“Terkadang kamu mungkin berpikir segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik. Namun kamu tidak menyadari bahwa Allah mengatur segalanya dengan benar. Dan ingat bahwa setiap situasi buruk akan memiliki sesuatu yang positif. Bahkan sebuah jam mati pun menunjukkan waktu yang tepat dua kali sehari. Tetap positif dalam menjalani hidup. Allah tahu apa yang terbaik untukmu.”
----------
Dinnar pun merangkul pundak Alesha dan berjalan mendekat kearah dimana istri dan para remaja tampan itu berada, “Assalamualaikum, Bunda.” Sapa Dinnar, ia yakin istri dan anak-anaknya itu akan terkejut melihat gadis jelita yang ada dalam rangkulannya.
“Waalaikum-sa-lam..” Suara Kanaya memelan ketika melihat gadis jelita yang berada dalam rangkulian suaminya.
Ia mengamati lekat-lekat gadis jelita itu, tidak hanya Kanaya saja namun para remaja tampan itu pun juga mengamati gadis jelita itu lekat-lekat. H
“Cinta itu tidak kenal etika, datang tanpa permisi dan tidak terduka. Bahkan membuat kita harus mengalah pada kenyataan bahwa cinta yang kita miliki tidak seharusnya kita berikan kepada seseorang yang seharusnya mendapatkan kasihsayang bukan cinta.”----------Selama perjalanan menuju mall, Afnan dan Aflah tidak hentinya mengoceh bercerita banyak hal. Alesha menyungingkan senyum, hanya dengan mendengarkan cerita adik-adiknya ia merasakan kehangatan dalam hatinya. Saat adik-adiknya dengan senang hati menceritakan kegiatanya selama ia tinggalkan, Alesha benar-benar merasa menjadi seorang kakak yang dijadikan adik-adiknya tempat berkeluh kesah, “Wah, jadi kalian sudah dua tahun tinggal di pesantren?” Tanya Alesha, ia kagum dengan kedua adiknya.Afnan dan Aflah pun kompak mengangguk, “Iya, kak.” Jawab mereka kompak.Baik Afnan maupun Alflah pun sama-sama tersenyum menatap kakaknya, “Memang abang di pesantran
“Walaupun pada awalnya harus banyak mengalah, namun pada akhirnya kemenangan akan datang. Sebab, Kebahagian itu hanyalah pantas didapatkan bagi orang – orang yang mampu menunggu kebahagian itu datang dengan sabar dan lapang dada”---------Dinnar merengkuh tubuh istrinya yang ikut menangis kala melihat para orang tuanya menangis haru memeluk Alesha. Saat ini Sam, Marta dan bunda Kayla bergantian memeluk cucu kesayangan mereka, sementara Alesha pun juga menangis bahagia. Tentu gadis jelita itu bahagia, teramat bahagia malah. Merasakan kasih sayang yang tidak ia dapatkan sebelumnya dari keluarga angkatnya.Setelah berpelukan dengan opa, oma dan neneknya, kini gilirang Alesha menikmati kehangatan pelukan papa Helga. Beberapa kali Alesha harus terkekeh melihat perubahan fisik kakak dari bundanya itu. Memang Helga masih terlihat tampan, tapi perut buncitnya membuat Alesha gemas untuk meledeknya.Pandangan mata indah
“Menikahlah di saat yang paling tepat, karena setiap manusia memiliki waktunya sendiri-sendiri. Jangan pernah menikah karena terpaksa atau apa kata orang. Menikahlah setelah menemukan orang yang tepat. Karena, tepat memillih pasangan, maka kehidupan pernikahan akan berjalan dengan tepat dan sempurna.”----------Esok paginya, Kanaya menghampiri Alesha di kamarnya. Kamar Alesha berada di lantai tiga bersebelahan dengan kamar Afnan dan Aflah juga Varo.Kanaya membuka pintu bercat putih itu, ia tersenyum saat melihat sang putri yang masih memakai mukenanya tertidur di ranjang. Kanaya yakin, tadi setelah sholat subuh, putrinya itu pasti tertidur lagi dan lupa melepas mukena.Kanaya mendekat, ia duduk di tepi ranjang memandang wajah damai sang putri. Ia jadi tidak tega untuk membangunkan putrinya itu, tapi saat ini semua anggota keluarga yang lain sudah menunggu untuk sarapan, “Sayang, bangun yuk. Sarap
"Tidak perlu memiliki segalanya untuk bahagia, karena yang di butuhkan hanya senyum dan tawa kebahagiaan dari orang-orang tercinta.” ---------- Tidak terasa satu minggu sudah Alesha tinggal bersama ayah, bunda dan keluarga yang lain. Tentu kembalinya Alesha sangat teramat sangat membawa kebahagiaan dalam keluarga Agustaf dan Naratama. Bahkan Sam dan Marta yang bertahun-tahun tinggal di Bali, sekarang sepertinya opa dan oma Alesha itu enggan untuk kembali ke pulau Dewata dan memilih tinggal bersama anak dan cucunya di Jakarta. Sam sangat sedih, kala mendengar kehidupan cucunya yang penuh dengan penderitaan. Namun ia jupa bahagia, saat cucunya itu menorehkan banyak prestasi di sekolah. Bahkan, cucunya itu berhasil mendapatkan medali emas di olempiade sains di Singapura. Akan tetapi, kebahagiaan yang paling Sam rasakan adalah ketika cucu perempuanya mampu bersabar dan melewati setiap cobaan yang menghadang selama sembilan tahun
