Beberapa Bulan kemudian
Gadis manis dengan rambut hitam panjang itu menggeliat dalam tidurnya. Percaya atau tidak, tidurnya malam ini adalah tidur yang paling nyaman yang pernah ia rasakan. Tidur berbantalkan lengan Nathan dan didekap erat oleh pria itu. Merasakan dada bidang dan wangi tubuh Nathan yang khas sebagai seorang laki-laki. Ya beberapa bulan yang lalu. Nathan benar-benar datang kerumah Kayla dan melamar gadis itu. Untung saja orang tua Kayla tidak keberatan karena melihat putrinya yang sangat mencintai Nathan. Lagi pula mereka takut Nathan dan Kayla melakukan hubungan terlarang jadi lebih baik dinikahkan saja dan orang tua Kayla pun akan tenang meski putrinya berduaan terus dengan Nathan karena status mereka sudah halal. Begitu pun dengan orang tua Nathan karena mereka takut putranya berbuat yang tidak-tidak dan berakhir mencoreng nama baik keluarga.
“Kenapa sih, Kay? Masih pagi juga." Nat
Nathan pergi setelah Mika pergi lebih dulu karena merasa di permainan oleh Nathan. Gadis itu tidak menyangka kalau Nathan dan Kayla akan berhubungan sejauh itu. Sedang Nathan pergi karena dia bertengkar saat tidak sengaja Nathan membaca pesan dari Rendy yang menanyakan keadaan Kayla. Nathan yang melarang Kayla berhubungan lagi dengan Rendy malah mendapatkan protesan dari Istrinya itu. Lalu saat Nathan mengatakan keburukan Rendy. Kayla malah menuduh Nathan sengaja menjelek-jelekkan Rendy tanpa bukti. Maka dari itu Nathan pun memilih pergi karena dia merasa kecewa pada Kayla.Dan kini Kayla tengah tengkurap di kasur empuknya. Sesekali dia mengusap air matanya dan juga ingus tak tahu diri yang mengalir dari lubang hidungnya. Kini gadis itu benar-benar sedih dan juga dia merasa bingung dengan perasaannya antara memilih Nathan suaminya atau Rendy laki-laki yang dia sukai sejak lama. Jujur hati Kayla masih plin plan saat ini meski dia tau dia sudah cinta pada Nathan tapi saat melihat Rendy
Malam minggu biasa digunakan untuk bersantai atau berkumpul bersama teman dan keluarga, Begitu pula Nathan, Reyhan dan Mario yang saat ini sedang berkumpul dan main Ps bersama."Nat," Panggil Reyhan tanpa menoleh ke arah Nathan. Nathan pun berdeham menanggapi panggilan Reyhan. Nathan masih sibuk dengan laptopnya."Mario ngajakin ke club." Nathan melirik jam di pergelangan tangannya. Masih jam 8 malam dia juga merasa bosan jika hanya terus bermain game."Ikut yuk. Gak bosen apa di rumah aja?" Nathan kembali menekuk kakinya, memandang Reyhan dengan bingung."Nggak ah, males.""Kenapa sih, Rey? Semenjak lo jadian sama Dania lo jadi gak asik.""Gini ya, Nat. Gue kan sayang sama Dania, ya gue pengen mertahanin hubungan gue. Dia nggak suka gue main ke tempat begituan. Gue sih nggak peduli kalau lo ngatain gue diperbudak cinta. Tapi main kesana emang nggak ada faedahnya," Jelas Reyhan."Oh gitu ya. Ya udah kalau gitu gue sendiri aja kesana, gue lagi stres butuh banget hiburan." Nathan pun me
Kayla berdiri tepat dihadapan Nathan untuk merapikan kemejanya. Nathan memaksa Kayla dengan iming-iming akan ditraktir makan bakso dikantin. Dan dengan bodohnya Kayla mengiyakan permintaan Nathan. Kayla merasa risih dengan tatapan Nathan yang selalu menatapnya. Pria itu tidak menyadari jika tindakannya menyebabkan jantung Kayla hampir copot dari tempatnya."Kok lama sih? Lo modus ya pengen deket-deket gue terus kan?" Kayla menarik kerah baju Nathan. Membuat si empunya menunduk dan merasakan sakit dileher bagian belakang."Kasar banget sih, KDRT lagi. Gue aduin ke komnas HAM baru tau rasa lo," Omel Nathan dengan kesal."Finish," Ucap Kayla kegirangan. Setelah kemeja itu berhasil dirapikan Kayla pun tersenyum bangga. Namun tiba-tiba Cup. Lagi-lagi Nathan mencuri kesempatan untuk mencium bibir Kayla dan membuat Kayla merasakan panas dipipinya."Makasih, sayang. Besok lagi ya." Entah mengapa Nathan menyukai rasa bibir Kayla yang manis. "Kay, cepet sini. rambut kamu biar aku yang kincir."
