Happy Reading Semuanya!
Mira sudah memikirkan semalaman, bagaimana kematian dari orang yang dulu sempat ia cintai dan memang cinta pertamanya dulu. Perempuan cantik itu masih tidak menyangka jika Joshua akan meninggalkan dunia ini dengan seperti ini.
Tapi bagaimana mungkin Joshua yang begitu baik harus meninggal dalam keadaan seperti ini, bagaimana jika hipotesa rekan dari Risky benar-benar terjadi kalau dalang di balik meninggalnya Joshua ada hubungannya dengan sang ayah. Tapi ayahnya mana mungkin, ayahnya sibuk di kantor dan mengetahui masalahnya hanya yang terjadi sekarang ini.
“Kamu yakin hanya kamu yang tahu soal ini, bukan? Maksud aku dari pihak keluarga aku ataupun mertuaku tau, seperti itu… bahkan suami aku. Enggak ada lagi yang tahu, kan?” tanya Mira
Happy Reading Semuanya!Irene sudah menikmati kembali waktunya menjadi seorang pekerja meskipun sekarang perutnya semakin membesar dan tidak bisa perempuan itu tutupi dengan kemeja biasa. Ia tidak tahu apakah temannya menyadari perubahannya atau tidak dan sepertinya mereka lebih banyak tidak tahu, pasalnya sampai menjelang makan siang tidak ada tanda-tanda mereka memahami dirinya yang seperti menjaga seorang bayi.Bibirnya tersenyum saat melihat menu makan siang perusahaannya yang sudah dipesan, Irene terpaku pada makanan yang sebegitu banyaknya bahkan semuanya adalah makanan kesukaannya dan tentu saja sahabat karibnya itu juga melakukan hal yang sama yaitu memandang senang makanan kemauan mereka berada di hadapannya, tanpa mengatakannya pun Irene sudah mengetahui siapa pengirim makanan untuk divisinya.&ldquo
Happy Reading Semuanya!“Baju Mas, kenapa?”Pertanyaan dari Irene barusan membuat Rangga menaikkan sebelah alisnya bingung, entah apalagi yang ada dipikiran sang istri saat ini.“Baju?”Tangan Irene bergerak menyentuh bagian atas sang suami, “Kancing baju Mas lepas,” ucap IreneHampir saja pikiran Rangga kotor karena melihat kelakuan dari istrinya barusan yang lebih peduli dengan pakaiannya saat ini, tangannya menahan lengan Irene dan mengecupnya lembut. Aroma Vanila yang dikenakan sang istri saat ini begitu menggoda indera penciumannya.“Enggak masalah nanti saya akan membeli yang baru, kamu enggak boleh menyentuh alat jahit.”
Happy Reading Semuanya!“Apa yang mau kita lakukan sekarang Mas?” tanya Irene sembari mengikuti langkah kakinya mengikuti sang suami di hadapannya menariknya menuju ranjang tempat tidur mereka setelah melalui waktu yang panjang mencari es tebu.Rangga mendorongnya pelan dan membuat mata Irene membulat menatap sang suami bingung, terkejut semua bergabung menjadi satu. Apakah suaminya itu marah karena tidak mendapatkan minuman es tebu? Salahkan saja meminta keinginan yang sangat sulit untuk mereka dapatkan. Ini bukan musim tebu, mana mungkin ada yang jualan.“Mas mau ngapain?” tanya IreneLelaki yang ada di depannya tampak mengukung tubuhnya, tatapan mata mereka bertemu. Bibir Rangga melengkung membentuk senyuman dan tidak sinkron dengan Irene yang
Happy Reading Semuanya!Irene menangkupkan wajahnya melihat begitu banyak perlengkapan bayi dan barang yang membuat nyaman ibu hamil di depannya, sebenarnya Irene tidak ingin terburu-buru membeli perlengkapan bayi karena janin di dalam perutnya juga masih kecil tapi Kakaknya memang sudah tidak waras dengan mengirimkan barang sebanyak ini ke dalam kantor dan menyulitkannya. Bayi yang ada di dalam kandungannya saja baru memasuki minggu ke 12 tapi sudah di hadiahi seperti ini.“Semuanya tampak mewah, ya?” sindir Irene pelan.Mira yang di sindir hanya tersenyum tipis, “Aku sebagai kakak yang baik, ingin kamu berada di lingkungan yang nyaman dan bebas ibu hamil. Jadi, Kakak mengirimkan ini untuk kamu semuanya.”Irene tertawa pelan, ia tidak perlu hal y
