Share

Kelicikan Nailah

Penulis: Maheera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suasana di tepi pantai saat matahari mulai surut sangat disukai semua orang. Bahkan, banyak sekali syair-syair lahir mendeskripsikan perihal senja. Bagaimana cahaya kemerahan itu terlihat sangat indah saat bergradasi dengan langit dan awan, bagaimana indahnya kala matahari turun perlahan seolah-olah tenggelam ke dalam lautan. Meski telah hilang, cahayanya masih tetap tinggal seakan menjanjikan esok akan datang kembali. Baik rawi, candra, dan swastamita memang selalu hadir meski tak tepat waktu mereka tak pernah ingkar janji.

Sepoi angin laut juga dinikmati Rinai. Dia tak tahu apa yang membuat langkahnya sampai di sana. Dia hanya menyetop taksi dan meminta sang sopir berputar-putar. Saat melewati pantai, Rinai memilih untuk turun. Mungkin melihat ombak yang berkejar-kejar ke tepian atau pesona swasmitalah yang menariknya.

Berkali-kali dia mengembuskan napas, berharap bisa mengurangi sedikit sesak di dada. Nyatanya, justru perih yang kian menikam. Bayangan Kenshi saat melamarnya melint
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Penyesalan Amanda

    Bibir Kusuma terus saja mengulas senyum kala melihat album lama yang tak sengaja dia temukan saat membersihkan ruang baca. Di sana foto-foto Riyad dan Kenshi bertebaran lengkap dengan hari, bulan, dan tahun. Kusuma memang sedetail itu mengarsipkan sesuatu. Dia tak ingin setiap moment berlalu begitu saja. Mungkin nanti dia tak ada lagi untuk menceritakan betapa lucu dan menggemaskan kedua putranya itu. Tetapi, gambar-gambar tersebut bisa lebih menerangkan bagaimana bahagianya Kusuma memiliki mereka."Mama dicariin malah ngumpet di sini." Kenshi mendekati sang Mama yang tersenyum ke arahnya. "Mama lagi liatin foto-foto kamu dan Riyad. Liat, deh, kalian berdua itu lucu banget. Tetangga itu sampe rebutan gendong kalian.""Siapa dulu dong Mamanya." Kenshi ikut melihat foto-foto tersebut. "Beda banget, ya, Ma aku sama Riyad. Dia putih bersih, aku sawo matang. Riyad kek orang Arab, aku Indo. Tetangga enggak pada nanyain, ya?"Kusuma mengelus bahu tegap sang putra. "Beda itu biasa. Lagian me

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Menjilat Ludah

    Rinai tersenyum ketika melihat bayi cantik berkulit putih itu menggeliat. Walau sudah dipakaikan bedung dengan kuat, tetap saja dia bisa melepaskan tangannya. Wanita itu mengusap pipi sang bayi dengan lembut saat bibir bayi tersebut bergerak hendak mencari sesuatu. Rinai sengaja membiarkan makhluk mungil itu merengek. Dia suka mendengar tangisan bayi, rasanya suara itu mampu mencairkan hatinya yang membeku. Rengekan bayi tersebut berhenti saat Rinai menyodor dot berisi susu formula. Dengan penuh kasih sayang dia menggendong sang bayi, lalu meninabobokannya. Sepertinya bayi tersebut memang sangat kehausan, hanya beberapa menit susu itu tandas dari botolnya. Tak lama bayi itu pun kembali tertidur pulas.Semua gerakan Rinai tak lepas dari mata Irene. Harus dia akui jika mantan menantunya itu sangat telaten dan lembut. Anindya--putri Reinart dan Amanda--tidak lagi rewel seperti beberapa hari yang lalu. Dia sampai kebingungan bagaimana menenangkan tangis sang cucu. Kemudian, nama Rinai te

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Bertemu Lagi

    Rinai tersenyum membayangkan raut Irene saat mengajukan syarat agar pernikahan dengan Reinart kembali disambung. Dia wanita yang sama, tetapi dengan pribadi lebih kuat. Jika selama ini dia hanya diam dengan perlakuan yang tak adil, bukan berarti dia lemah. Hanya saja Rinai tak ingin berkonfrontasi lebih dalam dengan orang-orang yang tidak menghargai dirinya. Hanya orang bodoh yang berdebat dengan orang bodoh lainnya. Meski berbicara hingga mulut berbusa, tetap saja kebenaran akan kalah."Rin, apa benar yang dikatakan Mama?"Rinai baru saja selesai melipat pakaian serta selimut Anandya, menoleh saat Reinart datang menemui di kamar bayi. "Emang Mama Irene bilang apa?" jawabnya acuh tak acuh."Kamu meminta syarat agar mau menikah denganku.""Memangnya itu salah?" Rinai balik bertanya menantang sorot Reinart yang sepertinya tidak senang dengan tindakannya."Ada apa denganmu? Setahuku kamu bukan wanita gila harta. Saat kita berpisah pun kamu menolak kompensasi yang kuberi. Lalu kenapa seka

