Share

KAMU DI MANA

Author: Hanin Humayro
last update Last Updated: 2022-11-03 07:38:02

MITA

Dari gaya bicara mertua, kelihatannya tidak sedang berbohong. Dan memang tipe mertuaku bukan pembohong. Baik malah. Apalagi sejak aku suka memberinya uang bulanan yang cukup banyak.

"Mita buru-buru, Mah. Ada urusan penting sama mas Dodi."

Mama tak bisa mencegah kepergian menantunya. Ia hanya menjawab dalam dan mengucapkan kata-kata agar aku berhari-hari di jalan.

Dari rumah mama mertua, aku pergi ke rumah ipar. Kakak mas Dodi ini yang pinjam motor gak dibalik-balikin. Sekarang, aku malah pakai yang paling buruk rupa.

Rumah kakak ipar letaknya satu kelurahan dengan rumah mama mertua. Jadi tak perlu waktu lama untuk sampai ke sana.

Di rumah yang pagarnya berwarna silver, aku bertanya hal sama pada kakak ipar. Kataku apakah mas Dodi menginap di sini semalam.

"Dodi sebulan ini gak ke rumah Mba. Udah sombong dia, jadi gak mau nengok ke sini lagi."

Jawaban mba mas Dodi membuatku harus kembali kecewa. Rasanya jalan keluar atas masalah ini sulit sekali ditemukan. Mencari mas Dodi sudah seperti mencari buronan korupsi yang lolos terus menerus.

Duh, sepertinya di adiknya pun tak ada. Apa sembunyi ke rumah temannya. Parah banget ini orang. Rahangku sampai memggembung ketika bayangan wajah mas Dodi masuk ke cerukan otak.

"Mba, aku ambil motor, ya. Ada perlu, nih!"

Kebetulan sekali motorku yang dipinjam nangkring di teras. Ini kesempatan untuk mengambii hak yang lama tak didapat. Aku yang beli, orang yang pakai seenaknya. Padahal suaminya punya motor juga.

"Eh, tapi, Mba mau pake, loh! Ini mau jemput Risma!"

Aku tak peduli, terus saja mendesaknya agar menyerahkan STNK dan kunci. Karena aku bersuara tinggi di teras rumah, mau tak mau ia memberi yang dipinta. Pasti bakal malu didengar tetangganya tentang pinjaman motor.

Minjem, kok, udah enam bulan gak dibalik-balikin. Biar belunya udah lama, tapi'kan masih bagus. Beda banget dengan motor jadul itu. Lumayan bisa dijual untuk nambah setoran. Nanti motor mas Dodi yang kupakai.

"Mba boleh pake yang itu untuk jemput Risma, ya!"

Setelah berkata begitu, aku menyalakan motornya. Suaranya juga masih oke ini. Mesin pastilah bagus juga.

"Ta, Mitaaa!"

Suara mba Winda tak terdengar lagi sebab motor sudah melesat membelah jalanan. Aku yakin dia tengah meradang setengah mati. Terserahlah mau marah atau mengadu pada mas Dodi dan mamanya. Yang penting motor ini kembali.

Akan kucari mas Dodi ke rumah teman-temannya. Terserah apa pandangan orang-orang itu, yang penting uang bisa diselamatkan.

Hari ini juga mas Dodi harus ditemukan.. Kalau ditunda sampai besok dan beaok lagi bakal ludes itu uang. Untung ATM nya sudah kublokir kemarin, jadi sisa sepuluh juta itu bisa diamankan. Kalau tidak, kemungkinan besar diambil lagi olehnya.

Bisa jadi 'kan dia menghabiskannya untuk foya-foya. Traktir sana sini, beli ini dan itu. Atau yang paling mengerikan dihabiskan dengan wanita lain.

Jika itu terjadi, aku takkan memaafkannya. Enak saja uangnya dipakai untuk memanjakan wanita lain. Memang aku dianggap apa.

Uang itu hasil jerih payah dari menjualkan tanah, rumah dan kendaraan orang. Juga menjual barang apa saja yang diamanahkan padaku. Masa iya mau diem aja dipakai selingkuh. Aku bukan wanita bodoh yang nerima dizolimi bagaimanapun juga. Lebih baik hidup tanpa suami kalau hanya jadi sapi perah.

