"Maaf, kayaknya saya salah kamar," ucap Vyolin setelah dengan samar melihat ada sosok laki-laki di dalam kamar hotel yang dimasukinya.
"Hey, kamu Vyolin kan? Temannya Anna!" Laki-laki itu menahan lengan Vyolin dan menghalangi pintu dengan tubuhnya."Maaf, saya harus keluar," ucap Vyolin dengan tubuh lemas berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan laki-laki itu."Jangan buru-buru, dong. Aku Mike, kamu ingat kan? Ayo, kita ngobrol dulu cantik."Vyolin masih begitu jelas mengingat siapa Mike, dan dia semakin berusaha keras untuk lepas dari cengkraman laki-laki itu. Namun, Vyolin kehilangan tenaganya. Mike dengan sebelah tangannya saja, mampu menarik tangan Vyolin hingga terjatuh di samping tempat tidur."Santai dulu, cantik. Kita ngobrol-ngobrol dulu," ucap Mike sembari mengangkat tubuh langsing Vyolin ke atas tempat tidur.Vyolin kembali berusaha untuk bangkit, akan tetapi kedua tangan besar Mike telah kembali mencengkram pundak Vyolin. Vyolin berusaha mendorong dan memukul tubuh Mike sekuat tenaganya, akan tetapi Mike dengan mudahnya menepis setiap perlawanan Vyolin."Jangan! Tolong, lepaskan saya!" Vyolin terus menjerit dan menangis ketakutan."Sebentar aja, Sayang. Sebentar kok, kita buat kenangan indah di pulau ini untuk kita berdua," ucap Mike dengan seringai penuh gairah.Mike seperti baru saja menang hadiah besar, ketika bisa mendapati perempuan secantik Vyolin masuk ke kamarnya. Meski mengetahui Vyolin telah menikah, Mike merasa tak ada belas kasihan untuk melepaskan Vyolin."Jangan, Mike! Aku mohon! Tolong!"Mike yang sudah kehilangan akal, tak peduli lagi pada apa pun yang diucapkan Vyolin. Dengan beringasnya, Mike melepaskan setiap helai yang dikenakan Vyolin dan menodai perempuan malang itu tanpa ampun."Jangan … jangan!"Dengan nafas terengah-engah, Vyolin terbangun dari tidurnya. Kejadian di malam itu, kembali datang menjadi mimpi buruk. Kevin yang tidur nyenyak, sampai tak menyadari istrinya itu tengah duduk dengan wajah kacau di atas tempat tidur.Pikiran yang terguncang, membuat Vyolin kehilangan tidur yang berkualitas. Sejak overdosis obat tidur hari itu, Kevin telah menyingkirkan setiap obat-obatan dari rumah mereka. Vyolin dengan langkah pelan pergi ke kamar mandi, menyalakan air untuk mengisi bath-up lalu menumpahkan habis sebotol sabun cair wangi bunga mawar ke dalam bath-up. Tak peduli pada bunyi jarum jam di dinding yang telah menunjukkan pukul satu malam, Vyolin mencelupkan saja tubuhnya ke bath-up. Sambil berlinang air mata, Vyolin mengusap-usap perutnya.Bahkan sebelum pernikahan, Vyolin selalu menjaga dirinya dengan baik. Dia selalu menghindari pergaulan buruk, meski sahabat-sahabatnya selalu membujuk.Malam itu, dia ditakdirkan untuk gagal menolak minuman keras. Satu keburukan yang telah membawa keburukan lain yang lebih besar. Begitu besar sampai Vyolin merasa semakin tak sanggup untuk menanggungnya.Wajah Mike tak pernah bisa Vyolin lupakan. Lelaki itu yang dulu begitu dia benci untuk dekat dengan Anna, sahabatnya. Kini kebenciannya begitu berlapis, sampai pernah terpikir dalam hatinya untuk mengoyak-ngoyak wajah Mike dengan tangannya sendiri."Mike itu