“Aku juga sudah sering mendengar nama kamu dari Papah Mama ku” ucap Alana dengan senyum menyanjung Rain, namun Rain hanya tersenyum dan dia sangat kaku, dia tidak terbiasa dengan hal ini, dan bahkan dia menunduk saar Alana memujinya seperti seorang pekerja yang hormat terhadap bosnya dan itu membuat Bunda Laura dan yang lainnya tersenyum
“Maaf ya Alana, Rain tidak pernah dekat dengan perempuan jadi masih kaku seperti yang kamu lihat” ucap Bunda Laura agar Alana mengerti keadaan Rain
“Setelah itu ?” tanya Alana dengan serius karena dia benar-benar sangat penasaran pada Rain “Setelah itu saat aku ingin pergi dari rumah itu, Bunda Laura tidak mengizinkan aku untuk keluar dan dia bilang kalau dia ingin mengangkat aku sebagi anak, awalnya aku menolak hal itu karena aku masih ada keluarga, namun Bunda memaksa dan bahkan dia mengurung aku tidak boleh keluar sama sekali dari rumah Bunda Laura, dengan akhirnya perlahan aku menerima hal tersebut sampai sekarang, dan sejak saat itu kehidupan ku berubah total” jawab Rain menjelaskan pada Alana yang saat ini sangat penasaran
“Pria itu memberi waktu aku dan orang tua aku beberapa hari lagi agar ada yang mau di jodohkan oleh aku, dan sekarang orangnya kamu, jadi aku mohon sama aku untuk menerima perjodohan ini, lagian juga Tante Laura sangat setuju dengan perjodohan ini” ucap Alana pada Rain dengan serius Rain pun berpikir, karena kalau dia menerima perjodohan ini dia pasti akan celaka atau bahkan masuk rumah sakit seperti apa yang di bilang oleh Alana “Bagaimana ?” tanya Alana pada Rain dengan serius
“Baik, jadi begini Rain, Bunda Laura dan Mamah, Papahnya Alana, ingin menjodohkan kalian berdua” ucap Bunda Laura memberitahu pada Rain yang sebenarnya Rain sudah tahu dari Alana, yang kaget bukanlah Rain melainkan Tania, dia yang sehabis minum langsung batuk-batuk mendengar hal tersebut, melihat Tania batu-batuk, Rain pun langsung memberi minum lagi pada Tania dan setelah minum dan sudah setabil, Tania langsung menolak perjodohan itu. “Bunda, nggak boleh, Rain berhak memilih jodohnya sendiri, bukan di jodohin seperti ini” ucap Tania yang langsung menolak hal tersebut
“Syukur ya Rain mau di jdohin sama kamu Alana” ucap Mamahnya Alana dengan sangat lega karena Rain mau di jodohin sama Alana “Iya, jadi kamu nggak perlu terima lagi tawaran cowok gila itu” ucap Papahnya Alana membicarakan cowok yang Alana bicarakan sama Alana “Iya Pah, Mah, walau pun sulit membujuk Rain, tapi untungnya aku bisa” ucap Alana pada Mamah dan Mamahnya
“Alana bilang kalau semua cowok itu di ancam oleh cowok yang ngejar-ngejar Tania, jadi mereka semua mengundurkan diri” jawab Rain dengan serius pada Tania “Kalau begitu kamu nggak boleh setuju, kamu nantinya cepat atau lambat pasti akan di ancam oleh cowok itu dan bahkan kamu dalam bahaya sekarang” ucap Tania pada Rain dengan serius karena dia sangat khawatir sama Rain, takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan oleh Tania “Aku
“Gua nggak akan nikah sama elu apapun yang terjadi” ucap Alana pada laki-laki tersebut “Ingat Alana, waktu kamu sebentar lagi, jika kamu tidak bisa menemukan laki-laki yang mau menikah sama kamu, kamu akan menikah sama aku” ucap Laki-laki tersebut dengan senyum pada Alana “Gua nggak akan nikah sama elu, karena sudah ada laki-laki yang sudah di jodohin sama gua, jadi jangan harap kalau gua akan nikah sama elu” ucap Alana den
“Iya kamu tenang aja, aku lagi nggak kemana-mana kok, jadi nggak akan keluar” ucap Rain pada Alana dengan santai Dan saat itu, tiba-tiba saja ada Tania masuk ke dalam kamarnya dengan santai dan melihat Rain lagi menelefon seseorang yang awalnyaTania tidak tahu siapa yang menelefon, dia pun bertanya pada Rain dengan pelan agar tidak menganggunya yang sedang telefonan “Siapa ?” tanya Tania dengan pelan dan penasaran, siapa pagi-pagi yang sudah menelefon adiknya itu
Sesampainya di luar, Rain mencari spot yang bagus untuk melihat matahari terbenam yang bagus, dan di susul oleh Tania di belakangnya, sebenarnya Rain bisa melihat di kamarnya di depan kaca besar, namun Rain juga ingin menikmati udara pada sore hari di luar rumah, setelah menemukan spot yang bagus Rain dan Tania pun duduk dengan santai, sambil menunggu matahari terbenam, Rain dan Tania juga melihat para bodyguard yang baru yang sedang latihan bela diri bersama Ali.“Ada apa Rain ?” tanya Tania karena Tania melihat Rain memperhatikan para bodyguard dengan sangat serius“Engga apa-apa, mereka sangat bekerja keras, semoga Tuhan menyelamatkannya nanti dalam menjalankan tugasnya” ucap Rain dengan serius dan kemudian mereka bersantai lagi, setelah itu Tania merasa ada yang tidak beres dengan apa yang dia rasakan sekarang, namun dia tidak menanggapi serius apa yang di rasakannya tadiDan setelah menunggu beberapa belas menit di luar sana, Rain da
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u