Home / Romansa / Rain / Bab 8 ~ Pindah apartemen

Share

Bab 8 ~ Pindah apartemen

Author: Aily Ar
last update Last Updated: 2021-08-09 16:47:26

Semula Rain berpikir jika Hari tidak akan menunjukkan batang hidungnya. Namun, keajaiban itu terjadi setelah Rain membuka pintu apartemen barunya dan melihat laki-laki itu bersama Alex. Begitu melihatnya tanpa berbasa-basi langsung memeluknya. 

"Ayah merindukanmu." bisik hari di telinga Rain.

Pelukan itu berlangsung cukup lama hingga suara dering ponsel menginterupsi mereka.

"Panggilan dari Indonesia." ucap Alex kemudian memberikan ponsel pada Hari.

Rain menyeret kopernya melewati Alex setelah Hari keluar dari apartemen untuk menjawab panggilan telepon. Masih banyak barang yang belum dibereskan sedangkan Sarah berkata tidak bisa membantu karena suatu alasan. Rain hanya menanggapi dengan anggukan tidak ingin terlibat pembicaraan bersama Sarah. Dia juga tidak keberatan karena perempuan itu sudah mengirimkan barang-barangnya ke apartemen terlebih dahulu. Dan Rain tidak kerepotan karena barang-barang milik Sarah sudah teronggok di apartemen begitu dia tiba di sana. Jenis perempuan yang tidak suka merepotkan orang lain termasuk bagus, tapi mengingat kepribadian Sarah rasa syukurnya menguap.

Apartemen pilihan Hari tergolong mewah dengan tiga kamar tidur. Cat berwarna putih dan hitam menjadi interior utama di apartemen itu. Kali ini Rain memuji Hari karena laki-laki itu tahu mengenai seleranya. Selebihnya tentang letak perabotan dan dekorasi ruangan Rain tidak terlalu memperhatikannya. 

Setelah meletakkan kopernya, Rain menuju dapur untuk memeriksa bahan makanan di kulkas. Dia sempat terkejut melihat banyaknya aneka makanan sehat berjejalan di sana. Sepertinya Rain akan berubah menjadi herbivora setelah menghabiskan isi kulkas itu. Kemungkinan pelaku utamanya bukan Sarah dan Hari melainkan laki-laki yang sedang memperhatikan foto yang menempel di dinding. Rain bahkan tidak menyadari ada sebuah foto menempel di sana.

Rain mendekat lalu ikut memperhatikan foto pernikahannya dengan Sarah. Sejenis wajah orang idiot yang baru keluar dari panti rehabilitasi terpampang dalam foto itu. Siapa saja bisa menilai dari foto tersebut, Rain harus memusnahkan foto itu sebelum orang lain melihatnya.

"Sarah terlihat bahagia."

Rain menajamkan telingannya tanpa membalas ucapan Alex. Mereka berdiri bersisian menyaksikan objek yang sama, tapi berbeda penilaian. Orang buta mungkin memperhatikan detail kecil seperti senyuman Sarah yang lebar. Namun, Rain tidak tertarik memperhatikan perempuan itu. Dia hanya melihat wajahnya yang mengenaskan di foto itu.

"Kami tumbuh bersama sejak kecil dan aku tidak menyangka dia menikah dengan orang lain. Semua ini seperti mimpi dan aku tidak ingin mengakhirinya."

Meski berwajah asing, Alex cukup lancar berbahasa Indonesia. Rain mengutuk kebodohannya dulu berbicara dalam bahasa Inggris yang kacau. Untuk peran ini sepertinya Hari sengaja meminta Alex mempelajari banyak bahasa. Rain mulai membanggakan diri sendiri seolah dia orang penting di hidup ayahnya. Orang brengsek itu hanya mengambil keuntungan dari anaknya sendiri.

Sial, Rain mulai meracau.

"Aku mencintainya."

Rain melepas paksa foto itu dan membawanya ke kamar. Rupanya Alex mengikutinya berusaha mencegah Rain untuk menyimpan foto itu di bawah ranjang.

"Sarah secara khusus meminta foto pernikahannya dipajang di ruang tamu. Aku tidak bisa menolak permintaannya meski kamu keberatan. Aku tahu pernikahan ini hanya perjanjian ayahmu dan Sarah, tapi kamu sudah menyetujuinya. Suka atau tidak Sarah sudah menjadi istrimu."

