Chris hampir saja tertelan asap rokok begitu dia mendengar pertanyaan yang diajukan Howard padanya. Bagaimana bisa ayahnya mengetahui perbuatannya tujuh tahun yang lalu pada Audrey?
Siapa yang memberitahunya?
Chris percaya pada Lody, dia tak mungkin memberitahukan sesuatu yang tak sepatutnya diberitahukan Lody pada Howard.
“Apa maksudmu?” tanya Chris berusaha untuk tetap menunjukkan raut wajah setenang mungkin, karena baginya pertanyaan yang baru saja diajukan Howard bukanlah masalah besar baginya. Lagi pula, Chris yakin, ayahnya tak akan mungkin berani menyebarkan aib puteranya sendiri.
“Apa aku harus mengulangi pertanyaanku tadi, Chris?”
“Memangnya kenapa jika aku memperkosa seorang wanita? Apakah kau menjadi malu? Bukankah ... aku menjadi seperti ini pun karena perbuatanmu?”
Howard terkekeh, tak menyangka jika Chris berani melemparkan kembali kata-kata ke wajahnya. Memang dia tak menyangka
Stephany tak gentar mendekati Leon, siapa yang akan melepaskan pria seperti Leon? Hanya wanita gila yang akan melepaskan kesempatan mendapatkan pria seperti Leon. Leon kaya, tampan, lembut, dan juga memiliki segalanya yang diinginkan setiap wanita padanya.Stephany memulai aksinya, wajahnya sengaja dibuatnya terlihat begitu sedih. Dia menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah, lalu mulai menangis tersedu-sedu. Aktingnya benar-benar sempurna sebagai seorang wanita yang terlihat lemah dan tersakiti. Mungkin dia bisa menjadi pemenang Academy Awards nantinya!“Apakah aku kurang pantas untuk bersamamu?” tanya Stephany dengan wajahnya yang sembab.Leon sebagai seorang pria dengan hati yang lembut tak bisa melihat seorang wanita menangis di hadapannya, dia mulai menjadi salah tingkah dan memikirkan perkataannya barusan.“Bu-bukan begitu maksudku, Steph. Tapi ... aku tak bisa memaksakan perasaanku padamu, kau tahu, kau cantik,
Audrey benar-benar menikmati festival laut. Untuk sejenak dia dapat melupakan semua masalah pelik yang tengah dihadapinya. Dia hanya berharap malam ini tak akan pernah berakhir. Dia masih belum bisa menerima, jika harus berpisah sebentar lagi dengan pria yang telah menyatu dalam dirinya.Lody sendiri terlihat lebih santai seakan tak ada bebsan sama sekali ketika menikmati kebersamaannya bersama Audrey.“Kau mau makan kerang laut? Mau mencobanya?” tanya Lody dengan wajah dipenuhi senyum. Kedua bulu mata panjang membuat mata Lody terlihat sayu. Audrey senang memperhatikan kedua mata berwarna amber milik Lody.Pria itu memiliki pesonanya sendiri, yang Audrey tak bisa jelaskan dengan kata-kata. Keduanya terlihat sangat menikmati festival laut yang diadakan setahun sekali di daerah itu. Lody menggandeng satu tangan Audrey dengan sangat erat.“Kau senang?” tanya Lody dengan suara agak kencang, karena suasana di pantai sangat ramai dan ju
Benar-benar tak habis pikir, kenapa Clara harus berbuat senekat itu? Apa yang membuat dirinya menenggak banya pil tidur?Brent terpaksa menghentikan jalannya syuting, mereka langsung menuju ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Clara. Brent berpikir, mungkin Clara menjadi depresi setelah kejadian yang terjadi saat penyekapan saat itu. Hanya saja, menurut dokter yang menangani saat Chris dan Clara dibawanya ke rumah sakit. Tak ada trauma serius pada diri Clara.Clara sempat berpikir saat itu jika dirinya telah diperkosa oleh anak buah Gerald. Ternyata setelah melakukan visum di rumah sakit. Hasil mengatakan jika tak ada tanda-tanda pemerkosaan yang terjadi pada Clara.Lalu kali ini, kenapa Clara justru berniat bunuh diri?’Jika bukan karena kejadian saat itu, apakah karena Clara dan Chris bertengkar?Banyak pertanyaan kini yang menggantung dalam pikiran Brent. Dia tak tahu apa yang terjadi setelah mereka kembali dari rumah
