Home / Thriller / Qolbu Quddus / Chapter 66 Sembako

Share

Chapter 66 Sembako

Author: aries23
last update Last Updated: 2022-05-02 22:18:13
Safira memakai hoodie berwarna hitam dan masker hitam sedang melakukan pengintaian terhadap Barra Rafeyfa Zayan. Terlihat Zayan sangat antusias membagikan sembako pada para warga. Sedangkan anak buahnya sibuk memotret moment demi moment tersebut.

“Terima kasih pak, sudah membantu kami…. Jarang sekali ada orang-orang seperti bapak peduli dengan orang susah seperti kami…..” ujar salah satu warga yang diberikan sembako. Para warga sangat bersyukur diberi sembako. Terlihat dari wajah polos mereka, yan sumringah diberikan sembako oleh Barra dan para anak buahnya.

Barra dan anak buahnya membagikan sembako tersebut dari rumah kerumah dan dari gang ke gang. Safira terus mengikuti pergerakan Barra. Safira kaget saat salah satu anak buah Barra menabraknya.

“Maaf, saya tidak sengaja…..” ucap laki-laki tersebut. Safira hanya menganguk dan bernapas lega, saat dilihatnya anak buah Barra menjauh meninggalkannya. Safira hanya terdiam ditempat berdirinya dalam posisi siaga, jika ada yang menyerangny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Qolbu Quddus   Chapter 67 Perusak Hubungan Anak & Orang Tuanya

    Sma N Bangko dihebohkan oleh kedatangan lima pria tampan dan pindahan dari sekolah ternama di Bagan. Yang lebih membuat siswa-siswi semakin heboh, bahkan ada yang mencibir adalah, lima pria tampan tersebut datang bersama Safira. Kelima pria itu secara bergantian memperkenalkan diri mereka masing-masing didepan kelas. Banyak sorakan, tepukkan tangan bahkan gombalan yang dilontarkan para cewek pada kelima pria tampan itu. Sedangkan Safira hanya diam duduk dibangkunya, terus menatapi kelima pria itu dengan tatapan sinis. Tidak menyangka bisa satu kelas dengan musuhnya. “Bakal ada perang dunia ketiga nih.” cetusnya memangku kedua tangannya diatas meja. Sedangkan Fikri juga menatap Safira tajam. “Minggir…” usir Fikri kepada beberapa siswa yang duduk dikursi tidak jauh dari Safira. Sekarang, saat kembalinya Safira disekolah, kelas itu dikuasai oleh dua kubu yang sangat ditakuti dan terkenal setiap hari bermusuhan, yaitu kubu Safira dan geng Red Dragon. Dan sekarang akan bertambah satu k

    Last Updated : 2022-05-03
  • Qolbu Quddus   Chapter 68 Penyerangan

    Safira keluar dari kelas, duduk dimotornya menunggu Fikri dan keempat sahabatnya diparkiran. Safira diam memikirkan ide untuk mendekati Fikri, agar dirinya bisa lebih mudah mendapatkan berbagai informasi. Saat sedang sibuk memikirkan caranya, seorang pria mendekatinya. Safira menatap sang pria dengan tatapan tajam. “Mau lari dariku?” tanyanya dingin. Safira menyeringai. Melipat kedua tangannya didada. “Siapa yang lari.” jawab Safira cuek. “Kenapa kau tidak datang lagi ke club? Sudah berani menantangku?” “Bukan menantang. Tapi, aku sudah memiliki pekerjaan, yang lebih layak dari pada bekerja di tempat terkutuk itu. Aku akan membayar semua hutang ayahku.” jelas Safira menatap Abraham tajam. “Dan aku pastikan, kau tidak akan pernah bisa membayarnya dan menebus dirimu sendiri. Aku tidak mau tahu, malam ini kau harus kembali bekerja ditempatku, atau kau akan menerima akibatnya nanti.” ancam Abraham. “Sorry, aku tidak akan pernah takut dengan ancamanmu. Kau pikir aku bocah lima tahun,