Bagus! Orang luar pun berusaha mencampuri urusannya. Rain melempar foto itu di atas ranjang agar mulut laki-laki itu berhenti berbicara. Dia tidak akan menciptakan drama perselingkuhan di depan Hari karena enggan terlibat dalam hubungan rumit Alex dan Sarah.

"Jangan berpikir buruk tentang Sarah." ucap Alex.

Rain tidak peduli mengenai Sarah, tapi dia peduli mengenai dirinya sendiri dan tindakan perempuan itu yang telah menyentuhnya. Jika membunuh orang legal maka Rain akan memutilasi Sarah dan memberikannya pada anjing. Mimpi pun Rain tidak bersedia orang asing menyentuhnya. Sementara Sarah memiliki hak apa? 

Selain istri di atas kertas.

"Dia tidak pernah menyentuhmu Rain."

Sudut bibir Rain terangkat ke atas. "Menyentuh atau tidak, aku tidak akan menyukainya."

"Tidak perlu menyukainya Sarah juga mengerti ada orang lain di hatimu."

"Keluar, aku ingin sendiri." usir Rain dengan tangan terkepal.

"Sayangnya aku tetap di sini sampai ayahmu membuat keputusan."

Lagi-lagi orang brengsek itu.

***

Makan siang dengan menu Indonesia sedikit mengurangi ketegangan Rain akan pembicaraannya dengan Hari. Seperti mimpi di siang bolong, Rain mengira laki-laki yang sibuk di dapur adalah alien yang turun dari planet mars. Namun, kenyataannya Hari yang memenuhi meja makan dengan makanan kesukaannya. Jenis orang brengsek yang tidak akan menjadi ayah yang baik karena makanan itu hanya sebuah sogokan. Rain tahu Hari ingin meminta sesuatu dan kemungkinan menyangkut tentang Sarah.

Suara denting piring dan sendok berakhir menandakan makan siang telah usai. Rain meneguk air putih dengan hati-hati agar tidak tersedak ketika Hari mulai mengatakan sesuatu.

"Sarah berada di luar negeri." ucap Hari membuka percakapan.

Rain meletakkan gelasnya di meja. "Lalu?" tanyanya acuh.

"Kamu harus bersikap baik pada Sarah."

Rain menatap Alex yang duduk di kursi seberangnya. "Aku hampir membunuhnya."

Alex berusaha menyembunyikan amarah dan Rain sengaja memancing emosi laki-laki itu. Hari yang bodoh bahkan tidak menyadari Alex mengepalkan tangan di atas meja makan. 

"Sarah tidak menyentuhmu, dia hanya membantumu. Ayah ingat kamu sering demam tengah malam dan ibumu selalu merawatmu. Kamu seharusnya mengucapkan terima kasih bukan malah mencekiknya." ucap Hari lembut.

"Cepat katakan terus terang." pinta Rain tak sabar melihat sandiwara Hari.

"Ayah tidak ingin kalian bercerai, satu permintaan ini apa kamu bisa melakukannya?"

"Aku tidak pernah berkata ingin bercerai." ucap Rain datar.

"Satu tahun ini Sarah berada di luar negeri, dia memiliki urusan dan ayah yang bertanggung jawab atas urusannya. Rain, jangan pernah menceraikannya."

Rain kembali menatap Alex, kali ini ekspresi Alex berubah lega. Sepertinya perceraian bukan keinginan laki-laki itu. Ternyata masih ada cinta yang tulus. Rain bahkan tidak pernah menemukan seseorang yang mencintainya dengan tulus.

"Rain, jaga dirimu baik-baik ayah tidak bisa mengunjungimu karena pekerjaan. Kalau ada sesuatu katakan pada Alex. Dia bertanggung jawab penuh atas keperluanmu dan Sarah."

"Mungkin Sarah yang lebih membutuhkannya." ucap Rain santai.

"Mereka seperti saudara kandung dan Sarah lebih membutuhkanmu karena kamu suaminya. Sekali-sekali hubungi Sarah dan tanyakan kabarnya, dia sangat menyukaimu Rain."

Rain meletakkan ponselnya di meja. "Aku tidak punya nomor ponselnya."

"Alex, minta Sarah hubungi Rain." Hari bangkit dari duduknya. "Bantu Rain membersihkan apartemen."

