Share

PART 82

Penulis: MarniHL
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-08 11:42:50

Dian geleng-geleng kepala ketika masuk ke kamar Raina dan mendapati Raina masih tidur pulas sembari memeluk guling.

“Raina, ayo bangun. Udah jam tujuh.” Dian menepuk pipi Raina membangunkan Raina.

Raina menggeliat. “Masih ngantuk, Ma,” ujarnya masih dengan mata terpejam.

Dian menarik kedua lengan Raina. Mau tak mau Raina mengubah posisinya menjadi duduk, tapi matanya masih tetap terpejam. Itu karena Raina masih mengantuk.

Walaupun sudah tidur sekitar tiga jam, tapi entah kenapa ia masih mengantuk.

“Cepetan bangun terus mandi. Habis itu bantuin mama siapin makan malam.”

“Lima menit lagi, Ma.”

“Gak ada. Buruan mandi.”

Dian mendorong Raina menuju toilet. Karena tidak mau sampai terjatuh Raina pun membuka matanya.

“Mandi jangan tidur di kamar mandi. Awas aja, kalau dalam tiga puluh menit kamu belum turun juga mama ke sini lagi.”

“Iya, mama bawel.”

*****

Selesai mandi Raina langsung menghampiri mamanya yang berada di dapur. Raina mengernyitkan keningnya bingung ketika melihat cukup banyak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indah Hayati
syukur lah raina mau kasi rian kesempatan lagi moga hubungan mereka bakal langgeng selalu ayuk.. semangat rian bikin raina jadi milik mu seutuh nya kapan ya mereka tamat sekolah terus kuliah pasti rian makin ganteng tu apalagi raina makin cantik lanjut terus ya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • RIAN RAINA   PART 83

    Pagi ini Raina sedang menyiram bunga yang ada di halaman rumahnya. Jika biasanya mamanya yang menyiram bunga, maka kali ini giliran Raina. Karena kebetulan hari ini hari Minggu, jadi Raina membantu mamanya.Sebenarnya Raina ingin tidur lebih lama, hanya saja mamanya terus memaksa Raina untuk bangun pagi. “Rain, nanti selesai siram bunga kamu bantu Mama siapin sarapan, ya.”Raina menoleh sekilas pada mamanya. “Iya Ma.”Sekitar beberapa menit, Raina sudah selesai menyiram bunga, lalu masuk ke dalam rumahnya. Raina menghampiri Dian, yang berada di dapur.“Apa yang bisa aku bantu, Ma?” tanya Raina.Dian yang kebetulan sedang mengiris bawang menoleh pada Raina.“Kamu sendokin nasi ke mangkok aja.”“Aku boleh masak gak, Ma?” Raina ingin belajar memasak. Karena kali lalu saat ia memasak untuk Rian, masakannya tidak enak. Bahkan, cowok itu sama sekali tidak berniat memakan masakannya.Dian menghentikan kegiatannya sejenak. “Kamu serius?” tanya Dian terlihat ragu.Raina mengangguk. “Iya, ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • RIAN RAINA   PART 84

    Andi menatap heran Rian yang sedari tadi tersenyum. Sudah hampir setengah jam mereka di kelas, dan ekspresi Rian masih tetap sama. Senyumnya sama sekali tidak pudar dari wajahnya. Andi menempelkan punggung tangannya pada kening Rian.“Gak panas.”Rian langsung menepis tangan Andi dari keningnya.“Ngapain lo pegang-pegang gue?”“Cuma mau pastiin aja lo sakit atau enggak. Soalnya dari lo datang sampai sekarang lo senyum-senyum mulu. Udah kayak orang kesambet,” ujar Andi.“Emang salah kalau gue senyum?”“Bukan gitu. Lo boleh senyum kok. Boleh banget malah. Gak ada yang ngelarang, tapi ada batasnya juga. Kalau lo terus-terusan senyum, ntar orang lain ngiranya lo sakit jiwa.”“Terserah orang lain mikir gue gila. Intinya gue gak peduli.” Rian kembali diam sembari tersenyum.Andi hanya geleng-geleng menatap sahabatnya itu.“Benar-benar kesambet nih orang.”Rian mendengar ucapan Andi, tapi ia tidak peduli.*****Raina mengembuskan napasnya kesal ketika sampai di depan kelasnya. Ia menoleh p

