Laura terdiam saat Leon memintanya untuk memaafkan Mama Lisa. Terus terang hatinya masih sakit sampai saat ini. Laura juga tau kalau Mama Lisa juga sakit hati karena perlakuan ayahnya.Tidak disangka jika ternyata ayahnya Marko dulu memiliki hubungan dengan mamanya Leon. Bahkan mereka hampir saja menikah, jika saja maminya Laura tidak mengatakan kehamilannya.Marko akhirnya menikahi Mauren, dialah maminya Laura yang ternyata menjadi selingkuhan Papinya. Saat Marko sedang menjalani hubungan dengan Lisa ternyata masuklah Mauren yang ingin merusak hubungan mereka.Mauren memang menyukai Marko sejak pertemuan mereka dibangku kuliah. Namun saat itu Marko sudah menjalin hubungan dengan Lisa. Di kampus itu Lisa memang terkenal sebagai primadonanya, sehingga Marko merasa bangga karena bisa mendapatkannya.Namun takdir berkata lain, Marko harus bertanggung jawab menikahi Mauren karena hamil akibat perbuatannya. Meskipun awalnya Marko menolak namun bukti-bukti yang diperlihatkan Mauren saat itu
Kini Naira merasa was-was setelah mendengar cerita dari Leon tentang rencana Karina dan laki-laki itu yang entah siapa dia. Naira segera menemui Risa yang terlihat sudah mulai sibuk mencocokkan asessoris untuk baju rancangannya yang hampir selesai.Merasa ada yang sedang menatapnya, Risa menoleh ke arah Naira. "Kamu kenapa Nay? Baru keliatan juga, kemana saja baru muncul sekarang?"Sambil tangannya terus bekerja Risa melirik sahabatnya. Wajah Naira yang tadinya bahagia karena baru jadian dengan Glen kini terlihat khawatir. Risa meninggalkan pekerjaannya dan mendekati Naira, "Katakan padaku, apa ada yang tidak beres?"Naira menunduk sambil memainkan ujung bajunya. "Tadinya aku senang dan hatiku bahagia karena Glen memintaku menjadi kekasihnya." Mata Risa langsung membelalak, "Waw.. Benarkah? Berita bahagia dong, dan kita harus merayakannya! "Naira mengangguk dan tersenyum tipis, "Tapi berita selanjutnya, aku sedang terancam Sa!" Risa menatap bingung ke arah Naira, "Maksudmu, siapa yan
Rafael akhirnya mencoba menemui Naira. Dia melihat Naira sedang sibuk menelfon, kebetulan dia sendirian. Biasanya kalau ngga sama Glen pasti dengan Queen karena memang dia asistennya.Namun yang Rafael lihat sepertinya Naira dan Queen tidak memiliki pembatas hubungan antara mereka. Mereka seperti tidak terlihat designer dengan asistennya, malah lebih cocok jika hubungan mereka disebut sebagai saudara atau kakak beradik."Hai, boleh kenalan ngga! " Rafael mencoba menyapa Naira yang baru saja menutup percakapan diponselnya. Naira sejenak menoleh ke arah suara yang menyapanya. Ada rasa terkejut di wajah ayu tersebut saat dia sapa, "Oh, maaf dengan siapa ya? "Naira pura-pura tidak mengetahui siapa Rafael. Mendengar suara Naira sejenak Rafael tertegun, seolah suara itu sangat dekat dengannya. Suara itu mirip sekali dengan almarhum mamanya."Halo mas, kok jadi melamun. Tadi masnya yang tanya ke saya kan? " Rafael tergagap saat melihat tangan Naira dilambaikan ke arahnya. "Oh maaf, iya mbak
