Beranda / Romansa / Rahim Dua Ratus Juta / Bab 69B. Ingin Rujuk

Share

Bab 69B. Ingin Rujuk

Penulis: Syatizha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-08 07:22:12

"Anita, aku sangat menyesal. Tolong maafkan aku. Aku janji, enggak akan selingkuh lagi. Enggak akan menikah lagi. Aku janji," bujuk pak Adyatama pada wanita yang kini duduk di kursi teras panti asuhan.

Niat ibu Anita datang ke panti asuhan ini, ingin menghibur diri bertemu dengan anak-anak. Yang terjadi justru bertemu dengan lelaki yang semalam ia rindukan sekaligus lelaki yang telah membuatnya kecewa. Entah mesti bahagia atau marah bertemu dengan lelaki yang tega mengkhianati cintanya berulang kali.

"Angelica di mana? Apa dia bersamamu?" Ibu Anita mengabaikan permohonan maaf dan janji yang diucapkan Adyatama. Ia justru teringat anak semata wayangnya. Meski Angelica sering menyakiti hati tapi sebagai seorang ibu, Anita selalu merindukan.

"Angelica? Dia enggak ikut bersamaku. Aku enggak tau dia ada di mana." Jawaban Adyatama membuat ibu Anita terkejut. Dia pikir Angelica bersama Adyatama selama ini.

Ibu Anita menoleh, dahinya melipat, kedua mata memicing.

"Lho, bukannya dia bersama
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 70A. Dijodohin

    "Enggak," jawab ibu Anita tegas. Kepalanya menoleh, menatap pak Adyatama yang tampak terkejut mendengar jawaban ibu kandung Angelica. "Aku enggak mau jadi istrimu lagi. Aku enggak mau berumah tangga denganmu lagi. Ya, aku akui masih ada cinta dihatiku untukmu tapi maaf, untuk menjadikanmu suamiku lagi, aku enggak bisa. Aku bukan wanita bodoh seperti sebelumnya. Yang terlalu diperbudak perasaan. Aku ingin masa tuaku dipenuhi kebahagiaan dan kehidupan yang tenang," sambung ibu Anita masih menatap lelaki yang tenggorokannya seketika tersentak. Pak Adyatama pikir, ibu Anita mau diajak berumah tangga lagi dengan ucapan-ucapan manisnya. Ternyata tidak. Namun, pak Adyatama tidak menyalahkan keputusan ibu Anita. Sewajarnya jika ia tak mau berumah tangga dengannya lagi. Prilaku pak Adyatama sebelumnya sangat menyebalkan dan sering membuat ibu Anita kecewa. Perselingkuhan berulang kali, penggelapan uang perusahaan, utang di mana-mana sampai akhirnya perusahaan dan rumah miliknya diambil alih k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 70B. Main Dulu

    "Apa sih kamu, Re? Udah deh, aku belum kepikiran cari suami lagi. Nanti ajalah. Aku sekarang lagi mikirin keberadaan Angelica. Entah di mana dia?" Ibu Anita masih memikirkan anak yang sudah tidak menganggapnya sebagai seorang ibu. Ibu Renata menarik napas panjang, menatap lekat ibu Anita yang duduk berhadapan dengannya. "Kamu mau ajak dia tinggal di rumahmu lagi?" telisik ibu Renata. "Enggak. Aku cuma pengen tau aja keadaannya. Sebenarnya semalam aku sempet tidur tapi cuma sebentar. Anehnya, waktu aku tidur sebentar itu, sempet-sempetnya aku mimpi." Ibu Renata yang sebelumnya agak mencondongkan tubuh ke depan, kini duduk bersandar. "Mimpi apa?""Mimpi Angelica dikerubungi buaya. Tubuhnya dilahap buaya-buaya. Dalam mimpiku, Angelica nangis sambil ketawa. Pas bangun, aku enggak bisa tidur lagi. Ya sampai sekarang, aku masih mikirin dia."Sebetulnya ibu Renata sudah dapat menerka arti mimpi ibu Anita. Mungkin arti dari mimpi itu, Angelica kembali menju4l diri lagi. Ibu Renata menye

