Share

PART 31

Author: MarniHL
last update Last Updated: 2021-08-06 16:35:45

"Mama." Dian menatap Raina yang tampak terburu-buru menuruni anak tangga.

"Pelan-pelan dong. Kalau kamu jatuh gimana?"

"Ma, aku berangkat dulu, ya. Takut telat."

"Gak sarapan dulu?" tanya Dian.

Raina menggeleng. "Enggak Ma. Nanti telat kalau masih sarapan."

"Ya udah, kamu bawa bekal aja. Kebetulan Mama udah buatin sandwich buat kamu." Dian memberikan kotak bekal berwarna merah muda yang sudah ia siapkan pada Raina.

Raina menerimanya. "Makasih Ma." Raina menaruhnya di dalam tasnya.

"Oh iya, Na. Tadi pagi waktu Mama mau buang sampah ada nasi goreng. Kamu yang buang, ya?" tanya Dian.

Raina tampak bingung. Seingatnya, semalam ia sama sekali tidak membeli nasi goreng. Jadi tidak mungkin ia yang membuangnya.

"Enggak Ma. Aku aja gak beli nasi goreng."

"Terus siapa yang buang dong?"

"Mama pikir lagi aja. Aku mau berangkat sekolah. Ojek online udah di depan. Bye, Ma." Raina mengecup pipi Dian kemudian pergi.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • RIAN RAINA   PART 32

    "RIAN!" Raina berteriak kesal ketika Rian menyiram air dan tanah ke lantai yang sudah dipel oleh Raina.Raina kini sedang berada di rumah Rian. Cowok itu membawa Raina ke rumahnya. Ia menghukum Raina mengerjakan pekerjaan rumah, karena Raina terlambat menyerahkan tugasnya tadi dan membuatnya dihukum."Pel lagi. Masih kotor," ucap Rian."Gimana gak kotor, setiap gue selesai pel selalu dikotorin sama lo. Ini udah tiga kali. Lo mau hukum gue atau mau bikin gue sengsara?" omel Raina dengan wajah memerah menunjukkan kalau ia benar-benar marah.Tentu Raina marah, karena sudah ketiga kalinya Rian mengotori lantai rumah yang telah dipel oleh Raina. Setiap Raina hampir selesai mengepel, pasti akan dikotori lagi oleh cowok itu."Kerja. Jangan bacot," ucap Rian. Cowok itu duduk di kursi kemudian memainkan ponselnya. Ia sama sekali tidak peduli dengan Raina yang masih saja kesal."Ini terakhir kali lo kotorin lantainya, ya. Sekali lagi lo kotorin gue ga

    Last Updated : 2021-08-25
  • RIAN RAINA   PART 33

    "Raina! Kamu ke mana aja? Jam segini baru pulang. Kamu bikin Papa sama Mama khawatir," omel Dian."Maaf Pa, Ma. Aku tadi masih ke rumah Rian. Bantuin dia kerjain tugas," ucap Raina sembari menundukkan kepalanya. Ia sangat takut jika kedua orang tuanya marah padanya."Jadi kamu bantuin Rian kerja tugas? Mama kira kamu keluyuran ke mana."Raina segera mengangkat kepalanya. Cukup bingung dengan perubahan sikap mamanya yang tiba-tiba berubah."Mama udah gak marah sama aku?" tanya Raina."Kalau kamu bantuin Rian kerja tugas buat apa Mama marah? Niat kamu kan baik mau bantuin Rian. Tapi lain kali kalau kamu pergi bilang-bilang biar Papa sama Mama gak khawatir.""Iya Raina. Papa sama Mama gak bakal marah kalau kamu itu pergi buat belajar, tapi kamu harus kabarin Papa sama Mama. Biar gak bikin khawatir," sahut Seno."Iya Pa, Ma. Maaf usah buat khawatir. Aku janji lain kali gak bakal bikin Papa sama Mama khawatir lagi.""Ya udah kamu ke

    Last Updated : 2021-09-23
  • RIAN RAINA   PART 34

    "Pagi Rain," sapa Risa sembari tersenyum hangat."Pagi Ris," balas Raina yang terlihat pucat."Luna belum datang, ya?" tanya Risa.Raina menggeleng. "Belum," jawab Raina dengan suara lemas. Merasa ada yang aneh dengan Raina, Risa pun menatap Raina."Lo kenapa, Rain? Lo sakit?""Enggak. Cuma kecapekan doang.""Kecapekan? Emang lo ngapain?"Belum sempat Raina menjawab, Risa sudah kembali berbicara."Tunggu. Jangan bilang lo disuruh kerja di rumahnya Rian?"Raina tidak menjawab. Ia memilih diam membuat Risa semakin yakin kalau dugaannya benar."Jadi benar, kan? Gila tuh orang. Bisa-bisanya dia perlakuin lo kayak gini."Dengan kesal, Risa bangkit berdiri."Lo mau ke mana, Ris?" tanya Raina."Mau beli pulpen.""Lo gak bakal samperin Rian ke kel