Tidur Nathan terusik oleh suara ponselnya yang terus saja berdering. Dengan ogah-ogahan pria itu pun beranjak dan mengambil ponselnya yang tergeletak apik di atas nakas samping tempat tidurnya."Halo. Nathan lo udah bangun belum? Tumben lo jam segini udah bangun. Gue mau titip Lovely ke lo ya. Dua hari doang kok."Nathan hanya bisa mendengus kesal dia kenal betul itu suara adiknya Naela. Pasti adiknya itu akan menemani suaminya pergi ke luar kota."Tapi....""Oke makasih kakakku sayang. Biasa gue mau nugas ke luar kota. Sekalian honeymoon hehe." Dan sambungan telepon pun terputus tanpa mendengar jawaban dari Nathan. Benar-benar adik gak punya ahlak."Ya elah. Kenapa pakai nitip anak segala sih! Dia enak pergi berduaan sama suaminya. Lah gue naena dong sama Kayla kalau ada lovely. Dasar untung gue sayang." Gerutu NathanNathan pun kembali ke ranjangnya. Dan dia menatap Kayla yang masih setia terlelap dalam mimpi indahnya"Nat." Nathan tersenyum saat Kayla membuka matanya. Gadis itu m
"Mama...!""Lov gimana sama Papi, nakal gak?" Tanya Naela sambil menggendong Lovely dan duduk di sofa ruang tamu apartemen Nathan. Meski belum melihat tapi Naela sudah mulai terbiasa dengan keadaannya. Saat ini Naela sedang menunggu pendonor mata yang tengah berjuang melawan penyakitnya jika orang baik itu tidak bisa bertahan maka dia akan mendonorkan matanya pada Naela."Enda dong, Ma. Kan Lov anak yang baik," Jawab Lovely dengan gaya bahasanya yang cadel."Nggak nakal apaan? Orang Lovely jajan es krim terus," Cibir Nathan yang tiba-tiba datang dan duduk disamping Rafael."Hehehe, enda telus kok Ma, Pa. Kemalen Lov cuma beli lima dimakan baleng cama mami juga," balas Lovely yang tak mau kalah dari Nathan."Boong dasar!""Papi Nathan jelek! Pelit cuka boong juga.""Hooh Lov. Papi pelit masak kita berdua cuma dibeliin es krim dua aja." Kayla mendukung Lovely. Dan dia mendapat lirikan sinis dari Nathan."Oke, fix! Lov nggak mau lagi satu tim sama papi,""Udah uh. Kalian nggak pernah ber
"Nathan, Kay.""Nathan Kenapa?" Tanya Kayla yang kini terlihat khawatir."Dia mau berantem lagi sama Arya. Key," Jawab Dania."Hah? Kok bisa?" Pekik Kayla merasa sangat terkejut."Nggak tahu. Dan cuma lo yang bisa berhentiin dia, kan cuma lo yang bisa memberhentikan Nathan. Lo tau sendiri kan kalau Nathan udah berantem dia tuh serem banget, Kay. Pasti si Arya bakalan bonyok deh."Kayla kembali mengingat saat Nathan menghajar Arya dulu saat di club malam itu. Membuatnya harus berpikir untuk menghentikan Nathan.Segera saja Kayla mendial nomor Nathan yang sudah dia hafal di luar kepala.MyWifeGalak calling"Iya Kay. Ada apa?" Tanya Nathan diseberang sana."Nathan, lo dimana?"Lagi ada urusan di luar. Nggak jauh kok, nanti lagi ya telefonnya pent-""Nathan kepala gue sakit."Setelah itu Kayla pun mematikan sambungan teleponnya. Membuat Nathan benar-benar khawatir, kini dia tidak lagi peduli dengan janjinya untuk duel. Karena Kayla berhasil menggagalkan rencana Nathan.*****Pria itu men
Suasana kantin yang begitu ramai membuat Dania mengelus dada. Gadis itu menatap wanita di hadapannya. Kayla, perempuan itu sedang duduk manis sambil menscroll ponselnya tidak perduli dengan suara bising oleh penghuni kantin."Eh, Kay. Katanya ada anak baru," Dania memecah keterdiamannya dan membahas topik ini dengan Kayla."Oh."Nathan mendengus kesal. Respon Kayla tidak pernah sesuai harapannya. Dia menjawab dengan hanya ber Oh ria saja."Lo ngapain sih, Kay? Sebel gue sama lo, dicuekin itu nggak enak tau.""Iya deh maaf, emang siapa orangnya?" Kayla tidak kuasa melihat Dania yang begitu kesal akibat ulahnya."Kabarnya sih masih pindahan dari Bandung, cantik loh, Kay." Dania berkata dengan antusias. Sedangkan Kayla hanya manggut-manggut saja. Baginya itu tidak terlalu penting. You know lah Kayla kan orangnya kelewat jutek.Dania kembali terdiam. Tidak lama pesanan mereka pun datang. Yaitu bakso dan es jeruk kesukaan Kayla."Buset lo, Kay. Lo makan bakso sama sambel apa sambel sama b