Cinta memang tidak bisa ditebak, jika cinta itu sudah datang siapapun orangnya tidak akan bisa menolaknya begitu juga dengan Rafael. Saat ini dia masih sedang menatap foto Naira, tadi saat sedang ngobrol bersamanya dia sempat mencuri foto Naira yang sedang tersenyum.Rafael kini sering mengikuti Naira diam-diam, kegiatan Naira dia ikuti bahkan terkadang tatapan kagum saat melihat Naira bekerja terlihat diwajahnya. Saat ini Naira bukannya tidak merasa jika dia diam-diam sering diikuti oleh Rafael.Awalnya Naira merasa risih dan tidak nyaman, namun kali ini dia akan menanyakannya langsung pada Rafael. Terlepas dari masalah kerjasamanya dengan Karina. "Hai..kok ada di sini Raf? Belum siap-siap ya. Padahal aku pengen banget liat kamu jalan di catwalk looh! "Rafael terlonjak mendengar suara Naira sudah dibelakangnya. Dia pikir Naira tidak menyadari jika dia sedang ada didekatnya. "Eh.. Maaf, iya nih aku dapat jadwalnya malam nanti. Beneran ini kamu mau liat kalau aku lagi kerja? "Naira m
Dion tersenyum melihat Risa mendekatinya, "Sayang, kerjaan kamu udah beres kan? Sekarang saatnya kita pergi. Biarkan Naira sama Glen ya! "Risa melirik Naira disebelahnya yang terlihat cemberut. "Kebiasaan banget sih suami kamu itu, bisanya maen ngatur-ngatur aja. Iya deh yang mau honey moon, udah sana gih pergi! "Risa terkekeh melihat wajah kesal Naira, namun sesaat kemudian Naira memeluknya sambil berbisik, "Selamat bersenang-senang, jangan lupa oleh-olehnya bikinin aku ponakan yang lucu ya..! "Risa langsung mencubit Naira, "Duh, sakit tau Sa, kamu itu kalau nyubit ngga kira-kira." Naira masih mengusap-usap lengannya yang jadi sasaran cubitan sahabatnya."Ayo sayang, jangan lama-lama nanti keburu ada yang butuh kamu lagi kita jadi ngga pergi-pergi." Dion segera menarik tangan Risa agar segera mengikutinya.Naira yang melihat sikap Dion hanya bisa geleng-geleng kepala. "Dasar Dion, dulu aja ngga mau deket-deket sama Risa. Kenapa sekarang jadinya nempel terus sih? "Glen sudah menyi
Leon tertidur saat mulai lelah, dia tidak menyadari saat Laura menyelimutinya. Laura memandang mantan kekasihnya yang kini sikapnya dingin padanya. Tanpa terasa bulir air dimatanya mulai jatuh satu persatu.Rasa cintanya belum juga bisa hilang, meskipun Leon berusaha menjauhinya. Laura tau jika Leon melakukannya karena keinginan Mamanya. Dia pernah menanyakan hal ini pada ayahnya, Marko.Marko sangat terkejut saat Laura menceritakan tentang Leon dan Lisa. Rasa bersalah terlihat jelas di wajah ayahnya yang sudah dimakan usia. Wajah tampannya memang masih terlihat meskipun tidak muda lagi.Marko hanya menunduk saat Laura menanyakan alasan Marko berselingkuh dengan Mauren, maminya. Laura tentu saja tidak akan menyalahkan maminya karena bagaimanapun juga dialah yang membuatnya lahir ke dunia ini."Pi, kalau boleh aku tau apa kesalahan Mama Lisa sehingga Papi tega melakukan pengkhianatan padanya? " Marko terkejut mendengar pertanyaan dari Laura saat itu. Terdengar hembusan nafas papinya ya
Risa tergelak mendengar permintaan Naira. Saat itu dia masih di hotel bersama Dion. Tatapan Dion padanya menyiratkan rasa ingin tahu alasan istrinya sampai tertawa seperti itu.Namun Risa malah menghindarinya, tidak tahan Dionpun akhirnya mendekati Risa dan memeluknya. Teriakan Risa mengagetkan Naira di telfon. "Kamu kenapa Sa, kok kaget gitu! "Wajah Risa sudah memerah karena malu, "Maaf ya Nay, nanti kita lanjutin lagi, assalamualaikum." Risa langsung mencubit tangan Dion yang masih melingkar di perutnya."Ihh, dasar jahil..udah tau lagi telfonan main peluk-peluk aja." Risa mencubit gemas juga pipi Dion. Mereka berdua akhirnya tertawa bersama.Dion kini menikmati momen kebersamaan dengan istrinya tanpa gangguan Leon. Dia mengijinkan Risa untuk memberitahu Leon tentang statusnya.Dion tidak tahan dengan kecemburuannya kalau Leon sedang menikmati wajah cantik istrinya. Padahal saat itu Risa tidak pernah membalas perhatian Leon padanya.Tiba-tiba terdengar bunyi ponsel Dion menjerit me