"Tapi tuan tidak bisa—"

"Ada sopir, aku akan pulang dengan selamat."

Rain mengantar Hari menuju pintu dan melihat laki-laki itu masuk ke dalam lift. Sekarang hanya ada mereka berdua di apartemen.

Rain menunjuk kopernya di lantai. "Masukkan pakaianku di lemari dan susun semua barang-barang Sarah di kamarku."

"Kalian tidur satu kamar?" tanya Alex.

"Tentu saja dia istriku."

"Rain, kau melihatnya kan? Kau melihatku dan Sarah berciuman?" Alex menahan langkah Rain. "Karena aku melihatmu di sana."

Rain tersenyum kecil. "Iya melihatnya sayang sekali kalian tidak bercumbu."

***

Related chapters

  • Rain   Bab 9 ~ Bromo

    "Kamu capek Ki?"Saat ini Kia berada di ketinggian dan Ben menanyakan pertanyaan yang jelas jawabannya. Kia tidak mungkin meminta Ben menggendongnya kan?Kia meneguk air mineralnya dengan rakus hingga menimbulkan suara berisik sementara Ben memperhatikannya."Aku nggak jadi ke Jepang Ben." ucap Kia lemah, dia menyimpan botol air mineralnya ke dalam tas. "Ibuku yang baik hati buat rencana sendiri, katanya kalau tahun ini aku nekat ke Jepang. Dia bakal minta orang jemput paksa aku di sini. Menurutmu aku harus gimana?""Ikuti kata hatimu karena impian kamu memang ke Jepang kan?""Kenapa sih aku harus hidup di keluarga berantakan?" tanya Kia diiringi tawa sinis."Kamu nggak bisa nyalahin takdir Ki kalau kenyataannya memang hidupmu begitu. Jangan lihat sisi buruknya karena semua hal pasti ada sisi positifnya. Kamu beruntung masih punya orang tua sedangkan aku cuma punya paman. Meskipun keluargamu nggak harmonis, tapi kamu masih punya aku Ki

    Last Updated : 2021-08-14
  • Rain   Bab 10 ~ Spring

    Keindahan musim semi memang tidak diragukan lagi. Rain mengabadikan sakura bermekaran tidak melewatkan satu momen pun. Setahun terlewati Rain berada di Jepang. Dan hidupnya baik-baik saja karena Sarah masih berada di luar negeri.Keberuntungan itu Rain gunakan sebaik mungkin sebelum Sarah kembali ke Jepang dan menuntutnya menjadi suami yang baik. Omong kosong tentang pernikahan membuatnya seolah berada di penjara. Sekarang giliran Alex yang memotret. Rain menyerahkan kamera miliknya yang disambut sikap tidak rela laki-laki itu. "Cari spot yang bagus." ucap Alex mengarahkan kamera ke tempat lain. "Di sini saja." ujar Rain enggan berdebat. "Di belakangmu ada sepasang kekasih jangan merusak pemandangan mereka." Rain mencari tempat lain sesuai permintaan Alex. Dulu Rain tidak berpikir akan berteman dengan Alex mengingat hubungan laki-laki itu den

    Last Updated : 2021-08-15
  • Rain   Bab 11 ~ What happen?

    Kepala Rain hampir meledak ketika bangun pagi harinya menyadari tidak berada di kamarnya. Namun, dibandingkan semua itu yang paling mengejutkan adalah sosok perempuan di sampingnya. Setelah Sarah ternyata masih ada perempuan gila lainnya. Rain menyingkirkan tangan perempuan itu yang melingkar di pinggangnya. Kemudian memungut pakaiannya yang tergeletak di lantai. Sepertinya mereka telah melakukan sesuatu melihat seluruh pakaian perempuan itu berserakan di lantai. Dan bukti jelasnya Rain tidak mengenakan apa pun. "Jemput aku sekarang." ucap Rain melalui sambungan telepon, meski Alex tampak keberatan. Rain meninggalkan hotel tanpa meninggalkan pesan pada perempuan itu. Alex tidak bertanya mengenai Rain yang menginap di hotel, tapi wajah tanpa ekspresinya mengartikan Rain tidak ingin mengingat kejadian semalam. Dan Alex tahu benar jika emosi Rain meningkat drastis. Hal itu dimulai dari panggilan dari Hari disusul Sarah yang mengabarkan akan kembali ke Jepang bulan