"Bukan gitu sayang, aku bener-bener nggak tahu kenapa dia bisa ada disini. Kamu jangan marah dong, sayang." Kalau sudah begini Nathan juga yang pusing menghadapi sikap Kayla."Gimana aku gak marah coba? Kamu dicium sama dia, didepan aku! Dia pake ngatain aku simpanan kamu segala, kan itu ngeselin banget, Nathan." Kayla mendengus kesal karena merasa tidak dihargai oleh gadis itu. Padahal dia itu istri Nathan Garis bawahi! Istri Nathan, dan dia itu istri sah bukan istri siri.“Iya-iya sayang. Kamu boleh marah. Tapi jangan ke aku dong sayang marahnya. Aku kan gak salah.” Tangan Nathan menggenggam erat tangan Kayla yang berada di pangkuan perempuan itu.“Terus harus marah ke siapa dong? Kalau kamu nggak salah, siapa yang salah? Aku!" Bentak Kayla. Dan lagi-lagi Nathan lah yang kena.“Oke, yang salah aku. Udah nggak usah ngambek ya? Aku capek sayang.” Nathan kali ini memilih mengalah karena mengalah adalah pilihan yang tepat untuk saat ini.“Katanya tadi nggak salah. Sekarang ngaku salah.
Keesokan paginya. Seperti biasa Naila pergi ke kamar Nadira. Dengan tugas rutinnya membangunkan adik kesayangannya itu. Yang memang sangat malas untuk bangun pagi. Namun sesampainya dikamar Nadira. Naila membulatkan matanya seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Ternyata kini Nadira sudah Rapih dan terlihat sangat cantik dengan mak'up tipinya. Sehingga kelihatan cantik natural."Pagi, Kak Naila," Sapa Nadira. Sambil mengambil tas dan tersenyum pada kakaknya itu."Ini Kakak tidak sedang bermimpi kan?" Tanya Naila. Masih menatap adiknya yang kini sudah rapih dan cantik. Seakan tidak percaya dan menganggap yang dia lihat hanyalah mimpi saja."Ayo lah, Kak. Jangan kaget kayak gitu. Dira nyoba bangun pagi sendiri. Jadi mulai besok kakak gak usah repot-repot bangunin Dira lagi ya Kakakku sayang. " Nadira pun tersenyum manis pada sang kakak."Baguslah kalau gitu. Ini baru adik kesayangan Kakak, seneng deh kalau kamu mau berubah meski sedikit-sedikit gak apa-apa, Dek. Nanti tinggal
Shelly keluar dr ruangan CEO. Namun, dia menatap Nadira dengan tatapan sendu, membuat Nadira semakin bertanya-tanya."Gimana Kak, apa Kakak diterima?" Tanya Nadira. Dengan perasaan waswas namun dia sangat penasaran dengan jawaban yang akan diberikan Shelly."Tidak. Katanya aku kurang pas jadi sekertarisnya. Kau tau dia bos yang sangat dingin dan tidak berperasaan. bahkan saat interview dia asyik memgotak ngatik laptopnya saja. Tanpa melihatku. Sebnrnya aku sedih tidak bisa berkerja disini. Tapi kalau melihat bos nya seperti itu, aku bersyukur tidak diterima disini. Karena bisa-bisa aku nanti stres kelamaan sama orang kayak gitu." Ucap Shelly. Dan membuat Nadira sedikit brigidik ngeri mendngr ucapan Shelly. Belum sempat menjawab perkataan Shelly. Kini Nadira sudah dipanggil untuk memasuki ruangan. Dengan bekal semangat yang diberikan oleh Shelly. Nadira pun memberanikan diri untuk memasuki ruangan calon bosnya itu.Tok.... Tok.... Tok.... Tok....Nadira pun mengetuk pintu ruangan itu.
