Audrey bertanya-tanya dalam hati, apa yang akan dilakukan pria setengah waras di hadapannya. Chris hanya menatapnya, lekat, semakin lekat seakan ingin menelan dirinya bulat-bulat.
Wajahnya terpapar jelas di hadapan Chris, karena Chris menyibak seluruh rambut yang menutupi wajah Audrey.
“Kau ingin memilih dengan cara apa supaya aku bisa dengan mudah melangkahi mayatmu, Audrey?”
Audrey menarik napas, berusaha menjaga emosi. Meski bayangan-bayangan kejadian saat itu terus bergumul dalam pikirannya, dia berusaha untuk tetap kuat menghadapi Chris saat ini.
Audrey menelan ludah, kemudian menjawab, “Kau benar-benar ingin melangkahi mayatku, berarti kau harus membunuhku terlebih dahulu, kau paham?”
Chris mendengus kasar, kemudian membuang pandangannya ke arah lain. Perempuan di hadapannya memang terlihat lemah, tapi hatinya benar-benar keras seperti batu!
Chris mendekatkan wajahnya ke arah Audrey. Pandangan jijik terlihat di kedua mata Audrey,
“Kalau begitu bunuh aku. Apalagi yang kau tunggu, Tuan Butt? Bukankah tak ada yang bernilai di matamu selain kekuasaan?”Chris mempererat pelukannya, dia tak mau lagi berbicara. Baru kali ini dirasakan perasaan sakit yang seakan menyayat dirinya.Audrey yang telah memasrahkan diri hanya bisa tertegun melihat apa yang dilakukan Chris. Bukankah dia katakan dia ingin membunuhnya? Kenapa laki-laki itu justru terdiam seperti orang bodoh di hadapannya sekarang?Chris melepaskan kedua tangannya dari tubuh Audrey, kemudian bangkit berdiri.“Kenapa? Kau tak berminat dengan tubuh atau nyawaku?” tanya Audrey datar.Chris hanya menghela napas panjang, dadanya sesak dengan apa yang baru saja dikatakan Audrey padanya, tapi dia benar-benar tak bisa melakukan sesuatu pada Audrey melihat kondisi Audrey saat ini. Perasaan ingin menyakiti lebih hilang begitu saja.“Kau akan menyerahkannya tanpa kuminta, lihat saja nanti,” ja
Tiga buah mobil Rolls Royce berhenti di depan gedung, membuat beberapa pasang mata menatap dengan penuh kekaguman. Siapa pun sudah bisa menduga pemilik mobil-mobil tersebut bukanlah orang sembarangan yang hanya berpenghasilan 1000 – 2000 dollar per bulan, pemiliknya pasti seorang milyarder dan memiliki kuasa.Tak lama kemudian seorang pria mengenakan kacamata hitam, turun dari salah satu mobil tersebut. Dia ... Leonhart. Laki-laki yang pernah berada di pesta Senator Harris salah satu kawan lama Chris.Salah seorang karyawan wanita tak henti-hentinya berdecak kagum melihat Leon yang melintas di sampingnya. Mulutnya menganga lebar, dagunya hampir terjatuh melihat pesona Leon yang terlihat bersinar di matanya. Ah, bagaimana bisa ada pria sesempurna itu. Pikirnya.Setiap langkah kaki Leon terasa begitu anggun di mata wanita-wanita yang masih saja berdecak kagum melihat laki-laki itu berjalan menuju arah lift diikuti beberapa pengawal berjas hitam di belakangny
“Lody, cari tahu di mana Audrey bekerja. Dia mengatakan padaku, jika dia sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan. Aku butuh informasinya hari ini, apa kau bisa mengusahakannya tanpa harus membuatku menunggu?”Lody tak langsung bangkit berdiri dari sofa di ruangan Chris, dia masih menikmati secangkir kopi. Lagi pula, Chris tak terlihat meminta memburu pekerjaan itu.Chris sepertinya benar-benar tak akan menyerah. Setelah kemarin dia mendatangi Audrey di apartemennya, apa mungkin setelah ini dia akan mendatangi Audrey ke tempat kerjanya?Lody tak bisa membayangkan jika Chris datang ke tempat kerja Audrey dan membuat keributan di sana.Sudah lima belas tahun berlalu, semuanya berlalu sangat cepat bagi Lody. Christian yang dulu dia kenal benar-benar berbeda dengan saat ini. Apakah waktu mampu mengubah segalanya?Lody tersenyum pahit, tak pernah terbayangkan dirinya akan terus bersama Chris sampai hari ini. Dulu ... dia pikir, dia
