit kepada ibuku dulu.” balas Andreana.
Mereka lalu masuk ke dalam rumah Andreana untuk melakukan persiapan keberangkatan. Andreana dibantu oleh Sirly menaruh semua barangnya ke kereta kuda yang sudah disiapkan untuknya. Setelah selesai, dia pergi menuju kamar ibunya.
Disana ibunya yang sudah tua dan lemah sedang berbaring di tempat tidur. Dia sedang memandang keluar ke arah jendela sambil menikmati momen-momen hari tuanya. Saat Andreana datang ke kamarnya, dia langsung bahagia dan menyuruh beberapa pelayannya untuk menaikkan kasurnya.
Andreana berlutut di samping kasur, dia memegang tangan ibunya dan diciumnya. Andreana lalu meminta pamit kepada ibunya dan minta maaf atas apa yang sudah dilakukan kepada ibunya. Apalagi ada kemungkinan bahwa Andreana tidak akan kembali ke Sheffield untuk waktu yang sangat lama—bahkan mungkin tidak bisa pulang ke Sheffield selamanya. Andreana akan sangat menyesali hidupnya sendiri jika suatu saat ibunya meninggal maka dia tidak punya kesempatan untuk meminta maaf.
Ibunya tersenyum dan memaafkan seluruh perbuatan yang sudah Andreana lakukan selama ini. Andreana seperti mau menangis saat mendengarnya tapi dia berusaha menahan tangisnya dan memberikan senyuman yang tulus kepada ibunya. Dia lalu memeluk ibunya dengan hangat. Setelah itu Muhanov juga ikut mencium tangan ibu Andreana sambil meminta izin untuk berangkat sambil membawa Andreana sebagai istrinya.
Rim tertawa dengan pelan ketika mendengarnya. Sebenarnya Muhanov sudah tidak perlu meminta izinnya lagi karena Andreana sudah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya dan Andreana juga sudah resmi menjadi miliknya. Muhanov bebas membawa Andreana pergi kemanapun yang dia mau.
Rim hanya berpesan kepada Muhanov agar Muhanov bisa merawat dan membahagiakan Andreana, meskipun Andreana sangat cerewet dan suka memarahi orang lain jangan sampai Muhanov menyakiti hatinya. Meskipun Andreana terlihat wanita yang sangat kuat, dia mudah jatuh jika yang dia lukai adalah hatinya.
Muhanov mengangguk, dia akan berjanji melakukannya. Andreana terlihat mukanya memerah karena malu saat ibunya mengatakan hal tersebut.
Setelah mereka meninggalkan kamar Rim. Mereka lalu pamit ke beberapa saudara Andreana yang masih ada di rumah. setelah selesai mereka lalu menuju ke kereta kuda dimana Elizabeth berdiri menunggu di sana.
Muhanov lalu naik ke dalam keretanya dan duduk di bagian kusir. Andreana yang mau naik langsung terhenti dan berbalik kepada Sirly.
“Sirly, terima kasih ya sudah melayaniku sampai sekarang.” ucap Andreana.
Sirly menunduk sambil telinga kucingnya turun. “Sebuah kehormatan bagi kami untuk melayani Keluarga Pendiri Templar, khususnya Nyonya Ana.” balasnya.
“Maafkan aku selalu merepotkanmu”
“Nyonya Ana tidak perlu minta maaf.” Sirly memegang lengan Andreana “Jujur saja Nyonya Ana, sebagai pelayan yang sudah menemanimu sejak kau lahir. Rasanya itu seperti baru kemarin aku menggendongmu sewaktu masih bayi, sekarang kau sudah menjadi wanita yang hebat dan akhirnya kau sudah menikah. Melihatmu sudah bahagia mendapatkan apa yang kau inginkan adalah kebahagiaanku juga Nyonya Ana.”
Andreana lalu memeluk Sirly, Sirly lalu membalas pelukannya
“Kau jadi terlihat mirip Ibuku sekarang.” ucap Andreana.
“Aku dan Ibumu sudah berteman dekat sejak lama, yah tidak heran jika Nyonya Ana bilang kami mirip” balas Sirtly sambil memeluk dan mengelus kepala Andreana “Selamat jalan Nyonya Andreana”
“‘Ana’, Sirly”
“Ini hari terakhir aku mungkin melihatmu, jadi izinkan aku memanggilmu dengan nama penuhmu.”
