Ketika tiba di Jakarta dengan menaiki helikopter, Rendy dan yang lainnya tidak mendarat di bandara internasional Soekarno-Hatta, melainkan Landasan Udara Halim Perdanakusuma. Saat Ryan dan yang lainnya turun ke dari helikopter, mereka juga segera di sambut dengan penghormatan oleh ratusan tentara angkatan udara yang telah berbaris rapi dan menunggunya. Bersama dengan komisaris Burhan, Ryan seperti disambut layaknya pahlawan negara. Ratusan prajurit dengan pangkat tinggi dan rendah berbaris rapi sambil segera memberinya hormat militer. Jika ada orang yang tidak mengenal Rendy, mereka akan berpikir bahwa itu terlalu berlebihan, karena dilihat dari manapun, kelompok Rendy, Bella serta gadis kecil Lilya tidak seperti seorang aparat negara sama sekali. Secara sekilas, siapapun yang melihat hanya akan berpikir bahwa kelompok tiga orang itu adalah seorang pemuda biasa, tapi jika mengetahui identitas Rendy yang sebenarnya, bahkan pangkat Mayor jenderal angkatan udara harus memberinya peng
Di jalan raya, saat kelompok Rendy pergi ke untuk menemui produser Aji, Julia yang sedang duduk di kursi kopilot bersama dengan Agam, yang menyetir di sebelahnya tidak bisa untuk tidak merasa bingung dan berperang dengan pikirannya. Menyaksikan tiga orang di kursi penumpang melalui kaca spion depan, dia tidak bisa untuk tidak merasa tertekan dan memikirkan semuanya. Pikiran tentang identitas Rendy yang sebenarnya mungkin bukan lagi menjadi bahan utama, tapi apa yang terjadi di belakangnya adalah sesuatu yang membuatnya tertekan. Karena, pria yang sedang duduk dan tampak tersenyum saat berbicara dengan Bella serta Lilya di kanan kirinya, sosok Rendy yang sebelumnya membuat Jenderal Ananda ketakutan telah benar-benar menghilang. Melihat sekilas, siapapun tidak akan berpikir bahwa pemuda yang tampak tersenyum ramah dan kadang juga tertawa saat berbicara itu ternyata memiliki identitas luar biasa. Mengingat dirinya di masa lalu, Julia akhirnya mengerti kenapa dia tidak mempercayai Re
"Aku pengawal Bella." Rendy segera menjawab sebelum Julia memperkenalkannya. Tentu, saat semua orang termasuk Aji mendengar pengenalan Rendy, beberapa tatapan berbeda segera muncul di ruangan. Tapi selain kebingungan dan ketidaksenangan dari Julia serta Aji itu sendiri, senyum main-main muncul di wajah Bella serta Lilya. "Apakah kamu hanya seorang pengawal?" Aji bertanya sambil memeriksa Rendy dari atas kebawah. "Dia memang pengawalku," sebelum ada yang berkomentar, Bella segera menjelaskan dengan senyum yang sedikit di tahan, "Dia adalah pengawal pribadiku, yang kemanapun aku pergi, dia harus mengikutinya." "Bagaimana dengannya?" Aji kembali bertanya saat melihat kearah Lilya dengan tidak senang, karena gadis kecil itu jelas-jelas menunjukkan rasa jijik dan selalu nyengir saat melihat dirinya. "Dia adalah adikku." Jawab Bella tanpa ingin panjang lebar langsung bertanya, "Aku datang kemari bukan untuk menemuimu, tapi untuk menanyakan keberadaan Sima Cho. Jika kamu mengetahuinya,
"Apa maksudmu dengan satu miliar?" Tanya Bella kepada Julia."Satu miliar sekali syuting!" Julia menoleh kearah Bella dan dengan bersemangat menjelaskan, "Sebenarnya ini bukanlah syuting layar lebar, melainkan biografi tokoh peran utama, dan peran utamanya adalah kamu. Bisa dibilang ini adalah pengenalan tokoh utama sebelum akhirnya kamu terjun ke layar lebar!""Apa maksudmu?" Bukannya mengerti, Bella semakin tidak tahu dengan apa yang Julia katakan. "Jadi begini," Julia mencoba untuk bernafas dengan tenang dan menstabilkan hatinya sebelum menjelaskan, "Ini seperti platform streaming, dimana kamu ada peran utamanya, dan untuk melihat semua orang harus membayar. Pembagian dari penonton yang melihat adalah 50:50 persen. Diluar itu, sekali syuting kamu akan mendapatkan bayaran satu miliar, dan kontrak kerja ini bukan seberapa banyak syuting dilakukan, tapi satu tahun." "Dengan kata lain, jika kamu bisa melakukan syuting film sebanyak sepuluh kali dalam setahun, kamu akan mendapatkan ba