    Last Updated : 2021-08-15
  • Rain   Bab 12 ~ Temperamen yang buruk

    "Rain?" Tidak ada sahutan sepertinya Rain masih kesal pada kejadian semalam. "Apa kegiatanmu selama di Jepang?" tanya Kia mencoba memecah keheningan. Rain menatap Kia sekilas. "Tidak ada." "Musim semi sangat indah, tapi kamu nggak terlihat bahagia. Rain, apa aku membuatmu kesal?" Rain menggeleng. "Bukan karena itu." "Lalu?" "Jangan ikut campur hidupku, paham?" Rain menekan kalimatnya. Kia mengangguk samar tampak tidak rela. "Paham." "Oke," Selebihnya Kia terjebak dalam keheningan dengan Rain yang fokus pada bukunya. Dia tidak tahu harus melakukan apa selain memperhatikan Rain dalam diam. Setahun berlalu perasaannya untuk Rain tidak berubah. Kia percaya bahwa laki-laki itu merupakan masa depannya, tempatnya pulang ketika di

    Last Updated : 2021-08-19
  • Rain   Bab 13 ~ Kabar dari Jeslyn

    Semula perasaan Rain membaik karena Kia termasuk perempuan penurut tidak menyebalkan seperti Sarah. Meskipun kejadian malam itu Kia mengambil keuntungan darinya, Rain tidak memperpanjang masalah tersebut. Toh, selama ini Sarah sudah menyentuhnya dan kejadian yang dilakukannya bersama Kia merupakan hal biasa. Namun, perasaannya memburuk setelah Jeslyn mengabarinya bahwa kesehatan ibunya memburuk. Rain tidak mungkin memberitahu keadaannya jika tidak ingin kedua adiknya cemas. Berurusan dengan Hari nyatanya lebih sulit daripada mengalahkan para preman pasar. Oleh sebab itu, Rain berniat pulang ke tanah air tanpa memberitahu Hari. Namun, niatnya terpaksa ditunda akibat Hari memintanya untuk menjemput Sarah dan menemani perempuan itu. Maksud dari menemani adalah melakukan sesuatu hingga Sarah hamil. Lebih tepatnya Rain harus memiliki anak bersama Sarah. Keinginan gila itu mana mungkin Rain lakukan? Emosinya memburuk dalam sekejap bahkan Rain melupakan Kia dan peremp

    Last Updated : 2021-08-21
  • Rain   Bab 14 ~ Syarat

    Rain sudah bersiap dengan koper besar di bawah kakinya. Sudah satu jam Alex tidak kunjung datang ke apartemennya. Padahal laki-laki itu mengabarkan sudah dalam perjalanan dan akan tiba setengah jam lagi. Namun, ini sudah berlalu satu jam sejak Alex menghubunginya. Rain khawatir Hari berubah pikiran dan meminta Alex untuk kembali."Rain, serius kamu nggak apa-apa?"Pertanyaan ketiga dan Rain hanya membalasnya dengan anggukan."Ini tengah malam, kamu yakin pergi sekarang?"Ponselnya berbunyi menyelamatkan Rain dari pertanyaan itu sementara Kia memperhatikannya dalam diam."Rain, ada perubahan rencana." ucap Alex dari seberang."Apa?" tanya Rain tidak sabar."Tuan Hari mengizinkan kamu pulang dengan satu syarat."Rain diam dengan tangan terkepal. Beberapa jam yang lalu Hari hanya menginginkan Alex ikut serta, tapi sekarang rencana licik apa lagi?"Kamu harus memiliki anak bersama Sarah. Syarat wajib kalau kamu ingin m

    Last Updated : 2021-08-24
  • Rain   Bab 15 ~ Surabaya

    Sekali lagi Rain melihat makam ibunya sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu. Kedua adiknya masih berada di sana. Menangis keras dan sebagai kakak yang gagal, Rain tidak bisa melakukan apa-apa selain memperhatikan dalam diam.Hujan menyambutnya mewakili perasaan yang paling dibencinya. Rain tidak menyukai hujan. Demi Tuhan, itu semua menyakitkan. Dia muak, lelah, marah, dan menyalahkan hidupnya. Kalau saja egonya bisa diturunkan, Rain tidak akan kehilangan ibu dengan cara menyakitkan.Hidup penuh drama akibat kesalahannya sendiri, dampak dari patah hati yang begitu hebat. Kenapa Rain harus termakan bujukan?Seandainya dia tidak menerima tawaran Hari hidupnya saat ini masih sangat sederhana. Melihat wajah ibunya dan kedua adiknya tanpa terbentang jarak. Lalu pernikahan palsu itu juga tidak pernah terjadi. Namun, semua itu hanya pengandaian. Kenyataan pahit ada di depan matanya sekuat apa pun Rain ingin kembali ke masa lalu. Dia tidak bisa melakukann