“Hai, aku harap kau suka bekerja di perusahaan ini.”Audrey tersadar dari lamunannya, ketika Leon menghampiri mejanya. Meski baru satu hari dia bekerja di perusahaan itu, Audrey merasa kerasan. Setidaknya akan ada perubahan dalam hidupnya.Kebetulan beberapa karyawan sedang keluar makan siang, jadi kedatangan Leon di mejanya tak begitu menarik perhatian.Audrey bangkit berdiri dan sedikit membungkukkan tubuhnya.“Hei, tak perlu membungkuk seperti itu. Santai saja, Audrey. Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu, apa kau bersedia jika aku mengganggu waktumu sebentar?”Kali ini Audrey tak menggerai rambutnya seperti biasa, dia mengikat ekor kuda rambut panjang miliknya, sehingga memperlihatkan dengan jelas bentuk wajahnya.Audrey tak menjawab, hanya memberikan senyum tipis di bibirnya, dan mempersilakan Leon untuk duduk.“Silakan. Apa yang bisa kubantu?”“Kau sudah tahu jika peru
Leon memberitahukan Brent perihal pertemuan mereka, dan memilih untuk bertemu di luar. Brent menyetujuinya.Setidaknya akan sedikit menyenangkan bertemu di luar kantor. Brent mengusap keringat di wajahnya menggunakan saputangan sutera berwarna hijau yang tak pernah lepas dari dirinya.Hampir lima belas menit lamanya dia menunggu Leon di sebuah restoran, dan dia menyewa sebuah ruangan pribadi. Tentunya agar tak ada yang mengganggu kenyamanan, yang mereka akan bicarakan adalah proyek ratusan juta dollar, bukan hanya sekedar pembicaraan tak bermutu.Di luar restoran seperti biasa, beberapa mobil mahal berhenti di lobby utama, membuat orang-orang yang berada di sekitarnya berdecak kagum, seakan mobill-mobil itu adalah sebuah barang langka.Audrey sedikit ragu ketika kedua kakinya melangkah keluar dari dalam mobil, pasalnya baru pertama kali dia harus menemui klien seorang diri. Apalagi menurut Leon, klien itu adalah salah satu orang terkaya dan berpengaruh di
Brent mempersilakan Audrey masuk ke dalam ruangan dan membuka pintu. Ketika Brent menarik sebuah kursi untuk Audrey, Brent pun mendadak terdiam di tempat. Dia ingat, perempuan di hadapannya sekarang adalah perempuan yang sama ditemuinya beberapa hari yang lalu.“Kau ....” ucap Brent kemudian tak melanjutkan kalimatnya.Audrey pun menyadari hal yang sama dengan Brent. Bagaimana mungkin dunia begitu sempit? Laki-laki berkuasa di depannya adalah orang yang sengaja mengejarnya dua hari yang lalu, laki-laki yang sempat membuatnya berpikiran buruk ternyata seorang yang sangat berkuasa, dan orang penting yang menjadi klien dari kantornya.“Ehm, rupanya dunia benar-benar sempit. Aku tak menyangka klien yang harus kutemui ternyata Anda,” ucap Audrey. Meski Audrey sedikit terkejut, dia tak menunjukkannya, ekspresi wajahnya pun terlihat biasa saja. Datar.Brent berusaha menunjukkan profesionalitasnya. Sebenarnya dia merasa agak malu dengan ke
