Rain dan juga Tania juga setuju dengan ide Bunda Laura, setelah menemukan ha tersebut Rain dan Tania pun izin sama Bunda Laura untuk masuk ke dalam kamarnya masing-masing untuk istirahat, sedangkan Bunda Laura dia masih tetap di ruang menonton dengan santai menonton film yang dia suka sambil mengecek kembali ponselnya jika ada pekerjaan yang terlewat olehnya.
Di dalam kamar Rain berpikir kembali apakah dia harus mengikuti cara Bunda Laura agar dia bisa kembali ke rumah Bunda Laura, sedangkan dia tidak berpikir seperti itu, dia ingin tetap bersama Kak Ara dan juga Mira adiknya, namun bagaimana pun keinginan Bunda Laura tidak bisa di bantah, bagaimana pun caranya Rain tidak kembali, pasti Bunda Laura akan menemukannya dan membawanya kembali lagi ke rumah yang dia tinggalin sekarang ini.
Rain bingung dia harus seperti apa,di satu sisi dia ingin tinggal bersama Kak Ara dan juga Mira, di satu sisi lagi Bunda Laura yang menolongnya dan sekarang dirinya sudah di angkat menjad
Rain mengedarai mobil dengan santai dan riang karena dia akan bertemu dengan Kak Ara dan juga keluarganya dan juga teman-teman rumahnya yang sudah dari kecil berteman dengan Rain.Rain memacu mobilnya dengan cepat karena dia sudah tidak sabar untuk sampai di pernikahan Kak Ara.Sementara itu di tempat pernikahan Kak Ara yang sudah menunggu cukup lama akhirnya penghulu itu pun datang dan mereka semua langsung saja memulai pernikahan tersebut, namun Kak Ara meminta agar penghulunya menunggu beberapa menit lagi karena masih ada yang dia tunggu hadir di pernikahannya, penghulu tersebut pun mengabulkan permintaan Kak Ara, mereka menunggu beberapa menit lagi.Setelah menunggu sekitar dua puluh menit orang yang di tunggu oleh Kak Ara belum juga datang dan itu membuat semua keluarga menjadi bingung sebenarnya Kak Ara menunggu siapa, banyak yang bergosip tentang orang yang sedang di tunggu Kak Ara, pak penghulu tersebut pun sudah tidak bisa menunggu lagi karena dia ada j
Rain berjalan dengan santai dengan senyuman manisnya melewati kedua debkolektor tersebut yang sedang bengong, dia berjalan menuju Kak Ara yang sedang menunggunya kembali dari dunia yang tidak di ketahui oleh Kak Ara“Rain” ucap Om Lukman dan juga Tante Aleta dengan kaget karena dia melihat bahwa ponakan laki-lakinya itu benar-benar datang di pernikahan kakaknya yang sangat penting ituRain berjalan menuju Kak Ara, dan setelah sampai di depan Kakaknya, Kak Ara langsung memeluk Rain dengan erat dan Kak Ara juga meneteskan air mata bahagianya karena dik laki-lakinya sekarang berada di depannya dan bahkan sekarang dia sedang memeluknya dan itu membuatnya sangat bahagia, setelah berpelukan dengan waktu yang cukup lama akhirnya Rain mengeluarkan suaranya“Apakah aku datang terlambat ?” tanya Rain dengan santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan seolah-olah dia tidak pernah pergi dari sisi kakaknya itu“Kakak menunggu kamu
Rain pun menghentikan penghulu tersebut setelah dia dapat mengejar pak penghulu dan mencoba berbicara baik-baik sama penghulu tersebut, namun penghulu tetap tidak mau menikahi kak Ara dan juga bang Ari dengan alasan kalau dia akan menikahkan orang lain lagi di tempat lain.Karena hal tersebut mau tidak mau Rain menggunakan cara yang mau tidak mau dia gunakan demi pernikahan kak Ara berjalan dengan lancar, sementara itu para tamu undangan dan keluarga terdekat melihat penghulu tersebut pergi pun menjadi bingung dan bertanya-tanya ada apa.Rain yang sedang berada di depan pak penghulu dia menelefon seseorang yang bisa membantu dirinya yaitu Tania, anak dari penguasa negri ini.“Halo Rain, ada apa ?” tanya Tania dengan penasaran“Halo Tania, apakah bisa bantu aku ?” tanya Rain pada Tania“Ada apa ?” tanya Tania penasaran“Pak penghulu Kak Ara tidak mau menikah kan Kak Ara karena dia ada jadwal menikah k
