“Engga ada gi mana, kamu aja tadi ngobrol sama dia cukup lama” ucap Tania pada Rain
“Engga ada Tania” ucap Rain dengan santai dan seteah itu dia berdiri yang membuat Tania dan Alana bingung
“Mau kemana kamu ?” tanya Tania dengan bingung
“Aku mau ke depan mau ngambil cemilan dulu” jawab Rain pada Tania dengan santai
“Kan tinggal panggl Bi Inah pakai Ht” ucap Tania pada Rain
“Kasihan Tania, kamu kira nggak capek dia kerja dari pagi, di tambah rumah ini besarnya udah kaya apa” ucap Rain dengan santai dan setelah itu dia berjalan keluar kamar dengan santai untuk menuju dapur
“Baik ya Rain” ucap Alana yang sangat bangga pada Rain, dia sangat mengerti apa yang di rasakan orang yang bekerja di rumah Bunda Laura
“Iya, apalagi pas pertama dia masuk rumah ini, lebih parah lagi” ucap Tania pada Alana dengan santai
“Apa yang dia lakukan ?&
“Ini bunda yang lagi Bunda tonton, aku suka yang ini” jawab Rain dengan santai dan di saat bersamaan Bi Inah menghampirinya dan memberitahu kalau kentang gorengnya sudah siap“Den Rain, kentang gorengnya sudah siap sesuai pesanan” ucap Bi Inah pada Rain“Oh iya Bi, makasih ya, nanti aku bawa, Bi Inah bsia kembali lagi” ucap Rain pada Bi Inah dengan sopan“Baik Den, kalau begitu Bibi kembali dulu yah” ucap Bi Inah dengan sopan dan setelah itu dia pun kembali dan Rain masih menemani Bunda Laura menonton dengan santai“Sayang kenapa kamu nggak tunggu kamar aja, kan Bi Inah bisa mengantarkan makanannya ke kamar kamu” ucap Bunda Laura pada Rain“Engga apa-apa Bunda, lagian kan kasihan Bi Inah udah kerja dari pagi di rumah sebesar ini, pasti dia udah kelelahan, lagian apa salahnya hanya membawa sendiri makanan dari dapur ke kamar aku” ucap Rain pada Bunda Laura“Anak Bun
“Apa boleh ?” tanya Alana pada Tania“tentu boleh, siapa yang melarang emang” jawab Tania dengan santai pada Alana dan lanjut bilang “Kamu besok ada kegiatan nggak ?” tanya Tania pada Alana“Kebetulan besok kosong sih, nggak ada kegiatan apa-apa” jawab Alana yang sangat kebetulan sekali kalau dia tidak ada jadwal atau kegiatan apapun“Nah pas kalau begitu, jadi mending tidur disini aja sama aku nanti di kamar aku” ucap Tania pada Alana“Boleh deh, tapi aku telefon mamah sama papah aku dulu yah, bilang ke dia kaau aku malam ini tidur di sini” ucap Alana pada Tania dengan santai“Iya, kamu hubungin orang tua kamu dulu, nanti mereka nyariin lagi” ucap Tania pada AlanaDan setelah itu Alana mengambil ponselnya dan menelefon mamahnya dan telefon pun di angkat, lalu Alana memberitahu Mamahnya kalau dia akan menginap di rumah Tante Laura, mendengar itu Mamahnya pun
“Bunda” ucap Tania dari belakang dengan di ikuti Alana dan juga Rain“Iya sayang, ada apa kalian ke sini ? mau temanin Bunda nonton ?” tanya Bunda Laura pada Tania dengan santai“Engga Bunda, kita ke sini bukan untuk itu” jawab Tania dengan santai dan kemudian dia jalan dan duduk di samping Bunda Laura, begitu pun juga Rain, sementara Alana dia duduk di samping Rain“Terus ada apa ? kirain Bunda kalian mau temanin Bunda menonton” ucap Bunda Laura pada mereka bertiga“Jadi begini Bunda, kita bertiga mau izin sama Bunda kalau besok kita akan pergi jalan-jalan ke puncak, boleh tidak ?” tanya Tania pada Bunda Laura dengan santai“Tumben, lagian kenapa mendadak juga” ucap Bunda Laura pada Tania“Kita juga baru kepikiran Bunda, bagaimana, boleh tidak ?” tanya Tania pada Bunda Laura“Apa kalian menginap di sana ?” tanya Bunda Laura pada Tania
