Share

Bab 287

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-11-25 21:00:38

Malam itu, Ken berdiri kaku di tengah kamar mewah itu. Kedua tangannya menggumpal, mencoba menahan diri agar tidak terhanyut dalam situasi yang semakin sulit ia kendalikan.

“N–Nyonya, aku...” ucap Ken, gugup.

Monica menatapnya dengan senyuman yang terlalu menggoda, mengaburkan batas antara lelucon dan juga godaan serius.

“Ken,” suara Monica terdengar lembut namun tajam, “apa kau tidak lelah terus menolak sesuatu yang jelas kau inginkan juga?”

Ken menggeleng cepat, wajahnya memerah. “Nyonya Monica, tolong berhenti. Ini salah. Tuan Smith bisa kembali kapan saja dari ruang bacanya, Saya—”

“Apa kau takut padanya?” potong Monica, langkahnya semakin mendekat. Ia berhenti hanya beberapa inci dari tubuh Ken, matanya menatap tajam, mencoba membaca emosi di wajah pria itu. “Aku yang memintamu datang ke sini, Jadi jika ada yang harus disalahkan, itu aku. Bukan kau, Ken.”

Ken menunduk, menatap lantai kayu yang terasa seolah mencen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 288

    Sore itu, di sebuah supermarket. Emily memandangi rak-rak bahan makanan dengan pandangan kosong. Stok di apartemennya benar-benar habis, dan meskipun ia tidak terlalu suka berbelanja, kali ini ia terpaksa melakukannya. Keranjang belanjaannya hampir penuh dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Namun, saat ia akan meraih sekotak susu almond, matanya menangkap sosok yang sangat dikenalnya, Han.“Ya ampun... dunia serasa sangat sempit, deh.” gumam Emily, kesal. Pria itu berdiri di lorong lain, juga sibuk memilih barang. Emily merasa napasnya tercekat sejenak. Han juga melihat ke arahnya, dan tatapan mereka bertemu, menciptakan keheningan yang mendadak menegangkan di antara keramaian supermarket. Emily buru-buru membuang pandangannya ke arah lain, seolah tidak terjadi apa-apa. Ia berbalik dan melangkah cepat ke jalur lain, mencoba menghindari situasi yang tidak ingin ia hadapi. Tetapi, saat sedang melihat-lihat rak saus tomat, tib

    Last Updated : 2024-11-25
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 289

    Ken duduk di depan meja kerja besar milik Tuan Smith, menunduk dalam-dalam. Wajahnya penuh rasa bersalah, kedua tangannya menggenggam erat ujung kursi seolah mencari pegangan. Ia sudah bertekad menceritakan segalanya, meski tahu bahwa kata-kata itu hanya akan menambah berat beban yang ia pikul. “Apa yang terjadi antara saya dan Nyonya Monica... itu... sangat salah, Tuan,” ujar Ken dengan suara bergetar. "Saya benar-benar tidak tahu bagaimana bisa... sampai sejauh ini." Tuan Smith hanya diam, menatap Ken dengan ekspresi datar yang sulit ditebak. Napasnya terhembus panjang, menciptakan jeda yang terasa begitu menyesakkan. “Aku tidak heran kalau Monica akan melakukan hal seperti ini,” ucap Tuan Smith akhirnya, suaranya datar tanpa emosi. “Dia memang wanita yang tidak tahu diri. Cepat atau lambat, aku sudah menduga ini akan terjadi.” Ken mengangkat wajahnya sedikit, tetapi rasa bersalah itu tak menghilang. “Tapi, Tuan, saya

    Last Updated : 2024-11-26
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 290