Andreana tertawa pelan. “Baiklah, kau kuizinkan.” balasnya.
Andreana lalu melepas pelukannya, dia lalu berlutut dan mencium tangan Sirly. Sirly langsung terharu dengan apa yang dilakukan Andreana. Meskipun dia hanya ras yang paling rendah dari Manusia, Andreana memberikan penghormatan yang indah kepadanya.
Setelah itu Andreana berdiri dan langsung naik ke kereta kuda. Muhanov lalu memecut kudanya dan mereka langsung berangkat.
Sirly melambaikan tangan kepada mereka dan Andreana membalas lambaian tangannya. Andreana jadi sedih harus meninggalkan rumahnya, tapi meskipun dia harus meninggalkan rumahnya. Sekarang dia sudah punya tempat baru yang akan disebutnya sebagai “Rumah”.
“Kenapa kau melihatku seperti itu Andreana?” Kata Muhanov saat Andreana tiba-tiba duduk di sampingnya dan menatapnya.
“Tidak ada apa-apa sayang.” Andreana lalu memeluk tangan Muhanov.
“Hei hati-hati, aku memegang tali kuda ini.”
Bab 7 - Nisan berdinding“Jadi, kita akan kemana dulu sekarang?” tanya Muhanov.“Dinding Templar.” jawab Andreana.“Apa itu?”“Nanti kamu tahu.”Saat Andreana ingin ke Dinding Templar, Muhanov mencoba melihat peta untuk menuju ke sana dan ternyata tempatnya lumayan jauh. Dinding Templar bertempat di Skotlandia dan untuk mencapai kesana butuh waktu empat minggu dengan menaiki kereta kuda dengan memutari hutan besar yang memisahkan antara Sheffield dan Skotlandia.Muhanov lalu menuju ke pasar terdekat dan membeli persediaan makanan. Saat membeli beberapa makanan, dia menemukan rombongan pedagang keliling yang berencana pergi ke
Bab 8 - Gunslinger, LeonLeon dan Muhanov saling berdiri dan menatap satu sama lain. Muhanov dengan waspada mengamati jari Leon yang siap menekan pelatuknya. dia memegang tangan Andreana dan tanpa suara dia menyuruh Andreana untuk melepas pegangannya.Muhanov lalu membentuk kuda-kuda pada kakinya, dia menendang ujung tongkat di bawahnya untuk melepaskan penutup bilah yang tersembunyi pada tongkatnya.“Narrum Permission. Compile: Horologia, Generate Command: Triple Accel, Execute!” ucap Muhanov.Seketika dengan cepat Muhanov sudah berada di depan Leon. dia langsung menghunuskan tongkat bilahnya kepada Leon. Tapi, Leon sendiri sudah menebaknya, dia langsung mena
Selama perjalanan, Andreana hanya terdiam melihat Elizabeth yang masih melakukan perawatan pada mata kanan milik Muhanov. Dia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa melihat saja.Sesaat Andreana berpikir ingin membantu Elizabeth mengobati Muhanov karena dia bisa melihat HP yang dimiliki Muhanov di panel [Relationship] terlihat semakin turun. Tapi saat dia ingin mendekatinya, telinga Elizabeth bergerak ke belakang dan langsung mengacungkan tombak tepat ke lehernya.“Jangan dekat-dekat! Aku akan menusukmu jika kau mendekat!” ancam Elizabeth“Tapi aku—”“Aku tidak peduli meskipun kau istrinya,” Potong Elizabeth “Kau penyebab kakakku menjadi seperti ini.” Elizabeth mulai menggeram kepadanya, ekornya berdiri dengan tegak dan bulunya mengembang.Andreana lalu mundur menjauh lalu duduk meringkuk sambil menyesalinya, dia membenamkan dagunya ke lututnya.Montmorency di kursi kemudinya
“Master Muhanov. Kau disuruh kembali.” kata seorang pelayan elf menghampiri ruangannya.“Ah baiklah.” jawab Muhanov.“Tunggu, kau mau kemana?” tanya Andreana.“Pengobatanku belum selesai, Andreana.”“Aku boleh ikut? Aku tidak mau ditinggal bersama Sion jorok ini.” Andreana melirik Montmorency.“Hei! Aku mendengarnya itu.” ucap Montmorency.“Baiklah, kau boleh ikut. Asal kamu harus berjanji tetap diam dan hanya boleh bicara kalau ada yang bertanya kepadamu” jawab Muhanov.“Iya.” jawab Andreana dengan tersenyum sambil memeluk tangan Muhanov.
