Happy Reading Semuanya!
Bibir Irene melengkung membentuk senyuman manis melihat hadiah yang baru saja di berikan oleh Rangga barusan, ia sunggu tidak menyangka jika tas impiannya akhirnya terbeli dengan baik meskipun menggunakan uang suaminya.
"Uang mas adalah uang kamu juga," ungkap Rangga setelah memenuhi apa yang ia inginkan.
"Terima kasih Mas,"
"You welcome sayang, apapun yang kamu mau pasti mas turuti."
"Mas, aku boleh beli popcorn buat nonton drama di rumah sama makanan lainnya?" tanya Irene
"Bagaimana kalau cookie saja? Atau... nanti kita lihat ada apa di supermarket dan bagus untuk kamu makan," Kepala Irene mengangguk menerima tawaran dari Rangga.
Karena hari ini suaminya begitu memanjakannya, bukankah seharusnya ia berlaku baik dan menurut pada suaminya itu. Tatapannya tidak lepas pada Rangga di sebelahnya yang tampak sibuk memilih makanan, ia merasakan kenyamanan lebih dari suaminya ketimbang bersama dengan Risky mesik
Happy Reading Semuanya!Ini adalah malam yang membahagiakan untuk Mira. Ia tidak menyangka jika suaminya datang kembali ke rumah setelah sekian lama. Bibir Mira melengkung membentuk senyuman manis melihat sang suami ada di depan rumahnya tanpa ada Irene sang pengganggu rumah tangganya, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tangan Mira dengan cepat meraih tangan besar milik Ranggayang ia rindukan.“Lepas! Saya gerah sehabis bekerja!” risih Rangga sembari menghempaskan tangan Mira kasar.“Mas kamu pulang? Mau aku siapkan apa? Mas mau makan apa?” tanya MiraRangga menghela mapas kasar, “Kamu pikir saya mau datang kemari? Kalau Irene enggak ngemis-ngemis ke saya, mungkin saya akan tetap bersama dengan Irene. Bukan kah seharusnya kamu mengucapkan terima kasih sama dia karena membuat saya terjebak dengan rumah ini lagi?” Mira terdiam mendengar penuturan dari sang suami barusan.Apakah harus seperti ini? Apakah ia harus
Happy Reading Semuanya!Masalah yang hadir di kehidupannya terus saja berdatangan tanpa bisa ia duga kapan akan selesai. Mira menatap wajah sang ibu melalui video callnya sedih, biasanya sang ibu akan memeluknya atau menenangkannya tapi karena perpisahan kedua orang tuanya membuat Mira kini tidak bisa lagi merasakan pelukkan sang ibu untuk dirinya. Ia butuh ibunya untuk menyelesaikan segala permasalahannya.“Ma, kenapa sih Mama harus bercerai dengan Papa?”Ira tersenyum memandang sang anak, “Kalau kelakuan Papa kamu enggak kaya begini dan kamu juga enggak kaya begitu sama adik kamu, mungkin Mama masih bisa bertahan Mira. Bukan kah kamu egois hanya memikirkan diri kamu sendiri dan enggak memikirkan adik kamu?" Ira memandang sinis kearah sang anak yang hanya terdiam.Terdengar helaan napas pelan, "Irene banyak terluka dan enggak banyak orang yang ada di pihak dia selain Rangga, sudah sepantasnya Mama ada di pihak Irene dan menjauhkan dari
Happy Reading Semuanya!Irene memperhatikan sang suami di sebelahnya yang ikutan memandang pesan untuk sang ibu, tangan Irene menggaruk kepalanya pelan melihatnya. Ira sang ibu sudah membaca pesannya, tetapi tidak menjawab pesannya seperti biasanya.“Mama kenapa ya? Setahu saya Mama paling cepat merespon, apalagi sewaktu saya makan seafood. Mama sibuk banget kali ya? Kalau saya makan seafood biasanya mama langsung kepingin, tapi sekarang balas pesan saya saja enggak.” Rangga mengusap kepala Irene lembut.“Tunggu sebentar, mungkin tangan Mama sedang kotor karena membuat cake. Biar mas masak dulu makanannya, kamu istirahat saja sembari menunggu balasan. Ingat kata dokter kalau kamu harus banyak istirahat dan jangan terlalu capek,”Bibir Irene tampak mempout seolah ia sudah lelah menghadapi omelan dari suaminya. Wajah lucu Irene tentu saja membuat Rangga mengecup pelan bibir sang istri yang kini dihadiahi cubitan pelan oleh sang
