Panggilan itu benar-benar membuat pikiranku kacau balau.Aku teringat kembali ucapan Intan tadi. Aku menenangkan diri, pulang ke rumah dan mulai memeriksa setiap sudut yang kemungkinan menjadi tempat kamera tersembunyi.Namun, aku tak menemukan apapun.Saat itulah keraguan mulai muncul. Aku mulai mempertanyakan kebenaran video tersebut.Mungkinkah itu hasil editan?Mungkinkah yang dikatakan Intan hanyalah kebohongan?Tapi bagaimana mungkin Intan tahu apa yang akan terjadi malam ini?Tiba-tiba, aku keluar rumah. Aku pergi ke sebuah toko yang menjual kamera tersembunyi dan membeli sebuah kamera mikro.Jika ragu, lebih baik memastikannya sendiri!Setelah sampai di rumah, aku pura-pura membereskan barang-barang di meja. Saat melihat celah kecil di mainan robot yang ada di kamar, mataku langsung berbinar. Aku memasukkan kamera mikro itu ke dalam celah tersebut.Setelah memastikan semuanya sudah terpasang dengan baik, aku menunggu di rumah.Sekitar pukul enam sore, aku mendengar suara pintu
Satu bulan kemudian, aku berdiri di altar pernikahan dengan mengenakan setelan jas mewah.Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Grace.Sebelum hari ini, kami sudah membuat surat menikah secara resmi.Seolah takut akan berubah pikiran, Grace terus-menerus mendesakku untuk segera menikah.Akhirnya, aku memenuhi keinginannya. Aku menikahinya dan mengadakan pesta pernikahan yang megah.Seluruh keluarga, kerabat dan teman-temannya diundang untuk hadir.Pembawa acara mulai membaca skrip sambil memandu acara.Di sebelahku, Grace tersenyum manis. Dia menatapku dengan penuh kebahagiaan.Aku membalasnya dengan senyuman dingin. Senyuman itu membuat ekspresinya membeku. Belum sempat dia bertanya, suara gumaman dan keheranan para tamu mulai terdengar di bawah panggung.Tepat saat itu, pembawa acara mengucapkan, "Semoga kedua mempelai segera diberkati momongan!"Seolah menanggapi ucapan itu, suara desahan yang menggema dari layar besar di belakang kami semakin keras.Tatapan para pria di bawah p
Ada satu kejadian yang belum kuceritakan. Hari itu, setelah menyembunyikan kamera mikro dan melihat bahwa pria dalam video itu adalah Peter, aku memang sangat marah. Namun, aku berpikir bahwa mungkin Peter adalah satu-satunya kunci untuk mengungkap semuanya.Malam berikutnya, aku menemui Peter. Dia tampak gelisah dan penuh rasa bersalah.Aku langsung berterus terang tentang kejadian semalam. Awalnya, dia tak mau mengaku. Tapi setelah aku menunjukkan video itu, dia terlihat terkejut.Sekaligus ketakutan.Tampaknya, Peter tidak tahu bahwa Grace merekam semuanya.Dengan suara gemetar, Peter mulai menjelaskan ketidakberdayaannya, "Nelson, kamu nggak tahu. Perusahaan streaming itu sebenarnya milik Grace!""Awalnya aku nggak tahu. Aku ke sana hanya untuk melihat-lihat. Tapi entah kenapa, aku malah tergoda dan memilih seorang wanita dengan harga mahal.""Kamu juga tahu, aku nggak punya banyak uang. Saat aku nggak bisa membayar, mereka mengancam akan memotong tanganku!""Grace muncul untuk me
Larut malam, sahabatku mengirimkan sebuah video.Video seperti ini sudah sering kulihat, tapi yang sekeren ini baru kali ini.Entah kenapa, orang di dalam video itu terasa agak familiar.Aku tertawa kecil, pasti hanya berhalusinasi saja."Bro, kamu dapat dari mana video sekeren ini?"Aku tak tahan dan langsung menelepon Peter, sahabatku.Peter tertawa kecil dan menjawab, "Masih nggak sekeren pacarmu!"Mendengar itu, aku tersenyum pahit.Benar, Grace, pacarku memang punya wajah yang manis dan polos, tapi tubuhnya juga luar biasa. Dia dan sahabat dekatnya yang juga bunga kampus dijuluki 'dua dewi fakultas bahasa'.Pacarku punya julukan 'malaikat dingin'.Sedangkan sahabatnya, Intan disebut 'iblis penggoda'.Sebelum pacarku jadi streamer, dia selalu menghabiskan malam bersamaku.Namun, sejak menjadi streamer, dia selalu bilang capek dan ngantuk setelah pulang kerja.Sudah dua atau tiga bulan ini kami bahkan jarang tidur sekamar.Hal itu membuat aku merasa kesal setiap kali melihat Intan.
