Liu Heng, Lui Bi dan Zhou Lu makan di rumah makan di dekat Pulau Teratai Biru. Ada rumah makan yang sangat terkena di sana. Tempatnya sederhana, tetapi olahan ikan di sana dikatakan nomer satu. Harganya juga terjangkau. Mereka memesan semua menu yang tersedia. Tentu saja Zhou Lu harus membayar makanannya sendiri karena dia punya batu jiwa sendiri. Dia menatap Liu Heng dengan tatapan kecewa. Liu Heng tidak perduli. "Kau punya milikmu sendiri. Kau bayar sendiri. Kalau kau ingin aku membayarkan makanan untukmu, berikan semua batu jiwa itu!" pinta Liu Heng. "Kau pelit," protes Zhou Lu. Tidak lama kemudian makanan mereka tiba. Itu membuat mereka bersemangat. Lui Bi makan hanya sedikit. Sisanya akan dimakan oleh Liu Heng. Liu Heng tubuh asupan energi yang besar karena berlatih butuh energi. "Hah! Kau tidak tahu siapa aku?" bentak seseorang. Liu Heng menoleh dan melihat ada seorang pria botak bertubuh besar sedang memarahi pelayan yang bekerja di sana. Dia menuduh pelayan itu memasukka
Liu Heng, Lui Bi dan Zhou Lu sudah berada di daerah sekte Seribu Pedang. Perjalan mereka untuk tiba di sekte Seribu Pedang masih butuh dua hari lagi. Mereka bertiga beristirahat lebih dulu. Tidak perlu terlalu tergesa-gesa karena turnamen itu masih akan diadakan 3 minggu lagi. Mereka bertiga sekarang berada di depan gedung Langit Surga. Itu adalah cabang yang cukup besar. Lebih besar daripada cabang yang sebelumnya Liu Heng datangi. Liu Heng butuh senjata yang bagus untuk turnamen itu. "Ada yang bisa saya bantu?" "Apa kalian memiliki senjata kelas surga?" tanya Liu Heng. Pelayan itu kaget. Pertanyaan yang sungguh gila. Pelayan itu menatap Liu Heng dari atas hingga bawah. Pakaian Liu Heng tidak menunjukkan dia adalah orang yang kaya raya. Pakaian itu juga bukan pakaian dari sekte besar sekalipun. "Maaf tuan, harga senjata kelas surga itu sangat mahal dan itu adalah benda berharga yang tidak dimiliki sebarang orang. Kami tidak memiliki itu, tetapi kalau tuan butuh senjata kelas bum
"Ayah, aku ingin ikut dalam turnamen itu," pinta Fu Ehuang.Ayahnya langsung menggeleng. Dia sudah menentukan siapa yang akan ikut dalam turnamen Naga dan Phoenix. Tentu saja kakak dari Fu Ehuang yang akan ikut dalam turnamen itu. Fu Ehuang terlalu mudah. Ayahnya akan memberikan kesempatan itu kepada Fu Tao lebih dulu. Fu Ehuang bisa ikut pada kesempatan selanjutnya."Kau pilih kasih," keluh Fu Ehuang. "Aku sudah berlatih dengan keras untuk kesempatan ini, tetapi kau masihs aja menolak permintaanku. Sedikit-sedikit kak Fu Tao yang kau dahulukan daripada aku. Ayah, kau pilih kasih.""Kau masih muda. Kau mashi berumur 10 tahun. Kau masih bsa ikut turnamen itu di kesempatan selanjutnya. Sedangkan, kakakmu sudah 17 tahun. Kau harusnya mengerti," jelas Fu Tianfen.Fu Tianfen adalah patriarch sekte Serbu Pedang. Dia tidak pilih kasih, tetapi memang itu yang harus dia lakukan. Dia memberkan kesemptan kepada Fu Tao lebih dulu. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga untuk Fu Tao."Kau pili
Fu Tianfen melihat keget melihat teknik milik sekte Seribu Pedang bisa ditangkis begitu mudah. Bukan hanya itu, tetapi Fu Ehuang juga ditekan oleh lawannya. Lawannya unggul dengan sangat jauh. Bahkan Fu Ehuang seperti dipermainkan."Siapa anak itu?" tanya Fu Tianfen.Tidak lama kemudian Fu Shi datang. Dia sedang melihat sekitar. Ketika dia sedang berkeliling, dia melihat Fu Tianfen yang sedang duduk di atas atap gedung. Dia langsung menghampiri Fu Tianfen."Apa yang kau lakukan di sini?" sapa Fu Shi."Kau lihat! Pemuda itu memiliki permanan pedang yang sangat bagus. Aku penasaran siapa dia," ucap Fu Tianfen.Fu Shi pun melihat ke arah tempat pertarangan Liu Heng melawan Fu Ehuang berlangsung. Fu Shi terkejut. Orang yang ingn dia jadikan murid ternyata ada di sana. Dia tersenyum lebar. Dia tidak kaget kalau Fu Ehaung bisa ditekan seperti itu."Dia memang hebat. Aku pernah meminta dia menjadi muridku, tetapi dia menolak. Pemuda yang menarik," ungakp Fu Shi. Fu Tianfen langsung menoleh.