Related chapters

  • REKENING RAHASIAKU   STRATEGI LAIN

    Dari dulu aku memang suka dagang. Waktu SD saja suka jualan gorengan untuk membantu ibu. SMP jual aksesoris yang diproduksi tetangga. SMU, pulang sekolah suka ikut paman jualan makanan pinggir jalan.Pengalaman itu membuatku tak malu dagang apapun asal halal. Dua tahun ke belakang barulah bertemu jalan dagang lebih menjanjikan. Awalnya ikut teman jadi makelar rumah. Lama-lama punya nama dan jaringan sendiri.Kalau mas Dodi tak punya bakat dagang. Ia lebih pas bekerja pada orang. Jadi kurang berkembang. Tahu sendiri kenaikan gaji juga terbatas. Sudah bertahun-tahun kerja, gajinya baru tembus empat juta. Pokoknya mas Dodi harus ketemu. Aku gak mau dikejar orang-orang gara-gara tak bisa setor. Selain malu, namaku yang sudah cetar bisa amblas karena nila setitik ini. Yang ada, jaringan bisnis hancur berantakan.Salahku sendiri membiarkannya tahu pin ATM, bahkan suka memintanya mengambilkan uang tunai. Sebenarnya aku percaya karena dulu mas Dodi baik banget. Gak mengusik penghasilan istri

    Last Updated : 2022-11-03
  • REKENING RAHASIAKU   ANCAMAN

    Mas Dodi akan takut dengan ancaman rumahnya dijual. Apalagi surat-surat berharga ada di kamar.Ini hanya gertakan sebab akupun tak mau rumah dijual. Selain tempatnya nyaman, nanti uangnya digondol dia semua. Meski aku ikut andil merenovasi, tak punya kekuatan hitam di atas putih bahwa jadi milik berdua. Mengingat karakter mas Dodi sekarang, aku harus segera buat perjanjian soal rumah dan harta lainnya. Jika kami cerai semua harus dibagi dua.. Hingga siang tiba, belum ada tanda-tanda kedatangan mas Dodi. Yang ada malah chat bertanya soal rumah. Tentu saja ini kujadikan postingan baru bahwa rumah sudah ada yang melirik. Tak lupa tag lagi akunnya.Akhirnya orang yang ditunggu pun datang. Takut juga dengan ancaman terselubung itu. Kupikir dia akan marah-marah, nyatanya tidak,malah memasang tampang sangat manis. Kata-katanya juga lembut."Maafkan aku, ya, Say. Uang masih ada, kok. Tapi sebagian sudah masuk ke dealer. Sebagian lagi aku jadikan modal usaha biar ada pemasukan untuk tambahan

    Last Updated : 2022-11-03
  • REKENING RAHASIAKU   TETAP WASPADA

    Tak bisa dipungkiri, aku senang diperlakukan begini. Tapi, bukan berarti langsung percaya pada kebaikan mas Dodi. Bisa jadi ini hanya strategi agar aku tak marah lagi.Dipikir kenapa lelaki ini berubah banget. Dulu baik, perhatian dan bertanggung jawab. Sekarang jauh sekali dari sifat itu. Sepertinya harus serius menyelidiki pergaulannya saat ini. Kalau tak sempat, bayar orang saja agar dapat informasi. Tapi, nanti kalau sudah ada uang lagi."Bobo yuk.. Mas kangen, nih!"*Meski mas Dodi sudah minta maaf dan bersikap lebih baik, aku belum percaya seutuhnya. Kecurigaan bahwa ini hanya drama masihlah tinggi. Maklum sekarang bukan mas Dodi yang dulu.Laki-laki ini banyak berubah hingga kepercayaanku hilang. Puncaknya saat ia menguras uang di ATM tanpa izin.. Sudah benar-benar punah kepercayaan yang tinggal beberapa persen itu.Untuk menghindari berulangnya kejadian, aku membuka dua rekening baru. Keduanya dirahasiakan dari siapapun. Transfer uang besar akan masuk ke sana, sementara trans

