Di dalam kardus itu hanya berisi kertas yang tertulis, "Ririn, I 🖤 U. From Rama".
Ririn begitu malu dan kesal pada Rama, karena yang membuka kertas itu adalah mamanya sendiri.
"Hahaha... Si Rama so sweet banget sih?? Bikin orang capek bukain kardusnya doang, wkwkwk..." Kata Vera mengejek Ririn sambil tertawa. Teman teman lainnyapun ikut tertawa bersama dengan Vera.
Berbeda dengan Viktor yang kehidupannya saat ini sungguh bernasib malang. Papinya memukulnya karena cuma tiduran dan ngerokok aja tanpa bekerja. "Papi sudah kuliahin kamu, tapi papi dengar kamu malah minta sana sini nggak jelas. Dasar anak nggak tau di untung!!!" Teriak papinya pada Viktor.
Viktor akhirnya memilih keluar dari rumah. Maminya menangis melihat suaminya yang tiada hari tanpa berantem dengan Viktor.
"Pi.. Kalau anak kita pergi, dia akan tidur di mana??? Yang ada dia akan menjadi gelandangan lagi " Kata Maminya Viktor.
"Biarin saja dia pergi. Kalau disini terus,
2 MINGGU KEMUDIAN. Tiga hari lagi, pesta pernikahan Marsyalinda dan Reyhan akan di laksanakan di pantai Rebora. Di mana pantai itu adalah milik pribadi keluarga Nyonya Levrawnch Britama. "Nak... Sedikit lagi kamu akan menikah dengan wanita yang sangat cocok denganmu. Coba kamu lihat pantai ini... setiap orang yang akan menikah di sini, pasti pernikahannya akan langgeng sampai mereka tua." Kata Nyonya Levrawnch pada Reyhan. "Apakah Mami dan Papi juga menikah di pantai ini??" Tanya Reyhan. "Mami terlahir dari keluarga Andara. Pantai ini, dan semua kekayaan yang sekarang kita miliki adalah milik keluarga Andara. Tapi sayangnya, tidak ada yang menjadi penerus nama keluarga Andara. Karena Oma dan Opamu tidak memiliki anak lelaki. Dan semua keluarga Andara menikah di pantai ini." Jelas Nyonya Levrawnch pada anaknya, Reyhan. Pantai itu sudah terdekor dengan bunga bunga yang indah dan wangi. Kamar pengantin dan semua persiapan untuk pernikahan R
Reno akhirnya mendekati Vino. Dia melihat Vino yang sedang bersedih, sesekali tertawa seperti orang gila. "Bro, ceritakan sama kita... Apa sebenarnya yang membuatmu stres sampai minum sebanyak ini?? Apakah... Ini semua karena surat yang di titipkan oleh Gebriella untuk Reyhan...???" Tanya Reno pada Vino. "Reeeennn... Kamu tahuuu??? Gebby adalah wanita baikkk.. Aku telah membaca suratnya Reeeeennnn... Tapi!! Tapi, surat itu malah aku hilangiiiiinnnn begitu saja. Uhu' uhu'..." Kata Vino mabuk sambil menangis. Sesekali dia bersendawa dan seperti ingin muntah lagi. "Emang apa isinya Vin?? Jika tidak ada surat itu, kita juga bisa menyampaikan isinya secara langsung ke Reyhankan..??? Sebelum Reyhan akan menikah. Kalau dia sudah menikah mah, kita nggak ada kesempatan lagi." Tanya Adi pada Vino. "Apakah... Dia akan percaya padakuuu??? Beberapa hari ini, akuuuu bahkan bingung sama perasaanku... Kenapa, aku terlalu memikirkan Gebbyyyy?? Apa aku menyukainya...??
Pagi ini Reno dan Adi pergi ke rumah Vino. Sampai di rumah Vino, mereka bertanya pada Ibunya Vino yang sedang menyiram bunga bersama salah satu pembantu Rumah Tangga yang tinggal di rumah Vino. "Pagi Tante, Vino ada nggak Tan??" Tanya Reno. "Lagi tidur tuh!! Oh iya, tante lupa nanyain ke kalian kemaren tuh... Vinokan mabuk berat, tapi kok kalian kemaren nggak mabuk??" Tanya Ibunya Vino penasaran. "Kemaren kita dapat telepon dari bar. Kata mereka Vino sangat mabuk, makanya kita menjemput dia dan langsung membawanya pulang". Jelas Adi. Mendengar ucapan Adi, ibunya Vino sadar bahwa, surat yang hilang itu ternyata sangatlah penting bagi Vino. Ibunya Vino akhirnya menyuruh Reno dan Adi untuk membangunkan Vino di kamarnya. Sampai di kamar Vino, Adi dan Reno melihat kamar Vino yang begitu berantakan. Mereka berdua memilih untuk tidak membangunkan Vino, dan merapikan serta membersihkan kamar Vino sampai benar benar rapi dan bersih. 2 jam kemud
Sampai di lantai bawah, Reyhan dan Marsyalinda langsung berjalan keluar duluan dari lift itu, tepat di samping kiri tempat Gebriella berdiri. Akan tetapi Gebriella menundukkan kepalanya dan hanya fokus melihat ke arah handphonenya. Sehingga tidak sama sekali melihat Reyhan yang berjalan begitu cepat bersama Marsyalinda. "Elllaaaa...." Panggil Naura pada Gebriella dengan suara yang keras. Sehingga Reyhan yang mendengar nama itupun melangkah pelan. Sakin penasaran, Reyhan membalikkan badannya dan melihat ke arah lift itu. Reyhan merasa dia seperti mengenal wanita yang berdiri di samping lift itu. Tapi sayangnya, pintu lift itu hampir saja tertutup rapat. Sekilas Reyhan hanya melihat wanita itu, dari sisi samping kanan. Karena wanita itu berdiri dengan posisi menyamping dan yang di lihat Reyhan hanyalah rambut yang di kepang, dengan memakai kupluk dan juga masker. "Ada apa sih yank...?? Ayo pergi, aku udah nggak sabar ingin segera melihat finishing dekorasi pern