Daniar diam-diam ternyata ingin sekali membalas dendam pada Daren. Saat dia keluar tadi, orang yang dia suruh untuk menyabotase mobil Daren sudah selesai menjalankan tugasnya.Namun Daniar tidak menyadari jika ponselnya sudah disadap oleh Bara. Mendengar semua percakapan Daniar di telfon membuat Bara terbelalak. Ternyata Daniar bukannya berubah malah semakin menjadi.Bara segera menghubungi Daren sebelum terlambat. "Broo, ada dimana lo sekarang? " Daren kini sedang mencari makanan di sekitar rumah sakit. Tadinya Daren mengajak Vanesa untuk keluar, namun kunci mobilnya tertinggal diruangan mamanya.Selain itu butuh waktu lama jika harus keluar. Saat sedang menunggu pesanannya terdengar ponselnya menjerit. Saat mendengar suara Bara diponsel Daren melotot kaget, "Gue lagi di rumah sakit, nyokap gue lagi drop. Daniar sudah gila! Untung gue ngga jadi keluar sama Vanesa! "Bara menarik nafasnya lega saat tau Daren dan Vanesa tidak sedang berkendara. Daniar memang keterlaluan, kini Daren tid
Rafael terluka karena mendengar kabar Naira dilamar oleh Glen. Kesempatan untuk mendekati Naira kini sudah tertutup. Berkali-kali dia menyesali kebodohannya karena mau bekerjasama dengan Karina.Kini Rafael sudah berada di pesawat yang akan membawanya terbang meninggalkan hatinya yang terluka. Tidak disangka semua usahanya untuk mendapatkan hati Naira hanya sia-sia saja.Bahkan kini di kediaman Naira prosesi lamaran itu sedang berlangsung. Terlihat wajah-wajah bahagia yang tidak dapat disembunyikan lagi saat itu, hingga akhirnya kesepakatan tanggal pernikahanpun ditentukan.Mereka akan menikah satu bulan ke depan dengan semua pertimbangan dari kedua belah pihak. Naira dan Glen tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, demikian juga dengan Risa."Selamat ya say, akhirnya sold out juga..!" Naira terkekeh mendengar ucapan selamat dari sahabatnya. "Alhamdulillah ternyata cepet laku jadi ngga bisa lirik-lirik brondong lagi niiih..! " Keduanya cekikikan tanpa bisa dicegah lagi.Leon dan L
Laura terhenyak mendengar penuturan Vania, seolah semuanya biasa saja yang disampaikannya kepadanya. Vania tersenyum smirk melihat reaksi Laura. Dia berharap Laura akan meninggalkan Leon dan dia bisa kembali lagi menjadi kekasih Leon.Perasaan Laura jelas saja langsung tersulut emosi saat mengetahui alasan Leon ingin menikahinya. Seandainya Vania tau kalau Marko sudah menikah dengan Lisa mungkin Vania tidak akan seberani ini.Laura akhirnya mencoba untuk mencari tau dulu apakah benar dengan semua yang dikatakan oleh Vania. "Oh ya, benarkah? Bahkan jika kamu tau kalau sekarang mama Leon sudah menikah dengan papiku?"Kini mata Vania yang membelalak lebar, tidak sadar Vania menutup mulutnya, kemudian dia berteriak, "Apa..! Tidak mungkin. Bagaimana itu bisa terjadi, bahkan yang ku tau mama Lisa sangat membenci pak Marko? "Kini Laura yang tersenyum sinis melihat kekagetan Vania. "Makanya ngga usah sok tau tentang perasaan Leon padaku, kalau kamu juga tidak tau apa-apa tentang keluarga Leo