Happy Reading Semuanya!Irene memiliki janji dengan teman-temannya untuk membantunya mengerjakan pekerjaan kantor. Tidak, ini hanya sekedar menemani pekerjaannya agar cepat selesai, bagi Irene mengerjakan pekerjaan dengan teman adalah sesuatu yang menyenangkan dan membuat pekerjaannya cepat selesai, tetapi kenyataannya adalah temannya pergi untuk melakukan perawatan diri dan meninggalkan dirinya sendirian.Tatapan matanya mengarah pada ponselnya yang menampilkan nama kerabatnya itu. Bisa-bisanya temannya itu malah membuat panggilan dengan dirinya yang sudah menunggu di kafe sejak tadi."Sorry baby kita terlambat biasalah... namanya perempuan lajang harus cantik biar bisa gaet laki-laki."Wajah Irene berubah cemberut, "Seharusnya kalian bilang lebih awal biar gue enggak nunggu kaya begini, lagian ini juga ada bagian tugas tim kita. Bukankah seharusnya kalian bantu gue mengerjakan tugas?" omel Irene.“Tapi lo istrinya Irene, jadi minta saja tol
Happy Reading Semuanya!“Mas!!”teriak IreneSuara ketukan sepatu dengan lantai tampak memenuhi ruangan rumah milik mereka. Rangga yang sedang membaca buku hanya memandang sekilas Irene, mungkin akan menjadi perjalanan yang panjang bagi Ranggauntuk mendengarkan cerita Irene selepas perempuan itu pergi bersama temannya.“Mas!” teriak IrenePerempuan muda itu berkacak pinggang sembari menatap dirinya tajam, “Mas!! Saya itu panggil Mas dari tadi, kenapa Mas enggak paham juga sih? Mas telinganya enggak di tutupin sama bola naga kan? Kenapa panggilan saya enggak Mas sahut? ”Rangga menutup bukunya dan memperhatikan sang istri kini memasang wajah sedihnya.“Kenapa?” tanya Rangga“Oh! begitu ya Mas, seharusnya itu Mas menyambut kedatangan saya dengan senyum sumringah terus tanyaka—“ Rangga mencubit hidung Irene agar berhenti berbicara lagi dan lagi.“Maaf, Mas harus mempel
Happy Reading Semuanya!Risky tidak bisa menahannya lagi, sudah beberapa hari ini yang menjadi pusat perhatiannya hanyalah Irene. Bagaimana jika terjadi sesuatu hal buruk pada orang tercintanya dan membuatnya seratus kali lipat menyesal karena tidak melakukan pencegahan di awal, siapa yang melakukan ini pada mereka.“Mas Rangga disini!”Lelaki yang di panggil namanya dengan cepat menghampiri Risky yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan dari orang sibuk seperti Rangga.“Kenapa kamu memanggil saya? Apa ada urusan penting yang harus saya urus?” tanya Rangga sarkas.Mantan kekasih dari Irene tampah merunduk dan bersimpuh pada lelaki yang hanya memasang wajah bingung. Rangga tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh lelaki yang ada di depannya itu.“Apa yang kamu lakukan?”“Saya meminta tolong sama Mas Rangga untuk menjaga Irene, entah dari apapun itu.” Rangga menaikkan sebelah alisnya
Happy Reading Semuanya!“Kamu menipu saya Irene?!” Irene hanya menatap Rangga dengan wajah polosnya.“Enggak, saya enggak tipu Mas. Saya benar-benar marah sama Mas,” Irene mencebikkan bibirnya sembari memakan makanan yang ada di depannya tidak selera.Rangga yang melihat perubahan mood sang istri hanya menghela nafasnya pelan dan menyuapi kembali makanan untuk sang istri di depannya itu. Lebih baik Irene bersikap menggemaskan daripada seperti singa betina seperti ini.“Mas,” panggil Irene“Kamu kenapa hobi sekali memanggil saya Irene?” tanya Geo“Sekarang begini Mas, kalau misalkan saya panggilnya Mas Risky terus bukan Mas Rangga ... memangnya Mas mau? Mas kan cemburuan,” Rangga menatap mata sang istri di depannya.“Apakah Mas terlihat cemburuan?” tanya RanggaMata Irene menyipit menatap sang suami yang ada di hadapannya itu, “Mas pe
Happy Reading Semuanya!Rangga menarik Irene ke dalam pelukkannya dan membiarkan sang istri tertidur dalam keadaan menjadikan lengannya sebagai bantalan untuk Irene, ini menjadi sesuatu yang membahagiakan bagi Rangga walaupun hanya seperti ini.“Mas, makan Bakso kayaknya enak.”Rangga membuka matanya dan menatap dinding kamar mereka, apakah begini raasanya memiliki istri yang sedang mengidam tidak tahu waktu dan tempat.“Tapi enggak ada yang jualan bakso tengah malam Irene,” ucap Rangga lelah.“Kenapa enggak ada? Tukang bakso malang biasanya masih jual,” sahut Irene.Lelaki yang menjadi suami dari Irene itu memperhatikan sang istri yang masih memejamkan matanya, sebenarnya Irene hanya mengigau atau benar-benar mengidam. Tangannya mengusap kepala Irene lembut dan mengecup kepala Irene sayang.“Ini jam 2 pagi Irene,” ucap Geo“Memang yang bilang ini jam