Pertarungan demi pertarungan Liu Heng jalani dan semuanya bisa dia menangkan dengan mudah. Tidak ada yang berani maju kembali. Mereka sudah menyerah karena kemungkinan mereka untuk menang sudah tidak ada lagi.Kalau saja Liu Heng telihat kesulitan dalam pertarungannya. Itu mungkin bisa membuat sedikit harapan. Sayangnya lawannya Liu Heng itu dikalahkan hanya dalam beberapa gerakan saja. Semua lawannya tidak ada yang lebih dari lima menit kecual Fu Ehuang."Kalau tidak ada yang ingin maju lagi, maka Lin Heng yang akan menjad pemenangnya," ucap wasit itu.Dia tidak bersemangat sama sekali. Pertarungan di sana sama sekali tidak menarik. Liu Heng terlalu mendomnasi. Membosankan, itu adalah kata yang paling tepat. Dia menjad wasit karena ingin melihat sesuatu yang seru."Kalau begini, lebih baik aku kembali ke sekte bagian dalam," keluh Wasit itu.Beberapa saat kemudian seseorang melompat naik ke atas arena. Wasit itu berharap kalau orang itu kembali turun. Dia ingin semuanya cepat selesai
Hari yang ditunggu pun tiba. Liu Heng, Zhou Lu dan Lui Bi masuk ke bagian dalam sekte Seribu Pedang. Liu Heng dan Zhou Lu adalah peserta pertama yang datang. Keduanya diizinkan masuk. Turnamen itu akan diadakan dalam dua hari lagi. Murid dari berbagai sekte pasti sudah berada dalam perjalanan dan sebentar lagi mereka akan tib di sekte Seribu Pedang. Pada saat Liu Heng, Zhou Lu dan Lui Bi berjalan masuk ke dalam. Tiba-tiba saja ada seseorang menyapa."Ah, ternyata aku ada di sini. Aku kira kau tersesat," ucap seseoang dari arah belakang.Zhou Lu kenal dengan suara itu. Itu adalah suara kakak seperguruannya. Itu adalah Qi Leina. Dia adalah seorang gadis yang cantik dengan rambut pendek dan kulit yang eksotis. Zhou Lu tidak mengherapkan kehadiran Qi Leina.Qi Leina langsung mendekati Zhou Lu. Dia langsung menggaet kepala Zhou Lu dan mengusap kepala Zhou Lu dengan kasar. Itu membuat rmabut Zhou Lu berantakan. Zhou Lu mendorong tubuh Qi Leina. Ketika mendorong dia tidak sengaja menyentuh
Tempat turnaman itu diadakan sudah mulai dibuka. Para penonton sudah dibolehkan untuk masuk ke dalam arena pertarungan. Liu Heng akan duduk bersama para penonton. Dia mendapatkan tempat yang berbeda dengan para jenius sekte lainnya.Para peserta akan duduk di atas sebuah panggung sendiri dan mereka mendapatkan kursi yang nyeman. Sementara itu, para tetua akan duduk di atas panggung yang berbeda, tetapi ukuran panggung mereka sama besarnya dan sama nyamannya. Berbeda dengan tempat Liu Heng duduk, itu sama sekali tidak nyaman. "Bukankah mereka pilih kasih?" keluh Lui Bi.Dia merasa Liu Heng harus mednapatkan tempat yang layak juga. Dia adalah peserta juga, tetapi dia diperlakukan seperti penonton biasa. Itu membuat Lui Bi kesal sendiri. Liu Heng menenangkan Lui Bi agar tidak terus marah.Itu adalah perlakuan yang wajar dari sekte besar. Mereka memandang kalau peserta dari luar sama sekali tidak berharga. Mereka hanya pelengkap saja. Karena itu peserta dari luar sekte besar mendapat fas