Brent hanya bisa menghela nafas panjang begitu mendengar apa yang baru dikatakan Chris padanya. Dia tak percaya jika sahabatnya begitu acuh pada keadaan Clara. Jelas-jelas wanita itu begitu mencintai dan hanya menginginkan jika Chris mengakui keberadaannya.“Aku sampai hari ini tak pernah bisa mengerti apa yang ada di dalam pikiranmu, Chris. Wanita yang di dalam sana, hanya berharap kau bisa memberikan sedikit saja perhatianmu padanya. Tapi kau ....” Brent tak melanjutkan kata-katanya begitu melihat Chris membelakanginya dan berjalan menjauh.Brent meminta ijin untuk masuk ke dalam ruangan di mana Clara sedang dirawat. Dia ingin melihat bagaimana keadaan Clara saat ini.“Apa, aku bisa masuk ke dalam dan melihat keadaannya?” tanya Brent pada manager Clara.“Silakan, Anda masuk saja ke dalam dan lihat keadaan Clara. Aku sungguh tak mengerti ... di dunia ada manusia tak memiliki seperti Chris, p
Lody terdiam untuk sesaat, dia tak tahu apa yang dimaksud oleh Chris. Jika memang Chris mengetahui dengan pasti saat ini dia bersama Audrey, siapa yang memberitahunya?“Apa maksudmu, Tuan Muda Chris?” tanya Lody berpura-pura polos seakan dia tidak mengetahui dengan baik apa yang dimaksudkan oleh tuan mudanya yang berhati batu itu.Chris berdehem lalu berkata, “Kau masih tak memahami dengan baik apa yang aku katakan barusan, Lody? Aku tahu kau bersama Audrey saat ini di rumah tepi pantai. Di rumahmu. Apakah aku masih kurang jelas mengatakannya?”Lody menarik nafas panjang, lalu menatap Audrey. Dia tak perlu bertanya lagi darimana Chris mengetahuinya karena dia sangat paham siapa Chris dan bagaimana dia bisa mengetahuinya. Apakah salah jika dia bersama Audrey sekarang, lagi pula Audrey bukanlah siapa-siapa bagi Chris. Dia hanya ibu dari anak Chris.Apakah dia akan menyalahkan Lody karena bersama Audrey tanpa memberitahu
Rumah besar di hadapan Audrey membuat tubuh Audrey mendadak kaku dan tegang, dia tak tahu apakah dia harus masuk ke dalam, atau tetap terdiam seperti patung. Sementara Lody terus menatapnya.Keduanya telah sampai di depan sebuah gerbang besar, di mana kedua orangtua dan kakak perempuannya berada. Hanya saja langkah kakinya terasa sangat berat untuk melanjutkan masuk ke dalam untuk menekan bel. Dia masih tak sanggup untuk bertemu.Apakah mereka akan memarahinya?Apakah mereka akan membencinya?Semua pertanyaan itu muncul di dalam kepala Audrey. Sesekali dia melirik ke arah Lody. Lody hanya mengisyaratkan dengan sebuah anggukkan di kepala, agar Audrey membuka gerbang, lalu masuk ke dalam menjumpai keluarga yang mungkin sangat merindukan dirinya.Sementara Lody berada di sampingnya, mendekap bahu Audrey. Dia menemani wanita itu sampai di depan pintu. Langkah kaki Audrey seakan membeku di tempat, satu tangannya terangk