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Tuntutan Nailah

    Kenshi tak tahu berapa lama dia menghabiskan waktu duduk di balkon kamar. Bayangan Reinart menyentuh bahu Rinai membuat dadanya terasa panas. Seolah-olah api sedang berkobar di sana. Dia tak mengerti mengapa harus seperti itu. Bukankah Rinai bukan siapa-siapa baginya? Lalu mengapa ada ngilu yang menikam dada kala bayangan itu melintas di benaknya. Semakin dia ingin mengenyahkan, semakin lekat di ingatan.Banyak tanya berbondong-bondong bertamu ke kepalanya. Ada hubungan apa keduanya? Apa mereka memutuskan untuk rujuk? Tapi, bukankah Reinart telah menikah. Dan wanita yang dinikahinya bukan wanita sembarangan. Keluarganya memiliki kekuasaan yang cukup besar. Apa pria itu rela melepas sang istri atau malah menjadikan Rinai sebagai istri kedua?Segala prasangka silih berganti bermain di benak Kenshi. Dia tak rela jika Rinai jatuh kembali ke pelukan pria itu. Dia tak mengerti jalan pikiran sang wanita. Mengapa mengambil resiko kembali pada pria yang pernah mengkhianati? Begitu besarkah cin

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Membujuk Hati

    Kenshi hampir tak ingat waktu memperhatikan bangunan di hadapan. Rumah bercat putih yang dikelilingi pagar besi tersebut masih terlihat gelap. Hanya lampu teras yang mungkin sengaja dinyalakan saat sang pemilik pergi, agar rumah tak terlalu menakutkan. Dua buah pohon jambu klutuk yang mulai berbunga dan berdaun rimbun, membuat orang-orang mengira rumah itu tempat makhluk astral bermukim.Memang, Rinai yang memilih tinggal di sana berkali-kali diingatkan bahwa rumah itu memiliki kisah mistis. Namun, wanita itu mengabaikannya karena hanya rumah tersebut yang disewakan dengan harga sangat murah. Sebuah kisah kelam dan berdarah membuat orang-orang mengira ruh-ruh yang penasaran masih bergentayangan di sana.Kenshi juga mendengar hal tersebut saat membayar seseorang menyelidiki keberadaan Rinai. Harusnya dia melakukan ini sejak tiga bulan yang lalu. Harusnya kala Rinai pergi dari rumahnya dia segera bertindak, tapi bimbang membuat keraguan menyelimuti hatinya. Dia benci pada sikapnya sendi

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Tuduhan

    Kenshi benar-benar kehilangan suaranya kala melihat reaksi Rinai yang begitu dingin. Wanita itu bahkan meletakkan buket bunga mawar yang dia beli di atas meja begitu saja. Tadinya pria itu berharap sang wanita akan tersenyum sambil menatap bunga itu takjub, lalu menciumi bunga itu dengan penuh perasaan, kemudian menghambur ke pelukannya. Kenshi tersenyum geli dengan ekspetasi liarnya. Mana mungkin seorang Rinai akan melakukan hal seperti itu. Saat masih serumah saja wanita itu selalu menjaga jarak. Jika bukan dirinya yang menyentuh, Rinai tak akan memulai, kecuali berkenaan dengan tugasnya.Rinai pun bersikap sama. Walau terlihat acuh tak acuh, sebenarnya jantungnya tengah berdegup kencang. Kedatangan Kenshi tanpa rencana berhasil menggetarkan hatinya. Apalagi setelah hampir beberapa bulan tak bertemu, membuat sang pria terlihat lebih ganteng. Rinai memukul kepalanya pelan, bagaimana di saat seperti ini dia memperhatikan wajah Kenshi. 'Sungguh tak berkelas kamu, Rin!' Suara di kepal

