Happy Reading Semuanya! Irene tidak tahu kenapa suaminya senang sekali membuatnya dongkol saat ini, bahkan di tempat kerja sudah membuatnya pusing tujuh keliling karena ia dimarahi secara double Lihat saja! Sekarang ia sedang membalas dendam suaminya itu.Lelaki yang menjadi suaminya itu sebenarnya sudah memasak tapi karena rasa dendamnya pada Rangga masalah di Kantor tadi membuat Irene enggan untuk memakan makanan sang suami. “Mas kan sudah memasak Irene, sudah marahnya. Kamu mau Baby Jelly jadi pemarah dan pengambek kaya kamu?” tanya Rangga Rahang Irene mengeras, “Biarin saja, itu sudah jadi ciri Baby Jelly nantinya karena menurun dari ibunya sering pemarah,.” jawaban dari Irene tampak kesal. Rangga menghela nafasnya sebentar kemudian mengusap kepala sang istri kini sibuk mengaduk saus untuk dimsum di depannya itu. “Iya Mas ngaku salah, maafkan Mas ya?” Irene tidak menjawab perkataan dari Rangga barusan. “Iya tahu, Mas menyebalkan. Iya, ‘kan?” tanya Rangga untuk kedua kal
Happy Reading Semuanya! “Irene, kamu harus sarapan terlebih dahulu dan minum susu hamil. Kalau kamu enggak minum itu sekarang, jangan harap kita pergi!” Irene yang sedang menonton drama korea di ruang tengah hanya berdecih kemudian memakan roti yang Rangga sodorkan. Iris mata Irene terfokus pada dasi yang dikenakan sang suami, bukan seperti Rangga pada umumnya yang serba harus sempurna. Kali ini agak sedikit aneh. “Dasi Mas Rangga kenapa? Tumben enggak serasi? Biasanya semua harus selaras antara atasan sama dasi,” ucap Irene Lelaki itu terkekeh sebentar, istrinya menyadari ada yang berbeda dari yang dikenakannya sekarang ini. Tangannya mengusap lembut kepala sang istri. “Saya lagi cari perhatian sama kamu,” sahut Rangga yang kini hanya tefokus memperhatikan Irene tengah menggigit roti berisi selai strawberry tanpa ada niatan menaruhnya terlebih dahulu. “Sudah om-om suka caper lagi,” “Caper?” ulang Rangga “Iya, yang kaya tadi Mas bilang. CARI PERHATIAN,” Rangga hanya t
Happy Reading Semuanya! Tatapan mata mereka terfokus pada pemandangan di depannya itu, benar-benar sangat indah. Suaminya itu memang serba tahu bahkan untuk hidden gem tempat yang bisa menjernihkan pikiran seperti saat ini. Udara yang sejuk seolah jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang sempit. Irene merasakan kenyamanan dari sang suami karena ini. Lelaki dengan wajah tampan itu tampak menarik Irene ke dalam pelukkannya dan mengecup kening Irene lembut. Mereka berdua seolah menikmati apa yang terjadi saat ini. “Irene, bagaimana? Kamu suka dengan pemandangannya?” tanya Rangga Kepala Irene tampak mengangguk mengiyakan perkataan dari sang suami barusan, “Iya, saya suka. Semuanya sangat cantik dan mempesona, bagaimana bisa saya enggak tahu kalau di Jakarta ada tempat yang secantik ini? Kalau saya tah
Happy Reading Semuanya! Mira berpikir saat ini masalahnya selesai tentang cinta pertamanya dulu, tapi kenyatannya ini malah semakin suram dan dalam. Tidak bisaka ia berfokus pada masalahnya dengan Irene saja dan jangan membuatnya berbelit dengan keadaan yang membuatnya pusing tujuh keliling. "Kamu sebenarnya mau apa? Bisa enggak sih kamu membuat aku hidup nyaman atau membiarkan aku fokus sama masalah aku yang ada sekarang ini?" tanya Mira menahan kesalnya. Lelaki dengan nama Risky itu tampak menatap datar perempuan di depannya, memang siapa yang tidak ingin masalah terus berdatangan. Karena ia menemukan salah satu bukti, jadi sekarang yang ia lakukan adalah menginterograsi calon kakak iparnya dulu. Tangan Risky mengeluarkan sesuatu yang sudah ia simpan di dalam saku tangannya dan barang yang menjadi salah satu bukti yang ada. Mata Mira membulat saat melihat benda berbentuk bulat it
