“Makasih Bunda” ucap Rain dengan senyum senang di belikan oleh-oleh sama Bunda Laura
“Sama-sama sayang. Suka nggak ?” tanya Bunda dengan senang karena melihat anak-anaknya senang
“Senang dong Bunda” jawab Rain dan Tania secara bersamaan
“Bisa barengan gitu jawabnya. Sudah mulai kompak ya kalian” ucap Bunda Laura dengan senyum senang karena anak-anaknya sudah mulai kompak satu sama lain
“Oh iya sayang untuk acara besok, mendingankalian cobain bajunya sekarang deh, kalau nggak muat biar di cari baju lain” ucap Bunda Laura dengan serius
“Loh emang besok jadi Bunda ?” tanya Tania pada Bunda Laura
“Jadi dong sayang, masa nggak jadi” jawab Bunda Laura
“Bunda udah suruh Bibi Fetrin untuk siapkan semuanya, coba kalian lihat dulu ada di ruang kostum” ucap Bunda Laura pada Tania dan juga Rain
“Bunda, kayaknya aku nggak usah ikut deh Bund
“Kapan ?” tanya Rain karena dia harus tahu pasti kapan Bibi Fetrin bisa mengajarkannya berkelahi agar dia menjadi hebat“Saya juga kurang tahu Den. Tapi yang past setelah semuanya selesai saya akan langsung mengajarkan jurus-jurus hebat pada Den Rain” jawab Bibi Fetrin yang tidak bisa memastikan kapan Rain akan di ajarkannya berkelahi dan lanjut bilang “Mungkin tiga sampai empat hari ini Den, mungkin. Tapi saya nggak bisa pastiin” ucap Bibi Fetrin pada Rain“Oke, kalau begitu aku tunggu ya Bi” ucap Rain pada Bibi Fetrin dengan santaiDan setelah Rain mengobrol dengan Bibi Fetrin, ketiga perempuan itu pun membawa beberapa baju formal yang sangat bagus untuk Rain coba, Rain mencoba baju pertama yang di berikan perempuan pertama yang rambutnya di gerai, Rain masuk ke ruang ganti dan memakai baju tersebut dan hasilnya kurang bagus, dan di suruh ganti oleh Tania yang juga ikut melihatnya, Rain mengganti baju ke dua yang
“Iya besok kamu pakai ini aja, udah cocok banget buat kamu” jawab Tania dengan senang begitu pun juga dengan ketiga perempuan yang mengurus baju tersebut, karena kalau sampai tidak cocok, itu akan jadi pekerjaan tambahan yang melelahkan lagi untuk mereka. “Akhirnya” ucap Rain yang dari tadi memang sudah agak sedikit malas dengan ini semua karena harus terus berganti baju untuk menentukan mana yang cocok dan itu menurut Rain hal yang paling membosankan karena menurut dia semua baju sama aja.
“Gi mana ?” tanya Tania dengan malas-malas, karena dia yakin itu pasti jelek dan tidak bagus. Saat Tania bertanya masih belum ada yang merespon pertanyaannya karena semuanya masih terdiam termasuk juga Rain, setelah itu Tania bertanya sekali lagi “Rain, gi mana ? jelekkan” ucap Tania yang sudah pasrah “Gi mana Bi pilihan gaun aku ?” tanya Rain dengan santai setelah mereka semua sudah sadar
Bunda mengambil makan lebih dulu yang di bantu di ambilin oleh Rain dan setelah itu Bibi Fetrin dan ketiga perempuan tadi, setelah itu baru Rain dan Tania mengambil makanan mereka sendiri. Sambil makan Bunda Laura bertanya pada kedua anaknya itu tentang apa saja yang terjadi di rumah mereka. Rain dan Tania pun langsung saling menatap karena mereka tidak mungkin bilang kalau Rain sempat kecelakaan karena mobil kutukan, karena Bunda Laura pasti akan sangat marah dengan mereka berdua terutama pada Tania karena tidak bisa menjaga Rain seperti apa yang dia bilang sebelum Bunda Laura berangkat ke Korea. Lalu mereka menjawab dengan kompak kalau di rumah tidak ada terjadi apa-apa karena semua berjalan seperti biasanya aja, mereka berbohong pada Bunda Laura, namun Bunda Laura tidak tahu karena kalau sampai Bunda Laura tahu kal
“Ada-ada aja anak itu, di suruh mandi di sini nggak mau” ucap Bunda Laura dengan santai setelah Rain keluar dari kamarnya dan setelah itu Bunda Laura segera memakai baju yang sudah di siapkan kemarin. Sementara Rain dia langsung bergegas mandi agar Bunda Laura dan Tania tidak menunggunya, Rain mandi seperti biasanya dengan santai dan tidak memikirkan hal yang dia lihat di kamar Bunda Laura tadi, sedangkan Tania dia hampir selesai mandi dan Bibi Fetrin dis sudah siap dari tadi karena dia selalu siap siaga jika di butuhkan Bunda Laura, apalagi ketika Bunda ada acara seperti ini, dia sudah siap dari tadi.
“Oh, bagus dong kalau begitu kalian bisa berteman” ucap Bunda Laura pada Anna“Dengan senang hati tante” ucap Anna dengan senyum pada Bunda Laura“Aku nggak mau Bunda” ucap Tania yang menolak untuk berteman pada Anna“Kamu nggak boleh begitu dong sayang” ucap Bunda Laura pada Tania“Engga, pokoknya aku nggak mau berteman sama dia bunda” ucap Tania dengan kekeh yang tidak mau beteman dengan Anna“Engga apa-apa Tante, jangan di paksa,” ucap Anna pada Bunda Laura dan lanjut bilang “Tante, bisa aku bicara dengan Rain berdua ?” tanya Anna pada Bunda Laura meminta izin“Engga boleh” jawab Tania yang tidak mengizinkan Rain berbicara dengan Anna berdua saja“Jangan begitu dong sayang, kan hanya bicara aja” ucap Bunda Laura dan lanjut bilang “Boleh kok, silahkan” ucap Bunda Laura dan setelah itu Anna langsung menarik tangan R
“Dia bilang kalau dia mau beli mobil kutukan itu” jawab Rain dengan jujur tapi dia tidak bilang semua apa yang di bicarakan oleh Anna dan dirinya tadi termasuk Anna yang tertarik dengannya “Terus kamu kasih ?” tanya Tania lagi “Enggak lah, aku nggak akan kasih mobil kutukan itu kepada siapapun apalagi Anna, mobil itu sangat berbahaya, jadi memang lebih baik mobil itu tidak di keluarkan dan lebih baik juga berada di tempat asalnya
“Pokoknya aku nggak mau. Lagian kan kita nggak tahu orang itu baik atau tidak, apalagi dia dari kalangan seperti ini” ucap Tania dengan serius pada Rain “Maksudnya ?” tanya Rain yang tidak menegerti apa yang di maksud dengan Rain “Biasanya orang-orang seperti mereka tidak beda jauh dengan Kevin, yang hanya ingin memanfaatkan orang seperti kita agar mendapatkan semua yang dia inginkan dengan instan, di tambah lagi emang kamu lupa,
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u