Beranda / Romansa / Rahim Dua Ratus Juta / Bab 92A. Jangan Dibahas

Share

Bab 92A. Jangan Dibahas

Penulis: Syatizha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-19 21:26:50

Raut wajah ibu Renata sangat sendu, kesedihan jelas tergambar. Ia berjalan menghampiri Sabrina, lalu memeluk tubuh menantunya itu. Ibu Renata menangis sambil memeluk Sabrina. Ia benar-benar sangat menyesal karena telah melakukan kejahatan pada wanita yang tak tahu masalah apa-apa.

"Ma-Mama minta maaf, Sabrina. Mama menyesal ... maafin Mamaaaa ...." ucap ibu Renata terisak-isak.

Darren yang sudah kembali ke kamar rawat inap Sabrina terkejut melihat kedatangan mamanya. Dengan langkah cepat, Darren meletakkan segelas susu di atas nakas, lalu menarik tubuh mamanya agar menjauh dari Sabrina.

"JANGAN DEKATI SABRINA LAGI!"

Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut mendengar teriakan Darren. Kedua matanya begitu tajam menatap ibu Renata. Wanita tua itu menangis, meminta maaf pada Darren dan Sabrina berulang kali.

"Mas ... jangan begitu. Mama udah minta maaf. Lagi pula mama hanya salah paham," ucap Sabrina merasa kasihan, melihat ibu Renata yang menangis tersedu-sedu.

Pandangan Darren
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
gemes bgt sm Sabrina yg gampang bgt maafin n' rada ga nurut sm kputusan suaminya . pdhl mnrt gw, kputusan Darren udh bnr . buat efek jera ke mamanya .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 92B. Berlumuran Darah

    Di luar ruangan Sabrina, tangisan ibu Renata tak juga berhenti. Baru kali ini ia melihat Darren sangat marah padanya sampai menghardiknya di depan Sabrina dan pak Sugeng. Dia pikir Darren akan memaafkan, ternyata tidak. "Aku anterin kamu pulang, ya?" kata pak Sugeng setelah beberapa menit membiarkan ibu Renata menumpahkan kesedihannya dalam rengkuhan. Ibu Renata menarik napas panjang, berusaha menghentikan tangisan. "Aku enggak mau pulang, Mas. Aku pengen nemenin Sabrina. Enggak masalah a-aku enggak boleh tinggal di dalam sana. Aku di sini saja, Mas," timpal ibu Renata, suaranya terbata-bata. Rasa bersalah memenuhi relung hati wanita yang sudah renta itu. Sungguh, ibu Renata teramat sangat menyesal telah menuduh dan melakukan kesalahan terhadap menantunya."Jangan begitu, Renata. Kalau di sini kamu enggak bisa istirahat cukup. Kamu harus tetap jaga kesehatan." Meski sering kali ibu Renata melakukan kesalahan, tetapi pak Sugeng tetap mencintai. Tetap mencemaskan kesehatannya. Ibu R

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 93A. Kenapa direkam?

    Angelica sangat terkejut mendengar ucapan mamanya. Dia pikir, ibu Anita tidak melihat keberadaan Andre di dalam mobil. "Kenapa? Kamu kaget? Mama udah curiga sama kamu, Lica! Kamu sekarang udah semakin jauh. Mau sampai kapan kamu kayak gini?" Ibu Anita amat sangat kecewa. Walaupun ia sudah tak dianggap ibu lagi, tapi hati seorang ibu tetaplah merasa cemas dan menyayangi anaknya. Ibu Anita tak peduli lagi dengan sikap buruk Angelica. Sekarang yang dipikirkan ibu Anita, menuntun Angelica ke jalan yang benar. "Aku punya alasan yang kuat melakukannya. Aku tau, aku salah tapi aku bahagia. Seenggaknya sampai saat ini aku hidup. Aku enggak mati menjijikan di tangan lelaki abnormal itu!" timpal Angelica melotot. Ia terus saja membela diri. Ya walaupun tujuannya melindungi diri, tapi tetap tidak dibenarkan melakukan pembunuhan terhadap Andre. "Ya Tuhan, Lica. Apa kamu enggak bisa kembali lagi sama Mama? Apa kamu enggak mau hidup normal lagi, Lica?" tanya ibu Anita penuh emosi. Hatinya begitu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 93B. Wanita Simpanan