    Last Updated : 2022-11-03
  • REKENING RAHASIAKU   BUKA REKENING

    Setelah mas Dodi berangkat kerja, aku bersiap untuk pergi ke bank. Urusan rekening ini harus cepat selesai agar bisa fokus pada urusan lain. Salah satunya penjualan motor. Sudah ada yang mau, tapi baru bisa besok lihat motornya.Aku datang ke bank terdekat lebih dulu untuk ambil rekening dan buku tabungan. Barulah ke bank berikutnya. Karena hanya akan mengambil dua benda itu, gak akan selama yang antri lainnya.Tapi, ketika motor akan dimasukkan ke halaman bank, aku melihat motor suami mba Winda lewat. Buru-buru kuurungkan niat masuk ke sana. Agar tak dicurigai, aku masuk ke halaman mini market yang berada tak jauh dari bank.. Takutnya mas Agus sempat melihatku berhenti di depan halaman bank. Bisa-bisa rahasia ketahuan. Dia pasti kenal motor yang enam bulan dipakai istrinya.Ya, ampun ternyata mas Agus malah balik lagi, terus masuk ke halaman mini market. Terpaksa banget aku harus menyapanya. Kalau dia pergi, baru masuk bank. "Mau belanja, Mas?""Enggak, cuma mau ngomong sama kamu.

    Last Updated : 2022-11-03
  • REKENING RAHASIAKU   MOBIL BARU

    Hari ini mobil mas Dodi sampai di rumah. Pantas saja DP dan cicilannya besar,.lah, mobilnya aja yang di atas dua ratus juta. Benar-benar sok gaya. Tak ada uang, berani-beraninya kredit dengan harga segitu.Aku cuma bisa geleng-geleng kepala melihatnya berfoto di seluruh bagian mobil. Emang secara tampang mendukung, tapi keuangan 'kan tidak. Ini kali yang disebut gaya sultan, gaji karyawan. "Kalau kamu ketemu klien, 'kan gak malu-maluiin pakai mobil sekeren ini. Orang itu akan makin yakin dengan penampilan kita. Bilang saja kapan ada pertemuan, mas siap antar!"Benar juga, sih, bagi sebagian orang, penampilan itu yang utama. Mereka akan silau jika aku datang dengan mobil keren. Tapi, dengan tabiat mas Dodi sekarang, membawanya bertemu klien sama saja bunuh diri.Dia akan tahu jumlah uang yang kuterima. Bisa saja ke depan akan melakukan tindakan pencurian lagi.. Karena itu kalau mau bertemu klien, sewa mobil di temanku sajalah. Beres urusan.Tapi, iyakan saja di depan mas Dodi agar tak

    Last Updated : 2022-11-03
  • REKENING RAHASIAKU   CUKUP MILA

    Aku tidak perhitungan, hanya ingin mengajarkan arti sebuah tanggung jawab. Akad utang itu mengikat manusia hingga akhirat. Bahkan kalau sudah meninggal pun, tetqp harus dibayar. Mereka bisa renovasi rumah, beli perhiasan dan sering banget rekreasi. Tentu hal tersebut membutuhkan uang besar. Masa mengeluarkan budget sebanyak itu bisa, bayar utang tidak?"Waah, hebat, kamu Dodi, sudeh punya mobil baru. Gila, mobilnya keren banget! Boleh, dong, nanti kita pinjam!" kata mba Winda."Mqkin sultan saja kamu!" puji mas Agus. Kutinggalkan sepasang suami istri yang tengah memuji-muji mas Dodi. Aku akan menyiapkan minuman dan kudapan untuk mereka.Entahlah, kenapa tak mau sekalipun mereka memujiku.. Padahal pasti tahu bahwa yang terjun dalam bisnis itu aku, bukan mas Dodi. Tentu saja sadar kalau uang berlimpah kami berasal dari bisnis tersebut.Kayaknya rugi untuk sekedar memberi satu pujian padaku. Giliran butuh, barulah merengek-rengek minta dikasihani. Menyebalkan memang."Sekarang 'kan Dod

    Last Updated : 2022-11-03
  • REKENING RAHASIAKU   AKAN LAPOR

    Mba Winda ngomongnya jahat banget. Apakah seperti ini tabiat aslinya? Kalau ada kemauan tak terpenuhi, langsung membunuh karakter orang yang tak mengabulkan keinginannya. Aku sampai harus menghela napas dalam-dalam agar tak terlalu tersulut emosi. Kalau meledak-ledak malah bisa salah langkah. Yang rugi aku juga. "Kalau aku sebagai laki-laki digituin, langsung cerai! Wanita songong kalau didiamkan akan ngelunjak. Harga diri kita bakal rendah, serendah-rendahnya!" timpal mas Agus. Suami istri sama saja, tak tahu diri, egois. Rasanya jadi ingin teriak keras-keras untuk mengusir mereka. "Sebaiknya mas Agus dan mba Winda pulang. Tolong jangan memperkeruh suasana. Jangan hanya karena permintaan kalian tak dipenuhi, lantas mengadu domba aku dan mas Dodi. Dosa itu, Mas, Mba!""Munafik kamu, Ta. Ngomong dosa ke orang, kamu sendiri ngelakuin dosa ngelawan suami!" cerca mba Winda."Sebelum nasehati orang lain, tengok diri sendiri, sudah benar belum? Kalau belum mending diam!" tambah mas Agus.

