“Rain jangan dong, masa begitu sama aku” ucap Tania memelas agar Rain tidak menelefon Bunda
“Ya ampun lucu banget kakak aku, kalau lagi kaya begitu” ucap Rain dengan senyum yang meledek Tania
“Rese yah kamu” ucap Tania yang langsung ngambek
&ldq
“Non Tania” ucap pemilik tempat tersebut dan dia langsung memberi hormat dengan menundukkan badannya pada Tania dan itu membuat semua orang kaget karena melihat pemilik tempat itu tunduk pada Tania orang yang di tuduh sebagai koplotan maling sama cewek tersebut“Ada apa Non ? kenapa Non di tuduh maling ?” tanya pemilik tempat itu dengan bingung “Udah pak bawa aja dua orang itu, mereka merugikan yang lainnya” ucap cewek itu y
“Ada apa sih Rain ? kamu nggak mau kasih tahu aku” ucap Tania yang penasaran banget sama Rain“Nanti aku kasih tahu kamu, sekarang kita pulang dulu” ucap Rain pada Tania yang membuat Tania smeakin penasaran dan juga curiga pada Rain, setelah itu mereka berdua langsung bergegas ke mobil mereka dan pulang ke rumah mereka, di jalan Taniayang penasaran dan juga curiga dia masih menanyakan hal yang sama seperti tadi, namun Rain masih juga belum mau memberitahu Tania apa yang akan dia lakukan setelah ini.Beberapa belas menit pun berlalu dan mereka sudah sampai di rumah dengan cepat, setelah memarkirkan mobilnya Rain tanpa berlama-lama lag dia keluar mobil dan menuju ruang bawah tanah di mana mobil kutukan itu berada, Tania pun langsung mengikuti Rain karena Rain berjaan menuju arah ruangan bawah tanah di mana ada mobil kutukan di sana dan itu membuat Tania takut, dia mengikuti Rain dengan cepat.Setelah itu dia bertanya lagi pada Rain “R
Rain dan Tania menunggu dengan tenang, setelah menunggu beberapa menit di luar mobil itu pun akhirnya datang dan Tania langsung menyuruh penjaga untuk membuka pagar dan menyuruh mobil itu masuk ke dalam. Setelah mobil itu berada di dalam Rain langsung naik ke mobil itu dan menyalakan mesinnya dan menaikkan mobil kutukan itu ke mobil pengangkut mobil tersebut. “Non mau di bawa kemana mobil itu ?” tanya Ali dengan sangat penasaran
“Oh iya Rain, tapi aku masih mau cari orang yang buat mobil kutukan itu deh, aku masih penasaran kenapa mobil itu bisa seperti itu, karena itu nggak logis banget habis kecelakaan tapi mobilnya tiba-tiba aja nggak apa-apa seperti tidak terjadi apa-apa sama mobil itu” ucap Tania pada Rain dengan serius dan lanjut bilang “Apalagi tadi pas aku bilang sampai jumpa, mobilnya seperti mengerti apa perkataan aku dan bilang iya, kan itu aneh banget dan juga nggak logis” ucap Tania yang ternyata dia masih penasaran dengan mobil kutukan itu kenapa mobil kutukan itu bisa seperti itu, mobil yang seolah-olah seperti ada sebuah nyawa yang hidup dalam mobil kutukan itu
“Iya sudah aku tebak, mangkan aku cepat-cepat memindahkan mobil kutukan itu ke tempat asalnya, karena akan sangat bahaya jika ada di rumah ini, Anna dan orang-orangnya akan dengan mudah menemukan dan mambawa mobil kutukan itu, aku nggak mau itu terjadi” ucap Rain dengan serius pada Tania yang sedang bersandar di bahunya dengan nyaman “Jadi kamu memindahkan mobil kutukan itu bukan hanya karena Bunda mau pulang, tapi juga karena Anna akan menginginkan mobil kutukan itu nantinya” ucap Tania dengan serius
“Maaf, nggak sengaja” ucap Tania yang langsung sedikit melonggarkan pelukannya pada Rain dengan senyum yang sepertinya dia sengaja melakukan itu untuk membalas Rain“Aku tahu kamu sengaja, nggak usah bilang kaya begitu” ucap Rain pada Tania dengan santai saat dia sudah bisa bernafas dengan nyaman“Damai” ucap Tania dengan senyum jailnya sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengah tanda meminta perdamaian“Bilangin Bunda ah,” ucap Rain yang langsung membalas perempuan cantik itu“Jangan dong, kan udah damai, yah jangan telefon Bunda” ucap Tania sambil menciumi kedua pipi kanan dan kiri Rain secara bergantian dan Rain pun menjauhkannya karena dia tidak mau di cium Tania“Aaaaa” teriak Rain saat dia di cium oleh Tania dan setelah itu dia berusaha melepaskan pelukan dan ciuman itu dari Tania dan setelah berusaha beberapa saat dia pun terlepaskan dari hal itu“Udah
“Mayoritas ahli sejarah melihat penjabaran Plato ini sebagai ilustrasi dalam mengisahkan teori politik. Walaupun begitu, perdebatan terjadi atas inspirasi Plato dalam mengisahkan Atlantis. Ada yang berpendapat bahwa inspirasinya berasal dari peradaban yang lebih tua dari Yunani Kuno. Argumen ini akhirnya berakhir kepada kesimpulan bahwa Atlantis diinspirasi dari perang Troya, letusan Thera, hancurnya Helike, dan gagalnya penyerangan Yunani ke Sisilia. Kisah Atlantis di era klasik menuai pro dan kontra. Mayoritas orang tidak percaya akan kisah ini. Bahkan, ada yang menjadikan kisah ini sebagai bahan leluconnya. Abad pertengahan tidak diketahui bagaimana kisa Atlantis dibicarakan oleh manusia di zaman itu. Pada era Renaisans, kisah Atlantis terdengar kembali. Banyak yang menjadikannya ispirasi sebagai karya seninya. Francis Bacon contohnya. Ia menjadikan Atlantis sebagai inspirasi atas bukunya yang berjudul New Atlantis. Abad dua puluh hingga kini, kisah Atlantis banyak ditemuka
“Oh iya, Bi Inah mana ? nggak ikut makan bareng kita” ucap Rain pada Tania“Aku nggak tahu, coba kamu panggil lewat ht” jawab Tania dengan santai dan senyum pada Rain“Oke” ucap Rain dan setelah itu dia mengambil htnya Tania karena ht miliknya berada di kamar, setelah itu dia memanggil Bi Inah lewat ht tersebut“Bi Inah” ucap Rain memanggil Bi Inah“Iya, Den ada apa ? Bibi di sini” jawab Bi Inah dengan cepat“Bi Inah sini makan bareng kita, aku tunggu di meja makan” ucap Rain pada Bi Inah“Maaf Den, Bibi sudah makan tadi Den” jawab Bi Inah“Benar udah makan ?” tanya Rain yang sedikit kurang percaya dengan perkataan Bi Inah“Iya Den Bibi tadi udah makan, soalnya Bibi kan tadi puasa, jadi tadi magrib udah buka” ucap Bi Inah yang ternyata udah makan kaena dia puasa“Oh ya sudah kalau begitu Bi, aku makan y
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u