Audrey pun pada akhirnya kembali ke apartemen miliknya, di sana Nicole dan Jack sudah sangat rindu pada perempuan cantik yang kini wajahnya terlihat lebih berseri. Saat itu Lody yang mengantar Audrey kembali ke apartemen miliknya. Nicole menyadari jika wajah Lody sudah tak asing baginya. “Aku seperti pernah melihatmu sebelumnya. Kau pernah ke apartemen ini, kan?” kata Nicole. Dia masih ingat beberapa waktu yang lalu, Lody datang ke apartemen dan mengatakan pada Nicole jika Audrey harus ke luar kota selama beberapa hari. Pada awalnya dia sempat tidak percaya, tapi gaya Lody memang meyakinkan. “Benar, aku pernah menyampaikan pesan, jika Audrey pergi ke luar kota. Sekarang, aku mengantarkannya pulang,” kata Lody. Nicole tersenyum-senyum melihat tangan Lody yang begitu erat menggenggam tangan Auidrey. “Lody?” Jack tiba-tiba memanggil nama Lody. Ah ya, Lody lupa, jika Jack pun mengenalinya. Anak itu bukan anak berusia satu atau dua tahun yan
Lody baru saja tiba di apartemen milik Chris, saat dia membuka pintu, dia melihat sosok Chris yang sedang duduk di atas sofa. Di hadapan pria itu ada sebuah botol vodka yang hanya tersisa setengah. Lody sudah bisa menebak jika Chris mabuk lagi seperti biasanya.Tapi kenapa dia harus meminum-minuman yang ada di depannya?Apakah dia sedang menghadapi sebuah masalah?“Tuan Muda, apakah yang kau lakukan dengan sebotol vodka itu?” tanya Lody. Biasanya pria kepala batu itu akan minum hanya saat dia merasa buntu menghadapi sesuatu.Chris menatap Lody dengan kedua matanya yang memerah, dia tersenyum, lalu menjawab, “Bagaimana rasanya bercinta dengan wanita bekasku? Ternyata selama ini kau menginginkannya, ya?”Lody terdiam mendengar kata-kata Chris yang cukup kasar baginya. Memang Audrey adalah bekas Chris, tetapi itu pun dilakukan bukan karena perasaan yang ada di antara mereka. Tapi Chris yang memaksa w
Sekarang yang harus Chris pikirkan bagaimana cara dia mengambil kembali Audrey, sedangkan wanita itu sudah mencintai Lody, sepupu sekaligus asistennya yang dulu selalu bersikap seperti seekor anjing setia padanya, tetapi sekarang dia sudah berani menentang."Kau itu hanya terobsesi pada tubuh wanita itu, bukan karena kau benar-benar menginginkannya, Chris!" seru Howard, lalu menertawakan ekspresi wajah Chris. Chris dibuat tidak berkutik dengan kata-kata Howard.Chris merasa tertantang oleh kata-kata Howard, namun dalam hatinya, keputusannya untuk mendapatkan kembali Audrey tidak bisa dipertimbangkan lagi. Dia tahu dia harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat."Mungkin kau benar, aku memang terobsesi. Tapi aku rasa, itu tidak salah, Ayah. Aku tidak suka saat melihat perempuan itu bersama Lody, aku benci hal itu. Aku ... aku menginginkan Audrey, aku tidak bisa memberikan alasannya," ucap Chris.Howard terkekeh, geli melihat ucapan Chris padanya. Jadi Chris mengatakan, sekarang
Howard tertawa saat mendengar ucapan Chris. Apa laki-laki itu sadar dengan ucapannya? Baru kali ini dia mendengar apa yang dikatakan oleh Chris dan sangat tidak masuk akal baginya. “Coba kau katakan sekali lagi padaku, apakah aku tidak salah mendengar?” “Aku ingin membawa anakku dan perempuan yang menjadi ibu dari putraku ke sini, apakah kau keberatan?” Chris mengulangi kembali pertanyaan meski terasa enggan, dia menekan gengsi dan ego di dalam diri hanya demi mengatakan hal tersebut pada Howard. “Tidak, aku tidak akan pernah mengijinkan kau membawa anak haram ke rumahku.” Howard tidak menyukai anak kecil, baginya mereka berisik dan mengganggu! Howard menatap tajam Chris, ekspresinya tidak menyisakan ruang untuk tawar-menawar. Dia bisa merasakan kemarahan memuncak di dalam dirinya. Anak haram itu, pikirnya, menjadikan situasi semakin rumit. "Chris, kau tahu betul peraturan rumah tanggaku. Aku tidak akan mentolerir adanya anak di sini yang bukan hasil dari pernikahan sah," Howard m