Peserta pertama adalah Jie Yung melawan Sikong Ru. Liu Heng menjadi sangat fokus. Lawan yang akan dia lawan adalah salah satu dari dua orang yang ada di arena pertarungan sekarang. Liu Heng akan berusaha belajar teknik atau jurus mereka kalau dia tertarik. "Tuan Heng, mereka yang akan melawanmu, bukan?" tanya Lui Bi."Kau benar. Salah satu dari mereka yang akan aku lawan," jawab Liu Heng.Keduanya fokus ke arah arena pertarungan. Terlihat kedua peserta sudah masuk. Jie Yung adalah anak dari patriarch sekte Tebasan Mengalir. Sedangkan, lawannya adalah calon kepala suku Binatang Buas di masa depan. Dia juga anak dari kepala suku yang sekarang. "Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh kekaisaran Qin sampai memberikan hak untuk ikut dalam turnamen Naga dan Phoenix ini. Kalian hanyalah sekte kecil yang bahkan mendapat lirikan kami saja tidak," ejek Sikong Ru.Sikong Ru tersenyum lebar. Senyuman yang dipenuhi dengan ejekan. Itu membuat Jie Yung kesal, tetapi dia menahan emosinya. Pertarun
Liu Gu dengan semua yang dia miliki. Dia tidak bisa menjatuhkan Liu Heng. Semua serangannya berhasil ditahan oleh Liu Heng dengan pasukan patung miliknya. Dia juga punya kemampuan menyerap qi. Saat tubuhnya disentuh oleh Liu Heng, saat itu juga Liu Gu akan kehilangan banyak qi.Dia juga sudah kehabisan banyak qi saat melawan liu Bu. Dia juga sudah mendapat banyak luka. Ini membuat Liu Gu kesulitan. Padahal lawannya hanya Liu Heng saja. "Tidak mungkin aku kalah, bukan?" keluh Liu Gu. ***Di dalam ruang jiwa Liu Heng. Semuanya hitam karena diselemuti oleh qi Iblis. Bahkan inti Iblis di sana sudah punya mata, mulut dan tanduk. Kepalanya sudah terbentuk, ini saja sudah tidak bisa Liu Heng kendalikan. Apalagi saat Inti Iblis ini berubah menjadi wujud Iblis utuh. Itu sangat gila. "Menyerahlah. Kau tidak akan bisa menang melawanku."Medusa memegang pundaknya yang terluka. Dia dikepung oleh belasan Iblis. Medusa berusaha menghentikan inti Iblis ini menyerap qi. Kalau itu terus terjadi, mak
Pi Xiu dan Hou menelan ludah. Mereka menunggu ledakan yang mereka buat hilang lebih dulu. Mereka berharap kalau Liu Heng tewas. Perlahan mulai terlihat wujud Liu Heng. Ketika mereka melihat siluet Liu Heng yang sedang berdiri, itu membuat mereka langsung lemas."Sial. Dia masih hidup.Hou dan Pi Xiu sudah berada di akhir hayat mereka. Mereka sudah mengerahkan seluruh yang mereka miliki pada serangan terakhir tadi. Sayangnya itu gagal. Liu Heng menghentakkan kakinya ke bawah. Itu membuat semua debu yang menutupi dirinya langsung hilang. Dia tersenyum. "Kalian bodoh sekali."Terlihat kalau tubuh Lu Fei penuh luka. Hanya saja dia masih bisa berdiri dan perlahan tubuhnya sembuh dengan sendirinya. Apalagi terlihat ada beberapa patung menempel pada tubuh Liu Heng. Yang artinya sambaran petir Pi Xiu diserap oleh patung-patung itu. Wajar saja Liu Heng masih hidup."Kau sangat beruntung."Liu Heng langsung muncul di depan Pi Xiu dan Hou. Keduanya ingin melompat mundur ke belakang. Mereka ingi
Hou membuat ribuan tombak kegelapan. Pi Xiu dengan kekuatannya. Dia membuat semua tombak kegelapan itu berubah menjadi berlian yang sangat kuat. Satu gerakan tangan Hou langsung membuat semua tombak itu diturunkan. Liu Heng menyatuhkan kedua tangannya membentuk seperti sedang berdoa.Satu detik kemudian sebuah dinding qi Iblis muncul membenturk sebuah dinding. Itu langsung memantulkan semua tombak itu. Satu detik kemudian seteleh semua tombak berlian itu dipentalkan. Dua dinding qi Iblis berubah