Sosok Audrey telah keluar dari dalam ruangan, meninggalkan Brent seorang diri dalam hening. Laki-laki itu mungkin benar seperti apa yang dikatakan Chris, jika dia masih terjebak dalam obsesi masa lalunya, bisa dipastikan cepat atau lambat Brent akan menjadi gila!Brent meminta seorang pelayan membawakan sebotol anggur terbaik ke dalam ruangan pribadi. Hatinya menjadi gelisah begitu dia melihat Audrey tadi. Ada perasaan yang sulit dia jelaskan pada diri sendiri, kenapa jantungnya berdegup kencang begitu melihat paras Audrey?’“Apa aku benar-benar terobsesi?” ucap Brent kemudian menuangkan isi di botol anggur ke dalam gelasnya.Dia tak pernah berhubungan dengan gadis manapun semenjak dia mengenal gadis ‘masa lalu’nya itu. Dia terus berharap dan berharap, pencariannya akan menemukan titik terang. Tetapi, semakin dia mencari, dia semakin menuju ke jalan tak memiliki ujung sama sekali!Brent menghirup aroma dari saputangan hijau m
Sepertinya Chris memang tak berniat untuk membuat kehidupan Audrey lebih tenang meski sesaat. Belum lama dia memaki Audrey di telepon, dia meminta Lody untuk datang menemui Audrey di kantornya secepatnya.Lody sendiri tak habis pikir, belum pernah dia melihat Tuan Mudanya begitu terobsesi terhadap sesuatu.“Aku tak peduli aku harus bisa mendapatkan apa yang kuinginkan, kau datangi nanti Audrey ke kantornya. Aku tahu dia bekerja di perusahaan Leon sekarang, dan aku tak peduli hal itu.”“Tuan Chris, apakah tidak terlalu berlebihan untuk mendatangi Audrey ke kantor? Bagaimana jika sampai terjadi keributan? Perempuan itu memang terlihat lemah, tetapi saat dia terjepit dia seperti memiliki kekuatan tambahan.”“Lalu? Sudah kukatakan, aku tak peduli. Lagi pula, aku tahu jika Leon saat ini sedang berada di luar negeri dan tak berada di kantornya. Kau bisa saja menunggu dia di luar kantor, seperti itu bagaimana? Supaya tak terlalu men
Sekarang yang harus Chris pikirkan bagaimana cara dia mengambil kembali Audrey, sedangkan wanita itu sudah mencintai Lody, sepupu sekaligus asistennya yang dulu selalu bersikap seperti seekor anjing setia padanya, tetapi sekarang dia sudah berani menentang."Kau itu hanya terobsesi pada tubuh wanita itu, bukan karena kau benar-benar menginginkannya, Chris!" seru Howard, lalu menertawakan ekspresi wajah Chris. Chris dibuat tidak berkutik dengan kata-kata Howard.Chris merasa tertantang oleh kata-kata Howard, namun dalam hatinya, keputusannya untuk mendapatkan kembali Audrey tidak bisa dipertimbangkan lagi. Dia tahu dia harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat."Mungkin kau benar, aku memang terobsesi. Tapi aku rasa, itu tidak salah, Ayah. Aku tidak suka saat melihat perempuan itu bersama Lody, aku benci hal itu. Aku ... aku menginginkan Audrey, aku tidak bisa memberikan alasannya," ucap Chris.Howard terkekeh, geli melihat ucapan Chris padanya. Jadi Chris mengatakan, sekarang
Howard tertawa saat mendengar ucapan Chris. Apa laki-laki itu sadar dengan ucapannya? Baru kali ini dia mendengar apa yang dikatakan oleh Chris dan sangat tidak masuk akal baginya. “Coba kau katakan sekali lagi padaku, apakah aku tidak salah mendengar?” “Aku ingin membawa anakku dan perempuan yang menjadi ibu dari putraku ke sini, apakah kau keberatan?” Chris mengulangi kembali pertanyaan meski terasa enggan, dia menekan gengsi dan ego di dalam diri hanya demi mengatakan hal tersebut pada Howard. “Tidak, aku tidak akan pernah mengijinkan kau membawa anak haram ke rumahku.” Howard tidak menyukai anak kecil, baginya mereka berisik dan mengganggu! Howard menatap tajam Chris, ekspresinya tidak menyisakan ruang untuk tawar-menawar. Dia bisa merasakan kemarahan memuncak di dalam dirinya. Anak haram itu, pikirnya, menjadikan situasi semakin rumit. "Chris, kau tahu betul peraturan rumah tanggaku. Aku tidak akan mentolerir adanya anak di sini yang bukan hasil dari pernikahan sah," Howard m