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Dia

    Desau angin terdengar berisik mengusik dahan-dahan pohon jambu di depan rumah Rinai. Wanita itu merapatkan resleting jaket berbahan kaos yang melekat di tubuhnya karena udara dingin yang masuk melalui kisi-kisi jendela mulai menusuk kulit. Sejak semalam Rinai tak mendapat lena dalam tidurnya. Sepanjang malam pikirannya berkelana, mengggali kenangan masa silam. Kala dia masih bersama Reinart. Rumah tangga yang disangka akan abadi hingga menua, runtuh hanya dalam hitungan tahun saja, tapi luka cukup dalam tertoreh. Kemudian sosok Kenshi hadir. Rinai tak pernah mengira jika pria itu diam-diam mampu menembus benteng yang dia bangun tinggi. Rasa tak percaya pada cinta membuatnya mematikan rasa. Namun, sang pria menjungkir-balikan keyakinannya hingga tanpa sadar dia membuka hati dan membiarkan pria tersebut melenggang masuk.Dan sekarang Rinai kembali goyah. Setelah dia memutuskan menjauh, mengapa kini Kenshi datang lagi? Apa pria itu tak tahu betapa sulitnya dia bangkit dari patah hati. Ri

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Tunjukkan Sikapmu

    Cinta bisa membuat orang-orang yang mengalaminya melakukan hal-hal di luar kebiasaannya. Yang awalnya datar menjadi lebih perhatian. Yang tadinya tak peduli penampilan menjadi pesolek. Begitupun Kenshi. Meski Rinai mengatakan untuk menjauh, dia tak mengindahkan perkataan wanita tersebut. Dia tak ingin lagi melakukan kesalahan yang sama. Cukup dia bersikap pengecut. Menebar benih cinta lalu saat bertunas dibiarkan begitu saja. Tadi malam dia bisa melihat Rinai tak sungguh-sungguh dengan ucapannya. Meski bibir wanita itu menolak, tapi sorot matanya jelas menyiratkan hal berbeda. Ada kerinduan di sana. Rindu yang juga dimiliki Kenshi untuk Rinai. Ada cinta yang belum pupus di sana. Pria itu yakin tak semudah itu rasa beranjak dari hati sang wanita."Jangan senyum-senyum! Cepat habiskan lalu pulang." Suara ketus Rinai menyadarkan Kenshi jika di hadapannya ada wanita yang baru saja pingsan karena belum makan sejak semalam. Oleh karena itu dia berinsiatif memasakkan nasi goreng sederhana d

Bab terbaru

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Dan Akhirnya

    Sebuah Villa berdiri sangat kokoh di daerah perbukitan. Satu-satunya bangunan yang berada di tengah-tengah perkebunan teh itu terlihat sangat mencolok, baik dari bentuk maupun catnya. Bangunan yang lebih mirip sebuah kastil di abad pertengahan tersebut milik Kenshi. Tanah itu sengaja dia beli setahun yang lalu saat berkunjung ke rumah Nailah. Tanah itu dia bangun dalam waktu enam bulan, sambil menanam harapan kelak tempat tersebut akan menjadi tempat liburan bersama Rinai dan anak-anak mereka.Kenshi percaya jika kata-kata memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu dia selalu mengucapkan semua keinginannya setiap saat. Dia yakin semua ucapannya akan menjadi kenyataan suatu hari nanti. Penantian dan semua harapan pria tersebut dikabulkan Sang Mahakuasa, bangunan megah yang berdiri di atas tanah seluas dua hektar tersebut, kini dipenuhi kendaraan roda empat. Mereka hadir untuk menjadi saksi pernikahan Rinai dan Kenshi. Setelah drama percintaan yang panjang, akhirnya sang wanita menerima l

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Will You Marry Me?

    Rinai bergegas mengayuh sepedanya. Mujur, hujan semalam sudah berhenti sejak subuh, meninggalkan jejak basah di jalanan dan genangan air di lubang-lubang yang berlumpur. Andai saja semalam dia tak tidur larut malam, mungkin tak akan terlambat mengantar kepergian Ayu menuju tempat kuliahnya.Gadis itu memberi kabar bahwa dia diterima di universitas yang direkomendasikan Rinai. Wanita tersebut memenuhi janjinya membayar uang pangkal masuk ke universitas itu dan berjanji sesekali akan mengunjungi Ayu nanti."Mbak Rinai!" Ayu berseru begitu melihat kedatangan Rinai, dia menyongsong seraya tersenyum melihat Rinai memarkirkan sepedanya. "Aku pikir Mbak enggak jadi datang."Rinai tersenyum, dia memperbaiki anak rambut yang dimainkan semilir angin. "Jadi dong. Mbak enggak akan lewatkan kesempatan ngantar kamu, meski cuma sampai terminal ini.""Makasih, ya, Mbak. Kalau enggak ada Mbak, enggak mungkin Ayu bisa kuliah di tempat sebagus itu." Lirih Ayu, di menggenggam tangan Rinai erat dan menata

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Masih Adakah Cinta Itu?

