Home / Romansa / Rahim yang Dipinjam Sahabatku / Pengakuan Menyakitkan

Share

Pengakuan Menyakitkan

last update Last Updated: 2023-06-03 18:46:57

🏵️🏵️🏵️

Siska melihat pancaran keceriaan di wajah suaminya hari ini. Dia sangat tahu kalau laki-laki yang sangat dia cinta itu telah mendapatkan hak yang selama ini diinginkan. Tasya sebagai istri kedua Kenzo yang telah memberikannya. Siska merasa sesak membayangkan hal itu, tetapi dia berusaha kuat dan tegar.

Harapan Kenzo dan orang tuanya ingin memiliki keturunan sebagai penerus keluarga. Siska ingin mewujudkan keinginan itu melalui Tasya. Siska tahu kalau sahabatnya tersebut sangat terpaksa memenuhi permintaannya, tetapi Tasya berusaha menerima semuanya demi orang-orang tersayang.

“Pagi, Sayang.” Kenzo menghampiri Siska yang telah menunggunya di meja makan untuk menikmati sarapan. Dia mencium keningnya.

“Pagi juga, Mas. Tasya mana?” Siska menanyakan keberadaan Tasya yang tidak bersama Kenzo.

“Masih di kamar mandi,” jawab Kenzo lalu duduk di kursi yang telah tersedia.

“Sepertinya bahagia banget hari ini, Mas.” Siska ingin tahu jawaban suaminya.

“Kamu yang membuatku bahagia, Sayang.”

“Syukurlah kalau kamu akhirnya kembali merasakan kebahagiaan itu.”

“Terima kasih, Sayang.”

Hati Siska sangat sakit mendengar kata terima kasih yang keluar dari bibir Kenzo. Siska merasa yakin bahwa dugaannya selama ini ternyata benar. Kenzo mulai tidak perhatian kepadanya karena merasa tidak bahagia setelah dirinya tidak mampu memenuhi hak laki-laki tersebut.

Sekarang, Siska kembali bingung. Dia tidak pernah mengatakan kepada Kenzo kalau pernikahan dengan Tasya hanya sementara. Setelah sahabatnya itu melahirkan anak untuk keluarga kecil mereka, Siska akan meminta Tasya menjauh dari dirinya dan Kenzo.

 “Oh, ya, Sayang, aku minta maaf.” Kenzo kembali membuka suara.

“Minta maaf untuk apa, Mas?”

“Jangan salahkan aku jika akhirnya mengagumi Tasya. Dia telah menyerahkan sesuatu yang sangat berharga untukku.” Hati Siska terasa perih mendengar pengakuan suaminya.

“Apa kamu ingin mengungkit masa laluku, Mas?” tanya Siska kepada laki-laki itu.

“Jangan salah paham, Sayang. Aku ikhlas menerima kamu dulu, karena aku mencintaimu.” Kenzo meraih tangan Siska.

“Udahlah, Mas. Sekarang aja kamu udah berani membandingkan aku dan Tasya. Bagaimana nanti? Apa kamu akan mencampakkan aku?” Siska sedih karena merasa dibanding-bandingkan dengan Tasya.

“Itu nggak mungkin. Kamu istriku.”

“Lupakan masalah ini. Sekarang kamu sarapan.” Siska makin ragu dengan hati suaminya saat ini.

Sementara itu, Tasya masih bertahan di kamar mandi. Dia mearatapi apa yang telah terjadi kepadanya. Wanita itu belum mampu menepiskan bayangan penyerahan diri kepada laki-laki yang tidak pernah dia cintai yang juga merupakan suami sahabatnya sendiri.

Tasya merasa semua ini masih seperti mimpi yang datang menghantui. Dalam hitungan menit saja, sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya telah jatuh ke tangan orang yang tidak dia harapkan sama sekali. Tasya melakukan semua itu demi keluarga juga membantu sahabatnya.