Braakk..!! Rafael memukul meja didepannya dengan keras. Kini dia tidak bisa lagi menahan kemarahannya, "Semuanya gara-gara kamu Karin, ingat mulai sekarang aku tidak peduli lagi dengan semua rencana kamu!!"Rafael berlalu pergi begitu saja meninggalkan Karina yang masih terhenyak karena kaget dengan gebrakan meja dari Rafael yang hampir saja menghancurkannya.Karina hanya tersenyum kecut melihat Rafael yang berlalu dengan kemarahan. Dia sendiri juga sedang sedih karena kegagalannya mendapatkan Glen.Kini Glen tidak akan lagi memberikan kesempatan pada Rafael untuk kembali mendekati Naira. Bahkan setelah kejadian itu dia segera menemui kedua orangtua Naira dan meminta waktu untuk membicarakan masalah lamarannya untuk Naira."Kamu serius Glen mau melamar Naira?" Papa Naira menyipitkan matanya karena merasa heran, kedua orangtua Naira merasa ini terlalu cepat karena hubungan Naira dengan Glen saja belum ada satu tahun.Namun melihat kesungguhan Glen kepada putrinya, akhirnya papa Naira m
Glen kini bisa bernafas dengan lega, sedangkan Naira masih diam mematung. Buket bunga untuknya dari Rafael sudah dibuang oleh Glen. Meskipun kesal, Glen masih menunggu kata-kata Naira. "Aku minta maaf Glen, tadinya kupikir Rafael hanya main-main denganku. Karena aku sendiri begitu, tidak ada sedikitpun keinginan untuk membohongimu. Hanya aku tadi benar-benar tidak menyangka kalau Rafael serius ingin menjalin hubungan denganku."Glen hanya menarik nafasnya berat, "Nay, aku ngga nyalahin kamu. Aku tau tidak ada perempuan yang bisa menolak pesona Rafael, karena dibandingkan dengan aku mungkin Rafael banyak memiliki kelebihan. Dan aku tidak akan memaksa kamu untuk terus mencintaiku jika kamu sendiri sudah tergoda dengannya."Deggh..!! Naira melotot horor ke arah Glen yang terlihat serius dengan kata-katanya. "Sebentar Glen, kamu pikir aku sudah tergoda dengan Rafael? Terus kenapa sekarang aku masih bersamamu?"Kini Glen yang gelagapan, dia keceplosan. Tanpa disadarinya itu pasti membuat
Rafael terbelalak melihat dirinya dalam video itu bersama Karina sedang merencanakan akan membuat Naira jatuh cinta padanya. Bahkan Karina terlihat sangat emosional ketika menyampaikan rencana yang ada di kepalanya.Semangat Karina untuk menjauhkan Naira dengan Glen terlihat tidak main-main dalam video tersebut. Melihat perubahan di wajah Rafael membuat Naira cukup terkejut, karena baru kali ini Naira melihatnya secara langsung."Naira, awalnya aku memang hanya ingin membantu Karina. Dia itu masih sepupuku. Namun seiring berjalannya waktu, aku malah semakin tertarik padamu. " Terlihat Rafael mulai mengatur nafasnya yang kini mulai tidak teratur."Aku mohon percayalah padaku kalau aku sekarang benar-benar jatuh cinta padamu. Aku ingin serius menjalani hubungan denganmu, bukan karena rencana Karina tapi ini murni dan tulus dari hatiku. "Naira hanya terdiam, dia tidak berani menjawab sedikitpun. Naira masih shock dengan ungkapan perasaan Rafael padanya. Dia juga tidak menyangka kalau R
Jodoh memang tidak akan lari kemana, meskipun mereka harus menikah dulu dengan orang lain. Akhirnya takdir kembali mempersatukan mereka. Marko tersenyum kembali mengingat perjuangannya untuk kembali pada Lisa."Sayang, kok senyum-senyum sendiri sih!" Lisa menghampiri Marko dan memeluknya erat. Marko tersenyum gemas melihat kemanjaan istrinya. "Bee, siap-siap makan malam bareng Robert dan Rere yuk? "Lisa menatap mata elang Marko, "Memangnya ada acara apa sayang? " Marko mengedikkan bahunya, "Tadi pagi kan aku sudah bilang padamu Bee? "Lisa tertawa geli, "Maaaf.. Lupa sayang." Marko mencubit dagu istrinya mesra, "Lupa melulu, akibat faktor U yaa..? ""Apa tuh.. Kok faktor U? " Marko tertawa, "Usia kita sudah banyak Bee." Mereka saling menatap dan tertawa lagi. Kini mereka sudah siap berangkat. "Eh, sebentar Bee, aku lupa memberitahu Leon dan Laura."Lisa mengangguk dan menunggu Marko menghubungi Laura. Merekapun berangkat ke restoran yang sudah dipesan Robert dan Rere. Pertemuan yang