Brent berpikir, Audrey saja tidak begitu dekat dengannya, lalu dia menanyakan hal ini secara tiba-tiba tentu akan membuat wanita itu berpikir jika dia adalah pria kurang waras, kan?“Leon, apa menurutmu aku harus bertanya pada Audrey masalah ini? Lalu bagaimana jika ternyata bukan dia, pasti wanita itu akan menganggap jika aku adalah orang yang tidak waras,” kata Brent pada Leon.Leon tertawa, daripada Brent terus menerus merasa penasaran, ada baiknya dia bertanya langsung saja pada Audrey kan?“Brent, kau sudah mencari gadis kecil itu sejak dulu, tidak ada salahnya kau mendekati Audrey secara baik-baik dan bertanya padanya. Wanita itu bukan pemakan manusia, aku yakin dia tidak keberatan menjawab pertanyaanmu,” ucap Leon, meyakinkan Brent jika sebuah pertanyaan harus segera diselesaikan dengan tuntas sehingga tidak membuatnya mati penasaran!“Lalu bagaimana jika dia justru memarahiku?” Brent seketika merasa pesimis untuk bertanya pada Audrey, dia belum siap jika Audrey sampai memarahi
Chris tiba di apartemen miliknya, kedua matanya memandangi sekeliling. Aroma Audrey masih tersisa di dalam ruang tidurnya. Dia sendiri merasa heran, masih saja terus memikirkan wanita itu? “Aku benar-benar sudah gila, tidak seharusnya aku terus memikirkan wanita itu. Ada apa dengan diriku?” Chris mengumpat dirinya sendiri, rasanya kesal, dia tidak tahu apa yang tengah terjadi pada dirinya saat ini. Apakah mungkin saat ini dirinya benar-benar mulai merasa candu pada Audrey? Dia tidak bisa melupakan tubuh Audrey sama sekali, rasanya ada keinginan untuk terus menyentuh, menaklukan wanita itu di bawah tubuhnya. Bukan hanya sekadar menginginkan wanita itu menjadi pemuas hasrat bagi dirinya. Lody sendiri tidak menghubunginya semenjak bertengkar dengan dirinya, rasanya saat ini diri Chris benar-benar hanya seorang diri. “Aku akan meminta Audrey untuk bersamaku, Lody harus mau melepaskan wanita itu. Dia tidak memiliki hak apa pun atas dirinya, aku yang paling berhak, dia memiliki anak dar
Audrey terdiam, menatap Lody dengan intens. Wajah tampan milik Lody dan ketulusan hati pria itu telah membuatnya lulus, dia mencintai pria yang kini berada di bawah tubuhnya.“Beritahu aku di mana saja dia sempat menyentuh, maka biarkan aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu,” ucap Lody. Pria itu pun mengubah posisinya, membaringkan dengan lembut tubuh Audrey, seakan tubuh wanita itu terbuat dari kristal yang rapuh dan mudah pecah.“Dia menyentuh hampir di seluruh tubuhku, Lody. Jika sudah seperti itu, maka apa yang akan kau lakukan?” tanya Audrey. Kedua mata berwarna biru terang menatap sendu pada pria yang sangat dicintainya, Audrey berharap ... tidak akan pernah ada lagi nama Chris dalam kehidupannya!“Kalau begitu, biar aku aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu, Audrey,” kata Lody. Tanpa banyak bicara, dia mengecup kening Audrey, kedua mata Audrey terpejam, menikmati setiap sentuhan yang diberikan Lody padanya.Tak ada perasaan malu dalam diri Audrey, menghadapi pria ya
Kondisi Leon sudah diketahui, beruntung saat itu dia mendapatkan pertolongan di awal, jika tidak ... mungkin pria itu benar-benar kehabisan darah akibat ulah konyol Chris padanya.Lody sendiri diberitahukan jika Leon berada di rumah sakit saat ini, kondisinya sudah mulai membaik. Pria itu tidak mengerti dengan tingkah Chris. Dia bisa melakukan apa pun di saat pikirannya sedang kalut dan dipenuhi oleh amarah. Menyakiti Leon yang jelas-jelas tidak memiliki kesalahan pada Chris, adalah sebuah perbuatan konyol dan bodoh!Lody sendiri sudah kembali ke apartemen Audrey, dia melihat Audrey sudah siuman dan tengah duduk di meja makan, menyantap sepotong sandwich.“Audrey, kau sudah bangun. Mana Jack?” tanya Lody, seraya menutup pintu apartemen.“Hm, dia sedang bersama Nicole di apartemennya. Kau dari mana, aku pikir kau pergi meninggalkanku,” ucap Audrey lirih. Ketika dia bangun dia tidak mendapati sosok Lody di sisinya, membuat Audrey merasa sedih.Audrey pikir, Lody meninggalkan dirinya dan