Dipagi hari yg cerah, cahayanya pun seakan memaksa memasuki celah gordeng kamar seorang gadis, yg kini masih setia dengan tidur lelapnya, seakan enggan untukmu mbuka matanya indahnya, dipagi yg cerah. "Ya Allah Dira. Bangun dong, Dek. lihat sudah jam berapa ini! Bukannya kamu hari ini kamu ada interview, diperusahaan impianmu, Dek? Bukannya kamu pengen banget masuk ke perusahaan itu sayang?" Devana pun membuka selimut yang menutupi tubuh putrinya itu."Ah Kak Naila. Aku masih ngantuk nih, 10 menit lagi ya. Oh ya emang ini jam berapa, Kak?" Tanya Nadira. Sambil kembali menarik selimut yang sempat terbuka dan kini ia menutup rapat kemabali tubuhnya dengan selimut. "Jam 07.30. Sayang," Jawab Naila. Sambil membuka gordeng dan jendela kamar adiknya itu. "What...!" Teriak Nadira. Dia terperanjat dari tempat tidurnya dan menatap jam dinding yang berada disudut kamarnya. "Hmm, baru sadar ya sayang! Kamu ini ya. Kakak kan sudah bilang berapa kali, belajar bangun pagi! Kalau terus malas-m
Nathan dan Kayla kini tengah duduk disofa dikamar mereka. Dan terlihat Nathan tengah berbicara serius pada Kayla. Yang ditanggapi dengan serius juga oleh wanita hamil itu."Tapi kamu jangan marah. Dan jangan tinggalin aku." Nathan terlihat ketakutan dalam ucapannya. Dia ingin tak ada lagi rahasia yang dirinya tutupi dari Kayla."Emang ada apa, Nat?" Tanya Kayla dengan wajah penasarannya. Ternyata ada begitu banyak luka dibalik sikap dingin dan sok tak acuh Nathan. Sebuah misteri yang belum Kayla ketahui."Kamu janji nggak bakalan ninggalin aku kan setelah ini? Kamu mau janji aku kan, Kay?"Kayla pun mengangguk dan membuat Nathan tersenyum meski sangat tipis.Natha beranjak dari duduknya. Dia membimbing Kayla berdiri dan menarik tangan Istrinya itu untuk keluar dari kamar mereka."Aku mau dibawa kemana, Nat?"Nathan tidak menjawab pertanyaan Kayla. Langkahnya terhenti di depan pintu ruangan sebelah kamarnya. Di ruangan yang sangat Nathan tutupi dari siapa pun.Dengan perlahan Nathan me
"Wahh. pemandangannya bagus banget, aku suka, Nat." Seru Kayla saat menginjakkan kakinya di pantai. "Bagus kan, kamu suka?" Tanya Nathan. Kayla mengangguk dan tersenyum manis. Lalu dia memeluk tubuh Kayla dari belakang,. Dengan tangan yang meraba-raba sesuatu. "Kenapa?" Tanya Kayla saat Nathan mengusap perut wanit itu berkali-kali. "Kok gak nendang-nendang sih, Kay? kemarin aku baca google kalau bayinya bakal gerak-gerak gitu!""Ah kamu ini ternyata lebih oon dari aku ya, Nat. Ya iyalah belum gerak, kandungan ku kan masih baru beberapa minggu. Dasar kamu ini ada-ada aja!" Mendengar ucapan sang istri bukanya marah. Nathan malah tertawa dengan sikapnya yang sedikit bodoh. "Woy! Kok ninggalin sih?" Pekik seseorang di belakang mereka. Nathan mendengus kesal dan melepaskan pelukan mesranya dari tubuh Kayla. "Lo minggir deh. Bareng Bang Cris apa bareng Reyhan aja sana. Jangan ngintilin gue mulu," Ujar Nathan sambil mendengus kesal. "Gue nggak ada temennya tau. Mereka sibuk sama paca