    Rinai menunduk melihat jemarinya yang terjalin erat di atas pangkuan. Sesekali melihat ke depan, di mana dua orang pria beda usia sedang bercengkerama, mereka ayah dan anak yang sedang bermain di taman rumah sakit. Sang ayah yang memiliki profil wajah bukan keturunan Indonesia murni itu, sedang berlari-lari kecil dikejar putranya yang masih berumur satu tahun. Sesekali bocah itu terjatuh, tapi bangkit lagi begitu si ayah mendekat."Mereka seperti anak kecil, kan?" ujar Nailah sembari tersenyum. Dia tahu Rinai memperhatikan putra dan suaminya.Rinai mengangguk, dia juga mengulas senyum. "Ya, anakmu lucu sekali.""Iya, dong. Karna ayahnya juga lucu. Coba kalau Kenshi jadi ayahnya, tentu enggak seganteng itu anakku." Nailah sengaja menyebut nama Kenshi, dia ingin memancing reaksi Rinai."Pasti gantenglah, Kenshi ganteng gitu." Tanpa sadar Rinai menyelutuk.Nailah tertawa mendengar ucapan Rinai. Memang, alam bawah sadar tidak akan berdusta tentang apa yang kita pikirkan dan rasakan. Saat

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   I Still Love You

    "Gimana keadaan Rinai?" Nailah bertanya lewat saluran telepon.Kenshi melirik sebentar ke arah brankar rumah sakit, di mana Rinai terbaring lemah. Di tubuh wanita itu terpasang infus untuk menyalurkan cairan."Dia baik-baik aja. Dokter bilang dia mengalami shock saja.""Aku harap dia segera siuman. Kasihan dia, sebagai seorang wanita aku bisa merasakan apa yang dia rasakan. Kadang, kita enggak butuh mendengar keluhan, cukup menatap ke dalam mata, kita sudah bisa melihat seperti apa keadaan hatinya. Ada kalanya, wanita yang terlalu banyak senyum dan terlihat kuat, adalah wanita yang sangat rapuh."Kenshi bergeming mendengar penjelasan Nailah. Dia sangat paham luka di dada Rinai, mengerti hancurnya hati wanita itu. Oleh karena itu dia bertekad untuk memperjuangkan lebih. Meski Rinai menolak sekalipun, dia akan akan memaksa. Sebab Kenshi yakin, jauh di hati sang wanita cinta untuknya masih sangat besar."Em, Nai, aku matikan telepon dulu. Sepertinya Rinai mulai sadar." Kenshi mengakhiri

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Cinta yang Tak Lekang

    Kenshi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, kebetulan jalanan menuju tempat tinggal Nailah tidak terlalu ramai. Kata-kata Nailah memantul-mantul di gendang telinganya. Rinai ... benarkah Nailah bertemu wanita itu? Setelah sekian lama mencari, membongkar setiap sudut kota, pulau, dan mendatangi rumah yang dicurigai menjadi tempat tinggal Rinai, semua berakhir sia-sia.Rupanya, keputusan Nailah memilih tinggal di kota kelahirannya bertahun yang lalu, adalah takdir yang telah digariskan Tuhan. Di kota itulah ternyata wanita yang selalu Kenshi cintai, berada. Bagaimana bisa dia melewatkan kota tersebut, padahal hampir setiap akhir pekan Kenshi menyambangi rumah Nailah untuk bertemu Damian. Toko bunga, Kenshi mencurigai toko bunga yang sering dia lalui saat mengunjungi rumah Nailah. Setiap melewati toko bunga tersebut, dia selalu memelankan laju mobilnya. Melihat banyaknya bunga mawar dan lili ditanam di luar toko. Bunga-bunga itu favorit Rinai. Dia juga berujar dalam hati, bila

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Aku Menemukannya, Ken!