brengsek!." Vyolin ingat betul, selalu mendengar kalimat itu keluar dari mulut-mulut sahabatnya."Iya! Mentang-mentang pembalap ganteng dan kaya, dia seenaknya mainin perempuan. Dari perempuan kelas atas, kelas-kelasan, semua diembat!" Sarah memang yang paling tahu kehidupan banyak laki-laki di kelas atas seperti Mike. Saat Sarah mengetahui Anna berhubungan dengan Mike, segera dia membeberkan keburukan Mike sampai Anna menjauhi lelaki itu.Anna saat itu telah termakan rayuan Mike, hingga berhubungan bebas selama tiga bulan. Anna tak mempercayai ucapan Sarah, sampai akhirnya dia bisa melihat sendiri kebusukan Mike berkencan dengan banyak perempuan.Mendengar cerita tentang Mike saja, Vyolin merasa merinding. Dalam hatinya selalu merasa bersyukur telah menikah dengan lelaki sebaik Kevin Durrel.Tak pernah terbesit dalam pikiran Vyolin, bahwa tangan lelaki brengsek itu telah menyentuh tubuhnya. Keringat laki-laki itu telah menodainya, dan membuat Vyolin selalu merasa jijik pada diri sendiri setiap kali mengingatnya.Vyolin menahan suara tangisnya, berharap Kevin tak terbangun dan menemukannya. Keinginan untuk menghilangkan bayi kini hadir lagi, bahkan Vyolin merasa bahwa akan lebih baik kalau saat ini dirinya juga mati.Vyolin merasa tak akan mampu bila harus melanjutkan hidup bersama dengan bayi itu. Bagaimana dia bisa bernapas dan melupakan rasa jijiknya pada Mike, bila darah daging Mike justru akan terus menempel padanya."Bayi sialan!" Vyolin meremas-remas perutnya.Vyolin menengadahkan wajahnya, menatap ke langit-langit kamar mandi. Sekelabat bayangan indah kebersamaannya dengan Kevin pun hadir, lalu menjadi berubah mengerikan saat bayangan seringai Mike di malam itu ikut muncul."Maafin aku, Kevin. Maafin aku," lirih Vyolin dalam tangisnya. Air di dalam bath-up telah begitu penuh, dan menjadi semakin dingin. Vyolin perlahan menenggelamkan kepalanya, hingga seluruh tubuhnya telah masuk ke air."Semua akan lebih baik kalau aku tiada.""Vyolin?!""Vyolin?" Kevin telah terbangun dan menyadari ketiadaan Vyolin di sisinya.Kevin mendengar suara air dari kamar mandi, dia pun bergegas turun dari tempat tidur dan berlari ke depan pintu kamar mandi. Namun, pintunya telah dikunci."Vyolin, kamu di dalam? Kamu lagi mandi, ya?" ucap Kevin sambil menempelkan sebelah telinganya ke pintu.Vyolin tak menghiraukan pertanyaan Kevin, dan memilih untuk diam saja menggigil di dalam bath-up. Kevin yang semakin khawatir, segera saja berusaha mendobrak pintu kamar mandi. "Vyolin!"Begitu pintu berhasil terbuka, Kevin segera meraup tubuh Vyolin dari dalam bath-up. Membalut tubuh polos istrinya dengan handuk dan membawanya langsung ke atas tempat tidur."Kamu ngapain sih, Sayang? Kamu mandi berendam pakai air dingin! Harusnya kamu bangunin aku, aku pasti siapkan air hangat untuk kamu," ucap Kevin sembari mengeringkan tubuh dan rambut Vyolin. Vyolin menatap lekat wajah Kevin yang begitu khawatir, lalu air matanya kembali mengalir. Semakin deras air