Happy Reading Semuanya! Rangga memang sibuk dengan pekerjaannya mengurus dokumen yang seharusnya ditangani oleh ayah mertua, tapi Irene yang tidak mau mengerjakan tugas di kantor hanya menjadi beban bagi Rangga karena ia terus melihat penampilan tubuhnya di depan cermin milik ayah mertuanya itu. Terlalu banyak perubahan yang terjadi pada Irene. “Mas, merasa enggak sih kalau kandungan saya itu besar banget? Padahal usia kehamilannya kan baru 2 bulan jalan 3 bulan, kalau kaya begini saya seperti orang hamil berusia 5 bulan.” Irene menunjukkan perutnya yang sudah besar. “Mas, lihat! Sudah keliatan besar kali ya? Saya bawa balon di perut saya ke mana-mana,”Rangga terkikik pelan mendengar penuturan dari sang istri barusan. Ada-ada saja tingkah sang
Happy Reading Semuanya! Suara detak jantung tampak terdengar memenuhi ruangan di mana Irene saat ini tengah di periksa kandungannya, tatapan Rangga tampak terfokus pada layar di depannya yang menampilkan dua kantung janin di depannya itu. Irene benar kalau dia sedang mengandung anak kembar, semua firasat perempuan benar adanya. “Karena kandungan masih cukup muda, jadi kita menggunakan metode USG Transvaginal untuk mengetahui kondisi sebuah kehamilan kembar.” Rangga mengangguk mendengar penuturan dari dokter di hadapannya itu. “Saya enggak pernah duga kalau istri saya sungguhan hamil kembar. Istri saya sebenarnya sudah menduga hamil kembar tetapi karena enggak ada bukti saya tidak bisa mengatakannya, jadi bagaimana dok? Apakah perkembangan janin baik
Happy Reading Semuanya! “Mas, belanja baju dulu!” seru Irene Kepala Rangga menggeleng tidak setuju dengan perkataan dari Irene barusan yang tetap menginginkan untuk belanja dulu baru membeli kebutuhan dapur, “Makanan dulu Irene, ini sangat penting. Untuk baju kita bisa membelinya keesokkan harinya atau setelah membereskan sayuran ini dulu,” sela Rangga. Irene mempoutkan bibirnya kemudian menaiki troli besar di hadapannya itu, sepertinya Rangga memang sudah menyiapkan tenaga besar untuk mendorongnya kesana kemari mencari barang bersama dan tidak ingin meninggalkan risiko. “Jangan marah, ini semua untuk Baby Jelly dan Baby—“ “Baby candy,” sahut Irene dengan nada suara kesal.
Happy Reading Semuanya! Rangga tengah sibuk dengan belanjaan di depannya untuk di bayarkan ke kasir dan mereka bawa pulang dan Irene sendiri kini hanya sibuk memainkan ponselnya. Perempuan muda itu masih memikirkan berbagai macam komplikasi serta berbagai macam lainnya. Pekerjaan Rangga sudah bukan menjadi prioritas utama dan lelaki itu hanya memikirkan dirinya serta betapa lemahnya seorang Irene. Dirinya memang pengerusak segalanya, iris matanya memperhatikan tulisan yang ada di ponselnya itu. “Komplikasi kehamilan kembar pada ibu hamil,” gumam Irene. “Kamu baca apa?” tanya Risky Irene menoleh dan mata melotot terkejut memperhatikan Risky tengah tersenyum lembut pada dirinya, "Mas Risky kenapa ada disini? Mas engg
Happy Reading Semuanya! Dress warna pink dan rambut yang sudah di tata dengan rapih membuat Irene terlihat sangat cantik. Bibirnya tersenyum memandang lelaki di belakangnya tampak sibuk menggendong anak bayi berusia delapan bulan, mereka benar-benar bahagia. Mulai dari tumbuh kembang anak mereka berdua sampai MPASI untuk anak mereka berdua yang semakin pandai. "Sayang sudah belum?" tanya Rangga "Okay! Sebentar Mas, " Irene menggendong anak laki-lakinya dan menggandeng tangan sang suami yang kini tersenyum manis dan mengecup keningnya lembut. "Mama, ayo pergi!" ajak Irene Rangga tampak bahagia saat ini dan menatap hadiah yang diberikannya untuk Risky sebagai kado pernikahan, ia tidak menyangka jika perubahan hati Risky begitu cepat berubah dan mampu menarik seorang dokter cantik yang membantu Irene melahirkan. "Aku enggak sangka kalau mas Risky akan mendapatkan pasangan yang lebih baik," ungkap Irene. "Ya... dia pantas mendapatkannya." Tatapan matanya mengarah pada sang suami