    Helena baru saja sampai di rumah ketika langit mulai merona jingga di ufuk barat. Lelah setelah seharian menjalankan tugasnya sebagai CEO, ia tetap menyunggingkan senyum saat membuka pintu. Suara tawa kecil menggema dari ruang keluarga. Langkahnya yang awalnya berat berubah menjadi ringan, penuh rasa rindu dan hangat.Di sudut ruangan, Angel tengah belajar mewarnai bersama dengan Thalita. Meja kecil di hadapan mereka dipenuhi warna warni cerah. “Rendy, Angel!” panggil Helena. Di sisi lain ruangan, Rendy sedang serius memegang pion catur. Lawannya adalah Tuan Smith yang juga baru saja belum lama ini berkunjung. Begitu melihat ibunya berdiri di ambang pintu sambil berteriak nama mereka, Angel dan Rendy serempak berhenti dari aktivitas mereka. “Ibu pulang!” seru Angel dengan suara ceria. Rendy segera berdiri dan berlari bersama adiknya ke arah Helena. Tanpa menunggu lama, Helena membuka kedua lengannya, menyam

    Last Updated : 2024-11-27
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 291

    Hari itu, suasana pagi di rumah besar keluarga Alexander dan Helena terasa sibuk seperti biasanya. Namun, ada kegelisahan yang tak biasa di wajah Angel, gadis kecil berusia lima tahun yang terus merengek. “Aku mau ke rumah Kakek! Aku mau bermain dengan Kakek!” tangis Angel, matanya mulai memerah. Helena akan sibuk memeriksa dokumen meeting di ruang kerjanya, hanya bisa menghela napas panjang. Jadwalnya hari ini sangat padat, dan ia tak mungkin membawa Angel ke rumah Tuan Smith sendiri. “Baiklah,” kata Helena akhirnya. “Talitha, tolong temani Angel ke rumah Kakeknya. Biar dia bisa les di sana sekaligus. Masalah lembur, nanti aku yang urus upahnya.” Talitha mengangguk patuh. Ia segera bersiap bersama Angel, satu pelayan, dan perlengkapan les yang akan mereka bawa. Helena memandang putrinya dengan penuh rasa bersalah. “Nanti Ibu menyusul setelah meeting, ya. Kau baik-baik di sana,” ucapnya lembut sebelum mencium kening Angel. Setib

    Last Updated : 2024-11-28
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 292

    “Apa yang terjadi sebenarnya, Thalita?” tanya Helena. Thalita pun terdiam untuk mengatur pikiran, jangan sampai nantinya dia salah bicara. “Nyonya, sebenarnya tadi itu...” ia pun menceritakan apa yang terjadi di kamar Bernica. Helena mendengar cerita dari Thalita dengan seksama. Thalita nampak lesu. “Saya yakin sekali, Angel tidak menyakiti Nona Bernica. Jadi, saya coba menjelaskan kepada Nyonya Monica, tapi sepertinya beliau tidak menerima penjelasan itu.” Helena membuang napas, jelas dia merasa kesal. “Baiklah. Kau tidak perlu memikirkan soal ucapan Monica lagi. Aku akan mengurusnya, ajak saja Angel untuk bermain sebentar, ya...”Thalita menganggukkan kepalanya, tegas meninggalkan tempat tersebut membawa Angel. Tanpa membuang waktu lagi, Helena pun langsung menemui Tuan Smith. “Ayah mertua,” panggil Helena, “boleh aku minta pelayan rumah untuk memeriksa rekaman kamera pengawas di kamarnya Bernica?”Mend

    Last Updated : 2024-11-29
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 293

    Monica tersenyum tipis saat Ken masuk ke kafe. Pintu kaca berbunyi lembut diiringi langkah tenangnya yang penuh percaya diri. Monica sudah duduk di sudut ruangan, meja bundar kecil di depannya dihiasi secangkir kopi yang masih mengepul. Tatapannya tajam, mengamati pria itu seolah memeriksa sesuatu yang rapuh. “Selamat sore, Nyonya Monica,” sapa Ken dengan sopan sambil membungkuk sedikit. Monica balas tersenyum dan menunjuk kursi di seberangnya. “Duduklah, Ken. Aku sudah menunggu.” Ken menarik kursi perlahan, duduk dengan postur tubuh yang rapi namun tegang. Setelah menghela napas, dia langsung bertanya, “Jadi, kenapa anda ingin Saya datang ke sini?” Monica memutar cangkir kopinya, menatap ke dalam cairan hitam itu sebelum menjawab. “Aku ingin meminta bantuanmu.” Alis Ken terangkat. “Bantuan apa, Nyonya?” Monica menatapnya lurus. “Aku ingin mendapatkan lebih banyak dari harta warisan Tuan Smith.”

