“Iya-iya” ucap Rain dan lanjut bilang “Aku lagi kepikiran sama Kak Ara dan Mira di rumah nenek” jawab Rain menjawab jujur pada Tania yang membuat Tania sangat tenang dengan tidak ada reaksi yang berlebihan setelah mendengar hal tersebut.
“Oh itu, kirain mikirin apa” ucap Tania dengan tenang dan lanjut bilang “Kenapa nggak bilang dari tadi” ucap Tania pada Rain
“Kamu nggak marah sama aku ?” tanya Rain
Bang Ari yang melihat istrinya aneh, dia pun bertanya pada istrinya itu “Kamu kenapa ?” tanya Bang Ari karena melihat ada hal yang aneh oleh istrinya itu “Engga ada apa-apa” jawab Kak Ara dengan se santai dan setenang mungkin agar suaminya itu tidak curiga pada dirinya “Yakin ?” tanya suaminya itu untuk memastikan kalau istrinya baik-baik aja
Di jalan Rain dan Tania terkena macet karena mereka memakai mobil, sedangkan Kak Ara dan Mira yang menggunakan motor pun mereka bisa menyelip agar melewati macet tersebut dengan mudah dan setelah tiga puluh menit berkendara Kak Ara dan Mira pun sampai di lokasi Tania yang tentunya dia tidak tahu kalau yang mengirimi itu Tania, sementara Tania dan Rain mereka masih dalaam perjalanan menuju taman tersebut.“Kak ngapain kita ke sini ?” tanya Mira yang semakin bingung dengan tingkah Kakaknya yang tidak jelas seperti itu“Dek, kamu mau bertemu bang Rain tidak ?” tanya Kak Ara dengan senyum senang“Mau dong kak. Aku kangen sama Bang Rain” jawab Mira dengan senyum mendengar hal itu karena dia juga sangat kangen dengan abang satunya itu dan dia lanjut bilang “Apa kita akan bertemu bang Rain kak ?” tanya Mira dengan wajah penuh harap kalau dia di ajak ke sini untuk bertemu dengan abangnya yang sudah lama dia tidak temui itu
“Kak gi mana ? lima menit lagi jam sembilan dan Bang Rain belum juga datang” ucap Mira yang masih belum melihat abangnya itu“Kita tunggu ya, sampai Bang Rain datang” ucap Kak Ara dan lanjut bilang “Bukannya adek bilang mau ketemu Bang Rain” ucap Kak Ara“Iya Kak, adek mau, tapi kalau begini bagaimana ?” tanya Adiknya“Kita tunggu. Bang Rain pasti muncul” ucap Kak Ara dan lanjut bilang “Adek percaya sama kakak kan” ucap Kak Ara meyakinkan adiknya“Iya kak, adek percaya sama kakak” jawab Mira sambil tersenyum ke arah kak AraSementara itu Rain yang habis terkena macet dia dan Tania uns ampai di parkiran taman, Rain langsung mematikan mesin mobilnya dan buru-buru untuk keluar mobil, Tania mengikutinya karena melihat Rain sudah tidak sabar dari tadi, Rain keluar dan langsung mengedarkan pandangannya ke penjuru taman untuk mencari keberadaan Kak Ara, namun dia tidak mel
“Oh. Kenalin ini Tania” ucap Rain mengenalkan mereka berdua“Ara. Kakaknya Rain” ucap Kak Ara memperkenalkan diri sambil tersenyum dan berjabat tangan dengan Tania“Tania kak, pacarnya Rain” ucap Tania pada Kak Ara dengan senyum yang membuat Rain sangat kaget karena Tania mengaku kalau dia adalah pacarnya“Pacar ?” ucap Kak Ara yang sangat kaget karena Rain bisa mempunyai pacar yang sangat cantik“Iya Kak, aku pacarnya Rain, adik kakak” ucap Tania dengan senyum memastikan kalau Kak Ara tidak salah dengar kalau dia adalah pacarnya Rain“Kok dia mau sama kamu” kak Ara mau dan membisikan hal tersebut di telinga Rain dengan pelan agar“Maksudnya ?” tanya Rain karena dia tahu kalau kakaknya sekarang sedang meledeknya“Dia kan cantik, kok mau sama kamu yang aya begini” bisik Kak Ara dengan senyum“Black sweet” hanya kata