Nathan dan Kayla kini sudah ada dirumah sakit. Perempuan itu sempat kaget saat tahu dia malah dibawa ke rumah sakit, padahal dia menyangka kalau akan diajak jalan-jalan oleh suaminya itu.Dan kini mereka sudah berada di ruangan dokter kandungan."Hasilnya gimana, Dok?" Nathan bertanya dengan antusias di hadapan sang dokter. Dokter kandungan yang saat ini didatanginya bersama sang istri. Sang dokter pun kemudian mengangguk. Lalu tersenyum pada kedua pasangan muda dihadapannya itu."Selamat ya istri anda hamil. Kandungannya baru memasuki minggu ke dua,” Ucap sang dokter. Lalu dia pun pada sepasang calon orang tua muda itu."Apa? Ha-hamil, Dok?” Kayla bertanya wanita itu seakan tidak percaya dengan apa yang dokter itu katakan. Matanya kini sudah berkaca-kaca karena dia begitu sangat bahagia dengan kabar kehamilannya."Kamu denger kan, sayang? Sekarang disini ada anak kita. Penerus keluarga kita." Bisik Nathan lembut. Dia mengelus perut Kayla dengan kasih sayang. Wanita itu pun menganggu
"Aduh, Kayla. Lo mau nyari apaan sih? kaki gue pegel tau."Kayla memutar bola matanya dengan malas mendengar gerutuan Dania yang kini berjalan di sampingnya."Gue capek," keluh Dania lagi. Sambil menatap Kayla."Gue bingung nih, Dan. Besok kan Nathan ulang tahun." keluh Teja frustasi. Dia sudah berkeliling capai-capai ,tapi tak dapat apa yang ia inginkan."Kenapa nggak bilang dari tadi? Gue kan bisa bantu, dari tadi juga muter-muter kagak jelas," Protes Dania. Dia pun menarik tangan Kayla kuat, Membawa Kayla memasuki sebuah toko jam tangan."Kita mau ngapain, Dan?" Tanya Kayla dengan polosnya. Dania menepuk dahinya pelan, punya sahabat kok gebleknya kabangetan."Kita mau demo, Kayla!" Dania menjawab seenaknya."Hah! Demo, buat apa?" pekik Kayla keheranan."Lo pilih deh jam tangannya. Gue yakin, kalau lo yang ngasih Nathan bakal suka," Sahut Dania. Kayla pun diam namun netranya menyusuri jam-jam yang ada di etalase.*****Dengan gerakan pelan,wanita itu memindahkan tangan Nathan yang
"Bukan gitu sayang, aku bener-bener nggak tahu kenapa dia bisa ada disini. Kamu jangan marah dong, sayang." Kalau sudah begini Nathan juga yang pusing menghadapi sikap Kayla."Gimana aku gak marah coba? Kamu dicium sama dia, didepan aku! Dia pake ngatain aku simpanan kamu segala, kan itu ngeselin banget, Nathan." Kayla mendengus kesal karena merasa tidak dihargai oleh gadis itu. Padahal dia itu istri Nathan Garis bawahi! Istri Nathan, dan dia itu istri sah bukan istri siri.“Iya-iya sayang. Kamu boleh marah. Tapi jangan ke aku dong sayang marahnya. Aku kan gak salah.” Tangan Nathan menggenggam erat tangan Kayla yang berada di pangkuan perempuan itu.“Terus harus marah ke siapa dong? Kalau kamu nggak salah, siapa yang salah? Aku!" Bentak Kayla. Dan lagi-lagi Nathan lah yang kena.“Oke, yang salah aku. Udah nggak usah ngambek ya? Aku capek sayang.” Nathan kali ini memilih mengalah karena mengalah adalah pilihan yang tepat untuk saat ini.“Katanya tadi nggak salah. Sekarang ngaku salah.
Suasana kantin yang begitu ramai membuat Dania mengelus dada. Gadis itu menatap wanita di hadapannya. Kayla, perempuan itu sedang duduk manis sambil menscroll ponselnya tidak perduli dengan suara bising oleh penghuni kantin."Eh, Kay. Katanya ada anak baru," Dania memecah keterdiamannya dan membahas topik ini dengan Kayla."Oh."Nathan mendengus kesal. Respon Kayla tidak pernah sesuai harapannya. Dia menjawab dengan hanya ber Oh ria saja."Lo ngapain sih, Kay? Sebel gue sama lo, dicuekin itu nggak enak tau.""Iya deh maaf, emang siapa orangnya?" Kayla tidak kuasa melihat Dania yang begitu kesal akibat ulahnya."Kabarnya sih masih pindahan dari Bandung, cantik loh, Kay." Dania berkata dengan antusias. Sedangkan Kayla hanya manggut-manggut saja. Baginya itu tidak terlalu penting. You know lah Kayla kan orangnya kelewat jutek.Dania kembali terdiam. Tidak lama pesanan mereka pun datang. Yaitu bakso dan es jeruk kesukaan Kayla."Buset lo, Kay. Lo makan bakso sama sambel apa sambel sama b