    "Apa yang Mama peras darimu? Memangnya kamu punya banyak uang? Mama menyimpan ini supaya kamu mau cerita, siapa laki-laki ini? Ada hubungan apa kamu dengannya? Dan kenapa, Kamu sampai membunuhnya? Kalau kamu enggak mau cerita, Mama enggak akan mikir dua kali buat jeblosin kamu ke penjara!" ancam ibu Anita terlihat sangat sungguh-sungguh. Angelica terkejut, tubuhnya menegang. Ia pun menarik napas panjang, agar tetap berpikir jernih. Angelica tidak boleh memberikan jawaban yang asal-asalan. "Jawab, Lica! Oke, ya ... Mama akan hubungi pengacara keluarga. Biarlah, kamu di penjara sana! Kali aja, kalau kamu di penjara, hidupmu bisa lebih baik!" Kali ini ibu Anita tak main-main. Ia menekan nomor pengacara keluarga. Namun, Angelica mencegah."Namanya Andre!" Ibu Anita yang baru saja hendak menekan nomor kontak pengacara keluarga menoleh. Memicingkan kedua mata, seolah menuntut anaknya agar lebih banyak cerita lagi. "Andre itu pacar gelap aku atau selingkuhanku," sambung Angelica. Suaranya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 94A. Istirahat

    "Kamu jangan gitu dong, Sabrina. Aku jadi wanita simpanannya karena dia udah punya istri. Kalau kami nikah, nanti aku disebut p3lakor?" kilah Jessi merengut. "Apa bedanya sama sekarang, Jess? Kamu juga kalau ketahuan pasti dibilang gitu. Kenapa enggak kamu ajak nikah aja? Masa kamu mau dijadiin kayak gitu aja sih? Astaghfirullah ...."Jessi merunduk, bibirnya manyun beberapa centi. "Sebenarnya udah sejak lama Mr. Whang ngajakin aku nikah tapi aku enggak mau. Soalnya ... aku kan masih muda. Takut nanti dikekang sama dia." Ucapan Jessi membuat Sabrina menoleh cepat. Keningnya mengkerut. "Jessi, saran saja, lebih baik kamu nikah sama Mr. Whang. Tapi, tanyakan dulu dia agamanya apa. Kalau seiman, nikahlah. Kalau enggak, lebih baik kamu jauhi dia. Cari lelaki yang mau terima kamu apa adanya. Saya yakin, kamu pasti bisa mendapatkan seorang suami yang baik dan setia," ujar Sabrina pada saudara kembarnya. Jessi tak langsung menimpali. Ia hanya menarik napas panjang, mengembuskan perlahan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 94B. Tidak Tahu Malu

    Pagi di kediaman ibu Anita, Angelica sudah bangun sejak jam tujuh pagi. Ibu Anita sempat terkejut melihat anak tunggalnya membantu asisten rumah tangga yang menyiapkan Sarapan. "Pagi, Ma," sapa Angelica ketika melihat keberadaan ibu Anita di ruang meja makan. "Pa-pagi," timpal ibu Anita gugup. Antara percaya dan tidak percaya melihat Angelica mau berkutat di dapur bersama asisten rumah tangga. "Ma, aku buatin Mama nasi goreng. Nasi goreng buatanku," kata Angelica sumringah. Ekor mata ibu Anita mengarah pada asisten rumah tangga yang berdiri tak jauh dari Angelica. Bibi itu mengangkat ibu jari, menganggukkan kepala. "Makasih, Lica. Kamu udah repot-repot bikinin Mama nasi goreng.""Enggak repotin kok. Justru aku senang bisa makan bersama lagi sama Mama. Terima kasih ya, Ma. Udah izinin aku tinggal di rumah ini lagi," ujar Angelica menunjukkan sikap sumringah dan bahagia di depan wanita yang telah melahirkannya. "Iya, Lica. Makanya Mama minta sama kamu. Tolong rubah sikapmu yang bur