Gaun hitam panjang yang dikenakan membuat kulit putih mulusnya semakin menonjol. Rambut panjangnya yang sedikit bergelombang mempertegas wajahnya yang terlihat begitu polos. Namun, rona merah samar di pipinya memberikan pesona yang tak bisa lepas dari pandangan.Akhir-akhir ini, dia seperti kehilangan aura polos seorang gadis muda dan mulai memancarkan daya tarik wanita dewasa.Matanya sedikit memerah dan pandangannya yang berbinar-binar tertuju padaku.Seketika, tubuhku membeku.Aku memaksa diri untuk tidak berpikir macam-macam. Dengan cepat, aku melangkah mendekat dan mengambil tas dari tangannya.Aku langsung mengernyit begitu tas itu berpindah ke tanganku, karena aku mencium aroma samar alkohol dari tas itu."Kamu habis minum?"Tanyaku dengan sedikit kerutan di dahi, merasa agak tidak senang.Aku teringat dua bulan lalu, saat reuni teman sekolah, beberapa teman lama mencoba membujuk Grace untuk minum, tetapi dia menolak, mengatakan bahwa dirinya alergi alkohol.Sejak itu, aku baru
'Iblis penggoda' Intan punya tahi lalat seperti itu.Kenapa aku bisa tahu dengan begitu jelas?Karena kesalahan besar yang pernah kulakukan itu melibatkan Intan....Aku masih ingat hari itu Intan baru saja putus cinta. Dia menelepon Grace dan mereka berdua minum sampai mabuk berat. Aku pergi menjemput mereka untuk pulang.Sesampainya di rumah, mereka masih mau melanjutkan minum. Karena sudah di rumah, aku juga ikut minum sedikit.Waktu itu, aku belum sesukses sekarang. Kami hanya tinggal di apartemen kecil dengan dua kamar.Aku tidur sekamar dengan pacarku, sedangkan Intan tidur di kamar lainnya.Tengah malam, aku terbangun karena mau ke kamar mandi. Saat kembali ke kamar, tangan pacarku tiba-tiba melingkar di pinggangku dan membelai dengan lembut. Sebagai pria muda yang liar, godaan seperti itu sulit untuk ditolak.Malam itu, aku begitu bergairah, hingga akhirnya terdengar suara lembut yang memohon ampun.Mendengar suara itu, aku terdiam.Karena itu ... bukan suara Grace. Itu suara
Begitu Peter melambaikan tangan, pengurus segera memberi isyarat ke belakang.Dua wanita dengan pakaian dalam menggoda muncul. Pakaian mereka begitu terbuka hingga hampir tidak menutupi apa-apa, membuat Peter reflek menegakkan tubuhnya.Wah? Jadi kalau kita tak berniat berbelanja, mereka sengaja mengirim dua wanita untuk memancing.Aku diam-diam mencubit pinggang Peter.Dia meringis kesakitan sambil menarik napas dingin, langsung tersadar. Sambil menutup hidung, dia mengibaskan tangan di depan wajahnya, mengeluh, "Bau apa ini? Menyengat sekali!""Setiap kali ke sini pasti ada bau seperti ini, bau sekali!"Wajah pengurus sempat berubah sejenak mendengar keluhan Peter. Dia segera mengusir kedua wanita tadi dan berkata pada kami, "Silakan lihat-lihat dulu, panggil saja aku kalau butuh sesuatu."Setelah mereka pergi, aku mengikuti Peter sambil memperhatikan keadaan sekitar tanpa menunjukkan emosi.Secara keseluruhan, tempat ini tidak terlihat mencurigakan. Namun suara samar-samar dari bal