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • RIAN RAINA   PART 85

    “Eh, Rian. Ngapain ke sini? Mau pulang bareng Raina, ya?” tanya Luna sembari tersenyum jahil.“Iya.”Luna menoleh ke dalam kelas. “Rain, buruan! Rian udah nunggu, nih.”Raina yang masih merapikan buku-bukunya seketika langsung menatap Luna.“Rian?” Keningnya mengerut.“Iya, katanya mau antarin lo pulang.”“Suruh dia duluan aja. Gue masih mau singgah ke minimarket.”“Kata Rian dia nungguin lo. Dia mau nemenin lo ke minimarket,” ujar Luna tanpa persetujuan Rian. Walaupun tanpa Luna bilang ia pasti akan menemani Raina.Raina memakai tas ranselnya lalu berjalan menghampiri mereka.“Gue masih singgah ke minimarket buat beli bahan kue nyokap. Lo duluan aja.”“Gak papa gue temenin. Lagian gue juga sekalian mau ke rumah lo.”“Oh, ya udah.”Jika biasanya Raina menolak, maka kali ini tidak. Hitung-hitung hemat biaya. Walaupun belum menerima Rian kembali, setidaknya hubungan mereka sudah tidak terlalu buruk.“Cie, yang sekarang udah baikan. Jadi kapan nih balikannya?” goda Luna.Raina melotot p

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • RIAN RAINA   PART 86

    Arka mengadang Rian ketika Rian hendak ke kelasnya.“Minggir lo,” ucap Rian.Rian makin tidak suka dengan Arka apalagi semenjak cowok itu mempermainkan Raina. Untungnya Rian tidak merelakan Raina bersama cowok itu.Walaupun Rian awalnya merasa tidak pantas untuk Raina karena sifatnya yang buruk pada Raina, tapi setidaknya ia tidak mempermainkan perasaan cewek. Tidak seperti Arka.“Lo pikir karena Raina sekarang jauhin gue lo bisa dapatin Raina lagi? Jangan mimpi! Raina gak akan mau balik sama cowok kayak lo.”Rian tertawa, “Terus lo pikir Raina juga mau dekat lagi sama lo? Jangan mimpi!”“Gue peringatin sama lo jauhin Raina. Kalau gak lo bakal tahu akibatnya,” ucap Arka yang terdengar seperti mengancam.Namun bukan Rian namanya jika takut dengan ancaman cowok itu. Karena Rian terkenal tidak takut dengan siapapun.“Lo ngancam gue? Sorry, tapi gue gak pernah takut. Apalagi ancaman lo.”Rian menabrak bahu Arka lalu pergi.“Gue peringatin! Gue gak pernah main-main sama ancaman gue!” teri

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • RIAN RAINA   PART 87

    Saat pulang sekolah, Rian membawa Raina pergi ke restauran. Padahal Raina sudah menolak, tapi Rian tetap memaksa. “Lo ngapain sih ngajak gue ke restauran?” tanya Raina malas.Karena memang ia ingin langsung pulang untuk membantu mamanya. Apalagi mengingat mamanya yang akhir-akhir ini mendapat pesanan kue yang cukup banyak.“Mau makan sekalian ngobrol-ngobrol sama lo.”“Gue gak ada waktu buat hal gak penting. Gue harus bantuin nyokap bikin kue.”“Bentar doang kok, Rain. Sepuluh menit aja. Gue janji gak bakal lebih dari itu. Gue juga bakal bantuin nyokap lo.”“Oke, sepuluh menit. Lebih dari itu gue pulang sendiri.”“Iya-iya, sekarang lo mau pesan apa?”Raina menggeleng, “Gue gak pesan, lo aja.”“Gak papa pesan aja. Gue yang bayar kok.”“Bukan masalah bayarnya, tapi emang gue gak mau.”“Beneran gak mau?” tanya Rian memastikan.Raina hanya mengangguk.“Oke.”Rian pun memanggil pelayan.“Mbak, saya pesan ayam goreng mentega dua, jus alpukat, sama jus stroberi.”Raina melotot mendengar pes