menjadi tombak juga. Itu langsung digerakkan dan melesat ke arah Hou dan Pi Xiu. "Apa yang harus kami lakukan?" keluh Pi Xiu. Mereka masih diserang oleh ribuan patung dan ditambah diserang oleh begitu banyak tombak yang terkuat dari qi Iblis. Belum lagi Liu Heng yang juga akan melakukan serangan. Itu sangat mengejutkan sekali. Benar saja Liu Heng maju dan mulai melakukan serangan lagi.Hou dan Pi Xiu dibuat kesal. Mereka pun bekerja sama lagi. Kali ini mereka menunrunkan ego mereka masing-
Pi Xiu dan Hou sangat kewalahan melawan Liu Bu. Mereka kalah dalam semua sisi. Barulah setelah Liu Gu datang, mereka berhasil unggul. Bantuan liu Gu sangat luar biasa berarti bagi mereka. Pi Xiu dan Hou melirik ke arah belakang, mereka merasakan kalau ada kekuatan yang sangat besar bergerak ke arah mereka. "Kalahkan dia! Aku akan menahan Liu Bu sendirian.""Kau yakin?" Terlihat raut wajah ragu di wajah Liu Gu, tetapi dia mengangguk. "Aku yakin."Pi Xiu dan Hou pun membalik badan. Mereka akan melawan Liu Heng dengan kekuatan baru miliknya. Dia akan melawan dua hewan roh terkuat. Keduanya bisa merasakan kalau Liu Heng sudah berbeda dengan dirinya yang sebelumnya. "Aku tidak menyangka kau masih hidup.""Aku tidak akan mati sebelum berhasil membunuh kalian.""Hhahaahaa, omong kosong macam apa itu? Kau kira hanya karena kau bertambah kuat, kau bisa menang melawan kami. Itu sangat mustahil untuk dirimu." Hou meremehkan Liu Heng. Puluhan ribu patung Liu Heng muncul di belakang dirinya.
Hou baru ingin membunuh Lou Ouyang, tetapi tiba-tiba saja tubuhnya tertekan ke bawah. Dia pun terjatuh. Itu membuat dia muntah darah. Padahal itu hanya tekanan dari aura membunuh milik Liu Bu saja. Hou dibuat tercengan, dia tidak pernah berpikir kalau Liu Bu akan sekuat ini. Wush!Kibasan ingin aura Liu Bu mengenai tubuh Hou. Saat itu juga tubuh Hou terpental sangat jauh. Tubuhnya membentur dinding. Bukan hanya Hou, tetapi semua orang di ibu kota terpental oleh aura Liu Bu kecuali bagian yang dihalangi oleh penghalang api milik Liu Gu. Tanah dan rumah-rumah di sana juga tertekan ke bawah, termasuk mereka semua. Cuma kibasan qi Liu Bu tidak mementalkan mereka karena ditahan oleh pembatas api milik Liu Gu."Dia sudah mulai menggila. Ini bukan saatnya bermain-main lagi."Liu Gu membalik badan. Dia ingin pergi ke arah Liu Bu berada, tetapi Die Bao berusaha menahan Liu Gu, tetapi dia dengan mudah dijatuhkan. Die Bao bukan lawan yang setara dengan Liu Gu. "Kenapa kau sangat ingin membunu
Lou Ouyang membuat sebuah penghalang. Dia menahan pukulan Hou. Saat yang sama, Lou Huyi membuat ribuan tombak yang terbuat dari air. Saa dia menggerakkan tangannya ke bawah, sesaat itu juga ribuan tombak air itu langsung turun ke bawah, mengarah ke arah Hou. Hou ingin mundur, tetapi sebuah tangan api memegang kaki Hou dengan sangat kuat. "Kau tidak akan bisa pergi."Hou tersenyum kecil. "Kalian terlalu meremehkan diriku."Dia pun menghentakkan kakinya. Saat itu juga tanah naik ke tas. Tubuh Lou Ouyang terpental ke atas bersama dengan penghalang yang dia buat. Ribuan tombak itu menghujam ke bawah. Saat itu juga Hou berhasil menghindari semua serangan itu. Tanah di sekitar dirinya naik ke atas kecuali bagian kecil tempat dia berada. Setelah ribuan tombak air itu berhenti, tanah turun kembali. Lou Ouyang dan Long Buyi melakukan serangan dari dua arah dia berbeda. Hou melirik dan sebuah tombak kegelapan langsung menusuk ke arah mereka. Lou Ouyang dan Long Buyi langsung terjatuh ke bawah