    Last Updated : 2023-02-13
  • REKENING RAHASIAKU   KESAL

    "Aku minta maaf, Mas. Aku gak bermaksud merendahkan kamu, aku hanya kesal kenapa motor mau dipinjamkan.. Mas tahu sendiri aku butuh motor itu. Lagian kalau mereka minjem, alamat gak balik-balik. Coba mas pikir, kapan aku sesumbar pada keluarga kita soal apapun? Itu demi apa, demi menjaga nama kamu. "Esoknya aku bicara soal pertengkaran kemarin. Aku tak mau kami tak saling bicara dalam waktu lama. Lebih baik dibicarakan saja apa yang mengganjal di hati. Tak baik juga suami istri terus menumpuk masalah. Secepatnya harus diselesaikan agar tak jadi bom waktu. Mas Dodi tak merespon ucapanku. Ia mungkin masih kesal atas kejadian kemarin.. Ya, sudahlah, yang penting aku sudah berupaya membuka jalan penyelesaian.Karena tak kunjung bicara, akhirnya aku undur diri. Mungkin dia masih butuh waktu untuk meredakan emosi."Aku kerja pakai ojek saja, mobil dan motor itu punya kamu 'kan?"Aku hanya bisa mengelus dada mendapati sikap mas Dodi. Bukannya bicara baik-baik, malah merajuk seperti anak ke

    Last Updated : 2023-02-13

Latest chapter

  • REKENING RAHASIAKU   MOBIL BARU

    Hari ini aku dan mas Dodi pergi ke showroom. berniat membeli mobil secara cash. Aku Tidak akan memilih yang harganya terlalu mahal. cukup melihat secara fungsi saja. Lagi pula kami akan mengalokasikan uang yang dimiliki untuk membesarkan usaha. Biar harta pemberian orang tua berputar. Kalau dipakai untuk membeli barang konsumsi semua tentu habis tak tersisa. Karenanya aku juga menahan diri dari godaan benda-benda yang sebenarnya tidak terlalu penting. Sebagai wanita kadang aku ingin memiliki benda-benda tersebut. Tapi tetap berpikir ulang akan kepentingannya. Jangan sampai uang dihamburkan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan. Mas Dodi juga memiliki prinsip yang sama. Dia tidak lagi mementingkan gengsi seperti saudara-saudaranya. Katanya hidup dalam gengsi itu mahal. Bahkan cenderung menyiksa diri sendiri. Perubahan suamiku benar-benar sudah jauh. Tentu saja aku sangat berbahagia mendapatinya menjadi lebih baik dari hari ke hari. Aku pun bukan hal yang sama yaitu menjadi

  • REKENING RAHASIAKU   JUJUR

    MITASelang sebulan dari pembongkaran kasus makar terdengar berita bahwa Ferdi diciduk polisi. Rupanya sudah ada bukti kuat terkait kejahatan kejahatan orang tersebut. Katanya, sih, dia terancam masuk penjara sepuluh sampai dua puluh tahun. Kekayaannya pun disita.Kejadian itu menyempurnakan ketenangan hidupku dan Mas Dodi. Tak ada lagi ketakutan akan ada gangguan dari Ferdi. Juga hilanglah campur tangan para ipar sebab mereka perlu pencitraan diri demi harta hibah.Meski kami sudah memaafkan kesalahan masa lalu, kewaspadaan tetap dikedepankan. Tak boleh lengah oleh makar dan bujuk rayu menyesatkan. Aku dan mas Dodi sepakat untuk tidak terlalu dekat dengan mereka sebab menghindari bahaya. Tapi tetap bersikap sewajarnya. Tinggal satu masalah lagi, aku masih menyimpan satu rahasia dari mas Dodi, yaitu soal rekening yang berisi uang dua ratus juta lebih. Kalau digabungkan dengan uang hibah milik mas Dodi akan bisa jadi modal usaha cukup besar. Andai terwujud suamiku bisa keluar dari pek