    Last Updated : 2024-11-30
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 294

    Langit sore di atas pusat perbelanjaan terlihat cerah. Thalita melangkah masuk ke salah satu toko pakaian sambil memegang daftar kecil di tangannya. Daftar itu berisi kebutuhan sederhana untuk ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Ibu mengeluhkan bosan mengenakan pakaian rumah sakit yang monoton, jadi Thalita memutuskan membeli beberapa pakaian longgar dan nyaman. Saat ia memeriksa rak pakaian dengan motif bunga-bunga lembut, tiba-tiba seseorang memanggilnya. “Thalita!” Thalita menoleh dan mendapati Monica, Thalita pun tersenyum dengan sopan. Sudah Thalita pahami, Monica memiliki sikap yang sering kali angkuh, namun Thalita tetap menundukkan kepala dengan sopan. “Selamat sore, Nyonya Monica,” sapa Thalita dengan suara lembut. Namun, balasan Monica jauh dari yang diharapkan. Ia mendengus kecil sambil memandang Thalita dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Thalita? Apa yang kau lakukan di sini? Pusat perbe

    Last Updated : 2024-12-01
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 295

    Perjalanan pulang terasa sunyi, meski ketegangan terasa jelas di udara. Monica duduk di samping Ken, memandangi jalanan dengan tatapan gelisah. Dia menggigit bibirnya, sebelum akhirnya membuka suara dengan nada pelan namun penuh maksud. “Ken,” katanya, melirik pria di sebelahnya. “Menurutmu, perlu nggak kita ke hotel sebentar? Untuk… ya, memastikan semuanya baik-baik saja.” Ken menoleh sekilas, lalu kembali fokus mengemudi. “Nyonya Monica,” ucapnya dengan tenang namun tegas, “aku pikir akan lebih baik kalau amda tidak melakukan hal aneh-aneh. Dengan begitu, kita bisa menghindari masalah lain datang.” Monica mendengus, merasa ucapannya ditolak mentah-mentah. “Jadi, kau sudah melakukan apa yang aku minta?” tanyanya dengan nada mendesak. Ken menghela napas panjang. “Anda akan tahu jawabannya nanti.” Namun, jawaban itu tidak cukup bagi Monica. “Nanti? Ken, sudah satu minggu. Aku belum melihat hasil apa pun. Apa

    Last Updated : 2024-12-01

Latest chapter

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 354

    Helena keluar dari kamar mandi dengan langkah perlahan. Di depan pintu, Alexander terlihat mondar-mandir, wajahnya jelas menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Ketika pintu terbuka, dia langsung menatap Helena dengan penuh harap. “Bagaimana hasilnya, Sayang?” tanyanya cepat, suaranya sedikit bergetar. Helena berdiri diam tanpa ekspresi, membuat Alexander semakin tegang. Untuk beberapa detik, ruangan itu terasa sunyi, hanya diisi dengan napas tertahan Alexander. Namun, perlahan, bibir Helena melengkung menjadi senyuman. Dia mengangkat alat uji kehamilan yang digenggamnya, menunjukkan garis dua yang jelas. “Positif,” ujar Helena dengan suara lembut. Alexander membeku sejenak, lalu dalam hitungan detik dia melangkah cepat ke arah Helena dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, dan suara tangis kecil terdengar dari pria yang biasanya selalu tenang dan tegar.

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 353

    Hotel itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, mencerminkan suasana bahagia dan sakral yang tengah dirasakan semua orang. Hari ini adalah hari pernikahan Patricia dan Helios. Meski perjalanan menuju hari ini penuh dengan perdebatan dan perbedaan pendapat di antara keluarga, akhirnya semuanya berakhir dengan keputusan untuk mendukung pasangan tersebut. Patricia, dengan perut yang mulai terlihat membesar, tampak cantik dalam gaun putih sederhana namun anggun. Helios, yang biasanya dingin dan kaku, menunjukkan sisi yang lebih lembut hari ini. Pandangannya penuh cinta saat menatap Patricia berjalan di altar, menggandeng Tuan Beauvoir yang mengantar menantunya dengan senyuman bangga. Di antara tamu undangan, Rendy dan Angel mencuri perhatian. Kedua anak Helena dan Alexander itu mengenakan pakaian formal yang membuat mereka terlihat sangat menggemaskan. Angel dengan gaun putihnya dan Rendy dengan setelan jas mini membuat para tamu tak henti-hentinya m