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 71A. Pesan Singkat

    "Darren!" Panggilan keras ibu Renata membuat Darren dan Sabrina terkejut setengah mati. Mereka langsung duduk berjauhan, menoleh ke belakang. Ibu Renata berdiri melipat kedua tangan di depan d4da, menatap nyalang mereka berdua. Sabrina berdiri, tubuhnya gemetar. Sementara Darren, bersikap santai meski sebelumnya terkejut. "Ma, kalau manggil jangan teriak-teriak. Lihat tuh Sabrina, dia sampe kaget. Sayang, calon anak kita enggak kaget 'kan?" tanya Darren mengelus perut istriya yang belum terlihat membuncit. "Hah? Eng-enggak, Mas." Terbata-bata menjawab pertanyaan sang suami. "Kalian ini, malah mesra-mesaraan di depan anak-anak. Enggak baik!" tandas ibu Renata mengingat tadi Darren mendekatkan bibirnya ke pipi sebelah kiri Sabrina. Dipikir, Darren akan menc1um Sabrina padahal hanya berbisik. "Mama suuzhon. Aku tadi bukan mesra-mesaraan. Aku cuma bisikin Sabrina saja.""Halah, alasan. Sekarang kita pulang! Mana Papamu?" Darren mengitari sekeliling, mencari keberadaan pak Sugeng. L

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 71B. Tarifnya Berapa?

    Bibir Angelica tersenyum lebar. Lelaki yang pernah dirindukannya itu kini telah menghubunginya kembali. Tanpa berpikir panjang, Angelica menghubungi nomor tersebut. "Andre? Benar kamu Andre?" tanya Angelica saat sambungan telepon berlangsung. "Hai, Sayang. Benar, ini aku Andre. Bagaimana kabarmu? Apa kamu baik-baik saja?" Senyum lebar yang sebelumnya menghiasi wajah Angelica, seketika mengerucut. Ia menarik napas panjang, duduk di sisi ranjang sembari menahan rasa sakit.Angelica tak langsung menjawab, ia tak mau menceritakan tentang yang dialaminya saat ini. Andre pasti curiga kalau ia bercerita. "Hm ... tentu saja kabarku enggak baik. Aku enggak baik karena kehilanganmu, Dre. Kamu kemana aja sih, Sayang? Kenapa ninggalin aku? Kamu tau, aku sekarang udah bercerai dengan Darren. Kita bisa bersama, Sayang."Andre dan Regina yang saat ini sedang di salah satu rumah sewa daerah Jakarta tersenyum mengejek. Lelaki itu sengaja meloudspeaker obrolannya agar ibu Regina mendengar. "Iya, S

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 72. Di Hotel

    Lelaki yang duduk di samping Angelica berbisik. Angelica terkejut, menelan saliva, menghela napas berat. Ia tak langsung menjawab, pura-pura tak mendengar. Angelica memerhatikan penampilan sendiri. Ia tak mengenakan pakaian s3ksi, pakaiannya justru tertutup dan longgar. Tapi, kenapa lelaki yang duduk di sampingnya bertanya demikian?"Jangan pura-pura enggak dengar. Aku tau, kamu wanita peliharaan Mami Veni."Sontak, Angelica mendongak, menoleh dan memicingkan kedua mata menatap lelaki yang tengah menyeringai. "Ba-bagaimana kamu tau?" tanya Angelica heran. "Aku pernah melihatmu waktu nganterin si Bos. Kata si Bos, kamu sangat lezat. Kamu tenang saja, walaupun aku anak buah si Bos. Tapi, aku sehat. Aku banyak uang. Aku bisa membayarmu lebih besar dari si Bos. Permainanku juga sangat lembut. Enggak kayak si Bos," jelas lelaki sangat pelan tapi terdengar jelas di telinga. Angelica baru ingat lelaki yang duduk di sampingnya itu. Dia adalah lelaki yang mengantar klien terakhirnya ke kama