Saat Liu Bu berubah ke wujud naganya, semua orang langsung menatap ke arah yang sama. Liu Gu yang melihat itu, dia berdecak kesal. Dia sudah tahu alasan kenapa Liu Bu begitu karena dia sudah melihat kalau Qin Chan dikendalikan oleh Pi Xiu. Liu Gu memalingkan pandangannya. Dia fokus dengan pertarungan yang sedang dia lakukan. "Kau adalah kakak yang tidak punya hati nurani. Kau tahu, yang kau lakukan itu menyakiti hati adikmu. Dia selalu saja mengatakan kepadaku kalau kau bisa berubah, tetapi yang kau lakukan." Die Bao menggeleng heran. "Kau tidak layak dipanggil kakak. Kau adalah Iblis."Liu Gu tersenyum. Matanya terlihat agak kecewa. "Aku tahu itu. Aku memang adalah Iblis karena itu aku akan membunuh kalian semua."Die Bao melirik ke kiri dan kanan. Semua orang sudah bangun, padahal mereka baru saja dijauhkan oleh Liu Gu. Hanya saja tekad mereka sangat besar. Bisa bertahan sangat lama melawan Liu Gu itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Tidak semua orang bisa melakukan ini meski
Bukkkk!"Aaaarrrgh!" Liu Heng terpental. Dia muntah darah lagi. Liu Heng di pukuli tanpa henti. Dia tidak bisa memberikan banyak perlawanan. Setiap kali dia mencoba menyerang lawannya, saat itu juga dia harus terjatuh dengan keadaan kepala dibawah. Liu Heng baru ingin bangun, tetapi Hou muncul dan langsung menginjak kepala Liu Heng. Patung jenderal naga berusaha menyerang Hou, tetapi dengan satu ledakan qi. Patung itu langsung hancur. Liu Heng dengan gesit, dia berhasil bangun dan menjauh dari sana. Liu Heng mengerenyitkan wajahnya, dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Liu Heng sudah berusaha mengerahkan seluruh kekuatannya, tetapi dia tetap saja dikalahkan. Hou sangat cepat dan kuat. Dibandingkan Liu Heng dengan kekuatan naga dan qi Iblisnya pun, masih lebih kuat Hou. Bukan hanya itu, Hou juga menggunakan kekuatan kegelapan. Itu mirip dengan qi Iblis milik Liu Heng. Hanya saja berbeda sifatnya. Milik Liu Heng adalah qi Iblis. Sedangkan, milik Hou adalah inti kegelapan. Itu ter
Tou Tie sudah kehilangan kendali akan dirinya. Liu Heng sudah menerima begitu banyak luka. Untung saja dia punya patung jenderal naga. Dengan bantuan patung itu, Liu Heng berhasil menahan beberapa serangan kuat dari Tou Tie. Tanpa jenderal pasukan naga itu, Liu Heng mungkin sudah kalah sekarang.Liu Heng menarik napas dan menghembuskan napasnya dengan pelan. Dia pun memasang kuda-kuda membungkuk dengan pedang yang masih diserungkan. Liu Heng akan memfokuskan semua serangannya pada serangan ini. "Kalian tahan monster itu untukku."Medusa dan jenderal pasukan naga itu mengangguk. Mereka pun langsung maju ke depan dan mulai melakukan serangan. Tou Tie juga terus melakukan serangan. Liu Heng sibuk mengumpulkan qi di pedangnya. Dia harus mengakhiri Tou Tie dengan satu kali serangan. Tou Tie pun melakukan serangan yang sangat kuat. Nalurinya mengatakan kalau dia dalam bahaya karena itu dia langsung mengincar Liu Heng. Patung jenderal naga menahan serangan itu. Hampir berhasil, tetapi Tou