Vyolin mematikan panggilan telepon dari Mike, lalu bergegas ke dapur untuk membuat susu. Julia yang selalu memperhatikan kebutuhan Vyolin, telah menunggu di dekat meja makan.
"Ayo, sarapan dulu," ucap Julia lalu menarik kursi mempersilahkan Vyolin duduk."Kakak sudah bikinkan susunya?" tanya Vyolin."Sudah dong. Makan yang banyak," jawab Julia lalu pergi ke area dapur basah untuk melanjutkan membilas pakaian.Vyolin menatap sejenak hidangan di meja, perutnya keroncongan akan tetapi rasa gelisah telah membuatnya malas untuk makan nasi. Diminumnya saja segelas susu bersama dengan dua potong roti yang diolesnya selai coklat.Drett.Ponsel yang diletakkannya di meja kembali bergetar, kali ini panggilan dari Anna. Vyolin hampir melupakan janji mereka untuk melakukan body care home service."Iya, Anna. Kamu sudah mau ke sini?" tanya Vyolin sambil mengunyah roti."Vyolin, aku mauSetiap jam makan siang, Kevin lebih suka datang ke warteg sederhana yang berdiri di depan kantornya. Di sana menjual nasi dengan berbagai menu khas warteg yang menurutnya selalu enak dan tidak membosankan. Hanya perlu satu kali menyebrang jalan, untuk tiba di sana."Saya mau nasi putih, terong balado dan ayam goreng," ucap Kevin sambil menunjuk lemari kaca di etalase warteg."Baik, Mas," sahut empunya warteg.Di warteg, terlihat beberapa karyawan lainnya. Cukup ramai setiap jam makan siang, meski banyak restoran kecil lainnya di dekat kantor.Sambil bersiap untuk makan, Kevin menyalakan layar ponsel. Berniat untuk mengirim pesan pada Vyolin yang selalu hadir dalam pikirannya.[Sayang, sudah makan siang] ketik Kevin dalam pesannya.Kevin meletakkan ponsel di atas meja, tepat di samping piring. Hingga dirinya sudah mulai menikmati makanan, belum terlihat balasan pesan dari Vyolin.[J
Setelah pertemuan makan malam dengan klien pentingnya dari luar negeri, Mike memutuskan untuk pulang saja ke rumah. Di hunian megahnya itu, dia tak menemukan sosok Rianti. Alih-alih merasa cemas, Mike bersikap cuek saja dan merebahkan dirinya ke atas tempat tidur bersandar pada sandaran kasur.Jarum jam baru menunjukkan pukul sembilan, ketika Mike mulai membuka layar ponselnya lagi. Sejak tadi dia menahan diri untuk tak memikirkan Vyolin, akan tetapi dia tak bisa. Segera saja dia menuju aplikasi bertukar pesan dan mengirim pesan untuk Vyolin.[Sudah kamu pikirin?] ucap Mike dalam pesannya.Vyolin yang menyadari ada pesan masuk, buru-buru membukanya. Di lihatnya sekeliling kamar untuk memastikan Kevin masih berada di luar.[Aku gak mau ketemu atau berurusan apa pun dengan kamu.] balas Vyolin.[Vyolin, sikap keras kepala kamu itu yang membuat aku semakin penasaran. Kamu pasti cantik banget kalau lagi cemberut. Kamu lagi cemberut kan? Jangan dong, gak kuat aku kalau kamu cemberut.] kirim
Usia kehamilan Vyolin telah genap delapan bulan, menaiki bulan ke sembilan. Vyolin membuka perutnya di depan cermin, dan memperhatikan penampilannya saat ini. Dalam hatinya merasa tak menyangka bahwa dia akan bertahan sampai sekarang bersama bayi itu.Vyolin tak bisa mengatakan bahwa dia membenci bayi dalam kandungannya, akan tetapi dia juga tak terlalu menginginkan untuk melihat bayi itu lahir. Tak seperti Kevin dan Mike yang sangat menginginkan bayi itu. Vyolin menjadi kian takut, Mike akan melakukan hal yang tak disangka-sangka dan itu akan menyakiti Kevin juga.Setelah merenung beberapa saat, akhirnya Vyolin berpikir untuk meminta bantuan sahabatnya, Sarah. Sarah menurutnya adalah yang bisa diandalkan untuk saat ini. Setidaknya bisa mengurangi sedikit rasa sesak di dalam dadanya karena terlalu lama memendam masalah sendirian.Di kediamannya, Sarah telah menunggu kedatangan Vyolin. Vyolin memutuskan untuk datang sendirian dengan
Aroma lezat masakan Sarah, membuat Vyolin terbangun dari tidur singkatnya. Dia pun pergi ke dapur dan melihat banyak makanan telah tersaji di meja. Sarah begitu bersemangat mengajak sahabatnya itu untuk santap siang bersama."Kamu memang juara kalau soal masak," ucap Vyolin saat telah merasakan suapan pertamanya."Gak ada apa-apanya dibanding kamu, lah. Hehe," sahut Sarah."Kamu beneran sudah berhenti dari kantor yang kemarin? Padahal kan kerjaan di kantor itu udah bagus," tanya Vyolin membuka obrolan baru."Soal kerjaannya sih oke-oke aja. Tapi gimana, ya? Resiko jadi cewek seksi, selalu digodain sama Pak Direktur," jawab Sarah.Pernyataan Sarah membuat Vyolin terkejut, dan rasa penasaran di hatinya pun tak terelak untuk bisa tahu lebih banyak."Digodain gimana, Sarah?" tanya Vyolin lagi."Ya, digodain. Ditawarin jadi pacar, istri kedua. Pak Direktur itu bucin bange