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • RIAN RAINA   PART 88

    “Gimana sih? Tadi aktif kok sekarang malah gak aktif?” gerutu Raina.Raina menghubungi Rian untuk memberitahu kalau cowok itu meninggalkan dompetnya, tapi cowok itu malah tidak dapat dihubungi.“Rain, gimana? Rian mau balik ke sini?” tanya Dian.Raina menoleh pada mamanya, “Nomernya gak aktif, Ma. Padahal tadi sempat nyambung.”“Mungkin hp nya mati. Tunggu aja.”“Iya. Kalau gitu aku ke kamar, ya.”Raina pun pergi ke kamarnya. Ia menaruh dompet Rian di meja.“Kebiasaan suka lupa barang.”Drrt!Raina menatap ponselnya. Tertera nama Andi di sana. Tanpa menunggu lama, ia langsung menjawabnya.“Halo Di.”'Na, lo bisa ke rumah sakit sekarang gak?'Raina mengernyitkan keningnya. “Rumah sakit? Lo sakit?”Raina dapat mendengar jelas kalau suara Andi terdengar panik.'Rian.'Seketika Raina merasa perasaannya tidak enak. Apa mungkin terjadi sesuatu dengan Rian?“Rian kenapa?”'Dia masuk rumah sakit. Tolong lo datang sekarang, ya.'Tanpa menunggu jawaban Raina, Andi langsung memutuskan sambungan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • RIAN RAINA   PART 89

    “Pagi Tante.” Rian memberi salam sembari tersenyum ramah.Dian terdiam sejenak ketika melihat wajah Rian.“Raina udah berangkat belum, Tan?” tanya Rian.Dian mengusap pipi Rian pelan.“Ini kenapa muka kamu luka-luka gini?”“Dipukul sama preman, Tan, tapi udah gak papa, kok,” jawab Rian agar Dian tidak khawatir.“Tega banget mereka mukul kamu kayak gini. Tante kemarin khawatir banget loh, begitu tahu kamu masuk rumah sakit. Apalagi Raina, dia keliatan khawatir banget.”Rian tersenyum ketika membayangkan betapa panik dan khawatirnya Raina kemarin begitu tahu kalau ia masuk rumah sakit.“Menurut Tante Raina mau balikan lagi gak sama aku?” tanya Rian langsung.“Dia masih sayang kok sama kamu. Cuma mungkin gengsi aja. Biasa, dia suka gengsian kayak papanya.”“Mama, aku --- Loh, Rian? Kok di sini?” tanya Raina heran.Raina tadi sempat berkirim pesan dengan Rian. Raina menyuruh Rian untuk tidak pergi ke sekolah dulu dan cowok itu menurut. Tapi sekarang Rian malah berada di rumahnya menggunak

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • RIAN RAINA   PART 90

    Setelah mengetahui lokasi preman tersebut, Rian, Andi, dan Liam langsung pergi mencari preman tersebut. Rian tidak memberitahu Raina karena ia tidak mau membuat cewek itu khawatir. “Yam, lo serius lokasinya di sini?” tanya Andi melihat sekelilingnya. Tempat yang mereka datangi terlihat cukup sepi. Membuat Andi cukup takut. Bukan takut dengan hantu, lebih tepatnya takut kalau tiba-tiba ada orang yang menyerang mereka. Apalagi mereka cuma bertiga.Mungkin Rian jago bela diri, tapi bagaimanapun Rian masih sakit. Kondisinya belum benar-benar stabil.Liam mengangguk, “Lokasi yang gue dapat dari Om gue emang sesuai kok sama lokasi ini.”“Tapi kok tempatnya agak serem, ya. Gue jadi takut kalau preman-preman itu datang terus nyerang kita.”“Kalau lo takut balik aja. Gue gak papa kok kalau cuma sama Liam,” kata Rian.“Bukan gitu, gue gak mau lo dipukul lagi. Luka lo yang kemarin aja belum sembuh. Masih untung lo cuma pingsan kalau kali ini mereka bikin lo lebih parah gimana?”“Justru itu gu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19