Siska bukan hanya sekadar sahabat untuk Tasya, tetapi sudah seperti saudari sendiri. Siska banyak membantu kesulitan keluarga Tasya sejak dulu, mulai dari mendiang ibunya yang sakit-sakitan. Jika tidak mengingat pengorbanan Siska, Tasya dengan yakin akan menolak menikah dengan Kenzo. 

“Sayang, kamu masih di dalam?” Tiba-tiba Tasya mendengar seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan memanggil dirinya dengan sebutan “Sayang”.

Tasya akhirnya tahu siapa pemilik suara tersebut, ternyata Kenzo. Dia tidak ingin memberikan jawaban kepada laki-laki itu. Tasya tetap diam dan masih larut dalam kesedihan. Dia benci mendengar suara yang memanggilnya.

“Kalau tetap nggak ada jawaban, aku dobrak pintunya, nih.” Tasya akhirnya memberikan jawaban.

“Sabar, Mas.”

“Kenapa mandinya lama banget?” tanya Kenzo. Tasya malas memberikan jawaban. Dia memilih memakai handuk lalu keluar dari kamar mandi.

🏵️🏵️🏵️

Waktu terus berlalu dan hari ini tiga bulan usia pernikahan Kenzo dan Tasya. Kenzo makin menunjukkan perhatiannya kepada istri keduanya tersebut. Sementara Siska makin takut kehilangan cinta dan kasih sayang suaminya. Dia merasa kalau Kenzo benar-benar telah berubah.

“Mas, kamu jarang tidur denganku sekarang.” Siska mengutarakan apa yang ada dalam hatinya.

“Kamu pasti ngerti seperti apa perasaan pengantin baru.” Kenzo justru memberikan jawaban yang membuat hati Siska terasa pilu.

“Tapi aku juga butuh kamu, Mas.”

“Udah, dong, Sayang. Kamu tahu kalau kita harus punya anak secepatnya. Orang tuaku sudah lama menunggu. Biarkan aku dan Tasya segera mewujudkan harapan itu.”

Siska hanya bisa terdiam mendengar jawaban Kenzo. Dia tidak punya alasan lagi agar laki-laki itu bersedia menemaninya malam ini. Siska pasrah menerima keputusan Kenzo. Semua itu dia lakukan demi anak yang mereka harapkan.

“Uek!” Tasya merasakan mual. Dia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

“Kamu kenapa, Sayang?” Tiba-tiba Kenzo sudah berada di kamar Tasya. Dia menghampiri wanita itu.

“Aku mual, Mas.” 

“Muka kamu pucat, Sayang. Aku panggilin dokter, ya.”

“Nggak usah. Aku nggak apa-apa, kok. Hanya mual aja.” Tasya hendak melangkah, tetapi hampir terjatuh. Kenzo langsung meraih tubuhnya. Sekarang, wanita itu justru tidak sadarkan diri.

Kenzo sangat panik, dia merebahkan Tasya ke tempat tidur lalu memghubungi dokter agar segera datang memeriksa kondisi wanita itu. Kenzo berusaha mengusap-usap tangan Tasya dan berharap secepatnya siuman. Namun, istrinya itu masih menutup mata.

Tidak menunggu lama, asisten rumah tangga memasuki kamar bersama dokter. Tasya pun segera diperiksa. Dokter menanyakan kapan Tasya terakhir kali datang bulan. Kenzo mencoba menggali ingatannya.

“Sepertinya udah beberapa bulan, Dok.” Kenzo mengingat kalau Tasya tidak pernah menolak untuk melaksanakan kewajiban sebagai istri.

“Semoga ini kabar baik, ya. Besok coba Bapak beli alat tes kehamilan atau langsung cek ke dokter kandungan untuk memastikan hasil yang sebenarnya.” Dokter memberikan penjelasan panjang lebar.

“Dokter kandungan, Dok? Apakah istri saya hamil?” Kenzo terlihat bersemangat.

“Kemungkinan besar, Pak.”

Setelah dokter menjelaskan apa yang perlu dilakukan, Bi Inah pun keluar dari kamar bersama dokter tersebut. Ternyata Siska mendengar suara berisik dari kamar Tasya karena memang bersebelahan. Dia pun mencoba mencari tahu.