Disambut oleh senyum istri saat pulang kerja, adalah hal membahagiakan untuk semua suami yang mencintai istrinya. Rasa lelah yang mendera, dapat luntur seketika. Kevin begitu senang melihat Vyolin yang telah duduk di teras menyambut kedatangannya."Sudah sore, Sayang. Ngapain di luar?" Kevin lalu menciumi kening istrinya, tak lupa juga ciuman di perut yang telah membuncit itu."Aku tadi dengar ada tukang jualan tahu tek-tek, eh, pas mau manggil ternyata udah jauh," sahut Vyolin."Tahu tek-tek? Kamu mau makan itu?" tanya Kevin antusias."Tadi sih, mau. Sekarang enggak, mending makan opor daging buatan Julia. Ayo, Mas, kita masuk," jawab Vyolin lalu menggandeng tangan suaminya masuk ke rumah."Kalau kamu mau, kan aku bisa cari," lirih Kevin lagi."Udah enggak pengen kok, Mas," sahut Vyolin.Kevin pergi membersihkan diri di kamar, sedangkan Vyolin membantu Julia untuk menyajikan makanan ke meja makan. Julia tak pernah lelah membuat masakan yang bervariasi setiap hari, tak disadari berat
BAB 36. PESONA ISTRI ORANGMembenarkan kecurigaan Rianti, Mike akhirnya tiba di klub. Sebuah Klub malam disewa Stephen untuk merayakan hari jadi perusahaannya yang ke tiga belas. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli online itu, kian melejit dengan sebagian suntikan dana juga datang dari perusahaan Mike.Stephen mengundang semua karyawan dan sahabatnya untuk datang berpesta. Mike merasa malas untuk memberitahu atau mengajak Rianti, meski Stephen meminta mereka untuk datang berdua.Rianti yang baru mengetahui adanya pesta dari istri Stephen, akhirnya datang sendirian juga ke pesta itu. Dan Rianti bisa dengan jelas menyaksikan Mike yang duduk dikelilingi banyak pelayan seksi."Sial! Dia gak ngajak aku datang ke sini, rupanya dia mau puas-puasin main sama cewek-cewek seksi!" gumam Rianti.Mike dan teman-temannya menikmati pesta dengan suka cita. Rianti pun memilih untuk cuek dan ikut tenggelam dalam kerumun
Vyolin akhirnya terbangun dari tidur nyenyaknya, ketika suara ketukan palu terdengar berisik dari halaman depan rumah. Dengan tubuh yang mulai berat untuk diajak melangkah, Vyolin bangkit dari tempat tidurnya dan menyibak tirai jendela kamar. Semesta telah terang, dengan udara yang terasa hangat. Dari balkon kamarnya, Vyolin bisa melihat Kevin yang tampak sibuk dengan palu dan kayu di halaman.Rasa ingin tahu, membuat Vyolin segera berjalan turun dari kamar dan langsung menghampiri Kevin. Julia juga tampak berada di sana, sedang menyirami bunga-bunga."Mas, kamu gak kerja?" tanya Vyolin yang datang masih dengan daster tidurnya."Hari sabtu, Sayang. Libur," jawab Kevin dengan lembutnya."Oh, iya. Aku lupa," sahut Vyolin. Sejatinya dia hampir tak pernah lagi begitu peduli pada pergantian hari. Baginya semua hari sama saja."Kamu lagi bikin apa, Mas?" tanya Vyolin lagi."Mm, mau coba biki
Kelelahan, Vyolin kembali tertidur di jam makan siang. Sementara Kevin tak bisa menahan rasa laparnya setelah berperang, segera dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Di dalam kamar mandi, tatapan Kevin langsung tertuju pada bath-up yang terisi penuh air. Tanpa sabun atau apa pun, bisa dipastikan bath-up itu belum digunakan. Dan begitu terkejutnya Kevin, melihat ada ponsel di dalamnya."Hape Vyolin?" gumam Kevin sembari mengambil ponsel itu.Melalui sticker hello kitty berwarna pink yang ada di ponsel itu, bisa dipastikan bahwa itu adalah ponsel milik istrinya. Kevin lalu segera mengeringkan ponsel itu dengan handuk."Bisa-bisanya jatuh ke air," gumam Kevin lagi.Terlalu lama berada di dalam air, ponsel Vyolin pun mati. Kevin hanya bisa mendiamkannya dulu, sampai selesai dirinya mandi. Dengan hanya terbelit handuk, Kevin segera membawa ponsel itu ke dapur.Julia yang sedang duduk santai menonton televisi di ruang keluarga, hanya menoleh sebentar pada Kevin yang berjalan mel