Bab terbaru

  • RIAN RAINA   PART 110

    “Ngapain lo ke sini?” Rian bertanya dengan ekspresi tidak suka. Sama sekali tidak ada niatan untuk menyambut tamunya dengan ramah. Apalagi setelah tahu tamu yang datang adalah Sofhie.Setelah bertemu Raina tadi, “Gue ke sini mau ngomong sama lo. Sebentar aja.”“Lima menit. Habis itu lo udah harus pergi.”Sofhie mengangguk.“Mau ngomong apa?”Sofhie mengambil napas sejenak, lalu mulai berbicara, “Gue ke sini karena mau minta maaf sama lo. Gue nyesal udah ganggu hubungan lo sama Raina. Harusnya gue gak ngelakuin itu. Gue pikir dengan gue kembali lo bakal mau balik lagi sama gue. Ternyata gue salah.”“Soal preman-preman itu? Lo gak mau ngaku?” tanya Rian. Karena Rian masih curiga dengan Sofhie.Sofhie menggeleng. “Gue berterima kasih sama Raina karena dia udah mau nolongin gue. Tapi jujur gue sama sekali gak pernah nyuruh preman-preman itu. Kalau lo gak mau percaya silakan. Gue gak bakal maksa.”“Gue janji gak bakal ganggu hubungan lo sama Raina lagi. Gue bakal pergi jauh biar kalian gak

  • RIAN RAINA   PART 109

    “Ya ampun, Raina! Itu kenapa jidat lo?” Luna mendekati Raina hendak menyentuh kening Raina, tapi Raina menghindar.“Jatuh kemarin.”“Kok bisa?”“Didorong sama preman.”“Preman? Maksudnya?” Risa ikut bertanya.Kedua sahabatnya bingung dan juga kaget. Raina bisa memaklumi, karena ia memang tidak sempat menceritakan kejadian kemarin pada keduanya. Raina tidak mau mengganggu waktu keduanya. Jadi Raina memilih untuk menceritakan langsung.“Kemarin gue nolongin Sofhie yang digangguin preman. Terus premannya dorong gue. Jadi kayak gini, deh.” Raina menjelaskan secara singkat.“What? Nolongin Sofhie? Serius lo?” Luna mengembuskan napas sejenak lalu kembali melanjutkan ucapannya, “Gini ya, dia itu musuh lo. Tapi bisa-bisanya lo nolongin dia?”“Ya, gue kasihan sama dia. Lagian kita harus saling tolong-menolong, kan?”“Iya emang tapi lo mikir-mikir juga kali. Bisa aja dia sengaja nyewa preman-preman itu biar keliatan kalau dia digangguin, tapi ternyata cuma mau narik perhatian lo buat nolongin di

  • RIAN RAINA   PART 108

    Rian berdecak ketika ponselnya berdering. Ia kesal karena yang meneleponnya adalah Sofhie. Sudah lima kali Rian menolak panggilan cewek itu, tapi Sofhie tidak menyerah menghubunginya.Rian membiarkan ponselnya begitu saja tanpa ada niatan untuk menjawabnya.Tak lama kemudian ponselnya kembali berdering. Rian yang tadinya ingin mematikan ponselnya segera mengurungkan niatnya karena ternyata yang meneleponnya kali ini adalah Andi.“Kenapa?”'Yan, gawat!'Rian mengerutkan keningnya ketika mendengar suara Andi yang cukup panik.“Lo kenapa? Ada masalah?”'Raina.'Rian makin bingung.“Raina? Kenapa Raina?”'Barusan Sofhie telfon gue katanya Raina masuk rumah sakit.'Rian mendadak terdiam. Apa ia tidak salah dengar? “Gue gak salah dengar, kan?” Rian bertanya memastikan.'Iya, Yan. Mendingan lo buruan ke rumah sakit kenanga. Gue juga otw ke sana.'Panggilan pun diakhiri oleh Andi. Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya, tapi ia tidak ada waktu untuk mencari semua jawaban itu. Karena yang