“Pergilah ... Aku tidak berselera,” ucap Chris secara tiba-tiba, membuat Rossie terperanjat. Wanita malam itu terkejut dengan penolakan Chris barusan. Baru kali ini dia mendengar seorang pelanggan berkata jika dia merasa tidak selera pada Rossie? Apa ada sesuatu yang salah pada dirinya, sehingga pria itu berkata cukup kasar padanya? “A-apa ... maksudnya, Tuan?” tanya Rossie dengan kedua matanya yang terbilang indah menatap pria berparas tampan itu. Padahal dia sudah membayangkan, Chris dan dirinya akan melalui malam yang panjang dengan percumbuan-percumbuan panas di atas ranjang setelahnya. Chris terlihat tidak berselera sedikit pun untuk menyentuh Rossie, entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. “Aku sedang tidak berminat untuk bercinta dengan perempuan, kau ambil saja ini,” ucap Chris seraya menyerahkan selembar cek pada Rossie. Tidak biasanya Chris menolak santapan hangat yang ada di hadapannya. Wanita itu bahkan sudah bersiap untuk melucuti seluruh pakaiannya, begitu me
“Ayah, aku akan menjaga bicaraku, dan berhenti mencelamu jika kau bisa menunjukkan padaku apa arti sebuah kesetiaan. Jika kau belum bisa, jangan memintamu untuk berhenti menghujat dirimu,” balas Chris.Howard terdiam mendengar kata-kata Chris padanya. Ia tahu apa yang dikatakan Chris tidak sepenuhnya salah, tetapi bukankah semua itu bukan diawali olehnya? Kenapa memberi kesan, seolah dialah yang bersalah selama ini?Howard tertawa, dia menganggap apa yang baru saja dikatakan Chris lebih seperti sebuah lelucon konyol. Jane yang memulai dan dia menyambut gayung tersebut, untuk mengakhirinya akan sangat sulit bagi Howard, sebab ... dendam itu tidak akan pernah hilang selamanya! Rasa sakit itu semakin dalam, semakin menghilangkan kewarasannya.“Kau memintaku untuk berubah? Lalu apa jika aku berubah, kau akan mengubah perilakumu, hm?” tantang Howard pada putranya. Kedua pria yang sama keras kepalanya, tidak satu pun di antara mereka yang mau mengalah.Tidak ada gunanya melanjutkan percakap
Nicole mengangguk. Sedikit berbohong tidak masalah, dia tidak ingin Jack mengalami guncangan dalam jiwanya yang masih rapuh untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya!Lody meminta Nicole untuk membawa Jack pergi dari dalam ruangan, diberikannya beberapa lembar uang, dan meminta Nicole membawa pria tampan cilik itu pergi ke minimarket. Nicole menurutinya, dengan senang Jack mengikuti Nicole.Setelah keduanya pergi, Lody mulai membersihkan luka-luka yang ada pada wajah Audrey. Tidak habis pikir, mengapa Chris sama sekali tidak pernah berubah. Sifat iblisnya entah sampai kapan berada di dalam dirinya.“Audrey, aku akan berada di sisimu sampai kau benar-benar pulih. Setelah ini ada baiknya kau pindah ke tempat yang lebih aman. Aku akan mengantarmu kembali ke keluargamu,” bisik Lody seraya mengusap wajah pucat Audrey. Semakin dia membiarkan Audrey dengan kekerasan kepalanya, maka semakin dia akan mendapatkan serangan beruntun dari Chris yang tidak akan pernah mau mengalah!Selagi membas