Happy reading semuanya! Irene menyaksikan semuanya. Suami tampannya yang penuh di berita televisi dan surat kabar, serta sang kakak yang di kabarkan harus memasuki rumah sakit jiwa sampai sang ayah mendapatkan hukuman penjara seumur hidup. Irene melihat semua itu tanpa tahu harus bersikap seperti apa. Pandangannya berdalih pada Risky yang menatapnya lembut dan bayi dipangkuannya, lelaki itu menjadi tidak banyak bicara. “Aku akan menyerahkan diri karena aku turut serta membantu kakak kamu dalam kejahatan ini,” ucap Risky. Kepala Irene menggeleng, “Enggak, mas Risky enggak perlu melakukan itu. Mas disini menjagaku, mas turut andil dalam menjaga aku. Mas Rangga juga pasti akan melakukan hal yang sama, mas harus menjalani kehidupan yang baru. Dan harus berbahagia juga,” Irene memalingkan pandangannya pada Shofie yang sejak tadi hanya memasang wajah bingung. Risky sendiri hanya menghela napas pelan melihat apa yang dilakukan oleh Irene saat ini. Perempuan itu selalu saja menjodohkanny
Happy Reading semuanya!Heru menyaksikan semua dimana anak sulungnya yang ia banggakan melakukan rencana besar dan kini Irene yang menghilang. Heru tidak tahu istri dari Rangga itu di bawa kemana dan meninggalkan kesedihan pilu untuk Rangga yang tanpa henti mencari keberadaan Irene.Ini adalah salahnya. Jika ia tidak mendidik Mira dengan egois maka tidak akan menjadi seperti ini, keluarganya berantakan dan orang tercintanya kini sudah menjadi milik orang lain. Heru tidak ada harapan lagi.Langkahnya berjalan menuju kantor kepolisian di depannya itu, sudah tidak ada barang lagi yang ia bawa. Sudah saatnya ia mengakui semuanya, kejahatannya hanya untuk membela anak sulungnya.“Hallo pak, selamat siang. Apa ada yang bisa kami bantu?” tanya lelaki yang ia ketahui dulu berteman dengan anak bungsunya. Hubungan yang sulit di jelaskan.“Kamu teman Risky?” tanya Heru“Benar, beliau atasan saya. Kebetulan mas Risky sudah di pindah tugas ke Lebanon karena sesuatu yang sulit untuk di jelaskan, ad
Happy Reading Semuanya!Setidaknya Rangga lega saat mengetahui kalau istrinya baik-baik saja setelah seminggu menghilang tanpa jejak, ia tahu jika mantan kekasih istrinya yang membawa Irene dan menceritakan semua rencana jahat Mira yang ingin membuat hidupnya semakin berantakan. Rangga akan bersama dengan anaknya serta Irene sebentar lagi sampai urusan nya selesai, sudah sepantasnya jika Mira harus dipenjara atau mendapatkan karena yang sesuai dengan perilaku yang dilakukan.Rangga tetap berpura-pura menjadi seseorang yang merasa linglung untuk membuat Mira merasa jika ia menang."Sudah mengaku saja, ini semua ulah kamu!!" marah RanggaBibir Mira tampak mengerucut, “Mas, enggak baik menuduh orang lain begitu. Memangnya Mas ada bukti kalau aku yang melakukannya? Irene menghilang karena dia bosan dengan Mas,” Rangga mengepalkan tangannya mendengar perkataan dari perempuan di depannya itu. Sumpah demi a