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 352

    Emily tersenyum lembut, menggenggam tangan Han yang terasa hangat di jemarinya. Mereka berjalan beriringan di lorong apartemen menuju pintu unit mereka. Sudah dua bulan sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama, sebuah langkah besar yang diambil setelah melewati masa lalu yang penuh luka. “Pikirkan, kita akan jadi koki malam ini,” ujar Han dengan nada bercanda, membuat Emily tertawa kecil. “Jangan lupa siapa yang paling ahli di dapur,” balas Emily sambil mengangkat alis, menggodanya. Di dalam apartemen, mereka segera memulai persiapan makan malam. Han dengan serius mengolah steak daging sapi di dapur, sementara Emily sibuk menyiapkan meja makan, meletakkan piring, gelas, dan lilin kecil untuk suasana yang lebih hangat. Setelah selesai, Han membawa dua piring steak ke meja dan meletakkannya dengan hati-hati. “Makan malam istimewa untuk kita,” katanya dengan nada puas. Emily meletakkan gelas di depan masing

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 351

    Sinar mentari pagi perlahan menghangatkan udara, menciptakan kilauan indah di atas laut yang tenang. Di tengah keindahan itu, Alexander berdiri di hadapan Helena dengan mata penuh cinta. Di tangannya, sebuah cincin berlian bersinar, memantulkan cahaya pagi. Helena menatap Alexander, matanya berbinar namun berkabut oleh air mata haru. “Apa ini, Alexander?” bisiknya, suaranya bergetar. Alexander menggenggam tangan Helena dengan lembut. “Ini bukan hanya cincin, Sayang. Ini adalah janji. Janji bahwa aku akan selalu mencintaimu, melindungimu, dan menjadi pendampingmu dalam suka dan duka. Apakah kau bersedia untuk terus bersamaku?” Helena tidak mampu menahan air matanya. Dengan penuh keyakinan, dia mengangguk. “Ya, Alexander. Aku bersedia.” Alexander menyematkan cincin itu di jari manis Helena. Sentuhan dingin berlian bercampur dengan kehangatan cinta mereka. Setelahnya, Alexander menarik Helena ke dalam pelukannya,

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 350

    Pagi itu, langit cerah tanpa awan, angin sepoi-sepoi dari laut menghembus lembut, menyambut keluarga Alexander yang tiba di sebuah pantai yang luar biasa indah. Pasir putih bersih terbentang sejauh mata memandang, berpadu dengan birunya laut yang jernih dan tenang. Angel dan Rendy berlari ke arah air dengan penuh semangat, membawa sekop kecil dan ember mainan mereka. “Ibu! Ayah! Lihat kami membuat istana pasir terbesar di dunia!” teriak Angel dengan tawa ceria. Helena tertawa kecil, melambaikan tangan pada anak-anaknya. “Hati-hati di dekat air, ya!” Alexander membawa tikar piknik dan membentangkannya di bawah bayangan pohon kelapa. Dia menatap Helena, yang mengenakan gaun pantai berwarna pastel, tampak anggun dan mempesona. “Duduklah, Sayang. Mari kita nikmati momen ini,” ajaknya lembut. Helena menurut, duduk di samping Alexander sambil memperhatikan anak-anak mereka bermain. Angel dan Rendy terlihat asyik membangun r