    Last Updated : 2022-05-04
  • Qolbu Quddus   Chapter 69 Cinta ditolak, bunuh diri pun bertindak

    “Coba tebak apa yang saya dapatkan?” ucap Diki disebrang telepon. “Saya menemukan adanya bubuk narkoba jenis sabu-sabu didalam bungkusan mie dan karung beras.” jelas Alvian. “Berarti mereka sengaja memasukkan bubuk sabu kedalam karung beras dan mie supaya para warga kecanduan sabu! Tujuan mereka apa?” Safira nampak berpikir. “Sudah jelas, untuk merusak warga dan anak bangsa ini!” “Terima kasih infonya….” “Goodluck….” balas Alvian. ** Kembali Abraham Adhitama menemui Safira di sekolahnya saat hendak pulang. “Mau apa lagi kamu hah? Tidak usah mengangunya!” ujar Safir hendak menyerang Abraham. “Aku hanya ingin bertemu dengannya! Saya tidak punya urusan denganmu!” bentak Abraham. “Akan menjadi urusan saya, jika kau ingin menyakitinya.” cetus Safir. Dia masih bisa mengingat bagaimana Abraham memperlakukan Safira dengan kasar, agar ikut dengannya. “Baiklah, saya akan bicara padamu,” ujar Safira akhirnya. Safira dan keempat sahabat Fikri mengawasi keduanya di parkiran. “Aku mencin

    Last Updated : 2022-05-04
  • Qolbu Quddus   Chapter 70 Phobia

    Safira, Fikri, dan keempat sahabat Fikri, sedang menghadiri sebuah pesta ulang tahun. Tidak jauh dari tempat acara, terdapat sebuah kolam renang. Safira terus menatapi gerak gerik Fikri, menatapnya dengan tatapan dingin. Fikri berjalan sendiri dalam diam, sedangkan ketiga sahabatnya sedang sibuk mengobrol dengan temannya lagi berulang tahun.Terlihat jelas, wajah Fikri pucat saat tidak sengaja seseorang menyenggolnya hingga hampir saja tergelincir jatuh kedalam kolam. Dia terlihat sangat terkejut dan terlihat sangat terkejut. Dengan senyum sinis, Safira mendekati Fikri diam-diam dan menendang tubuh Fikri hingga masuk kedalam kolam. Saat tubuh Fikri semakin tenggelam di kolam, dia merasakan kehadiran mamanya Hanum, sedang menatapnya penuh amarah.“Rasakan ini, makanya turuti apa yang aku perintahkan.” Hanum terus menghajar Fikri, mencambuknya berkali-kali. Tubuh Fikri semakin tenggelam, “Ampun ma, maafkan Fikri. Ampun, sakit ma, “ ujar Fikri meringkuk menahan sakit dikamar mandinya. Tub

    Last Updated : 2022-05-05
  • Qolbu Quddus   Chapter 71 Breaking News

    “Lakukan sesuai perintah!” “Baik pak…..” lalu pria berpakaian hitam tersebut melemparkan peledak di sebuah gereja. “Pekerjaan selesai pak!” lapor pria tersebut, langsung memasuki mobilnya dan mengasnya dengan kecepatan tinggi. Breaking news….. “Sebuah gereja dibom oleh seseorang yang tidak dikenal! Korban dari peristiwa ini sebanyak 20 orang. Semua orang dinyatakan tewas. Peristiwa ini berlangsung saat umat kristiani sedang beribadah.” lapor pembawa berita. Seorang pria berkacamata hitam tersenyum dingin saat menonton berita tersebut dan meraih smarphonenya menelpon seseorang. “Lakukan sesuai rencana….” “Baik pak…..” pria berkacamata hitam tersebut keluar dari ruangannya dan memasuki mobil dan meninggalkan rumahnya. “Saya sebagai umat muslim sangat kecewa atas kejadian ini. Saya harap tidak ada lagi kejadian seperti ini menimpa umat beragama. Supaya kita hidup dengan rukun dan damai walaupun kita berbeda keyakinan…..” jelas wakil bupati Alamsyah Putra, saat diwawancari wartawan