Saat Muhanov mulai melakukan perawatan kedua. Andreana hanya bisa melihat suaminya dari kejauhan. Dia duduk di sebuah sofa yang empuk dengan suguhan makanan dan teh di depannya. Hanya saja, dia sama sekali tidak memakan hidangan yang diberikan dan berfokus mengawasi suaminya.Salah satu yang membuat Andreana terpana adalah kekuatan sihir yang dimiliki oleh Merlinstone. Dua belas orang yang mengelilingi Muhanov sambil mengaktifkan jam di mata kanan mereka terlihat sangat indah. Terutama ketika dia melihat berbagai macam bentuk jam yang diaktifkan dan berdiri di belakang mereka.Jarum jam serta angka-angka yang ada itu saling berpindah posisi ke jam yang dimiliki Muhanov sambil memperbaiki bagian yang rusak. Andreana jadi takjub melihatnya karena gerakan perpindahan dan perbaikannya sangat tersinkronisasi. Rasanya agak aneh jika dibandingkan saat perang terjadi,
Muhanov dan Andreana mengganti pakaian mereka sekarang. Hanya saja ketika Andreana ingin menggunakan pakaian yang dia bawa dari rumahnya, Muhanov memintanya untuk memakai seragam dari Kerajaannya. Sebuah setelan resmi dengan kesan militer yang selalu menjadi seragam wajib bangsawan dan pejabat Kerajaan Vangarian ketika bekerja ataupun berada di Istana Kerajaan.Saat Andreana memakainya, kesan yang dia lihat di kaca terlihat aneh. Entah kenapa dia seperti melihat orang lain.Seragamnya sendiri terdiri dari pakaian utama dengan mantel panjang yang sama-sama berwarna hijau gelap. Roknya lurus sampai hampir lutut dan dia sendiri tidak terbiasa memakainya karena lebih sering memakai rok mengembang. Apalagi ketika dia mencobanya untuk berjalan, rasanya tidak sebebas saat memakai rok mengembang.“Suamiku.&rdquo
“Andreana.” ucap Muhanov yang mendekati mereka.“Tunggu suamiku. Biarkan aku menikmati momen ini.” balas Andreana.“Atas Aturan 227—”“—Tu-tunggu, suamiku.”“—Karena hukuman yang aku berikan harus dibatalkan, maka yang membatalkan harus menghukum Natasha Sharapova.”Andreana lalu memandang wajah Muhanov.“Itu artinya kau harus menghukumnya.” ucap Muhanov.“Menghukum…? Aku tidak mau menghukum Natasha, suamiku.” jawab Andreana.“Kau harus melakukannya atau orang lain akan membunu
Setelah Natasha tidak takut dan lari lagi dari Andreana. Andreana terus mengundang Natasha setiap hari ke ruangan Muhanov. Dia ingin mendengarkan beberapa cerita Natasha setelah dia berhasil kabur dari Templar. Meskipun begitu, Andreana sedikit tidak suka melihat Natasha memaksa untuk berdiri saja ketika Andreana mengajak mengobrol dengannya. Awalnya Andreana menyuruhnya duduk bersamanya, tapi Natasha menolak karena beralasan pelayan tidak boleh duduk dengan kursi yang sama dengan tuannya dan dia hanya boleh duduk jika diizinkan oleh pemiliknya, yaitu Muhanov.Andreana menoleh kepada Muhanov dan tentu saja Muhanov tahu apa yang diinginkan Andreana. Akhirnya Muhanov menyuruh Natasha untuk duduk. Dia terpaksa melakukannya karena tidak suka melihat Andreana yang pasti akan memohon-mohon kepadanya sambil berlutut atau bersujud kepadanya.Dengan pelan-pelan da