    Last Updated : 2021-08-28
  • Rain   Bab 16 ~ Kembali ke Jepang

    Menghabiskan waktu seminggu di Indonesia menyebabkan mood Rain tidak stabil. Salah satu penyebabnya adalah Eren. Entah bagaimana caranya perempuan itu masih menghantui pikirannya. Penyakit ginjal yang diderita Eren cepat atau lambat akan merenggut nyawa. Dan Rain belum siap menerima kemungkinan terburuk apabila sesuatu terjadi pada Eren.Hujan membuat Rain tersadar dari lamunan. Mobil yang membawanya ke apartemen melaju dengan kecepatan sedang. Dia bisa melihat kaca mobil yang berembun dan itu mampu menambah rasa kesalnya. Rain masih tidak menyukai hujan.Selama di Indonesia tidak sekali pun Rain menghubungi Kia. Ponsel sengaja dimatikan untuk menghindari Sarah. Setelah pertengkarannya dengan Eren, kebencian akan Sarah semakin memuncak. Namun, ada perasaan lain yang menghampirinya. Sedikit kerinduan untuk Kia.Rain tidak tahu sejak kapan merindukan perempuan itu. Dia jelas tidak tertarik pada Kia mengingat kejadian

    Last Updated : 2021-09-13

Latest chapter

  • Rain   Bab 22 ~ Permintaan Berdamai

    “Kak Rain?” Rain tersentak ketika Jeslyn menepuk bahunya. Tidak hanya Jeslyn ternyata Jessica juga ikut menjenguk Eren. Jangan berharap Rain menemukan sambutan hangat dari Jessica selain wajah dingin yang biasa dia tunjukkan pada siapa pun. “Gimana kondisi, Kak Eren?” tanya Jeslyn cemas. Rain menggeleng. “Kakak belum lihat?” Rain kembali menggeleng. “Gimana sih?” Kali ini Jessica yang berbicara dengan raut wajah masam. Rain enggan berkomentar dan membiarkan kedua adiknya memasuki ruang perawatan Eren. Dia tidak berminat melihat perempuan itu setelah melihat lelaki yang merusak suasana hatinya. Lelaki yang tidak akan pernah Rain sukai sampai kapan pun. “Kondisinya tambah buruk.” Jeslyn duduk di samping Rain dengan wajah muram. Entah apa pun itu dia sama sekali tidak peduli akan kondisi Eren. Bahkan jika perempuan itu pergi, Rain mencoba untuk tidak peduli. “Kakak masih dendam sama dia?” Rain menggeleng. Untuk apa menyimpan dendam pada seseorang yang mengkhianatinya? “Icha

  • Rain   Bab 21 ~ Meninggalkan Jepang

    Rain benci merasa bersalah dan perasaan itu bersarang selama satu bulan sejak kepergian Kia. Dulu, perasaan itu hanya pernah dirasakannya ketika bersama Eren. Tidak menyangka bahwa secepat itu Rain menggantikan posisi Eren di hatinya dengan Kia.Hanya saja semuanya telah terlambat ketika Kia melihat Rain sedang bercinta dengan Sarah.Kemudian Kia pergi tanpa memberikan Rain kesempatan untuk menjelaskan. Dia tidak pernah mencintai Sarah kecuali perjanjian konyol yang disepakatinya bersama Hari.Yang Rain tahu Kia sudah meninggalkan Jepang dan entah berada di mana lagi perempuan itu berada.“Kau punya masalah?”Rain menggeleng pelan lalu menggeser layar ponselnya hanya untuk mengusir bosan. Siang itu dia pergi keluar bersama Alex untuk mengusir penat. Sejak Alex kembali dari luar negeri, Rain segera meminta laki-laki itu menemaninya.“Sarah sudah mendapatkan apa yang dia mau,” ucap Alex.Rain hanya mendengarkan.“Pernikahanmu hanya formalitas karena dia masih tidur dengan banyak lelaki.