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 1. Rahim 200 Juta

    "Enggak sia-sia, aku menyewa rahimmu 200 juta. Ternyata kamu masih p3r4w4n dan .... " Mata lelaki itu menelisik sekujur tubuh gadis yang malam ini telah kehilangan kegadisannya. "... Cukup memuaskan," sambungnya sambil menyeringai. Baru kali ini, Darren merasakan berc1nt4 dengan wanita yang masih p3r4wan. Meski terlahir dari keluarga kaya raya, lelaki itu tak suka melakukan hubungan suami istri dengan banyak wanita. Dia tidak mau mengambil resiko. Takut tertular penyakit mematikan. Darren lebih memilih nikah sirri daripada berz1n4. Istri pertama Darren bernama Angelica, berasal dari keluarga pengusaha sudah hilang mahkotanya ketika melakukan malam pertama dengannya. Dan sudah lima tahun pernikahan, Angelica tak juga hamil. Oleh karena itu, kedua orang tua Darren menyarankan anak semata wayangnya untuk menikah lagi. Tentunya dengan gadis baik-baik. Sabrina menyeka lelehan air mata. Gadis malang yang dipaksa ayahnya untuk menyewakan rahim pada Darren, tak kuasa menahan isak tangis. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 2. Perempuan Kampung

    "Kalau saya mengembalikan uang itu, apakah utang ayah saya masih ada?" Sabrina balik bertanya. Hatinya sangat takut kalau utang ayahnya belum dianggap lunas. "Aku bercanda, Sabrina. Kamu gak usah mengembalikannya. Utang ayahmu juga tetap dianggap lunas meski pernikahan kita bukan pernikahan kontrak. Kamu cukup persiapkan mental, menghadapi Angelica, istri pertamaku.""Tuan sudah menikah?" Sabrina terkejut. Kedua matanya hampir melompat. "Iya. Aku udah menikah selama 5 tahun tapi istriku belum bisa kasih keturunan. Aku juga udah gak cinta dia. Makanya orang tuaku menyarankan pernikahan ini."'Astaghfirullah, ternyata aku menikah dengan suami orang,' bathin Sabrina. Sabrina menelan saliva mendengar ucapan Darren. Pandangannya beralih keluar jendela mobil, membayangkan pertemuan pertama dengan istri pertama Darren. Sabrina memejamkan kedua mata, setetes air mata lolos membasahi wajah. Kini, tanpa ia sadari dirinya adalah seorang pel4kor. Dalam hati, Sabrina berulang kali beristighfar,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 3. Nafkah Batin

    "Mama doakan saja supaya Sabrina segera hamil dan melahirkan anakku dengan selamat dan sehat," timpal Darren tidak ingin memperpanjang obrolan mereka. Darren tahu, perempuan yang berdiri di belakangnya sangat ketakutan. "Tentu saja. Aku akan mendoakan supaya dia cepat hamil, cepat melahirkan dan cepat pergi dari rumah ini." Ibu Renata melengos, pergi meninggalkan Darren dan Sabrina bersama Pak Sugeng. Sabrina menarik napas lega, walaupun ada rasa sakit di hati. Memegang dadanya yang berdebar tak karuan. "Hei, are you oke?" panggil Darren. "Hah?" Sabrina malah melongo. "Kamu takut?" Darren merundukkan sedikit kepala, ingin melihat wajah Sabrina. "I-iya. Takut banget," jawab Sabrina tersenyum miring. Darren terkekeh, meraih telapak tangan anak gadis pak Sudarso. "Enggak usah takut. Aku tadi kan udah bilang, ada aku. Apa yang mesti kamu takutin?""Huh, apaan ada aku? Buktinya waktu Mbak Lica memukul tubuhmu, kamu diam aja," cibir Sabrina, memanyunkan bibirnya. Darren mencubit gem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 72. Di Hotel