    Last Updated : 2022-05-06
  • Qolbu Quddus   Chapter 72 Bodyguard

    Akhirnya Abraham resmi berpacaran dengan Safira. Safira menerima pria itu hanya karena tidak ingin melihat Abraham melakukan tindakkan yang konyol lagi. Jika pun dia jatuh cinta pada Abraham, biarlah waktu yang akan menjawabnya. Pagi sekali Abraham sudah berdiri menanti Safira didepan gerbang rumah Fikri. "Kamu ngapain kesini?" tanya Safira mengerutkan keningnya. Abraham hanya nyengir, mendekati Safira. “Aku rindu, dan aku membawakan ini untukmu." dengan wajah sumringah Abraham memberikan sebuah kotak kecil berwarna merah. Safira menatap benda itu dengan bingung, "Apa ini?" tanya menatap Abraham. "Buka saja." jawab Abraham dengan tersenyum. Dengan berat hati Safira membuka benda kecil itu dan mendapati sebuah kunci, dan tiga orang pria mengendarai motor sport. Safira semakin bingung, seperti tahu apa yang di pikiran Safira, Abraham pun menjelaskannya. “Ketiga orang ini adalah bodyguardmu, dan motor sport ini milikmu. Jangan menolak, aku tidak suka penolakkan,” ucapnya menatap tajam

    Last Updated : 2022-05-08
  • Qolbu Quddus   Chapter 73 Aku Adalah Seorang Pembunuh

    Saat pulang, ditengah jalan motor yang dikendarai oleh Safira ditendang oleh orang tidak dikenal, menyerang para bodyguard Safira dan juga para sahabat Fikri. orang-orang tersebut memakai topeng saat melakukan penyerangan. Saat fokus Safira dengan yang lainnya teralihkan, seseorang dari pihak penyerang membius Fikri yang handa berdiri dengan tenang, tanpa ikut berkelahi. Karena orang-orang tersebut tidak menyerang atau menghajar dirinya dan dibawa pergi. Safira kecolongan. Fikri dibawa disebuah rumah, dan saat Fikri sudah sadar, para pria itu memaksa Fikri agar meneguk alkohol. Fikri sempat berontak, namun dia tidak bisa berbuat banyak, karena tubuhnya diikat. Fikri dipaksa meminumnya, hingga pria itu sangat mabuk. Setelah puas menjahili Fikri, pria itu dilepas ditengah jalan. Tak beberapa lama, Safira menemukan Fikri yang sudah mabuk berat, Safira membantu Fikri untuk berdiri, dan menyuruh para bodyguardnya mengangkat tubuh Fikri, dan menduduki dibelakangnya. Siang itu, Safira tidak

    Last Updated : 2022-05-09
  • Qolbu Quddus   Chapter 74 Terjebak Di Masa Lalu

    Terjebak di masa lalu, suatu hal yang menakutkan. Tetapi takdir membuatku harus merasakan hal itu. Menghancurkan setiap rasa yang pernah ada, membungkamnya secara paksa. Aku lah setetes air hina yang tak pernah di inginkan di dunia. Kehadirannya hanyalah petaka yang harus di hindari jauh-jauh. Fikri Wijaya Kusuma. "Mama tidak pernah membiarkan aku bermain-main dengan adikku. Mama selalu saja memarahiku saat ketahuan sedang bermain dengan Aruna," ujarnya mengusap wajahnya dengan kasar. Mengingat kejadian itu membuat dadanya terasa sakit sakit. Membayangkan kembali kejadian itu, melihat betapa murka kedua orang tuanya saat melihat Aruna sudah tidak sadarkan diri dan bersimbah darah. "Aku sudah berulang kali mengatakan jangan pernah bermain dengan Aruna. Dasar anak pembawa sial." teriak Hanum histeris dan menampar wajah Fikri. Bayangan sang mama yang menamparnya mengusik pikirannya. Fikri mencoba menahan tangis agar tidak terlihat lemah dihadapan Safira. sejenak Fikri hanya terdiam, m