    Last Updated : 2021-11-13
  • RIAN RAINA   PART 35

    Rian menatap sinis Arka yang berada di depan kelas Raina.Rian memang saat ini sedang berada di depan kelas Raina. Ia berniat ingin pulang bersama Raina. Namun melihat Arka yang juga berada di sana, membuat suasana hatinya menjadi buruk."Ngapain lo di depan kelas Raina?" tanya Rian dengan nada tidak suka."Mau pulang bareng Raina.""Raina pulang sama gue."Arka tersenyum remeh. "Emangnya Raina mau pulang sama lo?""Raina cewek gue," ucap Rian dingin."Cewek doang bangga. Palingan bentar lagi juga putus."Mendengar ucapan Arka membuat amarah Rian membuncah. Saat ia sudah bersiap ingin memukul Arka, Raina pun keluar dari kelas."Ngapain di sini?" tanya Raina membuat Rian segera mendekati Raina."Nungguin lo.""Nungguin gue? Ngapain?""Pulang bareng gue.""Rain, pulang sama gue aja," sahut Arka.Rian tak segan memberikan tatapan tajamnya pada Arka. Namun cowok itu hanya tersenyu

    Last Updated : 2021-11-22
  • RIAN RAINA   PART 36

    Pagi ini Raina merasa kondisi tubuhnya sudah lebih baik dari kemarin. Ia bersyukur untuk itu. Raina tidak suka sakit. Karena sakit membuatnya tidak bisa melakukan banyak hal.Raina pun turun ke lantai bawah. Ia menghampiri kedua orangtuanya yang sudah berada di meja makan hendak sarapan."Pagi Pa, Ma.""Pagi Sayang. Gimana? Udah gak demam lagi, kan?""Udah enggak, Ma.""Syukurlah kalau udah sembuh. Nih, sarapan buat kamu." Dian memberikan bubur ayam pada Raina membuatnya mengerutkan kening."Bubur ayam? Mama masakin bubur ayam buat aku?" tanya Raina."Enggak. Ini dikasih sama Rian.""Rian? Dia ke sini?" tanya Raina lagi."Enggak. Dia antarin lewat ojek online.""Rian itu anak yang baik, ya. Perhatian sama kamu," ucap Seno.Raina hanya tersenyum. "Iya dia baik. Baik banget malah."Raina yakin Rian sengaja bersikap baik padanya agar kedua orangtuanya menganggap kalau Rian benar-benar cowok yang baik.

    Last Updated : 2021-12-05
  • RIAN RAINA   PART 37

    "Door!" Raina terkejut karena Luna yang tiba-tiba mengejutkannya."Mau bikin gue serangan jantung, ya?"Luna terkekeh. "Ya abis pagi-pagi udah ngelamun. Ada masalah apa lagi lo?""Enggak. Gue gak ada masalah apa-apa. Cuma lagi mikirin Rian aja.""Rian? Kenapa dia? Jangan bilang lo udah mulai suka sama dia, ya?""Ya enggaklah. Gak mungkin gue suka sama dia.""Terus kenapa lo mikirin dia?" tanya Luna."Gue kagum aja sama dia. Walaupun dia keliatan cowok nakal, tapi dia baik sama anak jalanan. Kemarin dia ngajak gue pergi bagi-bagi makanan buat anak jalanan," cerita Raina."Bisa aja dia sengaja ngelakuin itu biar lo mikirnya dia itu baik," sahut Risa.Raina menggeleng. "Enggak. Itu gak mungkin. Mereka aja keliatannya dekat banget sama Rian. Gak mungkin Rian cuma sengaja baik sama mereka karena ada gue.""Ya gue cuma mau bilang aja jangan gampang percaya sama cowok kayak dia. Apalagi sampai jatuh cinta sama dia."