  • REKENING RAHASIAKU   HUKUMAN

    Setelah mereka menjelaskan giliran kami berdua ditanyai. Juga diminta bukti-bukti atas kesaksian ini. Tentu saja kami memilikinya hingga percaya diri ketika harus mempertanggungjawabkan tuduhan di hadapan ayah. Setelah persoalan menjadi gamblang barulah ayah menyampaikan petuah-petuah pada saudara-saudara mas Dodi. Tak ada satupun yang luput dari kemarahan ayah. Mereka hanya bisa mendengar sambil menundukkan kepala ceramah yang sangat panjang. Bahkan aku melihat ayah seperti ingin menghantamkan tangan kepada anak-anaknya. Tapi beliau berusaha sekuat mungkin untuk menahan diri dari segala amarah."Ayah benar-benar kecewa memiliki anak yang sanggup berbuat buruk pada saudara sendiri. Dodi itu saudara kandung kalian. Mita itu istri saudara kandung kalian. Mereka bukan siapa-siapa tapi bagian dari anggota keluarga. saudara saja kalian seperti itu, bagaimana pada yang lain!"Mama sampai harus menenangkan Ayah tatkala kemarahannya sulit dikendalikan. Bahkan nafas Ayah sampai tersengal-se

  • REKENING RAHASIAKU   SIDANG KELUARGA

    "Kalau kau tak mengganggu rumah tanggaku aku pun takkan mengusikmu. Jika kau ingin aku diam, berhentilah mengganggu kami, pergilah dari hidup kami!" balas mas Dodi. Ferdi menggebrak meja hingga alat-alat makan yang ada di sekitarnya berloncatan. Gebrakan itu tentu saja menimbulkan kekagetan pada diri sekutunya. Meski kaget, aku berusaha untuk tidak memperlihatkan."Kalian semua bodoh! Mudah sekali diperdaya mereka! Sudah dikasih duit gede, kerja gak becus, bangsat!"Ferdi nengarahkan telunjuknya pada Adi dan yang lain. Satu tangan lain diletakan di pinggang. Telihatlah wajah asli Ferdi hari ini. "Tenang, Bang, kita bicarakan baik-baik!" sanggah Adi. "Gak perlu, muak gue liat lo semua!"Setelah berkata begitu, Ferdi membalikkan badan. Ia pergi tanpa menoleh lagi ke arah kami. Dan, saudara - saudara mas Dodi pun berbicara satu sama lain. Mereka saling menyalahkan.. Benar-benar tak punya otak, bukannya malu atas kesalahan, malah mikir diri sendiri."Oke, karena tugas sudah selesai, ka

  • REKENING RAHASIAKU   MURKA

    Kursi kosong di lingkaran meja besar ini hanya tersisa dua. Untuk itu yang duduk hanya aku dan mas Dodi. Boni dan Meta berdiri sambil merekam kejadian. Mereka juga tengah siaga untuk mengantisipasi sesuatu yang tak diinginkan."Ka, kalian, apa maksud kedatangan kalian ke sini dan kenapa kalian bisa datang bersama, bukankah-?" tanya Mbak Winda dengan suara tergagap-gagap. Dia bertanya sambil tangannya berpegangan pada tangan mas Agus. Mungkin saking butuh pegangan agar tak jatuh dari kursi. "Harusnya aku yang bertanya, ada apakah gerangan hingga kalian makan-makan besar tanpa mengundang kami?" tanya mas Dodi.Orang-orang yang duduk di hadapan kami saling pandang. Lalu mereka bicara satu sama lain. Aku dan mas Dodi membiarkan dulu orang-orang tersebut menetralisir kekagetannya."Do, bukannya kamu sedang menggugat cerai Mita, kenapa sekarang kalian datang berdua?" tanya mas Agus."Kami melakukan apa yang kalian lakukan, yaitu main drama. Hubunganku dan Mitha baik-baik saja sebab kami ta

  • REKENING RAHASIAKU   SIAPA SANGKA

    Kami akan menuntaskan drama ini dengan menggerebek komplotan tukang fitnah. Langkah yang benar-benar matang telah digariskan. Semua memiliki tugas penting untuk dijalankan.Planing ini sudah disusun sedemikian rupa hingga bisa dibilang sempurna. Kami tak mau ada kegagalan. Prinsip yang dipegang adalah harus sukses. Komplotan penjahat itu harus diringkas dan diberi pelajaran berharga.. Jika mereka dibiarkan melenggang, tentu saja tidak baik untuk perkara ke depan. orang-orang tersebut tidak akan pernah berhenti mengganggu dan menganiaya kami. Untuk itulah perlu pemberian pelajaran yang sanggup menghentikan kejahatan. Aku sampai ngakak ketika mas Dodi mengirim foto selfienya di pengadilan agama. Apalagi ketika sambil pegang berkas. Itu aku yang siapkan. Isinya kertas kosong.Bukan hanya satu pose yang dilakukan tapi banyak lagi. Dia mengambil spot-spot yang akan mewujudkan kepercayaan orang-orang. tampang pun dibuat kusam dan menyedihkan. aku yakin para begundal itu akan percaya bahwa