Mike yang begitu emosi, mengabaikan pertanyaan temannya.Ia justru segera pergi meninggalkan Bar Colloseum. Menyalakan mesin ferarrinya dan melaju kencang tak tentu arah di jalanan. Dicengkramnya kuat kemudi mobil, menyalip setiap kendaraan yang berada di depannya.Ia benci ada yang meragukan kejantanannya sekalipun hanya bercanda.Dring!Ponsel Mike yang tergeletak di dekat kemudi tiba-tiba berbunyi, terlihat di layar ponsel panggilan telepon dari perempuan yang belum lama dia antar pergi ke bandara. Rianti, sebiasa itu Mike memberi nama nomer istrinya di ponselnya."Iya, Honey. Kenapa?" Meski malas, Mike akhirnya menepikan mobil ke tepian jalan depan sebuah mini market."Kamu di rumah kan?" tanya Rianti yang baru saja mendarat di Bandara Kuala Lumpur."Ya iya lah. Kenapa memang?" jawab Mike cepat."Kamu berantem sama Stephen?" Dahi Mike mengkerut mendengar pertanyaan Rianti, istrinya itu memang selalu bisa tahu apa yang Mike lakukan meski mereka tak selalu bersama "Stephen ngadu
Selang berapa lama setelah menyambut kedatangan Julia di rumahnya, kini Vyolin harus bersiap untuk menyambut datangnya ketiga sahabatnya itu. Dia merasa berat untuk bertemu, sampai berpikir untuk tak keluar saja dari kamarnya. Namun, dia teringat wajah Kevin dan berusaha untuk memperbaiki semuanya.Lima bulan lebih tidak bertemu, bahkan tak pernah bicara lewat telepon atau pesan singkat. Pertemuan Vyolin dan ketiga sahabatnya pun menjadi mengharukan. Selena dan Anna menangis sambil memeluk Vyolin, padahal Sarah sudah mengingatkan mereka untuk bersikap seolah tidak pernah terjadi hal buruk apa pun."Ayo, silahkan dinikmati minumannya. Kue brownies ini baru aku bikin pagi tadi, rasanya pasti tidak akan mengecewakan," ucap Julia yang sibuk sendirian memberikan jamuan ke meja ruang tamu."Ya ampun, Kak. Kayak nyambut tamu dari mana aja. Gak usah repot-repot," sahut Sarah yang merasa tidak enak karena mereka semua tahu bahwa Julia adalah saudara sepupu Kevin."Ah, biasa aja, kok. Kalian ng
Berada di lingkungan yang selalu peduli dan mendukungmu, memang salah satu hal yang harus disyukuri. Kini Vyolin bisa merasakan lagi kehangatan di dalam hatinya, setelah sekian lama merasa begitu tertekan sendirian.Beberapa helai pakaian Kevin dari lemari, telah Vyolin masukkan ke dalam koper. Tak lupa dia memasukkan juga handuk baru dan perlengkapan mandi, dan suplemen vitamin. Kevin yang baru keluar dari kamar mandi pun terkejut melihat kesibukan Vyolin menyiapkan kopernya. Kini dia merasa istrinya yang dulu telah kembali."Sayang, aku bisa kok siapkan sendiri," ucap Kevin sambil meletakkan bokongnya yang hanya terbelit handuk ke atas kasur."Nanti pasti gak rapi kalau kamu siapkan sendiri. Aku gak mau ada yang kelupaan," sahut Vyolin.Koper yang telah siap, Vyolin letakkan di samping tempat tidur. Saat Vyolin berjalan akan melewatinya, langsung saja kedua tangan Kevin menarik tubuh Vyolin ke dalam pangkuannya.Vyolin merasa terkejut, lalu berdiri di hadapan Kevin dengan kedua tan