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 95. Berhenti Melakukan Kejahatan

    "Mama udah tau soal itu. Angelica, Papamu dibuang oleh istri keduanya karena membelamu. Istri kedua Papamu itu merendahkanmu ketika melihat konferensi pers keluarga Wirawan. Papamu enggak terima, Papamu melakukan kekerasan fisik pada istri keduanya. Mama sih kata dia. Enggak tau benar atau tidak."Ibu Anita tak tega juga melihat Angelica menghina papanya sendiri. Dia dapat merasakan bagaimana sakit hatinya ketika anak yang disayangi menghina."Masa sih? Aku kok enggak percaya. Ya udahlah, aku enggak peduli juga. Yang jelas, papa udah khianatin Mama. Kalau Mama masih mau terima dia, silakan saja!" Angelica ngeloyor masuk ke dalam rumah, meninggalkan ibu Anita dan pak Adyatama yang berdiri di depan pintu. "Terima kasih, Anita. Kamu udah membelaku.""Bukan aku membelamu. Aku cuma mengatakan yang kamu katakan padaku. Sekarang maumu apa? Kalau kamu pengen rujuk sama aku, aku minta maaf. Aku enggak bisa. Aku enggak mau membangun rumah tangga lagi denganmu, Mas. Jadi aku mohon, hargai keput

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 96A. Suruh Ke Sini

    Angelica sangat marah mendengar jawaban mamanya. Ia tak menyangka kalau ibu Anita akan mengurungnya di dalam kamar. "Mama keterlaluan! Kejam banget sama aku! Mama enggak percaya kalau aku akan berubah jadi manusia yang lebih baik?" Intonasi suara Angelica masih meninggi. Emosi kian meluap. Dia pikir, bisa leluasa berkeliaran di dalam rumah sendiri, ternyata tidak. "Terserah apa katamu, Lica. Apa yang Mama lakukan saat ini untuk kebaikanmu. Mama juga sangat kecewa. Ternyata kamu bukan hanya melakukan kejahatan pada orang lain, tapi pada keluarga sahabat Mama, Renata!" Sudah tak dapat tertahankan amarah dalam diri ibu Anita. Sangat kecewa dengan prilaku anak kandungnya itu. Ibu Renata terkejut mendengat ibu Anita menyebut namanya. Ia menggelengkan kepala, memberi isyarat pada ibu Anita tentang kepergian Sabrina dan Darren dari rumahnya. "Maksud Mama apa?" telisik Angelica tak mengerti. "Enggak ada maksud apa-apa. Kalau kamu mau makan siang, nanti Bibi akan mengantarkan makanan ke k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 96B. Kurang Tahu

    Ibu Regina sangat terkejut ketika dua orang polisi memberi kabar tentang kematian anak semata wayangnya. "Ba-bagaimana bisa mobil anak saya tercebur di pelabuhan, Pak?" Suara ibu Regina bergetar. Polisi mengetahui alamat ibu Regina dari KTP yang ada di dalam dompet Andre. Kebetulan di dalam dompet itu ada dua KTP. KTP Andre dan KTP Ibu Regina. Kartu kependudukan itu sengaja dititip ibu Regina pada anaknya karena untuk urusan pinjaman uang di salah satu Bank. Dompet Andre masih nyangkut di saku belakang celananya. "Kami masih menyelidikinya. Kalau bisa, sekarang Ibu ke rumah sakit Polri untuk mengidentifikasi jasadnya.""Itu pasti bukan jasad anak saya, Pak. Anak saya masih hidup! Anak saya masih hidup! Huhuhuhu ...."Ibu Regina tidak bisa membayangkan jika jasad yang ditemukan polisi di pelabuhan itu adalah benar jasad anaknya. "Oleh karena itu, Bu. Untuk memastikan benar atau tidak jasad itu anak Ibu atau bukan, silakan ikut kami."Tidak dapat mengelak lagi, akhirnya ibu Regina me