    Lelaki yang duduk di samping Angelica berbisik. Angelica terkejut, menelan saliva, menghela napas berat. Ia tak langsung menjawab, pura-pura tak mendengar. Angelica memerhatikan penampilan sendiri. Ia tak mengenakan pakaian s3ksi, pakaiannya justru tertutup dan longgar. Tapi, kenapa lelaki yang duduk di sampingnya bertanya demikian?"Jangan pura-pura enggak dengar. Aku tau, kamu wanita peliharaan Mami Veni."Sontak, Angelica mendongak, menoleh dan memicingkan kedua mata menatap lelaki yang tengah menyeringai. "Ba-bagaimana kamu tau?" tanya Angelica heran. "Aku pernah melihatmu waktu nganterin si Bos. Kata si Bos, kamu sangat lezat. Kamu tenang saja, walaupun aku anak buah si Bos. Tapi, aku sehat. Aku banyak uang. Aku bisa membayarmu lebih besar dari si Bos. Permainanku juga sangat lembut. Enggak kayak si Bos," jelas lelaki sangat pelan tapi terdengar jelas di telinga. Angelica baru ingat lelaki yang duduk di sampingnya itu. Dia adalah lelaki yang mengantar klien terakhirnya ke kama

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 71B. Tarifnya Berapa?

    Bibir Angelica tersenyum lebar. Lelaki yang pernah dirindukannya itu kini telah menghubunginya kembali. Tanpa berpikir panjang, Angelica menghubungi nomor tersebut. "Andre? Benar kamu Andre?" tanya Angelica saat sambungan telepon berlangsung. "Hai, Sayang. Benar, ini aku Andre. Bagaimana kabarmu? Apa kamu baik-baik saja?" Senyum lebar yang sebelumnya menghiasi wajah Angelica, seketika mengerucut. Ia menarik napas panjang, duduk di sisi ranjang sembari menahan rasa sakit.Angelica tak langsung menjawab, ia tak mau menceritakan tentang yang dialaminya saat ini. Andre pasti curiga kalau ia bercerita. "Hm ... tentu saja kabarku enggak baik. Aku enggak baik karena kehilanganmu, Dre. Kamu kemana aja sih, Sayang? Kenapa ninggalin aku? Kamu tau, aku sekarang udah bercerai dengan Darren. Kita bisa bersama, Sayang."Andre dan Regina yang saat ini sedang di salah satu rumah sewa daerah Jakarta tersenyum mengejek. Lelaki itu sengaja meloudspeaker obrolannya agar ibu Regina mendengar. "Iya, S

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 71A. Pesan Singkat

    "Darren!" Panggilan keras ibu Renata membuat Darren dan Sabrina terkejut setengah mati. Mereka langsung duduk berjauhan, menoleh ke belakang. Ibu Renata berdiri melipat kedua tangan di depan d4da, menatap nyalang mereka berdua. Sabrina berdiri, tubuhnya gemetar. Sementara Darren, bersikap santai meski sebelumnya terkejut. "Ma, kalau manggil jangan teriak-teriak. Lihat tuh Sabrina, dia sampe kaget. Sayang, calon anak kita enggak kaget 'kan?" tanya Darren mengelus perut istriya yang belum terlihat membuncit. "Hah? Eng-enggak, Mas." Terbata-bata menjawab pertanyaan sang suami. "Kalian ini, malah mesra-mesaraan di depan anak-anak. Enggak baik!" tandas ibu Renata mengingat tadi Darren mendekatkan bibirnya ke pipi sebelah kiri Sabrina. Dipikir, Darren akan menc1um Sabrina padahal hanya berbisik. "Mama suuzhon. Aku tadi bukan mesra-mesaraan. Aku cuma bisikin Sabrina saja.""Halah, alasan. Sekarang kita pulang! Mana Papamu?" Darren mengitari sekeliling, mencari keberadaan pak Sugeng. L