    Last Updated : 2022-01-12
  • RIAN RAINA   Part 38

    "Makasih udah antarin gue pulang." Raina mengembalikan helm yang sempat dipakainya pada Rian.Setelah itu, ia pun masuk ke dalam. Namun, ia merasa ada yang berjalan di belakangnya. Raina menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke belakang."Loh, kok lo gak pulang? Kenapa malah ikut gue masuk ke dalam?" tanya Raina heran."Sama calon mertua di suruh masuk." Rian menatap Dian yang sedang berada di teras rumah sembari tersenyum padanya."Siang Tante." Rian mencium tangan Dian."Siang Rian. Ayo masuk dulu. Kebetulan Tante udah siapin makan siang."Raina yang hendak mencium tangan Dian hanya bisa melongo ketika mamanya itu langsung masuk ke dalam rumah bersama Rian."Sabar Raina."*****Setelah mengganti pakaian seragamnya, Raina ikut bergabung dengan Dian dan Rian yang sudah berada di me

    Last Updated : 2022-03-11
  • RIAN RAINA   PART 39

    "Wih! Ada coklat, nih. Bagi ya, Na?" pinta Luna ketika melihat sebatang coklat di meja Raina."Makan aja," ucap Raina yang sedang menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya."Beneran?" tanya Luna yang sudah tersenyum.Raina hanya mengangguk."Makasih ya, Rain. Emang lo paling terbaik.""Kenapa lo? Begadang nonton drakor lagi?" tanya Risa."Ya elah, Rain, gue kan udah bilang begadang itu cukup weekend aja. Jangan hari-hari sekolah juga lo begadang," sahut Luna.Raina mengangkat kepalanya. Sepertinya ia tidak akan bisa tidur walaupun sebentar. Karena kedua sahabatnya ini selalu saja mengajaknya mengobrol dan itu tidak bisa membuatnya untuk tidak menanggapi mereka."Gue begadang bukan nonton drakor, tapi karena ngerjain tugasnya Rian. Udah deh lo berdua jangan ngajak gue ngomong. Gue ngantuk.""Emang benar-benar si Rian. Bisa-bisanya dia jadiin teman gue babu. Lo tenang aja nanti gue marahin dia," ucap Luna.

    Last Updated : 2022-03-13

Latest chapter

  • RIAN RAINA   PART 110

    “Ngapain lo ke sini?” Rian bertanya dengan ekspresi tidak suka. Sama sekali tidak ada niatan untuk menyambut tamunya dengan ramah. Apalagi setelah tahu tamu yang datang adalah Sofhie.Setelah bertemu Raina tadi, “Gue ke sini mau ngomong sama lo. Sebentar aja.”“Lima menit. Habis itu lo udah harus pergi.”Sofhie mengangguk.“Mau ngomong apa?”Sofhie mengambil napas sejenak, lalu mulai berbicara, “Gue ke sini karena mau minta maaf sama lo. Gue nyesal udah ganggu hubungan lo sama Raina. Harusnya gue gak ngelakuin itu. Gue pikir dengan gue kembali lo bakal mau balik lagi sama gue. Ternyata gue salah.”“Soal preman-preman itu? Lo gak mau ngaku?” tanya Rian. Karena Rian masih curiga dengan Sofhie.Sofhie menggeleng. “Gue berterima kasih sama Raina karena dia udah mau nolongin gue. Tapi jujur gue sama sekali gak pernah nyuruh preman-preman itu. Kalau lo gak mau percaya silakan. Gue gak bakal maksa.”“Gue janji gak bakal ganggu hubungan lo sama Raina lagi. Gue bakal pergi jauh biar kalian gak

  • RIAN RAINA   PART 109

    “Ya ampun, Raina! Itu kenapa jidat lo?” Luna mendekati Raina hendak menyentuh kening Raina, tapi Raina menghindar.“Jatuh kemarin.”“Kok bisa?”“Didorong sama preman.”“Preman? Maksudnya?” Risa ikut bertanya.Kedua sahabatnya bingung dan juga kaget. Raina bisa memaklumi, karena ia memang tidak sempat menceritakan kejadian kemarin pada keduanya. Raina tidak mau mengganggu waktu keduanya. Jadi Raina memilih untuk menceritakan langsung.“Kemarin gue nolongin Sofhie yang digangguin preman. Terus premannya dorong gue. Jadi kayak gini, deh.” Raina menjelaskan secara singkat.“What? Nolongin Sofhie? Serius lo?” Luna mengembuskan napas sejenak lalu kembali melanjutkan ucapannya, “Gini ya, dia itu musuh lo. Tapi bisa-bisanya lo nolongin dia?”“Ya, gue kasihan sama dia. Lagian kita harus saling tolong-menolong, kan?”“Iya emang tapi lo mikir-mikir juga kali. Bisa aja dia sengaja nyewa preman-preman itu biar keliatan kalau dia digangguin, tapi ternyata cuma mau narik perhatian lo buat nolongin di