Akan tetapi, saat berada di depan kamar Tasya, Siska mengurungkan niat untuk masuk setelah mendengar suara Kenzo. “Bangun, Sayang. Kamu tahu kalau kamu segalanya untukku. Kamu telah menyerahkan diri yang masih suci dan sebentar lagi akan melahirkan anakku, anak kita. Tetaplah selalu di sisiku, menjadi istri yang tetap menerima suami yang mungkin tidak kamu cintai. Tapi kamu harus tahu, kalau aku sudah dua bulan ini mencintaimu.”

Air mata Siska menganak sungai dan sulit untuk dibendung setelah mendengar pengakuan Kenzo. Apa yang selama ini dia takutkan akhirnya telah terjadi. Suami yang dia cintai, kini mencintai wanita lain yang juga merupakan sahabatnya.

Akan tetapi, Siska berjanji pada diri sendiri akan tetap mempertahankan hubungannya bersama Kenzo. Dia yakin setelah Tasya melahirkan, dia akan memaksa Tasya agar tidak berhubungan lagi dengan Kenzo.

Siska akhirnya meninggalkan tempat itu lalu kembali memasuki kamarnya. Wanita itu masih tidak percaya mengetahui Kenzo mengatakan Tasya segalanya untuknya. Siska merasa hidupnya kini benar-benar hancur.

================

Related chapters

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Perhatian Berlebihan

    🏵️🏵️🏵️Tidak menunggu lama, akhirnya Tasya pun siuman. Dia heran mendapati dirinya berada di tempat tidur. Kenzo mengembangkan senyuman kepada wanita itu. Kenzo merasa bersyukur memiliki istri yang telah mampu menggetarkan jiwanya.Tasya sangat heran melihat tingkah laki-laki yang telah resmi menikahinya. Dia berusaha duduk dan Kenzo pun membantunya. Tasya masih tidak mengerti dengan sikap yang ditunjukkan oleh suaminya yang tiba-tiba langsung mendaratkan ciuman di dahi dan pipinya.“Kenapa aku di sini?” tanya Tasya kepada Kenzo.“Tadi kamu tiba-tiba pingsan, Sayang.”“Aku kenapa, Mas?” Tasya masih tidak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba merasa tidak berdaya tadi.“Kamu nggak apa-apa, Sayang. Aku justru ingin berterima kasih padamu.” Kenzo menggenggam jemari wanita itu.“Terima kasih untuk apa?” Tasya penasaran.“Sebentar lagi kamu akan melahirkan keturunanku.”“Apa?”“Kenapa kamu kaget gitu? Kamu nggak bahagia akan menjadi seorang ibu? Papi dan Mami pasti bahagia.” “Maksudnya aku

    Last Updated : 2023-06-03
  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Penantian yang Diharapkan

    🏵️🏵️🏵️Kenzo dan Tasya akhirnya tiba di tempat tujuan. Mereka segera memasuki ruangan dan menunggu giliran bertemu dokter. Kenzo masih bingung dan tidak mengerti kenapa istrinya sangat marah saat mendengar kalimat cinta yang dia ucapkan tadi.Menurut Kenzo, sangat wajar seorang suami mencintai istrinya walaupun status istri kedua. Bagi Kenzo, hanya Tasya yang benar-benar mampu menjadi istri yang seutuhnya karena telah menyerahkan diri kepadanya.“Masih marah, ya, Sayang?” Kenzo meraih tangan istrinya.“Iya!” jawab Tasya ketus.“Apa salahku? Kenapa kamu bersikap seolah-olah kita nggak ada hubungan?”“Karena kenyataannya harus seperti itu.”“Tapi, Sayang ….”“Nggak perlu bahas itu sekarang. Aku nggak mau dengar alasan kamu.”Akhirnya, tiba giliran Tasya memasuki ruangan dokter lalu diikuti suaminya. Tasya segera diperiksa, sedangkan Kenzo menunggu dengan perasaan tidak menentu. Dia berharap agar apa yang diinginkan selama ini dapat terwujud.“Selamat, ya, Pak Kenzo dan Bu Tasya.” Dok