    Last Updated : 2022-05-10

Latest chapter

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Lukisan

    Safira menghela napas lelah membaca bait demi bait tulisan diary tersebut. Safira menutup laptopnya, dan segera keluar dari kamarnya. “Mau kemana?” hadang Safira saat melihat Fikri keluar dari kamarnya. “Bukan urusanmu.” jawabnya acuh. “Akan memanaskan motor,” ucap Safira meninggalkan Fikri yang hanya bisa mendengus sebal. Dia harus bisa menghindari Safira, dia tidak ingin terlalu dekat dengan wanita itu. Fikri tidak ingin masalalu nya terulang lagi. Bukankah menjaga lebih baik dari pada merusak. Fikri melangkah keluar dan dilihatnya Safira sedang memanaskan motornya. Fikri mendekati Safira, dengan kasar merampas kunci motor dan segera hendak menaiki motor tersebut, namun dengan gerakan gesit, Safira menarik baju Fikri. “Kau tidak akan bisa pergi tanpa diriku. Apa kau ingin disiksa terus oleh ibumu? Apa kau sangat suka ya disiksa oleh ibumu?” ujar Safira ketus. “Bukan urusanmu.” jawab Fikri dingin. “Akan jadi urusanku jika menyangkut dirimu. Apalagi aku sudah ditugaskan untuk

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Rekaman Cctv

    “Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Safira disebrang telepon.“Silahkan….” jawab Abbas.“Boleh aku minta alamat rumah bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?”“Akan saya kirimkan…..” jawab Abbas. Saat sudah mendapatkan alamat Zivana, Safira segera keluar dari rumah pribadi Fikri. Motornya berhenti disebuah rumah dan mengetuk pintu rumah tersebut. Seorang wanita keluar membukakan pintu.“Maaf, bolehkah saya bertemu dengan bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?” tanya Safira ramah.“Maaf bu Zivana tidak ada dirumah…. Bu Zivana belum pulang.” jawab sang Art.“Kapan ya pulangnya?”“Mungkin sore ini, kalau tidak lembur….”“Bolehkah saya masuk dan menunggu bu Zivana? Saya ingin sekali bertemu dengannya.” sang Art hanya menganguk perlahan dan menyilahkan Safira masuk. Sesaat setelah masuk, sang Art nampak menelpon seseorang. Safira mengamati seluruh ruangan tersebut. Dia melihat foto keluarga, Safira mengamati foto tersebut dengan seksama. Safira duduk disofa panjang. Tak lama

  • Qolbu Quddus   Bab 150 Pengajuan Banding

    "Maksud Anda apa berbicara seperti itu? Anda meragukan pengkapan yang kami lakukan? Kau iri? Sudah tidak percaya lagi oleh pak Haikal?" Alfa tersenyum menyeringai. "Saya tahu, ini semua rencanamu untuk mengetahui isu kalian tentang berita Taqy Shafiullah. Bau busuk rencana sudah tercium kok, hanya menunggu waktu kehancuran kalian saja...." ucap Safira dengan dingin. "Bilang saja kau memihak pada teroris ini. Jika iya, itu sama saja kau membela para teroris. Itu sama saja kau berpihak pada kejahatan dan kau memberi kesempatan bagi para teroris membunuh dan menyebarkan teror lagi....""Jika iya memangnya kenapa? Kau takut seorang Safira Ramadhani berpihak pada teroris? Jika aku ikut menyelesaikan kasus ini, sudah pastikan kau kalah, Alfarezel Arfan.... Kesempatan mu untuk menang hanya sedikit.... Jangan sampai saya turun tangan menangani kasus ini Fa...." Safira tersenyum sinis. Saat melewati Alfa, Safira sengaja menyenggol lengan Alfa dengan kasar. Alfa tampak geram, meninggalkan sel