  • Rain   Bab 20 ~ Nasihat Ben

    Kia tidak menemukan keberadaan Ben usai menemani Eren menuju ruang perawatan. Laki-laki itu menghilang dalam sekejap seolah memiliki ilmu teleportasi. Ponsel Ben juga tidak bisa dihubungi membuat Kia kesal setengah mati. Dia memiliki janji temu dengan seorang psikiater, tapi Ben seolah melupakan janji itu.“Kia lagi nyari Ben?” tanya Eren lembut.Kia menggaruk kepalanya lantas mengangguk cepat. “Iya,” ucapnya singkat.“Tadi aku lihat dia keluar, coba kamu cari di sekitar taman. Kalau nggak salah aku lihat dia lari ke arah sana.”Kia kembali menggeleng. “Kamu lebih butuh teman.”Eren tertawa canggung merasa ucapan Kia menyindirnya dengan telak. Namun, dia cepat-cepat menyamarkannya dengan senyuman. “Ben pasti nggak suka lihat kamu di sini. Sebelum dia marah lebih baik kamu pulang aja, Kia.”Kia semakin merasa tidak nyaman.“Maksud aku kamu pulang buat istirahat.” Eren meralat ucapannya. “Kamu dari kemarin kurang tidur gara-gara jagain aku, lho.”Melihat raut wajah Eren yang tidak enak

  • Rain   Bab 19 ~ Retak

    Seperti bingkai foto yang terhempas ke lantai menyisakan serpihan kaca, Kia mencoba berdiri tegap memandangi kedua orang yang sedang bercumbu. Rain yang semalam menyentuhnya secara lembut rupanya juga menyentuh perempuan lain. Kia tidak tahu bagaimana harus bersikap setelah mengetahui kenyataan pahit itu. Dia hanya berdiri dalam diam melihat kedua orang itu memisahkan diri dan membenarkan pakaian masing-masing. Kedatangan Kia kemari hanya menganggu aktivitas mereka, maka tidak ada alasan yang membuatnya tetap tinggal kecuali segera membereskan barang-barangnya.Kia lupa, dia nyaris tidak memiliki apa pun!Dengan langkah berat, Kia keluar dari apartemen itu. Menyusuri lorong sepi menuju lift. Dia tidak punya tujuan dan satu-satunya orang yang bisa menghiburnya saat ini hanya Ben.Udara dingin tengah malam itu Kia duduk di halte. Tangannya menggenggam erat secangkir kopi yang dibelinya di minimarket. Namun, ras

  • Rain   Bab 18 ~ Mencari Kia

    Dua jam lamanya Rain mengurung diri di kamar mandi. Hingga sosok Kia tidak ditemukan di manapun. Ponsel perempuan itu juga tidak bisa dihubungi membuatnya merasa was-was. Mengingat Kia belum lama menginjakkan kaki di Jepang juga gerombolan orang berjas hitam terlihat menginginkan perempuan itu. Setengah kesadaran Rain mulai terusik. Tempat pertama Rain kunjungi adalah taman. Musim semi kebanyakan orang akan datang ke taman untuk melihat sakura mekar. Dia berharap Kia menjadi salah satu pengunjung di taman itu. Namun, menit berlalu menjadi jam Rain tidak menemukan Kia di tempat itu. Pertama kalinya Rain merasa kalut hanya karena seorang perempuan. Bahkan hubungan mereka tidak sedekat itu kecuali sebagai teman tidur. Namun, bersama Kia, Rain merasakan sedikit kenyamanan. Seperti ketika bersama Eren. Sial! Rain terjatuh ketika seseorang menabraknya. Dan pelaku tersebut terus berlari tanpa meminta maaf. Rain mengusap telapak tangannya