    Last Updated : 2023-06-03
  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Merasa Diabaikan

    🏵️🏵️🏵️Siska sangat bahagia dengan kehamilan sahabatnya. Tanpa menunggu lagi, dia segera mencari nama ibu mertuanya di layar ponsel. Dia ingin memberitahukan kabar gembira tersebut kepada wanita yang melahirkan suaminya.Harapan ini sudah lama dinantikan orang tua Kenzo, mendapatkan keturunan sebagai penerus keluarga. Tasya akhirnya mampu mewujudkan harapan itu. Namun, walaupun Tasya kini mengandung anak yang diinginkan keluarga, Siska tetap pada niat awal bahwa setelah sahabatnya itu melahirkan, harus segera pergi dari kehidupan Kenzo.“Assalamualaikum, Siska.” Bu Marisa mengucapkan salam di telepon kepada menantunya.“Waalaikumsalam, Mih. Mami apa kabar?”“Mami sehat. Kamu gimana?”“Sehat dan bahagia, Mih, karena harapan kita akan segera terwujud.” “Harapan apa?” Bu Marisa penasaran.“Tasya hamil, Mih.” Siska terlihat bersemangat menyampaikan kabar bahagia itu kepada ibu mertuanya.“Alhamdulillah. Tasya mana? Mami mau ngomong langsung.” Siska merasa sedih karena sang ibu mertua

    Last Updated : 2023-06-03
  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Tuduhan Menyakitkan

    🏵️🏵️🏵️ Kenzo dan Tasya akhirnya kembali pulang ke rumah. Siska menyambut kedatangan mereka dengan pikiran bertanya-tanya. Wanita itu takut jika Tasya salah penyampaian tentang kesepakatan yang telah mereka setujui sebelum pernikahan terjadi. Tasya memilih memasuki kamar karena ingin beristirahat. Namun, sebelum wanita itu beranjak, Siska menghentikan langkahnya. Tasya pun menghampiri sahabatnya tersebut. Dia berusaha menuruti kemauannya. “Duduk dulu, Sya. Tadi ngapain aja di sana? Papi dan Mami ngomong apa?” tanya Siska kepada. Tasya akhirnya duduk di sofa depan Siska. Sementara Kenzo memilih menjauh dari kedua istrinya. Dia memasuki kamar Tasya. “Papi dan Mami nanya tentang kehamilanku aja, Sis.” Tasya mengatakan apa yang dia bicarakan bersama mertuanya tadi. “Kamu nggak salah ngomong, kan, Sya?” “Nggak, Sis. Kamu tenang aja.” Tasya meyakinkan sahabatnya itu. “Mas Kenzo masuk kamar kamu, tuh. Tolong kamu minta dia tidur di kamarku malam ini. Kamu jangan manfaatin keadaan,

    Last Updated : 2023-06-24
  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Kecewa dan Terluka

    🏵️🏵️🏵️ Hari ini, usia kehamilan Tasya memasuki empat bulan. Perhatian yang Kenzo tunjukkan makin membuat wanita itu merasa bersalah. Tasya tidak sanggup membayangkan apa yang akan Kenzo pikirkan kalau dirinya akan pergi setelah melahirkan anak mereka. Tasya saat ini merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Kenzo. Namun, dia berusaha menolak rasa itu karena dirinya sadar kalau laki-laki tersebut suami Siska. Tasya kembali mengingat tujuannya menikah dengan Kenzo, melahirkan anak pria itu. Tasya tidak ingin larut dalam perasaan yang tidak menentu. Dia berusaha tetap bersikap kasar di depan calon ayah dari anaknya tersebut. Semua itu dia lakukan agar Kenzo tidak menaruh harapan banyak kepadanya. “Rasanya sudah tidak sabar menantikan kehadiran anak kita, Sayang,” ucap Kenzo sambil mengusap-usap perut Tasya. Tasya hanya bisa terdiam dan merasakan hatinya seperti disayat sembilu yang sangat tajam. Terluka, tetapi tidak terlihat. Tasya berpikir, seandainya pernikahan dan kehamilannya b