  • REKENING RAHASIAKU   KEJUTAN WOW

    DODI"Kapan kamu mulai urus perceraiannya?" tanya mbak Winda dengan antusias. Posisi badannya sampai dicondongkan ke depan hingga punggung tak lagi bersandar ke badan sofa. "Lusa, Mbak, aku izin dulu dari kantor soalnya."Aku menjawab dengan suara lemah. Harus dibuat lebih meyakinkan kalah memang sudah tak ada lagi jalan. "Baguslah, makin cepat, makin baik. Mbak dukung sepenuhnya keputusan kamu ini."Wajah mbak Winda tampak semringah. Ia pasti merasa tujuannya akan sukses secepat mungkin. Setelah itu bisa berbahagia di atas derita adiknya sendiri. Dipikir, kakak macam apa dia. Sanggup memporak-porandakan rumah tangga adik sendiri. Itulah kebencian buta. Telah membuat manusia kehilangan kewarasan hingga terlalu jauh. "Makasih, Mbak, udah dukung aku selama ini."Kugenggam satu telapak tangan mbak Winda. Genggamannya erat hingga menunjukkan rasa terima kasih yang besar dan tulus. Wanita itu membalas dengan mengusap genggaman dengan jari dari tangan satunya. "Sebagai saudara 'kan har

  • REKENING RAHASIAKU   HARUS MENGAKHIRI

    "Mantan, ya? Huh, panas, nih, panas! Ngapain coba kalian berduaan di kafe?"Mita memajukan bibir dan matanya mendelik padaku. Terang saja aku ngakak melihat raut wajah istri tercinta. Eh, malah kena cubit. Wanita kalau sudah cemburu memang lucu. Tapi juga mengemaskan. Bahkan aku merasa tersanjung ketika mendapati kenyataan bahwa cinta Mita begitu dalam. Dia tidak rela suaminya ini menduakan perasaan. "Malah bengong, ngomong napa!" tajuk Mita. Berarti dia memang menanti penjelasan supaya benar-benar clear bahwa kejadian di cafe Itu bukan sebuah kesengajaan. Baiklah, agar hatinya tenang dan tidak lagi berpikir macam-macam akan kuceritakan Aku menceritakan siapa sebenarnya wanita yang bersama di kafe. Ia terlihat gemas ketika tahu bahwa Erika memang mantan di masa lalu. Sesaat dadanya turun naik, mungkin menahan api cemburu."Nah'kan cemburu?"Melihat sikapnya aku jadi senang menggoda. menggemaskan sekali mendapati Mita sedikit uring-uringan. Bahkan aku ingin sekali menggoda terus-me

  • REKENING RAHASIAKU   TERPANCING

    Adu mulut pun terjadi di antara aku dan Mita. Entah istriku sadar atau tidak bahwa suaminya sedang bersandiwara, tak masalah. Tapi, kelihatannya Mita asli cemburu melihatku dan Erika.Matanya nyalang saat menyerangku. Sepertinya itu adalah luapan emosi dari hati yang tengah dibakar api. Apalagi kata-kataku sangat kasar seperti layaknya orang yang sedang murka.Mita seperti macan betina yang tengah mengamuk. Dia sampai tidak bisa mengendalikan diri dan melihat bahwa aku bersandiwara. Api cemburu dan prasangka telah melumat kepercayaannya padaku. Jika aku tidak sadar bahwa ini jebakan mungkin sudah terpancing dengan serangannya. Bahkan rumah tangga kami yang sudah kembali damai bisa huru-hara. Fitnah memang lebih kejam daripada pembunuhan. Bahkan fitnah bisa menghancurkan segala-galanya. Mencerai beraikan satu hubungan dan menghancurkan satu keluarga bahkan satu bangsa sekalipun. hal tersebut tentu saja sangat mengerikan. Pantaslah pelakunya sangat dibenci oleh Allah. dan diberi hukum

DMCA.com Protection Status