“Mungkin kalau Kak Ara ingat dulu aku juga pernah kasih kak Ara kalung liontin, tapi kalau dulu aku ngasihnya yang palsu” ucap Rain sambil tertawa pelan“Iya Kakak ingat dulu kamu pernah kasih kakak kalung liontin yang kaya begini” ucap kak Ara degan senyum sambil mengingat masa dulu“Tapi sekarang Rain kasih kakak yang asli” ucap Rain dengan senyum“Suka nggak ?’ tanya Rain“Suka, suka banget” jawab Kak Ara sambil memperhatikan kalung liontin tersebut“Bang Rain” ucap Dito dan Salsa sambil menghampiri Rain“Salsa, Dito” ucap Rain dengan senang juga akhirnya ketemu dengan adik sepupunya itu“Bang Rain dari mana aja ?” tanya Dito dengan penasaran untuk anak yang masih berumur lima belas tahun“Ke suatu tempat yang sangat misterius yang tidak semua orang bisa datang” ucap Rain dengan senyum yang ingin meledek Dito&l
“Ehem” penjaga kasir itu pun batuk pelan karena kaget melihat black card tersebut,namun dia tetap dengan tenang melayani Rain yang mebayar semua belanjaan yang di ambil oleh Salsa, Dito, dan Mira.Setelah semuanya selesai Rain dan yang lainnya pun pulang ke tempat pernikahan Kak Ara, namun sebelum itu mira, Dito, dan Salsa pun pergi ke rumah Nenek Juli terlebih dahulu untuk menaruh belanjaannya di sana, setelah menaruh belanjaannya di sana Rain dan yang lainnya pun kembali ke tempat pernikahan Kak Ara.Di jalan kembali ke pernikahan Kak Ara, tiba-tiba saja telefon Rain berbunyi dan dia berhenti sebentar dan menyuruh Dito, Salsa, dan Mira untuk jalan terlebih dahulu dan setelah mereka bertiga pergi Rain pun langsung mengangkat telefonnya.“Halo” ucap Rain dengan santai dan suara lembut“Halo Rain, kamu masih di sana ?” tanya Bunda Laura yang ternyata dia yang menelefonnya dari kantor karena dia khawatir dengan Rain
Sementara itu Rain dan teman-temannya sedang bersantai dan mengobrol di sana“Rain, gi mana kamu mendapatkan mobil itu ? apa yang kemu kerjakan ?” tanya Tifani yang sangat penasaran, karena mobil yang di bawa oleh Rain adalah mobil yang harganya mahal“Iya gua juga penasaran sama itu,” ucap Tika dan lanjut bilang “Bagaimana bisa elu hanya dengan beberapa bulan menghilang dari sini dan muncul dengan mobil mahal itu secara elegan, kasih tahu kita dong” ucap Tika juga yang sangat penasaran“Iya Rain gua juga penasaran bagaimana bisa hal itu terjadi, bagaimana cara kamu mendapatkannya” ucap Dimas“Ada seseorang yang memberinya ke gua” ucap Rain dengan santai dan senyum misterius“Siapa ?” tanya Tifani yang semakin penasaran, karena hal itu membuat semua orang di daerah situ heboh terutama ibu-ibu yang ribet dan selalu ngegosip ituSementara itu Kevin yang sudah keluar dari r
“Gua jadi ingat dulu, waktu gua minta bantuan Tifani, namun dia menolaknya dengan alasan yang tidak jelas, tapi pas gua bilang gua akan kasih uang ke dia, dia langsung setuju” ucap Rain mengingat masa lalunya“Emang iya Tif ?” tanya Dimas“Wow, baru tahu gua” ucap Tika“Heheheh” Tifani pun hanya tertawa karena hal itu ada benarnya“Dan sekarang elu masih sama kaya dulu kalau soal uang nomor satu” ucap Rain sambil mengacak-ngacak rambut Tifani yang panjang tergerai“Gua nggak akan berubah, gua akan sama kaya dulu” ucap Tifani dengan senyum dan tawa sambil merapihkan rambutnya yang di acak-acak oleh Rain“Jadi mana uang yang elu janjiin” ucap Tifani menagih apa yang sudah Rain janjikan tadi“Iya-iya nih” ucap Rain sambil mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan uang dari dalamnya beberapa lembar dan memberinya ke Tifani dan tanpa basa-basi Tif
“Iya tapi Bunda bilang sama aku barusan kamu harus pulang” ucap Tania berbohong pada Rain“Tania jangan bohong sama aku, bilang aja kamu yang nyuruh aku pulang kan” ucap Rain membaca apa yang Tania inginkan“Heheheh” Tania pun tertawa karena pikirannya terbaca sama Rain“Kan benar, udah tenang aja aku bakalan puang malam ini, aku masih mau kumpul sama Kak Ara dan yang lainnya, aku kan nggak setiap hari kumpul bareng mereka” ucap Rain pada Tania“Ya udah kalau begitu, yang penting kamu pulang malam ini, aku nunggu kamu sampai pulang” ucap Tania yang mengizinkan Rain untuk pulang malam ;dan lanjut bilang “Aku hanya mau ingatin kamu untuk tidak berbuat sesuatu yang bisa membuat Bunda marah besar, karena itu akan akibatnya akan fatal untuk kamu, bisa-bisa kamu tidak akan di biarkan untuk ketemu kak Ara dan yang lainnya” ucap Tania mengingatkan Rain agar tidak berbuat yang akan di sesali n
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u