kamar Rain, Bunda Laura menyempatkan mencium kening Rain dan mengusap rambut Rain dengan lembut dan setelah itu dia keluar dengan perlahan agar Rain tidak terbangun dari tidurnya, setelah dari kamar Rain, Bunda Laura menuju kamarnya Tania, setelah di kamar Tania dan melihat kalau dia sudah tertidur bersama Alana, Bunda Laura pun melakukan hal yang sama pada Tania seperti apa yang dia lakukan pada Rain di kamar tadi, setelah itu dia keluar dan berjalan menuju kamarnya sendiri untuk istirahat.Sesampainya di kamar, Bunda Laura ke kamar mandi bersih-bersih dulu sebelum tidur dan setelah bersih-bersih barulah dia tidur, nemun sebelum dia tidur dia masih sempat mengambi foto almarhum suaminya dan memandanginya dengan seksama hingga membuat air matanya mengalir, namun dia segara menghapusnya dan menaruh foto tersebut lalu segera tidur dan istirahat.Ke esokan paginya Rain yang masih tertidur di bangunkan oleh Bunda Laura dengan lembut, dan perlahan Rain pun terbangun “
“Sini” ucap Tania dengan santai dan Tania pun mendekat ke Rain dan setelah itu merapihkan rambut Rain dengan santai dan lembut dan Rain pun hanya bisa diam saja dan menungu Tania selesai merapihkan rambutnya.Setelah menrapihkan rambut Rain, mereka bertiga pun akhirnya berangkat ke puncak menggunakan mobil, namun sebelum mereka bergegas pergi, Rain mengambil snak yang ada di rumah Bunda Laura, dia membawanya untuk perjalanan ke puncak“Kamu bawa apaan ?” tanya Tania yang menungu di mobil“Snak, buat cemilan di jalan” jawab Rain dengan santai dan setelah itu mereka bertiga berpamitan sama Bunda Laura, dan Rain naik ke mobil dan mereka bertiga pergi menuju puncakSementara Bunda Laura yang berada di rumah dia pun siap-siap karena dia harus ke kantor untuk mengontrol kerjaannya, setelah Bunda Laura sudah siap, dia pun pergi ke kantornya dengan di kawal oleh Bibi Fetrin yang menjadi pengawal pribadi Bunda Laura.Bund
“Halo, kenapa sayang ?” tanya Bunda Laura pada Rain dengan santai “Engga ada apa-apa Bunda,” jawab Rain dengan santai dan lanjut bilang “Aku Cuma mau minta tolong Bunda, kalau Anna telefon Bunda dan bertanya tetang tujuan kita, jangan di kasih tahu ya Bunda” ucap Rain pada Bunda Laura dengan di dengar oleh Tania dan juga Alana “Bunda ini aku, bisa kan Bunda, aku nggak mau ada dia saat kita bertiga di vila B
“Kalau memang seperti tidak apa-apa, karena nyawa Rain lebih penting dari pada aku katahu hal tersebut” ucap Bang Ari yang merasa tidak apa-apa setelah mendengar penjelasan Kak Ara “Makasih ya, kamu udah ngertiin aku” ucap Kak Ara dengan senyum dan setelah itu dia memeluk Bang Ari dengan erat “Iya sama-sama, asalkan kamu sama Mira bahagia itu udah cukup buat aku, tapi kamu harus tetap hati-hati yah” ucap Bang Ari
“Oh iya, apa kalian hanya berempat aja ?” tanya Rain pada anak-anak kecil tersebut dengan santai “Iya kak, kita hanya berempat aja” jawab salah satu anak kecil itu Namun dari mereka semua tiba-tiba saja ada yang berhenti makan yang membuat Rain bingung dan karena bingung Rain pun bertanya pada anak kecil itu “Dek, kenapa nggak lanjutin makannya ?” tanya Rain dengan bingung karena anak kecil itu berhenti makan, se
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u