Dan setelah manaiki mobil tiga puluh menit Rain dan yang lainnya pun sampai, dan sebenarnya jara antara rumah dan kantor Bunda juga lumayan jauh, tapi karena di jalan tidak ada kendala dan bahkan lampu merah pun di terobos, jadi hanya memaan waktu tiga puluh menit saja sudah sampai di kantor Bunda Laura yang sangat besar, dan jika di lihat dari beberapa sudut pandang, kantor Bunda Laura adalah yang terbesar dan terluas, bahkan kantor-kantor yang ada di sekitarnya hanya lah semut-semut di banding dengan kantor Bunda Laura yang sekarang Rain lihat, ini baru pertama kali Rain keluar rumah dan ke kantor Bunda Laura setelah beberapa waktu dia hanya di rumah yang membuatnya sangat membosankan.
Tania, Rain, dan Bunda Laura keluar di kawal oleh beberapa bodyguard terbaiknya dan setelah itu mereka berjalan, lalu setelah hampir sampai pintu masuk, Rama berhenti dan berbalik lagi, karena ponsel terbaru yang di berikan oleh Bunda Laura tertinggal di mobil, jadi Rain terpaksa harus kembal
Tunggu kelanjutannya yah dan jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian supaya teman kalian bisa baca cerita ini dan bisa saling sharing sama kalian
Dan semua orang pun langsung melihat ke arah penjaga tersebut, lalu dia yang tadinya santai menjadi panik melihat Bunda Laura marah besar karena sebelumnya dia belum pernah marah seperti ini, namun sekarang mereka semua melihatnya Bunda Laura marah besar karena perkara kecil saja, namun buat Bunda Laura ini bukan perkara kecil karena anaknya terluka“Fetrin” Panggil Bunda Laura“Iya Bos” Jawab Bibi Fetrin sambil menghadap Bunda Laura“Bawa orang yang sudah membuat Rain terluka, bawa dia ke tengah laut dan tenggelamkan, dan birakan dia mtai perlahan!” Ucap Bunda Laura dengan tegasMendengar itu Rain pun langsung mencegahnya “Bund a tidak perlu seperti ini, lagian kan ini juga salah aku yang asal masuk saja, dia hanya melakukan tugasnya untuk mengusir orang asing yang ingin masuk ke kantornya Bunda” Ucap Rain dengan lembut“Kamu anak Bunda, dan kamu bukan orang asing, jadi ini salah dia, dan juga
Dan setelah semua orang berkumpul di satu ruangan besar, Bunda Laura menyuruh Fetrin untuk mengumumkan itu, dan kebetulandia baru saja kembali dari mengurus penjaga yang membuat Rain terluka itu.Bibi Fetrin membuka suara sebagai permulaan, lalu setelah itu dia memulai dengan agak sedikit berpidato sebelum masuk ke inti dari kenapa mereka semua di kumpulkan, dan setelah berpidato sebentar, Bibi Fetrin pun langsung memberitahu ke mereka semua kenapa mereka semua di kumpulkan di ruangan besar iniDan setelah itu Bibi Fetrin memperkenalkan aku, Rain Aksara sebagai anak dari Bunda Laura, dan setelah itu mereka semua pun bertepuk tangan segaligus bingung, namun mereka tidak ada yang berani bertanya kenapa tiba-tiba Rain muncul dan menjadi anak Bunda Laura.Rain pun berdiri malu-malu dengan di dorong oleh Tania, dan setelah itu bunda Laura juga memberitahu mereka semua harus menuruti semua apa yang Rain mau, apa pun itu.Dan Rain pun kaget dengan itu, dia langs
engga kaya elu, dan dia adalah pacar idaman gua, Rain Aksara, jadi berhenti untuk gangu gua” Ucap Tania memperkenalkan Rain sambil menggandeng lengan Rain dan Rain pun sudah mengerti apa yang di maksud dan dia pun langsung berakting seperti pacarnya Tania“Oh, jadi gara-gara cowok jelek dan ga jelas ini, kamu ninggalin aku” Ucap Kevin dengan nada marah dan dia tidak menyadiri dirinya sendiri yang telah meingalkan Tania demi orang lain“Dia pacar gua dan engga ada urusannya sama elu!” Ucap Tania dengan kesal dan langsung mengajak Rain pergi, namun sebelum pergi tangannya Tania di tarik oleh Kevin.“Kamu engga bisa lepas dari aku, karena aku masih pacar kamu” Ucap Kevin dengan lantang“Elu engga usah mimpi, gua bukan pacar elu lagi, dan sekarang gua sudah punya pacara baru, jadi jangan ganggu hidup gua lagi” Ucap Tania dengan tegas sambil meringis kesakitan karena tangan yang di pegang dengan erat oleh K