  • RIAN RAINA   PART 107

    “Nyapu sendiri lagi?” Rian menghampiri Raina di kelas setelah pelajaran selesai. Kebetulan Raina sedang menyapu kelas. Tadinya ada beberapa temannya yang juga piket, tapi mereka sudah selesai lebih dulu. Mereka ingin menunggu Raina sampai selesai, tapi Raina menolak dan menyuruh mereka untuk pulang lebih dulu.Raina menoleh sejenak pada Rian, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Enggan menjawab Rian.“Gue bantuin, ya,” tawar Rian.“Gak usah.” Raina menolak.“Udah gak papa biar gue bantuin. Kasihan lo kecapekan.” Rian hendak mengambil alih sapu dari Raina, namun Raina sudah lebih dulu menjauhkannya.“Gak usah ganggu gue,” ucap Raina dingin.“Ya udah, kalau gitu gue nungguin lo sampai selesai, ya. Biar bisa pulang bareng.”Raina kembali menoleh pada Rian dengan satu alis terangkat. “Emang gue bilang mau pulang sama lo?”Rian mengangguk, “Tadi kan kita udah sepakat pulang bareng waktu istirahat.”“Gue gak pernah buat kesepakatan sama lo. Pergi!”“Rain, jangan kayak gini dong. Gue tahu l

  • RIAN RAINA   PART 106

    Rian memainkan ponselnya sembari menunggu Raina yang kembali dari toilet.Saat sedang asyik dengan ponselnya, tiba-tiba seorang cewek datang. Lalu, tanpa izin darinya cewek itu langsung memeluk Rian.Rian yang tiba-tiba dipeluk seperti itu langsung terkejut.“Sofhie?” Rian lebih terkejut ketika tahu siapa cewek itu.“Gue gak nyangka kita ketemu di sini. Kayaknya kita emang ditakdirkan buat balikan lagi, deh. Soalnya kita selalu ketemu padahal gak pernah janjian.”“Apaan sih lo. Gak usah ngaco, deh. Lepasin gue.” Rian hendak melepaskan pelukan Sofhie, namun cewek itu malah memeluknya lebih erat.“Sofhie lepasin.”“Rian.”“Ra-Raina.” “Hai Rain. Ketemu lagi kita.” Sofhie menyapa sembari tersenyum.Kesempatan itu Rian gunakan untuk melepas pelukan Sofhie.“Lo tahu gue sama Rian itu emang ditakdirkan buat bersama. Buktinya kita selalu ketemu tanpa diduga. Kayak sekarang ini.” Sofhie menoleh pada Rian. “Iya kan, Yan?”Raina tersenyum sinis. “Takdir? Gak usah sok-sokan ngomong takdir. Rian

  • RIAN RAINA   PART 105

    Rian mencari Raina ke kelas cewek itu, tapi Raina tidak ada. Rian sudah bertanya pada Luna dan Risa, tapi mereka juga tidak tahu keberadaan Raina.Sejak pagi, Rian belum juga bertemu dengan Raina. Saat Rian pergi ke rumah Raina untuk menjemput cewek itu, Raina ternyata sudah berangkat sekolah lebih dulu.Rian tidak tahu ada apa dengan Raina. Tapi Rian merasa Raina sedang menghindarinya. Apa mungkin Raina menghindar karena takut Rian akan marah pada cewek itu perihal masalah kemarin?Mungkin Rian memang marah pada Raina karena sudah membohonginya, tapi itu kemarin. Sekarang Rian tidak ingin memarahi Raina, tapi ia hanya ingin berbicara dengan Raina. Rian ingin tahu alasan Raina berbohong padanya.“Akhirnya ketemu juga.” Raina menoleh pada Rian.Setelah mencari Raina di beberapa tempat, akhirnya Rian menemukan Raina di rooftop.Raina terkejut, tidak menyangka Rian akan menemukannya. Padahal, daritadi Raina mencoba menghindari Rian.“Lo kenapa hindarin gue? Gue kan udah bilang kemarin ma