  • RIAN RAINA   PART 108

    Rian berdecak ketika ponselnya berdering. Ia kesal karena yang meneleponnya adalah Sofhie. Sudah lima kali Rian menolak panggilan cewek itu, tapi Sofhie tidak menyerah menghubunginya.Rian membiarkan ponselnya begitu saja tanpa ada niatan untuk menjawabnya.Tak lama kemudian ponselnya kembali berdering. Rian yang tadinya ingin mematikan ponselnya segera mengurungkan niatnya karena ternyata yang meneleponnya kali ini adalah Andi.“Kenapa?”'Yan, gawat!'Rian mengerutkan keningnya ketika mendengar suara Andi yang cukup panik.“Lo kenapa? Ada masalah?”'Raina.'Rian makin bingung.“Raina? Kenapa Raina?”'Barusan Sofhie telfon gue katanya Raina masuk rumah sakit.'Rian mendadak terdiam. Apa ia tidak salah dengar? “Gue gak salah dengar, kan?” Rian bertanya memastikan.'Iya, Yan. Mendingan lo buruan ke rumah sakit kenanga. Gue juga otw ke sana.'Panggilan pun diakhiri oleh Andi. Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya, tapi ia tidak ada waktu untuk mencari semua jawaban itu. Karena yang

  • RIAN RAINA   PART 107

    “Nyapu sendiri lagi?” Rian menghampiri Raina di kelas setelah pelajaran selesai. Kebetulan Raina sedang menyapu kelas. Tadinya ada beberapa temannya yang juga piket, tapi mereka sudah selesai lebih dulu. Mereka ingin menunggu Raina sampai selesai, tapi Raina menolak dan menyuruh mereka untuk pulang lebih dulu.Raina menoleh sejenak pada Rian, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Enggan menjawab Rian.“Gue bantuin, ya,” tawar Rian.“Gak usah.” Raina menolak.“Udah gak papa biar gue bantuin. Kasihan lo kecapekan.” Rian hendak mengambil alih sapu dari Raina, namun Raina sudah lebih dulu menjauhkannya.“Gak usah ganggu gue,” ucap Raina dingin.“Ya udah, kalau gitu gue nungguin lo sampai selesai, ya. Biar bisa pulang bareng.”Raina kembali menoleh pada Rian dengan satu alis terangkat. “Emang gue bilang mau pulang sama lo?”Rian mengangguk, “Tadi kan kita udah sepakat pulang bareng waktu istirahat.”“Gue gak pernah buat kesepakatan sama lo. Pergi!”“Rain, jangan kayak gini dong. Gue tahu l

  • RIAN RAINA   PART 106

    Rian memainkan ponselnya sembari menunggu Raina yang kembali dari toilet.Saat sedang asyik dengan ponselnya, tiba-tiba seorang cewek datang. Lalu, tanpa izin darinya cewek itu langsung memeluk Rian.Rian yang tiba-tiba dipeluk seperti itu langsung terkejut.“Sofhie?” Rian lebih terkejut ketika tahu siapa cewek itu.“Gue gak nyangka kita ketemu di sini. Kayaknya kita emang ditakdirkan buat balikan lagi, deh. Soalnya kita selalu ketemu padahal gak pernah janjian.”“Apaan sih lo. Gak usah ngaco, deh. Lepasin gue.” Rian hendak melepaskan pelukan Sofhie, namun cewek itu malah memeluknya lebih erat.“Sofhie lepasin.”“Rian.”“Ra-Raina.” “Hai Rain. Ketemu lagi kita.” Sofhie menyapa sembari tersenyum.Kesempatan itu Rian gunakan untuk melepas pelukan Sofhie.“Lo tahu gue sama Rian itu emang ditakdirkan buat bersama. Buktinya kita selalu ketemu tanpa diduga. Kayak sekarang ini.” Sofhie menoleh pada Rian. “Iya kan, Yan?”Raina tersenyum sinis. “Takdir? Gak usah sok-sokan ngomong takdir. Rian

  • RIAN RAINA   PART 105

    Rian mencari Raina ke kelas cewek itu, tapi Raina tidak ada. Rian sudah bertanya pada Luna dan Risa, tapi mereka juga tidak tahu keberadaan Raina.Sejak pagi, Rian belum juga bertemu dengan Raina. Saat Rian pergi ke rumah Raina untuk menjemput cewek itu, Raina ternyata sudah berangkat sekolah lebih dulu.Rian tidak tahu ada apa dengan Raina. Tapi Rian merasa Raina sedang menghindarinya. Apa mungkin Raina menghindar karena takut Rian akan marah pada cewek itu perihal masalah kemarin?Mungkin Rian memang marah pada Raina karena sudah membohonginya, tapi itu kemarin. Sekarang Rian tidak ingin memarahi Raina, tapi ia hanya ingin berbicara dengan Raina. Rian ingin tahu alasan Raina berbohong padanya.“Akhirnya ketemu juga.” Raina menoleh pada Rian.Setelah mencari Raina di beberapa tempat, akhirnya Rian menemukan Raina di rooftop.Raina terkejut, tidak menyangka Rian akan menemukannya. Padahal, daritadi Raina mencoba menghindari Rian.“Lo kenapa hindarin gue? Gue kan udah bilang kemarin ma

