Alexa sedang sibuk membereskan barang-barangnya dan tiba-tiba kedua matanya tertuju kepada sebuah undangan pesta ulang tahun. Alexa menggeleng pelan, lalu memutuskan untuk menyimpan undangan tersebut ke dalam tas. Sementara itu, Bu Siti datang dan langsung memanggil nama Alexa dengan sangat kencang.
“Alexa! Alexandra! Murid Bu Siti yang paling pintar dan berprestasi. Selamat, ya!” seru Bu Siti.
Lamunan Alexa terhenti. Alexa merasa kaget dan agak sedikit tersentak. Alexa mengalihkan pandangannya dan melihat Bu Siti yang sedang tersenyum lebar.
“Bu Siti, saya kaget!” seru Alexa pelan.
“Kaget? Kamu kebanyakan melamun, sih! Kamu melamun tentang Danish Adelio, ya?” tanya Bu Siti.
Alexa ingin menghela napasnya, seolah-olah Bu Siti sudah mengetahui isi hati dan pikirannya sekarang. Alexa
Alexa menutup pintu kamarnya rapat-rapat dan menyandarkan tubuhnya di pintu kamarnya. Alexa baru pulang menjelang malam hari. Belle dan Kayla terlalu bersemangat untuk berkeliling seluruh sudut di pusat perbelanjaan. Tujuannya adalah untuk membuat Alexa kembali tersenyum dan bahagia. Namun, usaha kedua sahabatnya belum berhasil. Alexa masih saja terus memikirkan Danish dan belum mampu merasa bahagia. Alexa hanya merasa semakin lelah karena harus berjalan kaki sangat jauh. Alexa melemparkan tas sekolahnya secara asal ke atas tempat tidurnya. Alexa meraih ponselnya dan ikut merebahkan dirinya di tempat tidur. Alexa mengecek seluruh notifikasi yang masuk. Lagi-lagi, Alexa merasa begitu bodoh karena masih saja menunggu sebuah notifikasi dari Danish. Alexa membuka akun
Alexa merasa waktu berlalu dengan sangat cepat. Semula, Alexa berpikir masih memiliki sangat banyak waktu untuk mempersiapkan seluruh keperluan pesta ulang tahun sweet seventeen yang akan dirayakan pada 31 Desember. Namun, Alexa tidak menyangka kini dirinya seperti telah kehabisan waktu untuk mempersiapkan semuanya. Alexa melirik kalender yang ada di meja belajarnya. Hari ini merupakan tanggal 30 Desember, sehingga hanya tersisa satu hari lagi saja untuk mempersiapkan semuanya. Satu hari menjelang hari ulang tahunnya, tetapi tidak sedikit pun perasaan Alexa telah membaik. Satu hari menjelang hari ulang tahunnya, tetapi tidak sedikit pun Alexa merasa bahagia. Alexa sempat merasa begitu bodoh karena berharap dirinya akan merasa sangat bahagia di hari ini. Alexa yang dulu sempat tergila-gila kepada Danish sempat memikirkan ulang ta
Acara fan meeting Danish Adelio hari ini dilaksanakan di salah satu hotel yang cukup megah di Jakarta. Alexa turun dari mobilnya dan melangkahkan kakinya secara perlahan. Alexa tetap masih mengenakan kacamata hitamnya dan berharap tidak ada seorang pun yang mengenalinya. Alexa sudah benar-benar malas jika harus berurusan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia selebriti sekarang. Alexa mulai melayangkan pandangannya dan mulai sibuk mencari sosok Danish. Alexa yakin Danish sebentar lagi datang. Alexa memang berniat untuk menemui Danish di akhir acara karena tidak ingin merusak suasana hati Danish. Alexa ingin membiarkan Danish untuk fokus terlebih dahulu untuk melaksanakan fan meeting. Tidak lama kemudian, Alexa mendengar suara teriakan para penggemar. Mereka semua memanggil nama Danish Adelio. Alexa melayangka
Banyak sekali hal yang masih ingin diungkapkan Alexa kepada Danish sekarang. Namun, Alexa seperti tidak memiliki lidah saat harus berhadapan dengan Danish. Alexa sama sekali tidak dapat berbicara. Alexa hanya mematung sambil terus berusaha mengendalikan detak jantungnya. Alexa masih mengamati Danish yang berjalan menjauh darinya. Rasanya sungguh sulit hanya mengucapkan satu kalimat kepada Danish, yaitu meminta Danish untuk datang ke pesta ulang tahunnya. Danish terasa begitu asing bagi Alexa sekarang, padahal dahulu Alexa selalu dapat menelepon Danish tengah malam.“Danish Adelio, please come to my birthday party,” kata Alexa dalam hatinya. Danish masih saja terus berjalan menjauh dari Alexa. Alexa masih terus berharap Danish akan kembali, walau Alexa tahu harapannya akan berakhir sia-sia. Alexa mulai berusaha