Happy Reading Semuanya! Risky mengetukkan jarinya pada meja di bawahnya itu dan membiarkan rekan kerja lainnya mengurusi dokumen tentang kematian yang di temukannya tepat di hadapannya, ini semua pasti ada sangkut pautnya antara Irene, Mira dan dirinya. Pasti ada salah satu yang tidak menyukai keberadaannya dan Risky cukup merasa kasihan karena lelaki itu harus mati dalan keadaan yang seperti ini. “Ky, lo enggak cek lokasi lagi?” tanya Ibnu Risky hanya menghela napas pelan,“Sudah ada Adam yang mengecek, kenapa gue harus pergi? Lagian kasus ini bakalan di tutup kan karena semuanya menjadi misteri dan enggak ada titik terang. Sangat susah buat menemukan pelaku dari kasus ini,” jawab Risky sembari memperhatikan berkas yang ada di hadapannya itu. “Menjadi misteri a
Happy Reading Semuanya! Irene menatap laki-laki yang ada di depannya itu tengah berbicara seru dengan perempuan di hadapannya itu, entah apa pembahasan mereka tapi terlihat seru. Entah bisnis apa yang sedang dibicarakan oleh keduanya. Hanya Irene yang ditinggalkan seorang diri di sini, apalagi ia menahan kantuknya setengah mati. Entah kemana perginya sang suami tadi sampai kini lelaki itu kembali dalam keadaan marah seperti sekarang ini meskipun ia tidak terkena omelan dari sang suami. “Saya punya situasi sendiri untuk masalah yang sekarang ini. Jadi saya belum ingin memberitahukan siapa pun, saya masih mencari seseorang yang bisa membantu urusan masalah kita secara 85 persen sesuai yang kita bicarakan dengan klien kerja sama perusahaan kita. Kita harus mempersiapkan secara matang dan enggak bisa seperti sebelumnya, dunia ini begitu sensitif terhadap uang,” Rangga mengalihkan pandangannya pada Irene yang memperhatikan mereka berdua. “Kenapa kita harus mempunyai persiapan yang mata
Happy Reading Semuanya! Irene tidak tahu kenapa suaminya senang sekali membuatnya dongkol saat ini, bahkan di tempat kerja sudah membuatnya pusing tujuh keliling karena ia dimarahi secara double Lihat saja! Sekarang ia sedang membalas dendam suaminya itu.Lelaki yang menjadi suaminya itu sebenarnya sudah memasak tapi karena rasa dendamnya pada Rangga masalah di Kantor tadi membuat Irene enggan untuk memakan makanan sang suami. “Mas kan sudah memasak Irene, sudah marahnya. Kamu mau Baby Jelly jadi pemarah dan pengambek kaya kamu?” tanya Rangga Rahang Irene mengeras, “Biarin saja, itu sudah jadi ciri Baby Jelly nantinya karena menurun dari ibunya sering pemarah,.” jawaban dari Irene tampak kesal. Rangga menghela nafasnya sebentar kemudian mengusap kepala sang istri kini sibuk mengaduk saus untuk dimsum di depannya itu. “Iya Mas ngaku salah, maafkan Mas ya?” Irene tidak menjawab perkataan dari Rangga barusan. “Iya tahu, Mas menyebalkan. Iya, ‘kan?” tanya Rangga untuk kedua kal
Happy Reading Semuanya! “Irene, kamu harus sarapan terlebih dahulu dan minum susu hamil. Kalau kamu enggak minum itu sekarang, jangan harap kita pergi!” Irene yang sedang menonton drama korea di ruang tengah hanya berdecih kemudian memakan roti yang Rangga sodorkan. Iris mata Irene terfokus pada dasi yang dikenakan sang suami, bukan seperti Rangga pada umumnya yang serba harus sempurna. Kali ini agak sedikit aneh. “Dasi Mas Rangga kenapa? Tumben enggak serasi? Biasanya semua harus selaras antara atasan sama dasi,” ucap Irene Lelaki itu terkekeh sebentar, istrinya menyadari ada yang berbeda dari yang dikenakannya sekarang ini. Tangannya mengusap lembut kepala sang istri. “Saya lagi cari perhatian sama kamu,” sahut Rangga yang kini hanya tefokus memperhatikan Irene tengah menggigit roti berisi selai strawberry tanpa ada niatan menaruhnya terlebih dahulu. “Sudah om-om suka caper lagi,” “Caper?” ulang Rangga “Iya, yang kaya tadi Mas bilang. CARI PERHATIAN,” Rangga hanya t