  • RIAN RAINA   PART 104

    “Gue gak akan biarin lo rebut Rian dari gue, Sofhie. Gak akan!” gumam Raina kesal.Ada rasa kesal karena ucapan Sofhie tadi, tapi di lain sisi Raina cukup puas karena bisa memberitahu langsung cewek itu kalau ia tidak akan merelakan Rian kembali bersama cewek itu. Raina harus melakukan itu agar Sofhie sadar kalau dia tidak akan bisa bersama Rian lagi. Karena Rian kini miliknya.“Raina?” Raina yang baru keluar dari cafe terkejut ketika bertemu dengan Liam.Raina seketika langsung tersenyum, “Eh, Liam. Kok sendiri? Gak sama Andi?”“Iya, mau ketemu teman. Lo sendiri ngapain di sini? Gak sama Rian?” Liam balik bertanya.“Em, sama. Ketemu teman juga. Kalau gitu gue duluan, ya.” Raina buru-buru pergi dari sana. Raina terpaksa berbohong pada Liam karena ia tidak mau Liam tahu kalau ia bertemu dengan Sofhie. Karena jika Liam tahu, maka dipastikan Rian juga akan tahu. Dan kalau sampai Rian tahu cowok itu pasti akan marah padanya.Liam merasa ada yang aneh dengan Raina, tapi cowok itu memilih

  • RIAN RAINA   PART 103

    Andi berlari menghampiri Rian dan Liam yang sedang mengobrol di depan kelas.“Eh, ada berita bagus. Lo berdua mau dengar gak?”“Gak!” jawab keduanya kompak.“Oke, karena lo berdua penasaran banget jadi gue kasih tahu aja deh.”“Terserah lo deh.”Andi tersenyum lalu melanjutkan ucapannya, “Wanda udah pindah sekolah ke luar negeri.”“Serius lo?” Rian yang tadinya tidak peduli langsung merespons.“Serius lah. Masa gue bohong.”“Kapan pindahnya? Kok kita gak tahu?” Liam bertanya.“Jelas lo gak tahu lah. Lo kan gak pernah peduli sama orang lain. Apalagi cari tahu berita kayak gini.”“Bagus deh kalau dia udah pindah.” Rian tersenyum lega. Tentu ia merasa lega karena sudah tidak ada yang mengganggunya lagi.“Emang bagus sih Wanda udah pergi, tapi masalahnya Sofhie muncul lagi. Jadi lo belum bisa dinyatakan bebas.”Rian terdiam. Benar yang dikatakan Andi. Dirinya belum sepenuhnya bebas karena kehadiran Sofhie. Apalagi cewek itu memiliki sifat yang tidak mudah menyerah. Meskipun begitu, Rian t

  • RIAN RAINA   PART 102

    Rian segera melepaskan tangan Sofhie ketika cewek itu menggenggam tangannya.“Apa yang mau lo jelasin? Gue kasih lo waktu lima menit.”“Bisa pesan minum dulu gak? Gue kangen banget bisa ke kafe ini lagi sama lo. Rasanya udah lama banget kita gak ke sini.”“Oke. Buruan pesan.”Sofhie tersenyum lalu memanggil waiters untuk memesan minuman.“Mbak, saya cappucino satu, ya.” Sofhie lalu beralih menatap Rian, “Lo mau minum apa?”Rian menggeleng.“Yakin? Gak haus?” Sofhie bertanya memastikan.“Hm.”“Ya udah, Mbak, pesanannya itu aja dulu, ya.”Setelah waiters tersebut pergi, Rian kembali berucap, “Buruan ngomong.”“Nunggu minumannya datang dulu, lah, Yan.”Rian menghela napas. “Kalau sampai minumannya datang dan lo gak mau jelasin juga gue pulang.”“Iya, lo gak usah marah-marah dong.”Tak lama kemudian minuman pesanan Sofhie datang.Rian menunggu Sofhie menyeruput minumannya sebelum cewek itu berbicara. Kalau saja Raina tidak menyuruhnya untuk mendengarkan penjelasan Sofhie, Rian tidak akan

DMCA.com Protection Status