Gea tersenyum saat melihat Surya baru tiba setelah seharian bekerja. Dia melihat semangat suaminya kini mulai kembali menyala. Usia Gea dan Surya memang terpaut cukup jauh, namun bagi Gea itu bukan masalah. Di dalam diri Surya terlihat sosok ayahnya di sana."Sayang, kok masih di luar ? Ayo masuk sebentar lagi adzan maghrib tidak baik juga buat Ruby." Gea tersenyum dan menghampiri suaminya, "Kami menunggumu pulang, dari tadi Ruby menanyakanmu. Entah kenapa dia terlihat khawatir."Surya terkekeh sambil memeluk Gea dan masuk ke dalam. Disinilah mereka tinggal sekarang, jauh dari keramaian dan suasana pedesaan masih terasa kental. Gea sendiri tidak mempermasalahkannya, selama dia masih bersama Surya baginya itulah kebahagiaan yang sebenarnya."Papa kok pulangnya terlambat, masih sibuk ya?" Putri cantiknya ini berbeda dengan Reva, dia memang selalu ingin dekat dengannya setelah mengetahui dirinya adalah papanya yang selama ini dirindukannya.Surya merasa dirinya dibutuhkan dan dihargai di
Keputusan Rayyan sudah tidak bisa diganggu gugat. Dia sudah mengurus semuanya, dengan bantuan Om Steve semuanya bisa ditangani dengan cepat. Meskipun kakek dan neneknya melarang, Rayyan tetap pergi ke Jerman.Kirey hanya bisa melepas Rayyan dengan doa. Sikap Rayyan memang seperti dirinya, hampir semua sikap anak-anaknya diturunkan darinya. Hanya dari fisik saja mereka seperti Surya namun yang lainnya seperti Kirey.Reva menangis melepaskan kepergian Rayyan di bandara bersama keluarganya. Akhirnya mereka mengalah mengikuti kemauan Rayyan, apalagi Rayyan cucu laki-laki satu-satunya.Mereka berpelukan sesaat sebelum Rayyan dan Vira memasuki pesawat. Pandangan Kirey semakin hampa melihat buah hatinya pergi jauh ke ke negara orang. Sedangkan Surya hanya melepas Rayyan dari kejauhan.Surya enggan bertemu dengan Kirey dan keluarganya. Namun tatapan rindu untuk putrinya yang kini sudah remaja membuatnya hanya bisa terharu. Dari jauh Surya menatap putri kesayangannya.Merasa ada yang memperhat
Rayyan terlihat enggan mengikuti kemauan adiknya. Biarlah ini jadi pelajaran untuk mama dan kakek neneknya meskipun sepertinya mereka masih juga tidak menyadari kesalahan mereka.Tiba-tiba ponselnya di nakas terdengar nada deringnya berbunyi memanggil. Rayyan melirik penelfonnya ternyata Vira kekasihnya. "Halo sayang, tumben telfon biasanya kirim pesan doang? "Vira terkekeh geli, "Sayang, kamu bisa ke caffe Brown ngga? Aku tadi mampir ke sini sekalian ada yang mau omongin ke kamu, penting loh.. Aku tunggu ya? ""Lah, kalo mau ngomong mah ditelfon aja neng, ngapaian harus ke caffe? " Rayyan memang sedang dalam mode malas bertemu siapapun termasuk Vira kekasihnya yang sudah dia pacari selama satu tahun ini."Ishh.. Kamu mah kebiasaan mager aja, sebentar kesini pokoknya aku tunggu, awas kalo ngga datang! " Kini Rayyan terkekeh, "Dih, bisanya ngancam. Bentar lagi ngambek deh..! ""Rayyan..!! Kebiasaan pisan kamu tuh bikin orang kesel aja. Udah deh, sekarang ke sini ditunggu ngga pake lam