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 70B. Main Dulu

    "Apa sih kamu, Re? Udah deh, aku belum kepikiran cari suami lagi. Nanti ajalah. Aku sekarang lagi mikirin keberadaan Angelica. Entah di mana dia?" Ibu Anita masih memikirkan anak yang sudah tidak menganggapnya sebagai seorang ibu. Ibu Renata menarik napas panjang, menatap lekat ibu Anita yang duduk berhadapan dengannya. "Kamu mau ajak dia tinggal di rumahmu lagi?" telisik ibu Renata. "Enggak. Aku cuma pengen tau aja keadaannya. Sebenarnya semalam aku sempet tidur tapi cuma sebentar. Anehnya, waktu aku tidur sebentar itu, sempet-sempetnya aku mimpi." Ibu Renata yang sebelumnya agak mencondongkan tubuh ke depan, kini duduk bersandar. "Mimpi apa?""Mimpi Angelica dikerubungi buaya. Tubuhnya dilahap buaya-buaya. Dalam mimpiku, Angelica nangis sambil ketawa. Pas bangun, aku enggak bisa tidur lagi. Ya sampai sekarang, aku masih mikirin dia."Sebetulnya ibu Renata sudah dapat menerka arti mimpi ibu Anita. Mungkin arti dari mimpi itu, Angelica kembali menju4l diri lagi. Ibu Renata menye

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 70A. Dijodohin

    "Enggak," jawab ibu Anita tegas. Kepalanya menoleh, menatap pak Adyatama yang tampak terkejut mendengar jawaban ibu kandung Angelica. "Aku enggak mau jadi istrimu lagi. Aku enggak mau berumah tangga denganmu lagi. Ya, aku akui masih ada cinta dihatiku untukmu tapi maaf, untuk menjadikanmu suamiku lagi, aku enggak bisa. Aku bukan wanita bodoh seperti sebelumnya. Yang terlalu diperbudak perasaan. Aku ingin masa tuaku dipenuhi kebahagiaan dan kehidupan yang tenang," sambung ibu Anita masih menatap lelaki yang tenggorokannya seketika tersentak. Pak Adyatama pikir, ibu Anita mau diajak berumah tangga lagi dengan ucapan-ucapan manisnya. Ternyata tidak. Namun, pak Adyatama tidak menyalahkan keputusan ibu Anita. Sewajarnya jika ia tak mau berumah tangga dengannya lagi. Prilaku pak Adyatama sebelumnya sangat menyebalkan dan sering membuat ibu Anita kecewa. Perselingkuhan berulang kali, penggelapan uang perusahaan, utang di mana-mana sampai akhirnya perusahaan dan rumah miliknya diambil alih k

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 69B. Ingin Rujuk

    "Anita, aku sangat menyesal. Tolong maafkan aku. Aku janji, enggak akan selingkuh lagi. Enggak akan menikah lagi. Aku janji," bujuk pak Adyatama pada wanita yang kini duduk di kursi teras panti asuhan.Niat ibu Anita datang ke panti asuhan ini, ingin menghibur diri bertemu dengan anak-anak. Yang terjadi justru bertemu dengan lelaki yang semalam ia rindukan sekaligus lelaki yang telah membuatnya kecewa. Entah mesti bahagia atau marah bertemu dengan lelaki yang tega mengkhianati cintanya berulang kali. "Angelica di mana? Apa dia bersamamu?" Ibu Anita mengabaikan permohonan maaf dan janji yang diucapkan Adyatama. Ia justru teringat anak semata wayangnya. Meski Angelica sering menyakiti hati tapi sebagai seorang ibu, Anita selalu merindukan. "Angelica? Dia enggak ikut bersamaku. Aku enggak tau dia ada di mana." Jawaban Adyatama membuat ibu Anita terkejut. Dia pikir Angelica bersama Adyatama selama ini. Ibu Anita menoleh, dahinya melipat, kedua mata memicing. "Lho, bukannya dia bersama