    Last Updated : 2023-06-26
  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Sifat Asli Siska

    🏵️🏵️🏵️ “Maksud kamu apa, Sayang? Tasya itu istriku dan sudah sewajarnya dia mendapatkan perhatian suaminya. Satu hal yang harus kamu ingat, dia sedang mengandung anakku. Jadi, kamu nggak pantas ngomong seperti itu tentang dia.” Kenzo beranjak dari tempat tidur dan memilih duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. Siska juga memilih bangun dari rebahan lalu duduk. “Kenapa kamu harus marah, Mas? Bukannya tujuan kita hanya untuk mendapatkan anak dari Tasya? Aku bersedia menjadikannya maduku karena ingin mewujudkan harapan kamu, Papi, dan Mami.” “Tapi kamu tidak pantas bicara seperti tadi tentangnya. Dia juga wanita dan sama sepertimu. Aku tidak pernah menyangka kalau kamu tega berbicara seperti itu tentang sahabatmu sendiri. Kamu seolah-olah hanya ingin memanfaatkan dirinya. Terus terang, aku nggak suka melihat kamu yang seperti ini.” Kenzo menggeleng melihat Siska. “Jadi, maksud kamu, aku harus ikhlas melihat kamu selalu perhatian padanya? Ingat, Mas, aku itu istrimu.” “Tasya j

    Last Updated : 2023-06-27
  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Cinta dan Persahabatan

    🏵️🏵️🏵️ Kenzo mencoba mengetuk pintu kamar Tasya. Dia berharap agar istri keduanya tersebut bersedia menerima keberadaannya. Kenzo ingin memeluk Tasya karena membayangkan seperti apa perasaan wanita itu kalau mengetahui apa yang Siska katakan tentang dirinya. “Sayang, buka pintunya, dong.” Kenzo mulai mengetuk pintu kamar Tasya. “Aku nggak bisa tidur, nih, karena kepikiran kamu yang tadi masih nangis saat aku keluar kamar.” “Aku ingin sendiri!” Kenzo bahagia mendengar jawaban Tasya. “Kamu tega melihat suamimu di depan pintu seperti sekarang ini? Aku mohon, buka pintu, Sayang.” Kenzo berharap agar Tasya luluh. Laki-laki itu mendengar suara langkah, dia sangat yakin kalau Tasya pasti akan membukakan pintu untuknya. Ternyata harapannya menjadi kenyataan, benda persegi panjang itu pun terbuka. Berdiri wanita yang kini selalu bersemayam dalam pikirannya. “Terima kasih, Sayang,” ucap Kenzo, tetapi tidak Tasya hiraukan. Wanita itu melangkah menuju tempat tidur. Kenzo pun masuk lalu m

    Last Updated : 2023-06-28
  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Peringatan Tegas

    🏵️🏵️🏵️ “Dia istriku dan dia pantas menerima cinta dariku. Kamu tahu, nggak, apa yang selalu dia ucapkan padaku? Dia selalu memohon agar aku tidak membagi cinta untuk yang lain. Dia selalu mengingatkan kalau aku hanya pantas mencintaimu. Dia selalu kasar berbicara di depanku dan tidak berharap dengan cintaku.” “Bagus, dong. Dia tahu diri karena dia sadar hanya sebagai istri kedua.” “Istri kedua yang telah menyerahkan apa yang tidak pernah bisa kamu berikan untukku.” “Aku nggak pernah meminta tidak bisa memiliki keturunan, Mas.” “Bukan itu yang aku maksud. Kamu mampu, nggak, menjaga diri hanya untuk suamimu? Nggak sama sekali. Kamu tidak pernah jujur padaku. Kamu membohongiku.” Kenzo beranjak ke kamar Tasya untuk mengambil tas kerja lalu berangkat ke kantor. Siska sangat menyesal karena dulu tidak berusaha jujur kalau dia tidak mampu memberikan sesuatu yang berharga dalam dirinya untuk diberikan kepada suaminya. Pergaulan bebas yang Siska jalankan di masa lalu telah membuatnya k