  • Qolbu Quddus   Bab 149 Mengadu domba

    "Saat itu Reyhan di ancam saat melakukan pemberontakan karena apa yang dituduhkan para polisi itu tidak lah benar...." jelas Alfariz. Safira hanya diam, terus saja mendengar apa yang di ceritakan oleh Alfariz. Pecakapan tersebut terekam kamera tersembunyi yang terpasang di baju nya."Kau, harus ikut kami dan mengakui bahwa kau adalah teroris.... Jika tidak, kau dan istrimu akan kami bunuh...." ancam Alfa menarik paksa Reyhan yang masih meronta melepaskan diri. Reyhan di dorong masuk ke dalam mobil tahanan. Mobil melaju meninggalkan rumah Reyhan. Tiga orang tidak ikut rombongan tersebut, kembali mendekati rumah Reyhan. Mengedor pintu yang terkunci, membuat istri Reyhan semakin panik di balik jendela saat mengintip suami nya di bawa polisi.Gedoran semakin kuat terdengar oleh istri Reyhan, dan berubah menjadi tendangan. Istri Reyhan hanya membeku berdiri membelakangi jendela. Jantung istri Reyhan sejenak terhenti, saat tiga polisi tersebut berhasil membuka pintu dan melepaskan beberapa k

  • Qolbu Quddus   Bab 148 Fitnah?

    Reyhan Aldhani perlahan keluar dari dalam kamar, sedangkan sang istri duduk dengan panik di atas ranjangnya. Saat keluar, Reyhan langsung di borgol oleh polisi. "Bapak kami tangkap...." ucap Alfa. "Apa salah saya pak? Saya tidak melakukan apa-apa yang bertentangan dengan hukum?" balas Reyhan meronta saat polisi memborgol nya. "Kamu telah melakukan tindakkan teroris.... Mengebom rumah makan X dan menewaskan banyak orang...." jelas Alfa mendorong kasar Reyhan keluar dari rumah nya. "Saya tidak melakukannya pak.... Bapak salah orang...." sanggah Reyhan tidak terima dengan tuduhan tersebut. "Tidak usah melawan dan tidak mengakui perbuatan mu.... Kau bisa membela diri saat di kantor polisi...." jelas Alfa menarik paksa Reyhan masuk ke dalam mobil. Sedangkan istri Reyhan mencoba menahan diri tidak keluar dari rumahnya, karena lebih menuruti perintah suaminya. Mobil tahanan tersebut pun meninggalkan rumah Reyhan. Sang istri hanya bisa menahan tangis saat di lihat nya mobil yang membawa s

  • Qolbu Quddus   Bab 147 Penangkapan

    "Kamu sudah mendengar berita yang sudah viral di TV kan?" tanya Haikal dengan dingin pada Alfarezel Arfan duduk di kursi depan Haikal."Saya sudah mendengarnya pak...." jawab Alfa. "Misi kali ini, kalian yang selesai kan.... Saya harap kalian bisa menyelesaikan nya dengan mudah...." jelas Haikal. "Siap pak.... Ngomong-ngomong kenapa tidak Safira saja yang menyelesaikan misi ini pak? Bukankan gadis itu adalah orang yang sangat bapak percayai?...." tanya Alfa dengan dingin. "Lakukan saja sesuai perintah.... Safira akan menyelesaikan kasus lainnya...." balas Haikal dengan tegas dan memerintahkan dengan satu jarinya untuk pergi dari ruangannya. Alfa pun keluar dari ruangan pak Haikal dan saat keluar berpapasan dengan Safira. Alfa menatap Safira tajam, "Sepertinya ada yang sudah tidak di percaya lagi menyelesaikan kasus besar...." sindir Alfa dengan senyum sinis. Safira menghela napas pendek. "Karena pak Haikal mungkin udah bosan dengan dia yang sok baik, dan menyelamatkan para tahana