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 349

    Pagi itu, suasana di rumah keluarga Alexander dipenuhi semangat dan kegembiraan. Helena tengah memeriksa koper terakhir sambil memastikan semua dokumen perjalanan sudah siap. Angel dan Rendy berlarian di sekitar ruang tamu, terlalu antusias memikirkan liburan yang akan mereka jalani. Alexander turun dari tangga dengan kemeja santai, membawa beberapa dokumen yang masih harus ia selesaikan. Namun, senyumnya yang hangat menunjukkan bahwa bahkan urusan pekerjaan tidak bisa mengurangi antusiasmenya untuk perjalanan ini. “Semua siap?” tanyanya kepada Helena. Helena mengangguk sambil tersenyum. “Ya, semuanya sudah rapi. Aku juga sudah mengatur siapa yang akan menangani perusahaan ku selama kita pergi.” Selama mereka pergi, perusahaan Smith akan berada di bawah kendali penuh Tuan Smith dan para eksekutif senior yang sudah dipercaya keluarga Alexander selama bertahun-tahun. Alura Fashion Group, perusahaan f

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 348

    Sore itu, suasana kantor mulai lengang. Para karyawan satu per satu meninggalkan meja mereka, bersiap pulang setelah hari yang panjang. Alexander baru saja menyadari bahwa ada dokumen penting yang tertinggal di ruangannya. Ia meminta Helena menunggu di dekat lobi sementara ia kembali ke ruang kerjanya.“Sayang, ada yang tertinggal. Kau tunggu sini saja, aku akan segera kembali!”“Ya,” jawab Helena. Helena berdiri di dekat lift, matanya mengamati gedung kantor yang mulai sepi. Tak lama kemudian, ia melihat Vera keluar dari ruangan dengan langkah cepat. Perempuan itu tampak terkejut melihat Helena, namun segera menyapa dengan sopan. “Selamat sore, Nyonya Helena,” ujar Vera sambil sedikit membungkuk. Helena mengangguk kecil, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Sore juga, Vera.” Ketika Vera melangkah menjauh, Helena tanpa sadar memanggilnya. “Vera.” Langkah Vera terhenti, dan ia berba

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 347

    Helena melangkah masuk ke kantor Alexander dengan langkah ringan. Sudah hampir seminggu libur sekolah dimulai, dan Rendy memilih tinggal di rumah Tuan dan Nyonya Wijaya. Angel juga ikut serta karena tidak mau jauh dari kakaknya. Tuan dan Nyonya Wijaya, dengan kasih sayang tulus mereka, memperlakukan Angel seperti cucu kandung sendiri.Itu pun lah yang membuat Helena meminta Angel memanggil Taun dan Nyonya Wijaya dengan sebutan, ‘kakak dan nenek’. Bagi Helena, situasi ini adalah berkah terselubung. Rumah yang biasanya penuh dengan tawa anak-anak kini terasa sepi, dan ia merasa bosan jika hanya duduk tanpa melakukan apa-apa. Oleh karena itu, ia menerima ajakan Alexander untuk ikut ke kantor dan membantunya bekerja. Namun, Alexander memiliki aturan khusus. “Kau boleh bantu aku, tapi ada syaratnya,” ucapnya dengan senyum khas yang selalu berhasil membuat Helena menggeleng tak percaya. “Syarat apa lagi, sih

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 346

    Menjelang sore, Alexander mengajak Helena dan kedua anak mereka, Angel dan Rendy, untuk meninggalkan kantor dan pergi ke pusat perbelanjaan. Alexander merasa sudah terlalu lama tenggelam dalam pekerjaan, dan ia ingin memberikan waktu berkualitas untuk keluarganya. Di pusat perbelanjaan, Angel dan Rendy langsung bersemangat saat melihat tempat permainan anak-anak. “Ibu, Atah, aku mau main itu!” seru Angel sambil menunjuk area permainan. Alexander tersenyum. “Ayo kita biarkan mereka bermain,” katanya kepada Helena. Beruntung, tepat di sebelah tempat permainan itu ada sebuah restoran. Alexander memutuskan untuk mengajak Helena duduk di sana, menikmati makanan ringan sambil memperhatikan kedua anak mereka bermain. Helena tersenyum bahagia, merasa momen seperti ini adalah kebahagiaan sederhana yang tak ternilai. Namun, suasana berubah ketika seorang pria tiba-tiba mendekati meja mereka. “Maaf, apakah ini benar Hece

DMCA.com Protection Status