Besok adalah pernikahan Reyhan dan juga Marsyalinda. Semua orang terlihat sibuk mengerjakan ini dan itu, bahkan semua layar TV kini tengah sibuk membicarakan soal pernikahan Reyhan yang saat ini memakai nama Tuan Gian Ananda. Di karenakan tidak menggunakan masker dan juga perlengkapan lainnya seperti, topi, kacamata dan juga pakaian yang tertutup. [[Permisssssaa!! Kembali lagi bersama saya Ariska, yang kali ini akan membawa berita yang sangat fantastik dan juga sangat mengejutkan dari berita berita sebelumnya. Bahwa, pemilik perusahaan CRB atau yang biasa kita sebut, Direktur Gian Ananda akan melangsungkan pernikahannya pada besok hari Pukul 09.00 sampai dengan acara selesay, di Kota Hunan. Menurut kalian?? Apa gerangan Tuan Muda Gian Ananda yang lebih memilih untuk mengadakan resepsi di Kota Hunan??? Para pengusaha, pejabat, dan para direkturpun pastinya akan berkumpul di pernikahan pemilik brand ternama itu. Hmmmppp... Yang jadi pertanyaan saya nih permirsa, siapakah
Reyhan mengambil dan membuka surat itu dengan pelan. "Apa ini???" Tanyanya penasaran. "Ah itu bukan apa apa Rey..??" Kata Vino ingin merampas surat itu, tapi Reyhan malah menjauhi surat itu dari jangkauan Vino. "Surat untukku?? Dari Gebriella???" Tanya Reyhan lagi sambil membaca surat hasil karya dari teman temannya yang mencoba menjiblak surat dari Gebriella, karena sebelumnya Vino sudah membaca surat Gebriella terlebih dahulu. ISI SURAT (Karya Vino, Adi dan Reno) From Gebriella, To Reyhan. Maafkan aku tidak menjagamu saat kamu sakit. Sejujurnya akulah yang menyembuhkanmu dari sakitmu dan aku pergi bukan untuk meninggalkanmu, tapi aku akan datang lagi setelah urusanku selesay. Tolong tunggu aku dan jaga satu ginjalku yang aku titipkan untukmu. Oke. "Rey, itu bukan apa apa sih?? Kami hanya..." Kata Adi terputus. "Ini tulisan kaliankan??? Kenapa kalian membawah bawah nama Gebby?? Apa kalian akan merusak pernikahanku dengan memalsukan surat sepe
Pagi begitu cerah.. Pori pori di atas permukaan kulit merasa begitu segar, di hempas oleh angin yang tak terlihat namun sangat terasa. Ada kicau burung nan indah jauh di mata, berbarengan dengan suara ayam yang berkokok, membuat Gebriella begitu menikmati keindahan alam yang ada di Kota Naung. "Akan tetapi... Saat ini aku sungguh merindukan Kota Hunan." Kata Gebriella sambil melihat ke atas awan dan menghirup udara segar. "Rooottti... Rrrroooottiii..." Teriak ibu' Tukang Roti R&V dengan menggunakan sepeda. "Nona Ella, tidak beli roti Non?? Hehehe.." Kata Ibu' itu yang kali ini tidak menutup wajahnya dengan kain berbentuk cadar. "Eh, ibunya Ayuan yah??? Ibu' juga menjual roti ini?? Oh iya, Ayuan mana bu'...??" Tanya Gebriella sambil memilih roti. "Saya yang membawa roti ini setiap hari Nona Ella, tapi Nona tidak mengenali saya, karena saya menutup wajah saya dengan kain, hehehe..." Jawab Ibunya Ayuan. "Ayuannya?? Di mana Bu'??" Tany
ISI SURAT TO KAK REY... FROM GEBBY (*_*) Kak Rey... Kau bagaikan cahaya matahari yang selalu memancarkan harapan dan kebahagiaan. Sehingga aku tahu, kau tidak akan pernah meninggalkanku, seperti matahari yang selalu setia mengikutiku dan menyinariku di manapun aku berada. Kak Rey... Aku sangat mencintaimu dan merindukanmu... Aku bersyukur engkau bisa menerimaku dan menyatukan salah satu bagian dari organ tubuhku yang saat ini ada di dalam tubuhmu. Sengaja ku tulis surat ini sebagai bukti tulusku kepadamu, biarkan Tuhan yang melindungi seutuhnya dirimu untuk diriku. Kau tahu kak.. Saat ini aku hanyalah menjadi bulan yang tidak akan mungkin bersatu dengan matahari. Tapi aku berharap, semoga kita selalu menjadi langit yang mampu menaungi bulan, matahari dan juga bintang. Terlalu nyaman aku menulis surat ini, meskipun ku tak tahu, apa ini hanya menjadi bagian dari sampah yang terabaikan, ataukah air mata yang membahagiakan. Kak Rey... Aku mencinta