Dengan tangan gemetar, aku merapikan kerah bajunya yang berantakan.Setelah itu, Grace langsung memelukku erat sambil menangis tersedu-sedu, wajahnya basah oleh air mata.Dia mengadu padaku, katanya perusahaan streaming tempatnya bekerja hanyalah kedok. Mereka memaksanya menandatangani kontrak dengan syarat jika target dalam satu bulan tidak terpenuhi, gajinya akan dipotong bahkan dirinya bisa berhutang pada perusahaan!Lama-kelamaan, Grace terjebak dalam lingkaran utang yang membuatnya dipaksa bekerja di tempat ini ...Mendengar itu, aku merasa marah dan geram.Perusahaan macam apa ini?!Dengan mata merah penuh amarah, aku mencoba menenangkan diriku.Namun, suara keributan tadi sudah memancing beberapa pria bertubuhkekar berdiri di samping pengurus.Kini, wajah pengurus itu sudah tidak lagi tersenyum manis seperti tadi. Dia menyebutkan angka dengan nada acuh tak acuh, "Satu miliar. Bayar satu miliar, maka Grace nggak perlu bekerja di sini lagi."Mendengar itu, akhirnya aku menghela n
Ada satu kejadian yang belum kuceritakan. Hari itu, setelah menyembunyikan kamera mikro dan melihat bahwa pria dalam video itu adalah Peter, aku memang sangat marah. Namun, aku berpikir bahwa mungkin Peter adalah satu-satunya kunci untuk mengungkap semuanya.Malam berikutnya, aku menemui Peter. Dia tampak gelisah dan penuh rasa bersalah.Aku langsung berterus terang tentang kejadian semalam. Awalnya, dia tak mau mengaku. Tapi setelah aku menunjukkan video itu, dia terlihat terkejut.Sekaligus ketakutan.Tampaknya, Peter tidak tahu bahwa Grace merekam semuanya.Dengan suara gemetar, Peter mulai menjelaskan ketidakberdayaannya, "Nelson, kamu nggak tahu. Perusahaan streaming itu sebenarnya milik Grace!""Awalnya aku nggak tahu. Aku ke sana hanya untuk melihat-lihat. Tapi entah kenapa, aku malah tergoda dan memilih seorang wanita dengan harga mahal.""Kamu juga tahu, aku nggak punya banyak uang. Saat aku nggak bisa membayar, mereka mengancam akan memotong tanganku!""Grace muncul untuk me
Satu bulan kemudian, aku berdiri di altar pernikahan dengan mengenakan setelan jas mewah.Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Grace.Sebelum hari ini, kami sudah membuat surat menikah secara resmi.Seolah takut akan berubah pikiran, Grace terus-menerus mendesakku untuk segera menikah.Akhirnya, aku memenuhi keinginannya. Aku menikahinya dan mengadakan pesta pernikahan yang megah.Seluruh keluarga, kerabat dan teman-temannya diundang untuk hadir.Pembawa acara mulai membaca skrip sambil memandu acara.Di sebelahku, Grace tersenyum manis. Dia menatapku dengan penuh kebahagiaan.Aku membalasnya dengan senyuman dingin. Senyuman itu membuat ekspresinya membeku. Belum sempat dia bertanya, suara gumaman dan keheranan para tamu mulai terdengar di bawah panggung.Tepat saat itu, pembawa acara mengucapkan, "Semoga kedua mempelai segera diberkati momongan!"Seolah menanggapi ucapan itu, suara desahan yang menggema dari layar besar di belakang kami semakin keras.Tatapan para pria di bawah p
Panggilan itu benar-benar membuat pikiranku kacau balau.Aku teringat kembali ucapan Intan tadi. Aku menenangkan diri, pulang ke rumah dan mulai memeriksa setiap sudut yang kemungkinan menjadi tempat kamera tersembunyi.Namun, aku tak menemukan apapun.Saat itulah keraguan mulai muncul. Aku mulai mempertanyakan kebenaran video tersebut.Mungkinkah itu hasil editan?Mungkinkah yang dikatakan Intan hanyalah kebohongan?Tapi bagaimana mungkin Intan tahu apa yang akan terjadi malam