    Last Updated : 2023-06-29

Latest chapter

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Terharu

    🏵️🏵️🏵️ Tasya pun pasrah dengan apa yang Kenzo lakukan. Dia juga sadar bahwa sudah sepantasnya dirinya sebagai istri memenuhi hak suami. Tasya bangga melakukan kewajibannya, tidak ada beban atau rasa bersalah sama sekali. Sekarang Tasya menyadari bahwa Kenzo suaminya seorang. Dia tidak perlu merasakan sesak seperti dulu karena harus berbagi suami dengan wanita lain. “Sayang, kamu masih ingat, nggak, waktu awal kita menikah?” Kenzo bertanya setelah selesai memadu kasih dengan sang istri. “Kenapa, Mas?” “Kamu nggak ikhlas melayani suamimu, bahkan kamu nangis.” “Dulu dan sekarang itu beda, Mas.” “Aku tahu, Sayang. Kamu pasti merasa tertekan karena harus menyerahkan segalanya kepada laki-laki yang tidak kamu cintai saat itu. Kamu pasti tidak menikmatinya seperti malam ini.” “Apaan, sih, Mas.” Tasya merasa malu mendengar penuturan Kenzo, dia pun menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. “Kenapa, Sayang?” Kenzo meraih tangan Tasya dari wajahnya. “Nggak usah ungkit masa lalu l

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Rencana Resepsi Pernikahan

    🏵️🏵️🏵️ Hari ini, Kevin memasuki usia empat bulan. Kenzo dan Tasya sudah kembali ke istana cinta mereka. Sementara Siska telah dijemput laki-laki yang setia mencintai dirinya kurang lebih empat bulan yang lalu. Siska telah mengikat hubungan dengan cinta pertamanya tersebut dalam pernikahan. Walaupun awalnya Siska sangat kesal dan tidak terima dengan cinta Kenzo kepada Tasya, tetapi dia sadar kalau sang mantan suami tidak mungkin menghapus perasaannya terhadap sahabatnya itu. Hanya Tasya yang mampu memberikan kebahagiaan untuk Kenzo. Tasya merasa beruntung memiliki suami seperti Kenzo. Walaupun awalnya dia berpikir bahwa dirinya telah merusak kehidupan Siska, tetapi seiring berjalannya waktu dan penjelasan yang diberikan Kenzo dan Siska, dia pun mengerti. “Anak Papa udah mandi, belum?” Setelah pulang kantor, Kenzo menghampiri Tasya dan Kevin yang sedang duduk di taman belakang rumah mereka. “Udah, dong, Pah.” Tasya memberikan jawaban mewakili Kevin yang masih balita. Kenzo menci

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Memantapkan Hati

    🏵️🏵️🏵️ Kenzo sama sekali tidak terkejut mendengar permintaan Siska. Dia menghampiri wanita itu sambil tersenyum. Kenzo merasa bahagia karena dirinya telanjur kecewa dengan kebohongan besar yang Siska sembunyikan selama ini. Kenzo sudah lama menginginkan perpisahan dengan Siska, tetapi wanita itu selalu memohon agar tetap mempertahankan dirinya. Namun, apa yang terjadi? Saat Kenzo berusaha untuk tetap menganggapnya sebagai istri, justru pengkhianatan yang dilakukan di belakangnya. Siska saling berkirim pesan mesra dengan laki-laki lain. Kenzo yang mengetahui hal itu merasa makin yakin untuk berpisah dengan sang istri. Ditambah lagi dengan kebohongan menyeramkan yang baru dia ketahui. Kenzo juga tidak terima dengan apa yang telah Siska lakukan terhadap Tasya. “Cerai? Kenapa baru sekarang kamu minta pisah? Bukankah dari dulu, aku menginginkan hal itu, tapi kamu selalu menolak? Apa karena sekarang kamu sudah menemukan pujaan hatimu?” Kenzo dengan santai mengatakan sesuatu yang sanga