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21

Bab terbaru

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 111. Bertemu Setelah Kematian

    "Kalian mau kemana?" Pak Sugeng bertanya ketika Darren dan ibu Regina berpapasan dengannya di pintu depan. "Aku mau ---""Anterin aku pulang ke panti. Aku mau ambil beberapa pakaian ganti. Kalau boleh, aku mau nginap di sini sampai acara tahlilan mbakyu selesai," sela ibu Regina. Tidak ingin kalau pak Sugeng mengetahui kalau dirinya dan Darren menemui Angelica. "Boleh saja. Silakan."Setelahnya, Pak Sugeng masuk ke dalam rumah. Darren dan ibu Regina melanjutkan langkah, menuju tempat di mana Angelica ditahan. "Tante, kenapa enggak tinggal bersama kami saja?" tanya Darren ketika kendaraan yang mereka tumpangi melaju. "Enggak, Darren. Tante udah nyaman tinggal di panti."Jawaban ibu Regina membuat Darren terdiam seribu basa. Mereka baru bertemu beberapa jam, tapi Darren merasa kalau sudah sangat lama bertemu dengan ibu Regina. Mungkin karena diantara mereka terdapat ikatan darah. "Kenapa selama ini Tante enggak pernah muncul di acara keluarga kami?" tanya Darren heran. Mengingat k

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 110B. Terima Kasih, Sayang.

    Usai pemakaman, Ibu Regina bertanya kembali pada Darren. Di rumah itu hanya Darren yang bisa diajak bicara. Ibu Regina bertanya kenapa ibu Renata sampai ditusuk orang perutnya? Siapa pelakunya?Awalnya Darren tak ingin menjawab namun karena ibu Regina memaksa, akhirnya Darren mengatakannya. Kedua mata ibu Regina membeliak mendengar nama Angelica. "Jadi, yang membuat Mbakyuku meniggal Angelica juga?" ibu Regina teramat terkejut. "Iya, Tante. Tapi keadaan mama sempat membaik."Ibu Regina menggelengkan kepala berulang kali. Rasa sakit hati pada Angelica semakin besar. Anak dan kakaknya telah dibunuh wanita berhati iblis itu. Pandangan ibu Regina beralih pada ibu Anita yang menangis di depan pusara ibu Renata. Dengan kasar, ibu Regina mendorong tubuh ibu Anita hingga wanita itu terjungkang. "Munafik! Gara-gara anakmu, Mbak Renata meninggal! Anakmu, anak iblis! Dulu anakku yang dibunuhnya, sekarang kakakku!" Teriakan ibu Regina membuat ibu Anita dan orang lain terkejut. Mereka kasak-ku

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 110A. Pemakaman

    Keluarga Wirawan berduka. Wanita yang selama ini mengharapkan cucu kini telah tiada ketika keinginannya itu dikabulkan Tuhan. Pak Sugeng duduk di samping jenazah ibu Renata sejak beberapa jam lalu. Belahan jiwanya telah hilang. Dibiarkan air mata membasahi wajah. Tak ada lagi sikapnya yang tegas, yang berwibawa dan yang berkharismatik. Kini, ia telah kehilangan semangat. "Pa, Papa makan dulu," ucap Darren mengingatkan sang papa yang seharian ini tidak ada makanan yang masuk ke dalam perut. "Nanti saja." Hanya itu jawaban yang terucap dari mulut lelaki yang ditinggal kekasih hatinya. Kekasih yang telah menemani hidupnya. Sabrina yang berada di dalam kamar, tengah memberi ASI pada kedua buah hatinya meneteskan air mata. Masih teringat jelas, bagaimana perhatiannya ibu Renata, bagaimana keinginan ibu Renata memiliki cucu. "Ya Allah, mohon kesabaran serta keikhlasan dalam hatiku ya Allah. Hamba tahu, semua ini sudah menjadi takdir-Mu."Rumah duka keluarga Wirawan semakin berjalan wak