Keluarga besar Baskoro Group, mengadakan dinner reuni di kediaman orang tua Mike malam ini. Reuni itu rutin dilakukan setahun sekali, dan rumah orang tua Mike sering dipilih karena kemegahan dan pengaruh mereka yang terkuat dalam group bisnis keluarga.Rianti yang baru saja mengambil cuti seminggu dari pekerjaannya pun hadir menemani Mike. Dia tampil glamour dengan mini dress berwarna hitam dan perhiasan berlian berkilau yang dikenakannya, membuatnya menjadi yang paling cantik dan menarik perhatian semua orang di sana.Mike yang datang hanya karena terpaksa, memilih untuk tampil seperti apa adanya dirinya sehari-hari. Hanya mengenakan celana jeans dan kemeja warna senada dengan Rianti. Dia tak peduli pada para sepupu yang mulai saling berbisik mengomentari."Dinner sudah selesai, dan kalian baru datang," ucap Nyonya Ani Baskoro, ibu Mike, sambil menatap sinis pada Rianti."Maaf, Mah. Tadi mobil aku mogok," sahut Mike cepat samb
Kecelakaan yang terjadi enam bulan lalu, tak membuat Mike merasa trauma sedikit pun. Balapan motor atau mobil, baginya sama saja. Pelampiasan terbaiknya untuk menyudahi rasa kesal tetap lah melaju liar di jalanan.Tujuannya adalah klub malam langganan, dan tibanya dia di parkiran hampir berbarengan dengan kedatangan Stephen. Stephen dengan senyum mengembang, turun dari mobil segera menghampiri Mike."Gak nyangka ketemu di sini, selamat ya, Bro!" Stephen memberi rangkulan persahabatan dan menepuk pundak Mike beberapa kali."Selamat apaan, nih?" Tiba-tiba saja datang Rion dari arah belakang mereka, rupanya dia juga baru tiba bersama dengan motor sportnya."Hey, Rion. Kamu belum tahu, ya? Baskoro Group baru saja mengumumkan, siapa pemegang saham terbesar di kerajaan bisnis mereka. Dan kamu tahu siapa? Yeah, Bro! Mike Baskoro, sohib kita ini," ungkap Stephen dengan penuh rasa bangga.Mike belum lupa, pada pukulan yang malam itu dia layangkan ke wajah Stephen. Namun, dia tak menyangka bahw
Sejak pertemuan di Bandara, dan setibanya di Banjarmasin, Kevin belum bicara banyak dengan dua orang yang menemani kunjungannya kali ini. Karyawan baru yang disarankan kantor agar bisa belajar dan memiliki pengalaman mengunjungi beberapa klien di luar daerah bersama Kevin.Bisma dan Haikal, nama mereka yang selalu memandang segan kepada Kevin. Di kantor, Kevin sudah terkenal sebagai manajer yang tak banyak bicara dan tak suka terlalu bergaul dengan karyawan lain. Namun, Kevin selalu memiliki performa yang bagus hingga menjadi panutan para rekannya."Kamu baru menikah, ya?" Kevin baru menyadari ada hiasan warna merah di punggung tangan Haikal.Haikal yang baru saja akan mengangkat sendok untuk menikmati makan siangnya pun merasa terkejut. Segera mengangguk pada Kevin."Kapan nikahnya? Kok saya gak tahu ada karyawan yang nikah," tanya Kevin lagi sambil makan siang dengan santai."Maaf, Pak Kevin. Waktu itu saya sudah berikan undangannya ke ruangan Bapak," jawab Haikal."Oh ya? Ohh, maa
Setelah sekian lama memilih untuk mengurung diri, kini Vyolin kembali siap untuk melihat dunia luar. Ketiga sahabatnya, Sarah, Anna, dan Selena telah menunggu di teras rumah. Selena sudah menyiapkan agenda untuk rutinitas mereka hari ini."Jadi … hari ini kita belanja dulu atau perawatan dulu?" tanya Sarah sambil memperhatikan Selena yang terus bercerita tentang tempat perawatan wajah terbaru."Perawatan dulu lah, aku sudah lama gak facial," jawab Selena."Aku sih sudah perawatan minggu kemarin, home service," sambung Anna."Hmm, maaf lama nunggu." Vyolin telah selesai bersiap dan menghampiri teman-temannya."Cantiknya … kita berangkat sekarang? Kak Julia mana?" kata Sarah sambil celingukan ke dalam rumah."Kak Julia sudah pergi tadi, katanya mau cek rumahnya sebentar," sahut Vyolin."Ooh, gitu. Ya udah, yuk. Kita lets go!"Dengan menggunakan mobil Sarah, mereka pun pergi. Sepanjang perjalanan, yang paling banyak terdengar adalah ocehan Selena. Ibu satu anak itu memang senang mengatak