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Minta Cerai

    🏵️🏵️🏵️ Pagi ini, Kenzo tampak bahagia. Dia sangat bersyukur karena akhirnya Tasya bersedia menerimanya kembali. Kenzo tidak menyadari kalau sang ibu memperhatikan tingkahnya yang saat ini sedang sarapan di meja makan. “Sepertinya lagi bahagia banget, Ken.” Bu Marisa pun ingin tahu apa yang membuat wajah putranya berseri-seri. “Ini berkat wanita yang melahirkan anakku, Mih.” Kenzo pun memberikan balasan kepada ibunya. “Mami sudah menebak. Tasya itu memang istri idaman. Dia tidak hanya cantik di luar, tapi dalamnya lebih luar biasa.” “Iya, Mih. Aku sangat bersyukur memilikinya.” “Semoga hubungan kalian tetap langgeng selamanya. Mami juga sayang sama dia. Dia sudah melahirkan penerus keluarga kita.” “Iya, Mih. Akhirnya kita sekarang dapat menimang cucu.” Pak Rio turut membuka suara. Keluarga bahagia tersebut menikmati sarapan dengan perasaan senang. Mereka selalu bersyukur bahwa apa yang diharapkan selama ini telah terwujud. Tasya telah memenuhi keingin terbesar keluarga Kenzo,

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Makin Cinta

    🏵️🏵️🏵️ “Kamu nggak pulang, Mas?” Tasya melihat suaminya masih berbaring. Sementara di luar sudah makin gelap, hampir tengah malam. “Kamu mau ngusir aku, Sayang?” “Kok, kamu ngomongnya gitu, Mas?” “Jadi, aku harus ngomong apa? Bukannya kamu tidak ingin dekat denganku?” “Itu nggak benar, Mas.” “Tapi itu kenyataan.” “Kamu benar-benar nggak bisa memahami posisiku, Mas.” “Aku sakit di-PHP-in, Sayang.” Kenzo meraih tangan Tasya lalu meminta wanita itu berbaring disampingnya. “Kamu mau ngapain, Mas?” Tasya curiga dengan tatapan sendu Kenzo. “Apa aku tidak memiliki hak berada di samping istriku?” Kenzo mengusap pipi Tasya. Tasya tidak kuasa menolak suaminya. Dia ingin mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia berada di dekat Kenzo, tetapi dia tidak dapat mengeluarkan kalimat itu. Tasya tetap masih ingat dengan perasaan Siska. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa heran walaupun suaminya tidak pulang. Dia sangat tahu kalau Kenzo pasti kecewa setelah membaca pesan dari Irfan di ponselnya.

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Bermain Api

    🏵️🏵️🏵️ “Aku mohon, Mas, mengertilah dengan posisiku. Aku harus melakukan ini.” Kenzo mengusap pipi Tasya sambil menatapnya dengan sendu. “Inikah cinta yang kamu ucapkan dalam suratmu. Cinta apa ini, Sayang? Cinta itu tidak akan sesakit ini.” Kenzo menempelkan tangan kanan Tasya ke dadanya. “Hanya pengertian yang aku butuhkan dari kamu, Mas. Cinta itu harus saling mengerti dan memahami.” Tasya tetap berusaha meyakinkan suaminya. “Tapi kenyataannya sekarang, kamu tidak mengerti dengan perasaanku.” Tasya terdiam mendengar apa yang Kenzo katakan. Tasya juga sangat sedih karena meminta sang suami menjauh dari dirinya dan putra mereka. Dia terpaksa melakukan itu untuk menjaga perasaan Siska. Lagi pun, Tasya sudah berjanji kepada sahabatnya untuk meninggalkan Kenzo. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa sedih walaupun Kenzo pergi dari rumah, tetapi dia sedikit heran dengan sikap suaminya tersebut, padahal sebelumnya, laki-laki itu selalu menghabiskan waktu di istana cinta mereka, bukan di ru