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 109B. Panik

    Pak Sugeng bergegas keluar ruangan, hendak membeli brownies keinginan ibu Renata. Lelaki itu membeli brownies di toko yang letaknya tak jauh dari rumah sakit. Ia tak ingin berlama-lama meninggalkan ibu Renata. Hanya memakan waktu lima belas menit, pak Sugeng sudah kembali ke ruangan ibu Renata. Di dalam ruangan, terlihat ibu Renata sedang berbicara sendiri di depan handphone. "Lho, Mas. Cepat sekali belinya?" tanya ibu Renata heran. Ia lantas mematikan rekaman suara di handphone milik suaminya. Jangan sampai pak Sugeng tahu kalau ibu Renata meninggalkan pesan suara pada ponselnya. "Aku sengaja beli di toko kue terdekat. Ini aku beli dua. Ada yang pake toping keju dan ada yang enggak pake toping. Kamu mau makan yang mana dulu?" tanya pak Sugeng sembari menunjukan dua kotak brownies. Sengaja membeli dua supaya Ibu Renata memilih. "Aku mau toping keju. Mas, suapin aku ...," rengekan ibu Renata membuat hati pak Sugeng mencelos. Permintaan itu seperti mengisyaratkan sesuatu. "Tentu. A

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 109A. Pegang

    "Aku harus bilang gitu, Anita. Umur orang enggak ada yang tau. Paling enggak kalau aku udah bilang, kamu bisa wujudin," jelas ibu Renata menatap sendu wanita yang napasnya turun naik karena kesal akan ucapannya. "G1la kamu, Renata! Bisa jadi umurku lebih dulu yang tamat daripada kamu." Sangat sewot ibu Anita menanggapi ucapan ibu kandung Darren. Ibu Renata meraih telapak tangan ibu Anita. Ia seolah memohon pada mantan besannya itu."Anita, aku mohon padamu. Kabulkan---""Stop!" sela Anita menghempaskan genggaman tangan ibu Renata. "Aku enggak mau dengar soal itu lagi. Renata, kamu pasti sembuh. Sekarang keinginan terbesarmu sudah Tuhan penuhi. Langsung dikasih dua, Renata. Kamu harus sembuh. Oke?" ucap ibu Anita. Jantungnya berdetak lebih cepat. Dia sangat takut kalau sahabat dari semasa SMA-nya itu benar-benar pergi meninggalkannya. Dia sangat takut, jika apa yang dikatakan ibu Renata akan terjadi. Ibu Anita menggelengkan kepala, menghalau pikiran dan firasat buruk. Sesaat, terjad

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 108. Gantikan Posisiku

    "Mama Anita?" pekik Darren melihat mantan ibu mertuanya yang berdiri di hadapan. "Darren, apa Mama boleh menjenguk Mamamu?" suara ibu Anita bergetar. Ia takut sekali jika keluarga Wirawan membencinya karena perbuatan jahat anak semata wayangnya, Angelica."Boleh, Ma. Silakan masuk."Darren memberi ruang pada ibu Anita agar masuk ke dalam ruangan. Semuanya terkejut akan kedatangan ibu Anita. Wanita yang telah melahirkan Angelica. "Anita?" gumam ibu Renata melihat sahabatnya datang menjenguk. Ibu Anita merasa sangat bersalah akan perbuatan jahat yang dilakukan Angelica pada ibu Renata. "Renata, Renata ...." Ibu Anita menghambur dalam pelukan wanita yang telah melahirkan Darren. Pak Sugeng menarik mundur kursi roda Sabrina agar tidak menghalangi Ibu Anita yang memeluk sahabatnya. "Aku minta maaf, Renata ... aku minta maaaff ...." Permohonan maaf diucapkan ibu Anita disela pelukan pada sahabatnya. Ibu Renata mengusap lembut punggung ibu Anita. "Kamu enggak perlu minta maaf, Anita. Ka