  • Qolbu Quddus   Bab 146 Teroris

    Di sebuah ruangan rumah Athailah, "Sebarkan isu-isu, viral kan agar kasus ayah saya bisa teralihkan dan setelah semua masyarakat dan para netizen fokusnya terpecahkan, saat itu lah kita akan menyogok para polisi.... " jelas Athailah. Mengepal tangannya dengan geram, mata nya tajam melihat tiga anak buahnya.“Baik bos...” ucap tiga anak buah nya dengan tegas.“Cepat buat keributan.... jangan sampai gagal....” bentak Athailah. Tiga anak buah Athailah pun segera meninggalkan ruang kerja Athailah.Tiga pria tersebut mendatangi sebuah rumah makan. Setelah beberapa menit mengamati situasi sekitar, mereka pun hendak melemparkan sesuatu ke arah rumah makan tersebut, namun karena kemunculan lima orang berjubah putih dari dalam rumah makan, membuat tiga pria tersebut menghentikan aktivitasnya."Assalamu'alaikum.... " sapa lima pria tersebut dengan ramah. Namun bukannya menjawab salam lima pria tersebut, tiga pria itu hanya diam dan memasang wajah dingin, hingga lima pria tersebut memasuki mobil

  • Qolbu Quddus   145 di Laporkan ke Polisi

    “Bagaimana pendapat anda mbak, tentang terlibat nya anda dalam penangkapan pak Taqy Shafiullah? Apakah benar anda terlibat dalam penangkapan tersebut? Benarkah anda di bayar mahal oleh polisi? dan anda juga seorang mata-mata?” tanya para wartawan pada Safira saat di temui di acara bedah buku sebagai pemateri.Safira hanya tersenyum, “Itu semua tidak benar.... Saya hanya di undang untuk bernyanyi di acara tersebut.... kapan pula saya menangkap beliau? sedangkan saya sibuk bernyanyi menghibur tamu undangan hingga acara selesai.... itu hanya fitnah dari orang-orang yang tak menyukai saya, atau itu hanya pengalihan isu agar masalah inti tersebut perlahan-lahan di hilangkan dari media....” jawab Safira dengan tenang. Setelah itu dia meninggalkan gedung acara dengan menaiki motor nya.Sedangkan ke esok pagi nya, seorang pengacara dan Athailah mengajukan melaporkan Safira ke polisi atas tindakkan tidak menyenangkan, dan fitnah terhadap ayahnya.“Kami akan melaporkan beliau atas pencemaran na

  • Qolbu Quddus   Bab 144 Misi

    Safira baru saja pulang dari kampus, merasa sangat lelah saat sampai kos. Baru saja, dia duduk di kursi plastik di dalam kamar kos nya, sebuah ketukan membuatnya mendengus kesal. Safira segera bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Dia mengerutkan keningnya, saat melihat pengantar paket memberikan sebuah paket padanya. Safira menatap curiga map amplop tersebut, takutnya teror lagi. Perlahan Safira membukanya, dan terlihatlah hanya berisi data-data kriminal target yang akan di tangkapnya.“Misi kali ini adalah kau harus menyamar sebagai penyanyi di sebuah acara pertunangan seorang anak dari seorang pembunuh berantai.... kau harus bisa menangkapnya, jika tidak siap-siap untuk di pecat....” jelas jendral Haikal di telepon. Safira hanya menghela napas kasar, akhir-akhir ini pak Haikal sering bersikap tidak ramah padanya.“Baik pak....”Safira meletakkan hp nya di samping meja belajarnya, dia memeluk erat boneka Doraemon dengan erat. Safira mengukir senyum saat bayang-bayang masa lalu be

DMCA.com Protection Status