ini?Tiba-tiba, aku keluar rumah. Aku pergi ke sebuah toko yang menjual kamera tersembunyi dan membeli sebuah kamera mikro.Jika ragu, lebih baik memastikannya sendiri!Setelah sampai di rumah, aku pura-pura membereskan barang-barang di meja. Saat melihat celah kecil di mainan robot yang ada di kamar, mataku langsung berbinar. Aku memasukkan kamera mikro itu ke dalam celah tersebut.Setelah memastikan semuanya sudah terpasang dengan baik, aku menunggu di rumah.Sekitar pukul enam sore, aku mendengar suara pintu
Dia berbisik pelan, "Ternyata dia masih hidup ... ""Apa?" tanyaku memandang Grace dengan bingung?Bukankah Intan memang seharusnya masih hidup?Grace tersenyum samar, tak menjelaskan lebih jauh.Dia hanya berkata padaku kalau Intan mencariku lagi, tolong bilang padanya.Dia sangat merindukan Intan.Setelah berjam-jam sibuk, pesta pertunangan kami akhirnya selesai dengan sempurna.Malam harinya, tiba-tiba Grace berkata kalau rekan kerjanya ada urusan dan dirinya harus pergi sebentar.Oh ya, beberapa waktu lalu dia mendapat pekerjaan baru sebagai staf administrasi. Pekerjaan itu cukup cocok untuknya.Tak lama setelah dia keluar rumah, aku menerima pesan dari nomor asing.Pesannya berbunyi, 'Hati-hati besok malam, jangan minum apapun yang dia berikan padamu."Besok malam?Aku memeriksa kalender dan teringat, besok malam adalah hari sabtu.Sejak insiden dengan perusahaan streaming itu, setiap sabtu malam, Grace selalu memberiku segelas minuman. Terkadang jus jeruk dan kadang anggur merah.
Dengan tangan gemetar, aku merapikan kerah bajunya yang berantakan.Setelah itu, Grace langsung memelukku erat sambil menangis tersedu-sedu, wajahnya basah oleh air mata.Dia mengadu padaku, katanya perusahaan streaming tempatnya bekerja hanyalah kedok. Mereka memaksanya menandatangani kontrak dengan syarat jika target dalam satu bulan tidak terpenuhi, gajinya akan dipotong bahkan dirinya bisa berhutang pada perusahaan!Lama-kelamaan, Grace terjebak dalam lingkaran utang yang membuatnya dipaksa bekerja di tempat ini ...Mendengar itu, aku merasa marah dan geram.Perusahaan macam apa ini?!Dengan mata merah penuh amarah, aku mencoba menenangkan diriku.Namun, suara keributan tadi sudah memancing beberapa pria bertubuhkekar berdiri di samping pengurus.Kini, wajah pengurus itu sudah tidak lagi tersenyum manis seperti tadi. Dia menyebutkan angka dengan nada acuh tak acuh, "Satu miliar. Bayar satu miliar, maka Grace nggak perlu bekerja di sini lagi."Mendengar itu, akhirnya aku menghela n
Begitu Peter melambaikan tangan, pengurus segera memberi isyarat ke belakang.Dua wanita dengan pakaian dalam menggoda muncul. Pakaian mereka begitu terbuka hingga hampir tidak menutupi apa-apa, membuat Peter reflek menegakkan tubuhnya.Wah? Jadi kalau kita tak berniat berbelanja, mereka sengaja mengirim dua wanita untuk memancing.Aku diam-diam mencubit pinggang Peter.Dia meringis kesakitan sambil menarik napas dingin, langsung tersadar. Sambil menutup hidung, dia mengibaskan tangan di depan wajahnya, mengeluh, "Bau apa ini? Menyengat sekali!""Setiap kali ke sini pasti ada bau seperti ini, bau sekali!"Wajah pengurus sempat berubah sejenak mendengar keluhan Peter. Dia segera mengusir kedua wanita tadi dan berkata pada kami, "Silakan lihat-lihat dulu, panggil saja aku kalau butuh sesuatu."Setelah mereka pergi, aku mengikuti Peter sambil memperhatikan keadaan sekitar tanpa menunjukkan emosi.Secara keseluruhan, tempat ini tidak terlihat mencurigakan. Namun suara samar-samar dari bal