Brent berpikir, Audrey saja tidak begitu dekat dengannya, lalu dia menanyakan hal ini secara tiba-tiba tentu akan membuat wanita itu berpikir jika dia adalah pria kurang waras, kan?“Leon, apa menurutmu aku harus bertanya pada Audrey masalah ini? Lalu bagaimana jika ternyata bukan dia, pasti wanita itu akan menganggap jika aku adalah orang yang tidak waras,” kata Brent pada Leon.Leon tertawa, daripada Brent terus menerus merasa penasaran, ada baiknya dia bertanya langsung saja pada Audrey kan?“Brent, kau sudah mencari gadis kecil itu sejak dulu, tidak ada salahnya kau mendekati Audrey secara baik-baik dan bertanya padanya. Wanita itu bukan pemakan manusia, aku yakin dia tidak keberatan menjawab pertanyaanmu,” ucap Leon, meyakinkan Brent jika sebuah pertanyaan harus segera diselesaikan dengan tuntas sehingga tidak membuatnya mati penasaran!“Lalu bagaimana jika dia justru memarahiku?” Brent seketika merasa pesimis untuk bertanya pada Audrey, dia belum siap jika Audrey sampai memarahi
Chris tiba di apartemen miliknya, kedua matanya memandangi sekeliling. Aroma Audrey masih tersisa di dalam ruang tidurnya. Dia sendiri merasa heran, masih saja terus memikirkan wanita itu? “Aku benar-benar sudah gila, tidak seharusnya aku terus memikirkan wanita itu. Ada apa dengan diriku?” Chris mengumpat dirinya sendiri, rasanya kesal, dia tidak tahu apa yang tengah terjadi pada dirinya saat ini. Apakah mungkin saat ini dirinya benar-benar mulai merasa candu pada Audrey? Dia tidak bisa melupakan tubuh Audrey sama sekali, rasanya ada keinginan untuk terus menyentuh, menaklukan wanita itu di bawah tubuhnya. Bukan hanya sekadar menginginkan wanita itu menjadi pemuas hasrat bagi dirinya. Lody sendiri tidak menghubunginya semenjak bertengkar dengan dirinya, rasanya saat ini diri Chris benar-benar hanya seorang diri. “Aku akan meminta Audrey untuk bersamaku, Lody harus mau melepaskan wanita itu. Dia tidak memiliki hak apa pun atas dirinya, aku yang paling berhak, dia memiliki anak dar
Audrey terdiam, menatap Lody dengan intens. Wajah tampan milik Lody dan ketulusan hati pria itu telah membuatnya lulus, dia mencintai pria yang kini berada di bawah tubuhnya.“Beritahu aku di mana saja dia sempat menyentuh, maka biarkan aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu,” ucap Lody. Pria itu pun mengubah posisinya, membaringkan dengan lembut tubuh Audrey, seakan tubuh wanita itu terbuat dari kristal yang rapuh dan mudah pecah.“Dia menyentuh hampir di seluruh tubuhku, Lody. Jika sudah seperti itu, maka apa yang akan kau lakukan?” tanya Audrey. Kedua mata berwarna biru terang menatap sendu pada pria yang sangat dicintainya, Audrey berharap ... tidak akan pernah ada lagi nama Chris dalam kehidupannya!“Kalau begitu, biar aku aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu, Audrey,” kata Lody. Tanpa banyak bicara, dia mengecup kening Audrey, kedua mata Audrey terpejam, menikmati setiap sentuhan yang diberikan Lody padanya.Tak ada perasaan malu dalam diri Audrey, menghadapi pria ya
Kondisi Leon sudah diketahui, beruntung saat itu dia mendapatkan pertolongan di awal, jika tidak ... mungkin pria itu benar-benar kehabisan darah akibat ulah konyol Chris padanya.Lody sendiri diberitahukan jika Leon berada di rumah sakit saat ini, kondisinya sudah mulai membaik. Pria itu tidak mengerti dengan tingkah Chris. Dia bisa melakukan apa pun di saat pikirannya sedang kalut dan dipenuhi oleh amarah. Menyakiti Leon yang jelas-jelas tidak memiliki kesalahan pada Chris, adalah sebuah perbuatan konyol dan bodoh!Lody sendiri sudah kembali ke apartemen Audrey, dia melihat Audrey sudah siuman dan tengah duduk di meja makan, menyantap sepotong sandwich.“Audrey, kau sudah bangun. Mana Jack?” tanya Lody, seraya menutup pintu apartemen.“Hm, dia sedang bersama Nicole di apartemennya. Kau dari mana, aku pikir kau pergi meninggalkanku,” ucap Audrey lirih. Ketika dia bangun dia tidak mendapati sosok Lody di sisinya, membuat Audrey merasa sedih.Audrey pikir, Lody meninggalkan dirinya dan