Di dunia ini, ada semesta yang hancur.Reruntuhan Tanah, bangunan, tiang, dinding dan sebagainya melayang di dunia yang dipenuhi dengan latar belakang sebuah langit tanpa batas. Langitnya sendiri juga berwarna oranye seperti matahari yang mau terbenam dengan gumpalan awan yang juga terpengaruh dengan warna oranye itu. Tapi di dunia ini, tidak ada matahari.Beberapa reruntuhan yang melayang itu juga ada yang melayang diam di tempat karena ada sesuatu yang menahannya. Sesuatu itu adalah sebuah rambut merah dengan ujung berupa kepala ular berwarna pirang yang menggigit reruntuhan tersebut.Pintu, bingkai potret, dinding, tiang, lantai dan sebuah pohon. Ada 6 buah reruntuhan yang dipegang oleh rambut berular itu. Semua benda yang melayang itu ditahan dan berhenti seperti patung dengan ular itu. Benda-benda yang melayang
2 minggu sebelum Templar diundang oleh Kerajaan Vangarian.Kardinal sekarang sedang berada di puncak paling atas di Istana Templar yang berada di Kota Sheffield. Puncak istana ini merupakan sebuah tempat berdoa khusus yang dibuat hanya untuk Kardinal. Tempat berdoa ini lebih mewah dan indah daripada tempat berdoa yang disediakan di seluruh Istana templar.Tidak ada dinding yang menutupi tempat ini, tapi ada 6 pilar berwarna putih yang di bawahnya ada garis besar yang saling menyambung dengan pilar putih lainnya. Sehingga membentuk sebuah simbol besar tepat di tengah-tengah dimana Kardinal sekarang berada. Simbol itu adalah simbol bintang daud.Di tengah bintang daud yang besar itu juga tertancapkan sebuah salib besar berwarna merah. Salib itu lebih besar dan lebih indah dengan lukisan cabang
Dua bulan setelah rapat tentang persiapan penyambutan Templar. Ratu Sofia lalu mengundang Templar ke Kerajaan Vangarian sebelum perayaan yang akan diadakan nanti. Undangan tersebut di terima dengan baik oleh Templar dan mereka akan datang 1 minggu lagi.Saat hari kedatangan Templar telah tiba. Suasana Istana Kremlin sudah mulai sangat sibuk. Banyak pelayan mondar-mandir membersihkan istana serta menyiapkan hiasan.Terlihat Natasha yang sibuk mengarahkan semua pelayan-pelayan itu. Cara dia mengarahkannya sangat sigap, dia bahkan bisa menjawab dengan cepat setiap pertanyaan dari pelayannya yang sedikit kebingungan.Untungnya pelayan-pelayan itu juga cepat memahami apa yang dikatakan Natasha. Karena, meskipun pelayan-pelayan ini lahir dari pabrik, Natasha sudah melatih dan mengajarkan untuk menjadi pe
Natasha, ibu dari Muhanov baru saja menerima surat dari anaknya. Surat itu diantarkan oleh burung elang yang langsung mendarat di tempat dimana Natasha biasa melatih pelayan-pelayan keluarga Merlinstone. Yaitu hutan di belakang istana.Surat itu datang saat dia sedang melatih. Jadi dia memberhentikan latihan tersebut untuk membaca surat dari Muhanov. Dia mengabari kalau Andreana sudah hamil sekarang.Natasha senang membacanya karena sekarang murid kecilnya dulu di Templar sudah berhasil tercapai cita-cita kecilnya, yaitu menikah dan akhirnya punya anak. Setelah itu dia melanjutkan latihan bagi para pelayan dan kembali ke Ratu Sofia.Natasha juga memberitahukan kepada Ratu Sofia bahwa Andreana, yang merupakan Grand Master Templar berhasil dihamili oleh Muhanov.“Ras
Dapur. Sebuah istilah yang digunakan oleh serikat Lycoris untuk mengirimkan anggota serikatnya yang bermasalah, seperti yang dikatakan oleh Triana. Meskipun ini agak aneh karena biasanya kalau ada anggota yang bermasalah, akan dikirim dulu ke ruangan pemimpin serikat.Andreana baru mengetahui kalau istilah “Dapur” hanya digunakan untuk anggota yang berada di bawah kepemimpinan Muhanov. Terutama untuk anggota perempuan yang sekaligus jadi pekerja seks komersial di rumah bordil yang dikelola serikat Lycoris.Tempat dapur itu sendiri berada di bawah tanah. Andreana sedikit kesusahan untuk ke sana karena harus melewati tangga yang banyak. Untungnya, dia dibantu oleh Lyra sehingga dia tidak terlalu kerepotan untuk menuruninya. Meskipun harus berjalan sangat pelan karena dia sedang mengandung.Di r