Happy Reading Semuanya!Tatapan matanya terlihat kosong, kepalanya berdenyut kencang. Bagaimana bisa ia memiliki masalah yang begitu banyak dan pelik tanpa henti, ia tidak mengerti dosa apa yang telah dilakukannya. Ini murni kesalahannya, andai ia tidak selemah itu mungkin tidak akan terjadi seperti ini dan membuat semua orang disekitarnya menjadi terluka dan dirinya tidak bisa bertemu dengan Rangga.Irene benar-benar jatuh cinta pada Rangga dan mungkin saat ini suaminya masih mencarinya."Kamu melamun lagi? Apa kamu masih menyalahkan diri kamu sendiri karena melahirkan bayi sekecil itu? Jika itu yang kamu pikirkan sepertinya tidak perlu. Ini adalah takdir yang tidak bisa kamu hindari dan tidak bisa kamu salahkan," Irene memperhatikan dokter yang merawat dirinya dan anaknya tampak terduduk di sebelahnya sembari menggenggam erat tangannya.“Bukan itu, tapi aku tidak mau menyalahka
Happy Reading Semuanya!Seharusnya saat ini Rangga yang melihat bayi yang ada di inkubator itu, bukan dirinya. Risky hanya orang lain yang mengikuti rencana busuk dari kakak Irene, bibirnya tersenyum tipis saat melihat bayi yang ada di inkubator itu bergerak. Bayi mungil yang kemungkinan besar kata dokter akan meninggal di dalam kandungan.Langkahnya berjalan kembali menuju ruang rawat Irene, perempuan yang menjadi ibu muda itu masih terlelap dalam tidurnya setelah di berikan obat bius untuk melahirkan.“Irene, bayi kamu sudah lahir dan mereka sangat menggemaskan. Meskipun lahir prematur akan di usahakan mereka tetap hidup, jadi ayo bangun karena kamu harus menyusui mereka dan melihat betapa cantik dan tampannya mereka.”Tidak ada respon dar
Happy Reading Semuanya!Semua sesuai yang dianjurkan oleh ibu mertuanya sudah ia lakukan, kini Rangga menjadi kembali hidup. Ia sudah rapi dan harum seperti citranya selama ini, bahkan kini bibirnya bisa tersenyum dengan lebar sembari berjalan menuju ruangan di mana istrinya berada.Perlahan senyum dari Rangga tampak pudar saat ruangan itu hanya menampilkan sang mertua tengah menangis dengan tangan gemetar seperti mencoba menghubungi seseorang, sekarang yang lebih mengejutkannya lagi adalah kalau ia tidak melihat keberadaan dari sang istri. Padahal beberapa waktu lalu bahkan tidak sampai 2 jam ia masih melihat Irene tidur dengan lelap di sana dan kini ia tidak melihatnya lagi.“Ma... Irene di mana?”tanya Rangga .“Maaf Rangga ,”
Happy Reading Semuanya!“Rangga , kamu istirahat saja terlebih dahulu. Kamu pulang makan, mandi, lalu tidur biar mama yang menjaga Irene. Sudah 4 hari kamu enggak makan dan istirahat dengan layak, kamu hanya menatap Irene setiap hari.” Mana bisa ia meninggalkan Irene. Kepala Rangga menggeleng mendengar perkataan dari ibu mertuanya itu, ia tidak ingin merepotkan perempuan paruh baya di sebelahnya. Biar dirinya saja yang mengalami kelelahan itu dan jangan orang lain.“Enggak apa-apa Ma, Rangga mau ada di sini. Rangga khawatir kalau terjadi sesuatu dengan Irene,” ungkap Rangga dengan nada khawatir.“Tapi setidaknya kamu makan yang banyak Rangga ,”ucap Ira.“Bagaimana bisa Rangga&n
Happy Reading Semuanya!Sisi dan Zara tampak terdiam memikirkan sesuatu, kepala Mereka mendadak pening dan mereka masih sangat terkejut mendengar kabar Kalau Irene mendadak jatuh koma seperti saat ini. Padahal sebelumnya mereka bertemu Irene masih dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu.“Kenapa? Muka kalian kelihatan banyak beban sekali? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Erika.Zara menatap Erika yang ada di hadapannya itu dan rekan lainnya,“Nggak bisa ya kalau kita berdamai lagi kayak dulu? Gue rindu sama Irene dan merasa bersalah karena kita memusuhi dia dan meninggalkan dia sendirian,”ungkap Zara pelan.“Bukan Irene itu merusak rumah tangga kakaknya sendiri? Dia hanyalah orang jahat jadi untuk apa kita berdamai dengan orang ya