“Sombong” ucap Kak Ara dan Mira secara berbarengan melihat Rain seperti itu dan Rain hanya tersenyumDan setelah itu pesanan mereka pun datang seteah menunggu beberapa belas menit dan mereka berempat pun menikmati makanan dan minuman yang mereka pesan, sambil menyantap makanan, Kak Ara bertanya pada Tania tentang dirinya.“Tania, orang mana ?” tanya Kak Ara dengan senyum dan juga penasaran karena Tania sangat cantik“Aku orang Indonesia kak” jawab Tania dengan senyum“Asli Indonesia kah ?” tanya Kak Ara pada Tania“Tepatnya Indonesia Korea kak, campuran” jawab Tania dengan senyum“Pantesan cantik banget, wow,” ucap Kak Ara yang sangat kagum dengan kecantikan Tania dan dia lanjut bilang “EH the Black sweet, kamu sangat beruntung dapatin Tania yah. Tapi Tanianya sangat rugi dapatin kamu” ucap Kak Ara yang masih meledek Rain“Engga kok kak, aku juga
“Ini kenapa macet begini yah” ucap Tania juga dengan bingung arena tidak biasanya terjadi macet“Aku juga nggak tahu, nggak biasanya jalan ini macet seperti ini” ucap Rain yang juga bingung karena memang tidak biasanya di jalan yang mereka lewati ini macet“Ini kayanya di depan ada yang kecelakaan kali yah” ucap Tania menebak-nebak karena memang dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di depan mereka hingga terjadi macet seperti ini“Sepertinya begitu, kalau nggak ada apa-apa nggak mungkin terjadi macet kaya begini” ucap Rain yang juga menebak sama seperti Tania“Terpaksa nunggu deh ini” ucap Rain pada Tania karena hanya hal itu saja yang bisa mereka lakukan“Coba deh kamu tanya Bunda, sudah sampai mana” ucap Rain menyuruh Tania“Sebentar, aku telefon dulu” ucap Tania dan setelah itu dia langsung mengeuarkan ponsel canggihnya dan langsung menelefon Bunda
“Makasih Bunda” ucap Rain dengan senyum senang di belikan oleh-oleh sama Bunda Laura“Sama-sama sayang. Suka nggak ?” tanya Bunda dengan senang karena melihat anak-anaknya senang“Senang dong Bunda” jawab Rain dan Tania secara bersamaan“Bisa barengan gitu jawabnya. Sudah mulai kompak ya kalian” ucap Bunda Laura dengan senyum senang karena anak-anaknya sudah mulai kompak satu sama lain“Oh iya sayang untuk acara besok, mendingankalian cobain bajunya sekarang deh, kalau nggak muat biar di cari baju lain” ucap Bunda Laura dengan serius“Loh emang besok jadi Bunda ?” tanya Tania pada Bunda Laura“Jadi dong sayang, masa nggak jadi” jawab Bunda Laura“Bunda udah suruh Bibi Fetrin untuk siapkan semuanya, coba kalian lihat dulu ada di ruang kostum” ucap Bunda Laura pada Tania dan juga Rain“Bunda, kayaknya aku nggak usah ikut deh Bund
“Kapan ?” tanya Rain karena dia harus tahu pasti kapan Bibi Fetrin bisa mengajarkannya berkelahi agar dia menjadi hebat“Saya juga kurang tahu Den. Tapi yang past setelah semuanya selesai saya akan langsung mengajarkan jurus-jurus hebat pada Den Rain” jawab Bibi Fetrin yang tidak bisa memastikan kapan Rain akan di ajarkannya berkelahi dan lanjut bilang “Mungkin tiga sampai empat hari ini Den, mungkin. Tapi saya nggak bisa pastiin” ucap Bibi Fetrin pada Rain“Oke, kalau begitu aku tunggu ya Bi” ucap Rain pada Bibi Fetrin dengan santaiDan setelah Rain mengobrol dengan Bibi Fetrin, ketiga perempuan itu pun membawa beberapa baju formal yang sangat bagus untuk Rain coba, Rain mencoba baju pertama yang di berikan perempuan pertama yang rambutnya di gerai, Rain masuk ke ruang ganti dan memakai baju tersebut dan hasilnya kurang bagus, dan di suruh ganti oleh Tania yang juga ikut melihatnya, Rain mengganti baju ke dua yang
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u