Sebelum Muhanov memberitahukan apa saja pekerjaannya selama ini di Serikat kepada Andreana. Muhanov selama beberapa hari masih disibukkan untuk mengurus beberapa dokumen serikat.Sebenarnya dokumen ini biasanya diserahkan kepada Andromeda. Tapi karena Andromeda merasa Muhanov terlalu menganggur sebagai pemimpin serikat, jadinya Andromeda meminta Muhanov untuk mengurusnya.Hanya saja, ada sedikit masalah. Andreana memaksa Muhanov untuk mengajaknya jalan-jalan lagi. Ini membuat Muhanov repot karena Andromeda mengancam dia tidak akan menerima gaji dari serikat jika dia tidak mengerjakan dokumennya.Muhanov juga tidak ingin menolak permintaan istrinya yang ingin jalan-jalan lagi. Tapi jika dia harus menuruti terus permintaan istrinya. Dia bisa kesusahan. Terutama kalau istrinya bakal minta dibelikan jajan ke
Muhanov yang sudah memaksa Parliman untuk meninggalkan istri mereka berdua saja lalu membawa diri mereka berdua menuju ke sebuah bar yang ada di gedung apartemen mewah di lantai 2.Di sana, Muhanov benar-benar terpana dengan kemewahan bar kelas atas yang dimiliki dan dikelola oleh bangsawan Kerajaan Warsawa. Mulai dari kursinya yang cantik, meja lingkaran dengan taplak meja dari sutra serta tempat bartender dengan rak-rak yang dihiasi dengan permata yang berkilauan tiap sekatnya. Benar-benar sangat mewah.“Tolong traktir aku ya, Parliman.”“Kau yang mengajak ke sini dan aku yang disuruh membayar?”“Aku sedang tidak punya uang, Parliman. Lagipula tempat ini pasti mahal sekali kan?”
Sebelum ke rumah Parliman. Muhanov menghubunginya dulu lewat telepati apakah dia ada di rumah. Untungnya Parliman menjawab kalau dia ada di rumah dan tidak sibuk sama sekali.Muhanov lalu memanggil taksi dan meminta taksi tersebut untuk menuju ke rumah Parliman yang berada tidak terlalu jauh dari gerbang barat kota Wisia.Parliman dan keluarganya sendiri tinggal di sebuah apartemen di kompleks gedung apartemen mewah untuk para bangsawan istana. Di wilayah ini orang-orangnya lebih bermodis karena isinya hanya orang-orang kelas atas. Tidak ada ada warga kalangan bawah yang melewati jalanan di daerah ini.Ketika Muhanov dan Andreana sampai di salah satu gedung apartemen mewah di wilayah itu. Gedung apartemen yang ditinggali oleh Parliman sangat indah dan mewah. Catnya yang bersinar dan berkilauan membuat warna pu
Setelah mengetahui jika Andreana telah hamil. Muhanov lalu mengirimkan surat ke dua orang terdekatnya, yaitu ibunya, Natasha Sharapova dan kepada saudara sepupunya, Lyuda Merlinstone.Setelah itu Muhanov berencana untuk membawa istrinya jalan-jalan untuk memenuhi janjinya waktu itu. Tapi pertama-tama, dia harus membuat istrinya menyamar dulu. Alasan terbesarnya karena istrinya adalah Templar. Meskipun Ratu Anastasia mengizinkan Andreana jalan-jalan, tapi bukan berarti beberapa warga yang mungkin tahu Andreana akan tiba-tiba menerimanya begitu saja. Takutnya juga, istrinya akan menimbulkan kehebohan.Jadi Muhanov meminta Andromeda untuk saran.“Hah? Jangan tanya aku. Istrimu itu urusanmu. Kok aku malah diikut-ikutkan lagi?”“Oh, ayolah Andromeda. B