  • RIAN RAINA   PART 104

    “Gue gak akan biarin lo rebut Rian dari gue, Sofhie. Gak akan!” gumam Raina kesal.Ada rasa kesal karena ucapan Sofhie tadi, tapi di lain sisi Raina cukup puas karena bisa memberitahu langsung cewek itu kalau ia tidak akan merelakan Rian kembali bersama cewek itu. Raina harus melakukan itu agar Sofhie sadar kalau dia tidak akan bisa bersama Rian lagi. Karena Rian kini miliknya.“Raina?” Raina yang baru keluar dari cafe terkejut ketika bertemu dengan Liam.Raina seketika langsung tersenyum, “Eh, Liam. Kok sendiri? Gak sama Andi?”“Iya, mau ketemu teman. Lo sendiri ngapain di sini? Gak sama Rian?” Liam balik bertanya.“Em, sama. Ketemu teman juga. Kalau gitu gue duluan, ya.” Raina buru-buru pergi dari sana. Raina terpaksa berbohong pada Liam karena ia tidak mau Liam tahu kalau ia bertemu dengan Sofhie. Karena jika Liam tahu, maka dipastikan Rian juga akan tahu. Dan kalau sampai Rian tahu cowok itu pasti akan marah padanya.Liam merasa ada yang aneh dengan Raina, tapi cowok itu memilih

  • RIAN RAINA   PART 103

    Andi berlari menghampiri Rian dan Liam yang sedang mengobrol di depan kelas.“Eh, ada berita bagus. Lo berdua mau dengar gak?”“Gak!” jawab keduanya kompak.“Oke, karena lo berdua penasaran banget jadi gue kasih tahu aja deh.”“Terserah lo deh.”Andi tersenyum lalu melanjutkan ucapannya, “Wanda udah pindah sekolah ke luar negeri.”“Serius lo?” Rian yang tadinya tidak peduli langsung merespons.“Serius lah. Masa gue bohong.”“Kapan pindahnya? Kok kita gak tahu?” Liam bertanya.“Jelas lo gak tahu lah. Lo kan gak pernah peduli sama orang lain. Apalagi cari tahu berita kayak gini.”“Bagus deh kalau dia udah pindah.” Rian tersenyum lega. Tentu ia merasa lega karena sudah tidak ada yang mengganggunya lagi.“Emang bagus sih Wanda udah pergi, tapi masalahnya Sofhie muncul lagi. Jadi lo belum bisa dinyatakan bebas.”Rian terdiam. Benar yang dikatakan Andi. Dirinya belum sepenuhnya bebas karena kehadiran Sofhie. Apalagi cewek itu memiliki sifat yang tidak mudah menyerah. Meskipun begitu, Rian t

  • RIAN RAINA   PART 102

    Rian segera melepaskan tangan Sofhie ketika cewek itu menggenggam tangannya.“Apa yang mau lo jelasin? Gue kasih lo waktu lima menit.”“Bisa pesan minum dulu gak? Gue kangen banget bisa ke kafe ini lagi sama lo. Rasanya udah lama banget kita gak ke sini.”“Oke. Buruan pesan.”Sofhie tersenyum lalu memanggil waiters untuk memesan minuman.“Mbak, saya cappucino satu, ya.” Sofhie lalu beralih menatap Rian, “Lo mau minum apa?”Rian menggeleng.“Yakin? Gak haus?” Sofhie bertanya memastikan.“Hm.”“Ya udah, Mbak, pesanannya itu aja dulu, ya.”Setelah waiters tersebut pergi, Rian kembali berucap, “Buruan ngomong.”“Nunggu minumannya datang dulu, lah, Yan.”Rian menghela napas. “Kalau sampai minumannya datang dan lo gak mau jelasin juga gue pulang.”“Iya, lo gak usah marah-marah dong.”Tak lama kemudian minuman pesanan Sofhie datang.Rian menunggu Sofhie menyeruput minumannya sebelum cewek itu berbicara. Kalau saja Raina tidak menyuruhnya untuk mendengarkan penjelasan Sofhie, Rian tidak akan

DMCA.com Protection Status