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 69A. Babon

    Ibu Anita turun dari mobil. Begitu ibu Anita menoleh ke belakang, kedua matanya membeliak. Sebelumnya ia tak membayangkan dapat bertemu dengan pak Adyatama. Terkejut, melihat pak Adyatama tengah berdiri di samping pak Sugeng. Debaran jantungnya begitu cepat. Keringat dingin membasahi kedua tangan. Ibu Anita menelisik penampilan suaminya dari ujung kepala hingga ujung kaki. 'Kenapa dia ada di sini? apa Renata yang menyuruhnya datang?'Ibu Renata melenggang, menghampiri sahabatnya yang masih mematung di depan pintu mobil. Dia tahu kalau ibu Anita pasti tak menyangka ada pak Adyatama di panti itu. "Anita, bukan aku yang nyuruh dia datang ke sini. Sebelum aku datang, dia sudah ada di sini. Katanya, dia tersesat."Seolah mendengar pikiran ibu Anita, ibu Renata berbisik tepat di depan telinga sahabatnya itu. Ibu Anita menghela napas berat. "Jangan berdiri di sini, kita ke sana. Aku juga enggak tau gimana ceritanya dia sampai tersesat. Entahlah, aku gak terlalu percaya sama si Ady. Tadi d

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 68B. Melarang

    Kendaraan yang ditumpangi keluarga Wirawan dan mobil box memasuki halaman panti asuhan. Anak-anak panti sudah berbaris rapi di depan teras, menyambut kedatangan keluarga pemilik panti ini.Dulu, panti asuhan itu berada di gedung yang di dalam hutan. Namun, gedung itu disuruh dikosongkan karena tanah tersebut masih sengketa. Oleh pak Sugeng dipindahalihkan ke gedung yang sekarang yang dahulunya milik keluarga berasal dari Belanda."Selamat datang, Pak Sugeng, Ibu Renata, dan Pak Darren," sapa pak Soleh ketika keluarga Wirawan turun dari mobil. "Pak Soleh, ini menantu kami. Namanya Sabrina." Ibu Renata menunjuk Sabrina. Anak pak Sudarso itu melipat kedua telapak tangan di depan d4d4. "Saya Sabrina.""Solehudin. Selamat datang, Mbak Sabrina.""Terima kasih, Pak."Pak Soleh bahagia melihat menantu ibu Renata yang sekarang. Lebih terlihat sopan dan ramah. Tidak seperti menantu sebelumnya. Datang ke panti hanya sebentar saja dan pulang lebih dulu dari pada mereka. "Silakan masuk. Acarany

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 68A. Terhibur

    Dua mobil telah keluarga dari kediaman keluarga Wirawan. Satu mobil ditumpangi keluarga tersebut. Satu mobil lagi, berupa mobil box yang isinya bingkisan untuk anak-anak panti dan pengurusnya. Sepanjang jalan menuju panti asuhan, Sabrina hanya diam saja. Wajahnya terlihat bersedih. “Sabrina?” panggil ibu Renata yang duduk di jok penumpang bersama pak Sugeng.Sabrina yang duduk di samping Darren, menoleh.“Iya, Ma?” Darren yang mengemudi pun melihat mamanya dari kaca spion depan. “Apa yang kamu pikirkan, Sabrina? Apa kamu lagi mikirin Bapakmu?” tanya ibu Renata yang mencemaskan keadaan menantunya. Ibu Renata tidak ingin Sabrina terlalu banyak pikiran sebab sedang mengandung cucu keluarga Wirawan. “Enggak, Ma. Saya enggak mikirin apa-apa.”Sabrina berusaha menutupi yang dipikirkannya. Andai mereka tahu, Sabrina saat ini ingin sekali bertemu dengan Jessica. Biar bagaimana pun, Jessica adalah saudara Sabrina satu-satunya. “Sukurlah. Mama harap, kamu enggak lupa kalau di dalam rahim

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status