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Buah Hati Tercinta

    🏵️🏵️🏵️ “Bik, saya dan anak saya akan tinggal di rumah orang tua saya. Anak saya lebih nyaman bersama orang tua saya. Mbak Marni nggak perlu berhenti kerja, dia akan membantu pekerjaan Bibik. Mungkin seminggu sekali, saya akan ke sini.” Kenzo lebih memilih berpamitan kepada asisten rumah tangganya daripada Siska. “Baik, Pak. Saya juga kasihan melihat tangisan Den Kevin. Dia pasti butuh ibunya.” Bi Inah merasa tenang karena anak majikannya akan tinggal di tempat yang lebih aman. “Saya ingin bertanya ke Bibik. Sebenarnya Bibik tahu sesuatu, kan, tentang Bu Tasya?” Kenzo menaruh curiga dengan sikap yang Bi Inah tunjukkan. “Anu, Pak ….” Sebelum Bi Inah melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan, tiba-tiba Siska datang menghampiri mereka. “Kamu mau ke mana, Mas?” tanya wanita itu. “Aku akan membawa Kevin tinggal di rumah orang tuaku.” Kenzo dengan yakin mengatakan tujuannya kepada Siska. “Bagaimana kalau aku kangen Kevin, Mas?” Bi Inah dan Marni saling berpandangan mendengar ucapan

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Menceritakan Kebenaran

    🏵️🏵️🏵️ “Sayang.” Kenzo langsung meraih tangannya. “Apa-apaan ini, Ran? Kenapa kamu memberitahukan keberadaanku?” Tasya kecewa melihat apa yang dilakukan sahabatnya. “Maafin aku, Sya. Aku nggak sanggup membayangkan anakmu hidup tanpa seorang ibu.” Rani meminta maaf kepada Tasya. “Tapi ini nggak benar, Ran. Aku harus bilang apa ke Siska?” “Kenapa kamu harus takut padanya? Mas Kenzo juga suamimu dan kalian saling mencintai. Kalian juga sudah punya Kevin sekarang. Siska nggak ada hak melarangmu untuk bersatu dengan Kenzo.” Rani pun memberikan pengertian kepada Tasya. “Apa yang terjadi, Sayang? Apa kamu nggak kangen dengan anak kita?” Kenzo memegang kedua pipi Tasya. “Itu nggak mungkin, Mas. Aku sangat merindukan anaku. Tapi aku harus melakukan ini demi kebaikan bersama.” “Kebaikan bersama kamu bilang? Kamu pikir aku dan Kevin akan baik-baik saja setelah kamu pergi? Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu?” Kenzo merasa kesal mendengar ucapan Tasya. “Kamu nggak ngerti, Mas. Aku

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Pertemuan Tak Terduga

    🏵️🏵️🏵️ Tasya belum mampu menghapus kesedihan yang menimpa dirinya. Dia tidak kuasa jika mengingat perpisahannya dengan buah hati tercinta. Walaupun awal pernikahannya dengan Kenzo hanya sebuah kesepakatan, tetapi dia akhirnya bangga menjadi istri laki-laki itu. Saat ini, kepedihan itu makin membuat Tasya tidak berdaya. ASI yang seharusnya dia berikan kepada anak yang baru dia lahirkan, kini terbuang begitu saja. Tasya merindukan sang buah hati tercinta. Wanita itu membuka ponsel, dia memandangi foto dirinya, Kenzo, dan putra mereka. Tasya hanya mampu menyentuh dua orang yang dia cintai itu melalui benda pipih tersebut. Hatinya benar-benar sangat sakit. “Sya, kamu nangis lagi, ya?” Rani mengusap punggung sahabatnya. “Rasanya sakit banget, Ran. Aku kangen anakku.” Air mata Tasya kini telah menganak sungai. “Aku tidak tahu harus berkata apa, Sya. Aku minta maaf karena tidak dapat membantumu.” Rani turut sedih melihat keadaan Tasya. “Kamu nggak perlu minta maaf, Ran. Aku harus k

DMCA.com Protection Status