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 107B. Mantan Ibu Mertua

    Pertanyaan ibu Anita sarat penekanan. Tatapannya sangat tajam. Angelica memicingkan kedua mata, merasa kesal karena mamanya lagi dan lagi tidak membelanya justru membela orang lain. "Aku enggak bermaksud mencelakai dia. Tujuanku Sabrina dan calon anaknya!" tandas Angelica membalas tatapan ibu Anita tak kalah tajam. "Kenapa? Memangnya Sabrina melakukan kesalahan apa sama kamu, Lica?" Ibu Anita mencondongkan tubuh lebih ke depan. "Kesalahan apa?" Angelica mengulang pertanyaan mamanya. "Mama lupa, dia udah ngerebut kebahagiaanku! Gara-gara kedatangan dia di rumah itu, aku diusir! aku diceraikan. Hidupku hancur, kacau gara-gara dia! Dia enggak boleh lebih lama bahagia. Aku ingin ... aku ingin Sabrina hidupnya hancur dan menderita sepertiku!" Mendengar ucapan Angelica, ibu Anita menggelengkan kepala berulang kali. "Bodoh!" maki ibu Anita dipenuhi amarah. "Kamu sangat bodoh, Lica! Lihatlah ... akibat kebodohanmu, sekarang kamu di penjara! kamu akan mati di dalam sel sana, Lica!" sambun

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 107A. Kenapa?

    Ibu Anita yang memutuskan pindah tempat tinggal terkejut mendengar kabar anak semata wayangnya menusuk perut ibu Renata. Kabar itu disampaikan oleh Jessi yang mengetahui keberadaan wanita yang telah melahirkan Angelica. "Anak kurang ajar! Aku pikir dia sudah m4ti!" geram ibu Anita mengepalkan kedua telapak tangan di hadapan wanita yang wajahnya mirip Sabrina. Tiga bulan lalu, ibu Anita tanpa sengaja bertemu dengan Jessi di kantor keluarga Wirawan. Jessi kala itu menemani Mr. Whang meeting di kantor Darren. Singkat cerita hubungan mereka semakin dekat. Jessi yang telah kehilangan sosok ibu, seperti menemukan sosok ibu dalam diri ibu Anita. Begitu pula ibu Anita. Sampai akhirnya, ibu Anita memutuskan pindah rumah karena tak nyaman selalu didatangi ibu Regina. Sekarang ibu Anita tinggal di apartemen yang dulu ditempati Darren dan Sabrina. "Awalnya Angelica ingin menusuk Sabrina. Tapi, dihalangi mama Renata.""Ya Tuhan ... Kenapa anak itu selalu mencari masalah?" Ibu Anita menutup waja

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 106B. Kembar

    Pak Sugeng bergegas menuju ruangan Sabrina yang letaknya cukup jauh. Sedangkan Darren berjalan, menghampiri jendela ruangan yang di dalamnya ada ibu Renata. Darren tak menyangka kalau ibu Renata yang menyelamatkan nyawa Sabrina dan calon anaknya. Ternyata ibu Renata sikapnya sudah benar-benar berubah. Sangat menyayangi dan perhatian pada Sabrina. Dari kejauhan, Darren melihat pergerakan jari ibu Renata. Lalu, perlahan-lahan kedua mata wanita tua itu terbuka. Mulutnya menganga, seolah sedang bicara. Menit berikutnya, perawat yang menjaga ibu Renata di dalam ruangan membuka pintu. "Sus, Mama saya sudah sadarkan diri?" tanya Darren tampak sumringah."Betul, Mas. Apa Mas keluarga pasien?""Saya anaknya, Sus.""Oh silakan masuk, Mas."Suster membuka pintu ruangan lebar, mempersilakan Darren masuk. Lalu, suster itu berjalan cepat, hendak memanggil dokter yang menangani kesehatan ibu Renata. "Mama!" pekik Darren berdiri di samping wanita yang telah melahirkannya. Ibu Renata mengulas sen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status