  • Rain   Bab 17 ~ Heat

    Rain memasuki apartemen mengabaikan Kia yang menyambutnya dengan senyuman. Saat ini Rain tidak baik-baik saja, tubuhnya terasa panas. Dia berlari menuju kamarnya lalu mengurung diri di kamar mandi. Menyalakan shower untuk mendinginkan tubuhnya. Namun, cukup lama melakukannya kondisi tubuhnya tak kunjung membaik. Rain bersandar pada dinding marmer yang dingin. Menahan gejolak emosi serta keinginan untuk melakukan sesuatu. Sarah memang berniat membunuhnya melalui obat perangsang.Brengsek!Ketukan di pintu menghentikan umpatan Rain."Rain, kamu baik-baik aja?" tanya Kia dari balik pintu.Rain mematikan shower lalu meraih handuk dan melilitkannya di pinggang. Dia menarik napas panjang sebelum membuka pintu."Kenapa?" tanya Rain langsung."Kamu kenapa Rain?"Rain sudah tidak bisa menahan gejolak itu lagi jika Kia terus berad

  • Rain   Bab 16 ~ Kembali ke Jepang

    Menghabiskan waktu seminggu di Indonesia menyebabkan mood Rain tidak stabil. Salah satu penyebabnya adalah Eren. Entah bagaimana caranya perempuan itu masih menghantui pikirannya. Penyakit ginjal yang diderita Eren cepat atau lambat akan merenggut nyawa. Dan Rain belum siap menerima kemungkinan terburuk apabila sesuatu terjadi pada Eren.Hujan membuat Rain tersadar dari lamunan. Mobil yang membawanya ke apartemen melaju dengan kecepatan sedang. Dia bisa melihat kaca mobil yang berembun dan itu mampu menambah rasa kesalnya. Rain masih tidak menyukai hujan.Selama di Indonesia tidak sekali pun Rain menghubungi Kia. Ponsel sengaja dimatikan untuk menghindari Sarah. Setelah pertengkarannya dengan Eren, kebencian akan Sarah semakin memuncak. Namun, ada perasaan lain yang menghampirinya. Sedikit kerinduan untuk Kia.Rain tidak tahu sejak kapan merindukan perempuan itu. Dia jelas tidak tertarik pada Kia mengingat kejadian

  • Rain   Bab 15 ~ Surabaya

    Sekali lagi Rain melihat makam ibunya sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu. Kedua adiknya masih berada di sana. Menangis keras dan sebagai kakak yang gagal, Rain tidak bisa melakukan apa-apa selain memperhatikan dalam diam.Hujan menyambutnya mewakili perasaan yang paling dibencinya. Rain tidak menyukai hujan. Demi Tuhan, itu semua menyakitkan. Dia muak, lelah, marah, dan menyalahkan hidupnya. Kalau saja egonya bisa diturunkan, Rain tidak akan kehilangan ibu dengan cara menyakitkan.Hidup penuh drama akibat kesalahannya sendiri, dampak dari patah hati yang begitu hebat. Kenapa Rain harus termakan bujukan?Seandainya dia tidak menerima tawaran Hari hidupnya saat ini masih sangat sederhana. Melihat wajah ibunya dan kedua adiknya tanpa terbentang jarak. Lalu pernikahan palsu itu juga tidak pernah terjadi. Namun, semua itu hanya pengandaian. Kenyataan pahit ada di depan matanya sekuat apa pun Rain ingin kembali ke masa lalu. Dia tidak bisa melakukann

  • Rain   Bab 14 ~ Syarat

    Rain sudah bersiap dengan koper besar di bawah kakinya. Sudah satu jam Alex tidak kunjung datang ke apartemennya. Padahal laki-laki itu mengabarkan sudah dalam perjalanan dan akan tiba setengah jam lagi. Namun, ini sudah berlalu satu jam sejak Alex menghubunginya. Rain khawatir Hari berubah pikiran dan meminta Alex untuk kembali."Rain, serius kamu nggak apa-apa?"Pertanyaan ketiga dan Rain hanya membalasnya dengan anggukan."Ini tengah malam, kamu yakin pergi sekarang?"Ponselnya berbunyi menyelamatkan Rain dari pertanyaan itu sementara Kia memperhatikannya dalam diam."Rain, ada perubahan rencana." ucap Alex dari seberang."Apa?" tanya Rain tidak sabar."Tuan Hari mengizinkan kamu pulang dengan satu syarat."Rain diam dengan tangan terkepal. Beberapa jam yang lalu Hari hanya menginginkan Alex ikut serta, tapi sekarang rencana licik apa lagi?"Kamu harus memiliki anak bersama Sarah. Syarat wajib kalau kamu ingin m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status