Langit seketika mendung, saat Vyolin dan Kevin baru saja membawa Vyona memasuki mobil. Mereka berencana untuk makan malam di sebuah restoran mewah, bertepatan dengan hari jadi pernikahan mereka yang ke delapan tahun. Karena khawatir pada cuaca takut semakin buruk, Vyolin pun mengatakan pada Kevin untuk di menunda rencana mereka."Aku sudah booking mejanya, Sayang," ucap Kevin menyesal."Gak apa-apa, Mas. Mungkin bukan rejeki kita," sahut Vyolin."Jadi? Gimana?" tanya Kevin sambil menggendong Vyona masuk ke rumah."Kamu bawa Vyona ke kamar, aku akan siapkan makan malam," jawab Vyolin sambil lalu menuju dapur.Kevin membawa Vyona ke kamar, memberikan susu dan menggendong bayi kecilnya itu sampai akhirnya tertidur. Saat Vyona telah tertidur, Kevin pun langsung pergi ke dapur.Area makan tampak gelap, hanya ada penerangan dari tiga lilin yang menyala di meja makan. Asap masih mengepul dari dua piring berisi spagheti dengan saus tomat bertoping keju. Kevin tersenyum, melihat hasil kerja Vy
Pukul delapan pagi, tepat di pertengahan musim dingin. Masjid Jami Tokyo, tampak ramai menggelar acara pernikahan Tomo dan Donita. Keluarga inti Tomo datang, juga beberapa teman lamanya yang asli tinggal di Jepang. Donita hanya mengundang Hendrik dan Brandon, sedang pernikahannya akan diwakilkan wali hakim.Menggunakan gaun pengantin serba putih, Donita terlihat begitu cantik. Dengan kerudung warna senada berhiaskan renda-renda rajutan sederhana, Donita menjadi pusat perhatian semua yang datang. Tomo terus tersenyum melihat gadis cantik yang kini duduk di sampingnya, sosok yang akan mendampinginya menjalani sisa waktu seumur hidup."Nih, tissu," ucap Brandon menjulurkan sebungkus kecil tisu saku."Ish, kain serbet aja kalau ada," sahut Hendrik ketus."Hahaha. Gak nyangka, ya. Donita akan nikah ngeduluin kita," ujar Brandon sembari menikmati kue cemilan manis yang disediakan keluarga pengantin."Cewek kan memang gitu, selalu pengen ngeduluin," sahut Hendrik."Kita pulang dari sini, har
Sebulan setelah melalui perawatan intensif di rumah sakit, Ayah Mike telah sadarkan diri dan bisa kembali ke rumah. Shock berat membuatnya tak lagi bisa bergerak bebas seperti dulu. Air matanya tumpah lagi, saat mengetahui menantu dan calon cucunya telah tiada.Ibu Mike menyimpan nomor ponsel Vyolin, dan sering meminta Vyolin untuk datang berkunjung. Seperti hari ini, Vyolin membawa Vyona datang ke rumah keluarga besar Baskoro Group. Menghibur orang tua Mike yang masih merasa berduka."Kalian orang-orang yang baik," ucap Ayah Mike saat Vyolin mengupaskan buah jeruk untuknya."Anda juga, Pak," sahut Vyolin lalu tersenyum."Di mana suamimu?" tanya Ayah Mike. Sudah beberapa kali dia menanyakan Kevin. "Masih di kantor, Pah. Sudah dibilang dari tadi," sahut Ibu Mike dengan raut kesal karena Ayah Mike terus mengulang pertanyaan.Sesuatu terjadi pada saraf otak Ayah Mike, membuatnya sulit konsentrasi dan mudah lupa. "Ah, iya. Mau kah suamimu melanjutkan bisnis kami?" tanya Ayah Mike tiba-t