"Tidak mungkin....." Ekspresi wajah produser Aji tampak luar biasa. Menyaksikan dua orang yang masih bugar di depannya, dia benar-benar tidak pernah berpikir keduanya akan bisa melawan efek obat yang dia berikan, karena bagaimanapun, obat yang dia berikan bisa membuat gajah tertidur bahkan jika hanya beberapa mililiter. Tetapi, dua orang ini sebenarnya bisa tetap bugar setelah meminum anggur dari gelas yang telah dia olesi obat yang sama? "Sial!" Tapi produser Aji segera sadar dan berteriak, "Bunuh dia!" Tidak ada pilihan! Setelah rencananya diketahui, dia hanya bisa membunuh Rendy untuk menghilangkan saksi mata. Sayangnya dia terlalu meremehkan dua orang di depannya. Tanpa perlu Rendy yang bergerak, Lilya yang dilihat dari manapun adalah seorang gadis kecil dan tampak tidak berbahaya ternyata sangat mengerikan. Setelah produser Aji memerintahkan, gadis kecil itu sudah bangun dari tempat duduknya dan berbalik untuk menyeringai kepada dua pengawal bertumbuh besar di sana. Sanga
"Diam!" Suara dingin Bella terdengar di sela-sela jeritan Aji. Tapi begitu, dengan rasa sakit hebat dan perasaan panas terbakar di selangkangannya, Aji sama sekali tidak bisa menahan rasa sakitnya dan terus mengerang. Dia terus mengerang dan memekik kecil, tampak sangat kesakitan, yang membuat Bella tidak tahan. "Kubilang diam!" Tanpa rasa ampun, Bella yang telah menjadi orang lain menendang wajah produser Aji. "Bam!" Tubuh gemuk besar, berukuran dua kali lipat lebih besar dari Bella tiba-tiba tersentak dan terlempar ke belakang beberapa meter. Cukup mengejutkan, bahwa sekali tendangan, Bella bisa melemparkan tubuh Aji yang mungkin memiliki berat badan 100 kilogram. Tapi Bella memang telah menjadi orang lain. Tanpa emosi atau belas kasihan sama sekali, ekspresi wajahnya benar-benar dingin, yang bahkan membuat Rendy sedikit menaikkan alisnya saat melihat dari kejauhan. Hal itu sama dengan Lilya yang tidak tahan untuk tidak bergumam, "Kupikir setelah kamu menjadi artis selama be
Keluar dari ruangan produser Aji, kelompok Rendy yang baru tiba di lantai pertama segera di sambut oleh komisaris Burhan. Selain komisaris, Rendy juga menemukan hotel itu sudah di amankan dengan beberapa polisi bersenjata lengkap. "Tuan Red, apakah semuanya baik-baik saja?" Komisaris Burhan langsung bertanya saat melihat kedatangan Rendy. "Apakah aku terlihat terluka?" Rendy balik bertanya dengan nada ringan dan sedikit tidak senang, terutama saat dia menyaksikan banyak personil bersenjata di hotel. "Bukankah sebelumnya aku berkata jika aku datang kemari bukan untuk berperang? Kenapa kamu membawa banyak personil, dan bahkan pasukan khusus?" "Itu... Sebenarnya..." Komisaris Burhan merasa canggung dan melirik kearah Agam di sampingnya. "Saya yang menghubungi komisaris Burhan," Agam segera menjawab setelah melihat komisaris Burhan meliriknya, "Kupikir akan terjadi sesuatu, jadi...." "Apa kamu pikir aku membawa masalah?" Bertanya seperti ini, Rendy jelas tidak senang dengan apa yang
Dengan pembicaraan dari komisaris Burhan dan jenderal Ananda, Rendy yang telah sampai di tujuan tidak menyadari jika situasi di puncak sudah di amankan. Komisaris Burhan dan jendral Ananda tahu bahwa Rendy tidak ingin dibantu atau di ganggu oleh siapapun, oleh karena itu keduanya hanya memutuskan untuk mengamankan area Puncak Bogor. Sangat mengejutkan bahwa di hari Minggu, hari dimana biasa Puncak Bogor memiliki banyak wisatawan kini menjadi sepi tanpa pengunjung yang datang dan pergi. Komisaris Burhan dan jendral Ananda merasa beruntung saat bisa sesegera mungkin memerintahkan pasukannya untuk menghentikan setiap pengunjung di jalan masuk ke Puncak Bogor. Tentu saja Rendy dan Bella tidak menyadari dengan keadaan sekitarnya. Kemungkinan mereka berdua juga tidak peduli. Pada saat ini, ketika Rendy yang mengendarai mobil tiba di sebuah villa mewah pribadi, yang terletak tidak jauh dari Gunung tertinggi di Puncak Bogor, dia melirik kearah Bella di sampingnya. "Apakah ini tempatnya?