“Pergilah ... Aku tidak berselera,” ucap Chris secara tiba-tiba, membuat Rossie terperanjat. Wanita malam itu terkejut dengan penolakan Chris barusan. Baru kali ini dia mendengar seorang pelanggan berkata jika dia merasa tidak selera pada Rossie? Apa ada sesuatu yang salah pada dirinya, sehingga pria itu berkata cukup kasar padanya? “A-apa ... maksudnya, Tuan?” tanya Rossie dengan kedua matanya yang terbilang indah menatap pria berparas tampan itu. Padahal dia sudah membayangkan, Chris dan dirinya akan melalui malam yang panjang dengan percumbuan-percumbuan panas di atas ranjang setelahnya. Chris terlihat tidak berselera sedikit pun untuk menyentuh Rossie, entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. “Aku sedang tidak berminat untuk bercinta dengan perempuan, kau ambil saja ini,” ucap Chris seraya menyerahkan selembar cek pada Rossie. Tidak biasanya Chris menolak santapan hangat yang ada di hadapannya. Wanita itu bahkan sudah bersiap untuk melucuti seluruh pakaiannya, begitu me
“Ayah, aku akan menjaga bicaraku, dan berhenti mencelamu jika kau bisa menunjukkan padaku apa arti sebuah kesetiaan. Jika kau belum bisa, jangan memintamu untuk berhenti menghujat dirimu,” balas Chris.Howard terdiam mendengar kata-kata Chris padanya. Ia tahu apa yang dikatakan Chris tidak sepenuhnya salah, tetapi bukankah semua itu bukan diawali olehnya? Kenapa memberi kesan, seolah dialah yang bersalah selama ini?Howard tertawa, dia menganggap apa yang baru saja dikatakan Chris lebih seperti sebuah lelucon konyol. Jane yang memulai dan dia menyambut gayung tersebut, untuk mengakhirinya akan sangat sulit bagi Howard, sebab ... dendam itu tidak akan pernah hilang selamanya! Rasa sakit itu semakin dalam, semakin menghilangkan kewarasannya.“Kau memintaku untuk berubah? Lalu apa jika aku berubah, kau akan mengubah perilakumu, hm?” tantang Howard pada putranya. Kedua pria yang sama keras kepalanya, tidak satu pun di antara mereka yang mau mengalah.Tidak ada gunanya melanjutkan percakap
Nicole mengangguk. Sedikit berbohong tidak masalah, dia tidak ingin Jack mengalami guncangan dalam jiwanya yang masih rapuh untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya!Lody meminta Nicole untuk membawa Jack pergi dari dalam ruangan, diberikannya beberapa lembar uang, dan meminta Nicole membawa pria tampan cilik itu pergi ke minimarket. Nicole menurutinya, dengan senang Jack mengikuti Nicole.Setelah keduanya pergi, Lody mulai membersihkan luka-luka yang ada pada wajah Audrey. Tidak habis pikir, mengapa Chris sama sekali tidak pernah berubah. Sifat iblisnya entah sampai kapan berada di dalam dirinya.“Audrey, aku akan berada di sisimu sampai kau benar-benar pulih. Setelah ini ada baiknya kau pindah ke tempat yang lebih aman. Aku akan mengantarmu kembali ke keluargamu,” bisik Lody seraya mengusap wajah pucat Audrey. Semakin dia membiarkan Audrey dengan kekerasan kepalanya, maka semakin dia akan mendapatkan serangan beruntun dari Chris yang tidak akan pernah mau mengalah!Selagi membas