Kembali ke dalam sel, Mike disambut wajah duka teman-temannya. Hampir semua orang di sel juga sudah mengetahui perihal nasib malang yang dideritanya. Mike langsung membaringkan tubuhnya ke pojokan sel, menghadap dinding. Tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Dalam tatapan kosongnya, Mike terus bertemu dengan bayang-bayang Rianti. Senyum istrinya, bahkan keributan-keributan yang dulu terjadi, Mike merindukan masa-masa itu."Apa kurangnya aku, Mike? Sampai kamu harus begitu ingin mendapatkan anak dari istri orang lain!" Mike kembali teringat pertengkaran mereka saat itu.Mike kembali menyalahkan dirinya sendiri, tentang mengapa semuanya terjadi. Dia langsung beranjak duduk, dan perlahan-lahan membenturkan kepalanya ke dinding. Semakin lama semakin keras."Bos, berhenti, Bos," ucap seorang teman Mike di sel yang langsung mencoba menghentikan Mike.Mike tak bergeming, terus mencoba membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding. Semua orang akhirnya menahan tubuhnya, hingga menjauhi
Rianti masih berada di kamar jenajah, tepatnya di sebuah lemari pendingin khusus. Jasadnya telah dibersihkan dari peluru, hanya tertinggal bekas luka yang membuat merinding siapa saja yang melihatnya.Ibu Mike mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk pergi ke penjara, tempat Mike ditahan. Bersama dengan dua orang pengacara keluarga mereka. Sedangkan Ayah Mike masih dirawat karena koma, serangan jantungnya tak pernah sehebat ini sebelumnya.Mendengar kedatangan Ibunya, Mike merasa senang. Orang tuanya belum pernah datang sebelumnya, walau selalu menanyakan kabarnya pada Rianti. "Mamah, senangnya aku lihat Mamah mau datang," ucap Mike dengan senyum lebar."Ma-maaf, Mamah baru sempat datang," sahut Ibu Mike dengan suara yang begitu berat."Gak apa-apa, Mah. Mamah apa kabar?" tanya Mike.Ibu Mike langsung merasakan sesak di dadanya, mengingat kabar buruk yang saat ini menimpa keluarganya. Segera dia beranjak dari kursi, meninggalkan meja pertemuan dengan Mike dan menangis di luar ruang
Rianti begitu marah dengan sikap Andrew yang diterimanya pagi ini, tak menunggu waktu lama dia pun segera pergi ke kediaman Ayah mertuanya, CEO Samudera."Mungkin dia pikir, aku gak akan berani mengadu!" ucap Rianti saat melangkah keluar rumah.Sopir pribadi pun langsung melajukan mobil, mengantarkan Rianti ke rumah CEO Samudera. Dengan perasaan gugup,.Rianti mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikannya nanti di hadapan Ayah mertuanya.Meski pun kinerja Andrew bagus untuk perusahaan, nyatanya Andrew punya attitude yang buruk. Andrew bahkan sudah berani merendahkan Mike di hadapan Rianti."Menantu, tumben datang ke sini," ucap CEO Samudera yang kebetulan sedang bersantai minum teh di taman depan rumah. Rianti langsung menuju ke sana setelah diberitahu pelayan."Ada apa, Rianti? Perut kamu sakit?" tanya Ibu Mike yang juga ada di sana."Bu-bukan, Mah. Bukan perut yang sakit, tapi hati," jawab Rianti dengan mata berkaca-kaca.Rianti langsung duduk di kursi kosong sebelah Ibu Mertuany