Dan Tania pun memaksa Rain untuk memilih sepatu yan di inginkan, Rain menoaknya karena barang-barang yang di sediakan Bunda Laura masih banyak yang belum terpakai dan itu semua masih baru, jadi Rain menolaknya untuk membei sepatu baru lagi, namun Tania tetap memaksa Rain untuk memiih sepatu dan akhirnya Rain memilih satu sepatu yang paling murah di tempat tersebut.“Ya sudah ini saja” Ucap Rain pada Tania“Sepatu apaan ini, kok jelek banget, ganti jangan yang ini” Ucap Tania karena melihat kalau sepatu tersebut sangat jelek dan tidak cocok untuk Rain pakai“Ini sepatu yang paing murah di sini” Jawab Rain dengan santai“Ngapain kamu belanja lihat harga Rain, cari sepatu yang kamu suka, nggak usah melihat harga” Ucap Tania dan lanjut bilang “Aatau aku saja ya yang pilihin buat kamu” Ucap Tania yang berniat ingin mencarikan sepatu yang bagus buat Rain“Terserah kamu deh, aku ikut aja&rd
Tania mengajak Rain ke tempat sesuai apa yang di minta Rain, mereka duduk dengan santai dan ada satu pelayan dengan sopan menghampiri mereka berdua dan bertanya“Siang Kak, Mas, mau pesan apa ?” tanya pelayan tersebut dengan sopan sambil pelayan tersebut memberikan buku menu pada Rain dan juga Tania.Tania tidak tahu makanan apa yag ada di menu tersebut, namun Rain mengetahuinya dan karena Tania tidak tahu makanan apa yang akan dia pesan, jadi dia mengikuti apa yang di pesan Rain, supaya Rain tidak tahu kalau dia sama sekali tidak pernah makan di tempat murah sepert ini.Dan setelah memesan pelayan tersebut pergi untuk membuatkan apa yang di pesan Rain dan juga Tania, Tania melihat sekitar dan di tempat itu sangat ramai, namun dia melihat Rain dan dia pun menikmatinya, Rain melihat ke sekelilingnya dengan senang di tambah lagi di sana ada live musik yang membuat Rain semakin senang, dia mendengarkan perempuan yang nyanyi di atas stage tersebut dengan
“Dia lagi keluar sebentar ada urusan yang harus dia lakukan, kenapa memang ?” tanya Bunda Laura pada Rain dengan penasaran kenapa Rain menanyakan pengurus rumah Abigail itu“Tidak ada Bunda, aku sudah tidak sabar untuk latihan seni bela diri sama Bibi Fetrin” jawab Rain dengan santai“Gi mana kalau latihan sama Bunda” ucap Bunda Laura dengan bercanda dan senyum“Tidak mau, bahkan Bunda saja tidak bisa berkelahi” ucap Rain yang meremehkan Bundanya itu“Di jalanan memang Bunda tidak bisa” ucap Bunda Laura, lalu lanjut berbisik di telinga Rain dengan pelan yang bisa di dengan oleh Rain saja “Tapi di ranjang Bunda sangat jago dalam berkelahi” Bisik Bunda Laura dengan senyum ke Rain yang membuat dirinya kaget karena mendengar Bunda berbisik seperti itu“Bunda” ucap Rain dengan manja sambil memprotesnya pada bunda karena Bunda bicara seperti itu“Apa mau di c
“Ada apa ini ? kok saya di gendong kaya begini ?” tanya Rain yang tidak mengerti karena dia baru saja terbangun dari tidurnya“Kalain itu gi mana sih, kan saya bilang jangan samapi Rain bangun, ceroboh banget sih” ucap Tania dengan memarahi para bodyguardnya di depan Rain, Rain yangbaru saja di turunkan dan berdiri melihat para bodyguard di marahi, dia pun bertanya pada Tania“Tania, kenapa marah-marah ? ada apa ? kasihan loh mereka kamu marahin kaya begitu” ucap Rain mencoba menetralisir kondisinya Tania yang sedang marah-marah kepada bodyguard yang ada di depannya“Ini, aku menyuruh mereka untuk mengangkat kamu ke kamar dan aku pesan sama mereka jangan sampai kamu terbangun, eh malah kamu bangun karena kecerobohan mereka” ucap Tania menjelaskan dan masih kesal sama para bodyguardnya“Sabar, lagian kamu ngapain nyuruh mereka buat ngangkat aku ke kamar, kan kamu bisa bangunin aku Tania” ucap Rain
“Rain” ucap Bunda Laura dengan senyum karena malihat bekas ciuman itu ada di dahi anaknya“Kenapa Bunda ?” tanya Rain dengan polos dan tidak tahu apa yang di maksud Bundanya“Siapa yang habis mencium kamu ?” tanya Bunda Laura mengintrogasi anak laki-lakinya itu“Ha ?” tanya Rain dengan pura-pura tidak tahu“Itu di dahi kamu ada bekas lipstik, jujur sama Bunda siapa yang habis cium kamu ?” tanya Bunda lagi“Kalau itu Bunda bisa tanyakan sama Tania” jawab Rain dengan santai“Kenapa harus sama Tania ?” tanya Bunda Laura“Karena dia yang melakukannya Bunda” jawab Rain dengan polos yang membuat Tania yang berada di sampingnya senyum-senyum sendiri“Tania” ucap Bunda Laura sambil memandang Tania dengan senyum yang membuat Tania senyum dan ingin tertawa namun di tahan“Iya Bunda” jawab Tania“Kena
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u