Share

BERBUAT DI RUANG TUNGGU?

“Kes, aku pesanin taksi, ya?” tanya Saimah sembari mengetuk pintu toilet.

“Ya,” jawab Kesi dari dalam di sela suara guyuran air.

Saimah gegas mengetik pemesanan di aplikasi taksi online.Tak lama kemudian Kesi telah keluar dari toilet. Dengan wajah pucat pasi, ia langsung duduk di sebelah Saimah.

“Jangan-jangan kamu hamil, Kes,” ucap Saimah sembari meraba kening sang sahabat.

“Gak usah ngaco. Sejak jadi pendamping ritual, kita tak mungkin hamil. Kamu tau itu!”

“Apa mungkin ... karena ini benih dari bukan pelaku ritual?”

“Maksud kamu, Im?”

“Ini benih dari Mas Badrun dan berhasil tumbuh di rahimmu. Kalian harus segera nikah. Saatnya memberi jawaban,” jelas Saimah sembari senyum ke arah Kesi.

“Begitu nikah, aku harus berhenti jadi pendamping ritual.”

“Entah soal itu. Yang penting biarin janin tumbuh dulu di rahim kamu. Akhirnya dapat solusi buat menghindarkan Mas Badrun dari tuah,” ucap Saimah dengan semangat.

“Tapi, Im. Entar teror dari arwah Bu Sobir bisa berhenti?”

“Kamu bisa tanya lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status