Berada di tempat baru dengan suasana baru, siapa pun harus menyesuaikan diri agar terbiasa. Donita tampaknya masih kesulitan untuk tidur, sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar kamar dan pergi ke ruang keluarga rumah Tomo. Menyalakan televisi dengan suara kecil, dan duduk menonton di sana sembari memeluk bantal."Belum tidur?" rupanya Ibu Tomo berada di dapur. "Ibu?" sahut Donita. Benar-benar memanggil Ibu Tomo dengan sebutan Ibu, seperti orang Indonesia."Kenapa belum tidur?" tanya Ibu Tomo dalam bahasa inggris."Susah tidur, gak tahu kenapa," jawab Donita terbata-bata karena sambil memikirkan kosa kata inggris yang tersimpan di kepalanya.Ibu Tomo lalu kembali ke dapur, rupanya membuatkan susu coklat hangat dan membawakan biskuit untuk cemilan Donita."Terima kasih, Bu," ucap Donita.Ibu Tomo hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga. Tak lama, tiba-tiba Tomo datang. Dengan wajah mengantuk, Tomo langsung berbaring saja di sofa."Kamu kenapa belum tidur? Gak
Lewat dari pukul sembilan pagi, Vyolin menyambut kedatangan tiga sahabatnya. Anna, Sarah, dan Selena. Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul, sejak terpecahnya kasus Vyolin dan Mike di penjara.Ada yang berubah di pertemuan kali ini, yaitu tertutupnya pakaian Anna dan Selena. Dua sahabat Vyolin yang sudah menikah ini, memutuskan untuk belajar hijrah. Mereka begitu terinspirasi dengan suka duka Vyolin, dan ingin semakin mempererat persahabatan mereka dengan saling mendukung perbaikan diri. Sedangkan Sarah, baru mengubah gaya berpakaiannya, belum sampai menutup rambutnya."Ini hari yang sangat indah," ucap Vyolin lalu menyuguhkan makanan dan minuman ke atas meja makan.Vyona tampak senang berada di pangkuan Sarah, mata bulat Vyona terus melihat Sarah sembari tersenyum. Tangan kecilnya juga sesekali memainkan rambut Sarah yang terurai bergelombang."Emm, menurut kalian … apa kita gak mau bikin agenda liburan bareng lagi setelah ini?" tanya Anna."Liburan? Hayuk, kemana?" sahut Selena ce
'Sesuatu yang buruk akan berakhir, ketika kebaikan meraja di setiap hati manusia.' tulis Rianti pada postingan media sosialnya setelah sekian lama tak aktif.Akun Rianti dengan ribuan pengikut itu pun kembali ramai, panen banyak komentar baik karena di sana terpampang foto kebersamaan Rianti, Ibu Mike dan Vyolin. Rianti memang sempat meminta Vyolin untuk foto bersama, akan tetapi Vyolin tak diberitahu bahwa itu akan diunggah ke media sosial."Mereka ke sini?" tanya Kevin sembari melepas kancing kemejanya sepulang kerja."Iya, Mas. Aku kaget banget mereka datang," jawab Vyolin yang masih membaca komentar-komentar di postingan Rianti."Syukurlah kalau niat mereka tulus ingin menjalin hubungan baik," ucap Kevin lagi."Tadi Sarah dan Anna bilang, mungkin Rianti cuma perlu buat konten. Untuk membangun lagi citra baik Baskoro Group," sahut Vyolin."Hemm, ya, selama itu tidak merubah hukuman Mike dan tidak merugikan keluarga kita. Its oke," ujar Kevin.Kevin gegas membawa handuk ke kamar man