    "Kamu sudah menemukannya?" Reinart merobek sepi yang membungkus ruang kerja Kenshi. Pria itu sengaja menemui adik tirinya itu kembali setelah pertemuan bisnis mereka selesai.Kenshi menggeleng pelan, dia masih sibuk menandatangani beberapa dokumen yang diletakkan oleh sekretarisnya. "Rinai seperti lenyap begitu saja. Sudah dua tahun, bayangannya saja tak pernah terlihat.""Apa mungkin dia ke luar provinsi?" tanya Reinart lagi. Kenshi meletakkan pulpelnya ke 'pen holder' setelah selesai dengan dokumen-dokumen tadi, lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Aku sudah mencari ke seluruh tempat, tapi enggak menemukan. Enggak mungkin juga Rinai ke luar negeri. Aku udah meminta bantuan temanku yang bekerja di imigrasi, mengecek nama Rinai. Tapi, enggak ada."Reinart terdiam. Dia tahu usaha Kenshi cukup keras mencari keberadaan Rinai. Besarnya cinta sang adik membuat Reinart malu pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia berpikir bisa berkompetisi dengan Kenshi, sementara niat untuk

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Rasa yang Tertinggal

    Waktu menunjukkan pukul 02:30 dini hari. Tetapi, lampu di perpustakaan yang merangkap ruang kerja Kenshi saat di rumah, masih menyala terang. Tiga cangkir kopi yang dihidangkan asisten rumah tangga telah tandas diminum semua. Sejak Rinai menghilang, pria itu membenamkan diri dengan bekerja siang dan malam. Baginya, tidur adalah siksaan, karena setiap tubuhnya rebah di pembaringan, wajah Rinai akan selalu terbayang. Begitupun setiap kenangan yang pernah ada. Semua seolah-olah mengorek dada Kenshi.Kenshi sudah mengerahkan semua kemampuannya untuk mencari Rinai. Banyak detektif sudah dia sewa untuk menemukan keberadaan sang wanita, tapi sosok wanita tersebut seakan lenyap ditelan bumi. Dua tahun ... selama itu Kenshi menahan kerinduannya. Makin lama cintanya pada Rinai semakin besar, berbanding lurus dengan rasa bersalahnya. Banyak kata pengandaian diujarkan si pria, tapi dia sadar tak bisa merubah apa pun.Tangan Kenshi meraih cangkir kopi yang sudah kosong. Dia menekan tombol save aga

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Pertemuan Garis Takdir

    Pagi belum sempurna datang, walaupun ayam jantan bersemangat berkokok saling bersahutan. Sang surya masih enggan beranjak dari peraduannya. Dia membiarkan awan-awan hitam menyelubungi langit sisa hujan semalam. Pikirnya, manusia pasti masih asyik terlena di dalam selimutnya.Tapi, tidak bagi seorang wanita. Pagi-pagi sekali dia sudah mengayuh sepeda menyusuri jalanan yang masih sedikit gelap. Sesekali bertegur sapa dengan para pekerja yang berpapasan. Desa tempat wanita itu tinggal terkenal sebagai penghasil teh terbaik. Tak heran, di sepanjang jalan banyak kebun-kebun teh yang terhampar. Semakin terang, makin banyak terlihat aktifitas warga yang mencari nafkah sebagai pemetik teh. Rata-rata dari mereka adalah perempuan berusia tujuh belas tahun ke atas. Wanita itu menghentikan sepedanya saat melihat seorang gadis yang dia kenal sedang memetik teh. Dia mengambil map yang terbuat dari plastik bening dari keranjang sepedanya. Seperti tahu diperhatikan, sang gadis mengangkat pandanganny

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Ssmua Sudah Berakhir

    Rinai mengusap pipinya yang terasa basah. Entah bagaimana caranya air matanya bisa jatuh begitu saja. Melihat Kenshi berdiri di hadapan, semua kisah mereka berputar di matanya. Rencana pernikahan dan membangun rumah tangga, serta memiliki banyak anak dihancurkan oleh pria itu.Susah payah Rinai menahan hatinya agar tak lagi merasakan sakit, tapi dia gagal. Bohong jika dia tak mencintai Kenshi. Jauh di relung hati, pria itu masih menempati tahta tertinggi. Kenshi masih menguasai pikiran dan juga dirinya. Namun, wanita itu mencoba logis. Kisah mereka terlalu rumit, jika dipaksa terus bersama, yang ada hanyalah rasa sakit berkepanjangan."Rin, boleh aku bicara?" Kenshi mencoba melepaskan hening yang membelit mereka berdua.Rinai tak menjawab. Wanita itu merapatkan cardigannya, lalu duduk di kursi yang ada di teras rumah."Apa kabar?" Kenshi merapatkan bibirnya kembali, dia merutuki lidahnya yang berucap tanpa kendali. Harusnya tak perlu bertanya kabar. Dia bisa melihat sendiri dari pena

DMCA.com Protection Status