'Iblis penggoda' Intan punya tahi lalat seperti itu.Kenapa aku bisa tahu dengan begitu jelas?Karena kesalahan besar yang pernah kulakukan itu melibatkan Intan....Aku masih ingat hari itu Intan baru saja putus cinta. Dia menelepon Grace dan mereka berdua minum sampai mabuk berat. Aku pergi menjemput mereka untuk pulang.Sesampainya di rumah, mereka masih mau melanjutkan minum. Karena sudah di rumah, aku juga ikut minum sedikit.Waktu itu, aku belum sesukses sekarang. Kami hanya tinggal di apartemen kecil dengan dua kamar.Aku tidur sekamar dengan pacarku, sedangkan Intan tidur di kamar lainnya.Tengah malam, aku terbangun karena mau ke kamar mandi. Saat kembali ke kamar, tangan pacarku tiba-tiba melingkar di pinggangku dan membelai dengan lembut. Sebagai pria muda yang liar, godaan seperti itu sulit untuk ditolak.Malam itu, aku begitu bergairah, hingga akhirnya terdengar suara lembut yang memohon ampun.Mendengar suara itu, aku terdiam.Karena itu ... bukan suara Grace. Itu suara
Gaun hitam panjang yang dikenakan membuat kulit putih mulusnya semakin menonjol. Rambut panjangnya yang sedikit bergelombang mempertegas wajahnya yang terlihat begitu polos. Namun, rona merah samar di pipinya memberikan pesona yang tak bisa lepas dari pandangan.Akhir-akhir ini, dia seperti kehilangan aura polos seorang gadis muda dan mulai memancarkan daya tarik wanita dewasa.Matanya sedikit memerah dan pandangannya yang berbinar-binar tertuju padaku.Seketika, tubuhku membeku.Aku memaksa diri untuk tidak berpikir macam-macam. Dengan cepat, aku melangkah mendekat dan mengambil tas dari tangannya.Aku langsung mengernyit begitu tas itu berpindah ke tanganku, karena aku mencium aroma samar alkohol dari tas itu."Kamu habis minum?"Tanyaku dengan sedikit kerutan di dahi, merasa agak tidak senang.Aku teringat dua bulan lalu, saat reuni teman sekolah, beberapa teman lama mencoba membujuk Grace untuk minum, tetapi dia menolak, mengatakan bahwa dirinya alergi alkohol.Sejak itu, aku baru
Larut malam, sahabatku mengirimkan sebuah video.Video seperti ini sudah sering kulihat, tapi yang sekeren ini baru kali ini.Entah kenapa, orang di dalam video itu terasa agak familiar.Aku tertawa kecil, pasti hanya berhalusinasi saja."Bro, kamu dapat dari mana video sekeren ini?"Aku tak tahan dan langsung menelepon Peter, sahabatku.Peter tertawa kecil dan menjawab, "Masih nggak sekeren pacarmu!"Mendengar itu, aku tersenyum pahit.Benar, Grace, pacarku memang punya wajah yang manis dan polos, tapi tubuhnya juga luar biasa. Dia dan sahabat dekatnya yang juga bunga kampus dijuluki 'dua dewi fakultas bahasa'.Pacarku punya julukan 'malaikat dingin'.Sedangkan sahabatnya, Intan disebut 'iblis penggoda'.Sebelum pacarku jadi streamer, dia selalu menghabiskan malam bersamaku.Namun, sejak menjadi streamer, dia selalu bilang capek dan ngantuk setelah pulang kerja.Sudah dua atau tiga bulan ini kami bahkan jarang tidur sekamar.Hal itu membuat aku merasa kesal setiap kali melihat Intan.