Alexa kembali meraih ponselnya. Setelah berusaha untuk merangkai kata, akhirnya Alexa memutuskan untuk mengetik sebuah pesan Whatsapp balasan untuk Danish.To: Danish AdelioKak Danish, will you come to my birthday party? Alexa hanya ingin tahu tentang hal tersebut. Alexa masih sangat berharap Danish akan datang ke pesta ulang tahunnya. Alexa menarik napasnya dalam-dalam, lalu mengirimkan pesan Whatsapp tersebut kepada Danish. Alexa masih terus menatap layar ponselnya dan berharap Danish segera membalas pesannya. Alexa terus menanti, hingga membuat dirinya mulai lelah dan akhirnya tertidur lelap.-- Ponsel Danish berbunyi. Danish kembali menyalakan lampu kamarnya dan berjalan meraih ponselnya. Danish terkejut saat melihat pesan Whatsapp balasan dari
Tanggal 31 Desember seharusnya diartikan sebagai hari untuk bersenang-senang bagi kebanyakan orang, tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk Danish. Danish mengerti bahwa mimpi buruknya akan segera menjadi kenyataan sekarang. Danish mengerti bahwa sebentar lagi dirinya harus memaksa cinta dan hatinya kepada Reina, yaitu wanita yang tidak dicintainya. Danish menghela napasnya berkali-kali sambil terus melirik jam tangannya. Dirinya masih teringat tanggal 31 Desember tahun lalu yang masih diisi dengan kegiatannya untuk shooting. Danish masih ingat dirinya sempat marah-marah kepada Pak Damar tahun lalu. Kini, waktu begulir dengan sangat cepat. Tahun ini, Danish harus duduk di hadapan Ibu Barbara dan Reina tepat di tanggal 31 Desember. Danish harus segera menghadapi semua kenyataan ini. Danish melirik Ibu Barbara dengan sangat ogah-o
Danish menyadari bahwa dirinya masih belum sempat mengenakan pakaian yang rapi untuk datang ke pesta ulang tahun Alexa pada hari ini. Danish tidak peduli dengan semua itu. Danish hanya berharap dirinya tidak terlambat. Danish benar-benar tidak mengerti dengan perasaannya sekarang. Waktu itu, Danish seolah-olah paling membenci dan paling tidak mengharapkan kehadiran Alexa di sisinya, tetapi sekarang Danish dengan keinginannya sendiri melangkahkan kakinya ke pesta ulang tahun sweet seventeen Alexa. Entah, mungkin rasa gengsi Danish yang terlalu tinggi telah membuat Danish sulit untuk mengungkapkan perasaannya. Danish benar-benar tidak mengerti dengan semua ini. Dulu, Danish pernah menganggap Alexa adalah salah satu makhluk paling tidak penting dan paling tidak berguna di muka bumi, tetapi kini semuanya seperti berubah. Danish meny
Alexa masih terus melirik jam tangannya dan sesekali masih berusaha untuk melayangkan pandangannya ke sekeliling. Alexa tahu harapannya akan berakhir sia-sia, tetapi Alexa seperti tidak pernah putus asa dan berhenti untuk berharap. Alexa kembali melirik jam tangannya lagi. Pikirannya semakin berselimut kekacauan. Sekali lagi, Alexa masih ingin berharap, walau hatinya sudah mengatakan jawabannya.“Danish engga akan datang,” kata Alexa dalam hatinya. Sampai saat ini, Danish masih belum menunjukkan batang hidungnya. Sekali lagi, Alexa berusaha untuk menajamkan penglihatannya dan melayangkan pandangannya ke sekeliling. Para tamu undangan sudah pulang dan hanya tersisa beberapa kru yang sedang membereskan dekorasi sisa pesta ulang tahun Alexa. Danish benar-benar tidak datang.“Dasar, Alexa bodoh! Sudah dibilang, Danish tidak mungkin datang!” seru Alexa dalam hatinya.&nb