“Cinta sejati juga rela berkorban sekalipun itu berat dan menyakitkan. Pengorbanan yang besar tidak akan terasa seberapa jika bersungguh-sungguh mencintai seseorang.” ---------- Malam harinya seusai makan malam, berbincang hangat diruang keluarga menjadi rutinitas yang tidak pernah terlewatkan satu minggu belakangan ini. Namun malam ini suasana hangat itu, berubah menjadi menegangkan. Dan sumber dari suasana menegangkan itu adalah Marta yang tengah memaksa Varo untuk segera menikah. Siang tadi Sam dan Marta kedatangan teman lama mereka, kedatangan mereka bertujuan ingin menyambung silaturahim. Mereka hendak menjodohkan putrinya dengan Alvaro, sementara Sam dan Marta yang memang menginginkan Alvaro segera menikah pun dengan senang hati menyambut niat baik itu. Dan berakhirlah malam ini, dimana Varo yang bersandar di sofa dengan tangan yang memijat pelipisnya pelan. Mendengar omelan dan paksaan dari mamanya, membuat kepala V
“Betapa melupakan sungguh sangat sulit, meskipun begitu yakin telah mengikhlaskan.”----------Dinnar berjalan menuju kamar putrinya, baru saja putrinya itu memintanya untuk ke kamar sang putri. Dinnar yang sedang mengerjakaan beberapa pekerjan, tanpa berpikir langsung ke kamar Alesha yang berada di lantai 3. Sepertinya, ada hal penting yang hendak di sampaikan oleh Queen kecilnya itu. Menginggat biasanya Alesha yang menghampirinya di kamar jika ingin membicarakan sesuatu, tapi kali ini dirinya lah yang diminta putrinya untuk ke kamarnya.Ia berjalan menuju kamar yang ada di pojok dan bercat putih. Namun, langkahnya terhenti saat melewati depan kamar Alvaro yang sedikit terbuka. Ia pun penasaran, lalu Dinnar mengintip ke dalam kamar adik satu-satunya itu.Helaan nafas terdengar saat Dinnar mendapati Alvaro yang tengah berdiri di pintu balkon, sesekali ia juga melihat adiknya itu menghapus air mata yang meniti. Ia p
"Kita tidak pernah melupakan masa lalu kita. Kita hanya belajar untuk hidup dengan rasa sakit dan luka. Tapi, kenangan itu selalu ada di belakang pikiran kita, tidak peduli seberapa keras kita berusaha."----------Suasana hening menyelimuti sarapan pagi di meja makan, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Bincang hangat yang selalu mengghiasi, pagi ini seakan sirna dari peradaban. Suasana menegangkan yang terjadi malam tadi, sepertinya masih terbawa hingga pagi ini. Baik Sam maupun Marta tidak saling bicara, pun dengan Dinnar dan Kanaya serta anak-anaknya yang juga memilih diam.Hingga, “Varo, menerima perjodohan dengan Karina.” Ucapan Varo itu, memecah keheningan dan menghentikan tangan-tangan yang sedang bermain dengan sendok.Sam dan Marta saling pandang, lalu Marta mengambil gelas dan meminum air putih, “Tapi, tadi malam Varo yang bilang kan kalau Varo tidak berkenan.” Kata M
"Menginginkannya sulit untuk dilupakan, mencintainya sulit untuk disesali, kehilangannya sulit untuk diterima, tetapi bahkan dengan semua rasa sakit yang aku rasakan, melepaskan adalah yang paling menyakitkan."----------Alesha buru-buru menghapus air matanya yang masih tersisa di pelupuk mata, lalu ia memberikan senyum kala melihat Rendy dan Santi berdiri di hadapannya, “Kenapa kak?” Tanya Santi.Dan Alesha menggeleng di iringi senyum yang terkesan terpaksa, “Nggak apa kok, tan.” Jawab Alesha.Lalu, Rendy dan santi duduk di samping kanan dan kiri Alesha, “Nggak mau cerita sama uncle?” Tanya Rendy mengusap punggung Alesha lembt.Alesha menggeleng, kemudian menghadap Rendy, “Lesha nggak apa-apa, uncle.” Ujar Alesha di iringi senyum.“Kalau nggak apa-apa, kenapa nangis segala, hmm?” Rendy menatap mata Alesha yang terlihat sembab, &ldq
“Keluarga adalah rumah tempat berpulang, keluarga bukanlah hanya sekedar tempat pelampiasan ketika dunia mengalahkan kita. Tangan memang selalu terbuka, tetapi adakah tega kembali hanya untuk sebuah kebutuhan dan pergi ketika diatas awan. Keharmonisan dalam keluarga tidak datang begitu saja, namun keharmonisan itu harus dibangun bersama.”----------Aldelio Ahyar Agustaf, yang artinya sosok pemimpin yang berwibawa dengan sifat religius, yang terlahir di keluarga Agustaf.Serangkaian nama dengan makna indah, yang diberikan Dinnar untuk cucu pertamanya. Terselip harapan yang begitu besar, dengan doa-doa menyertai dalam setiap untaian kata. Cucu pertama Dinnar, putra pertama Alvaro, yang kelak saat besar nanti akan menjadi pemimpin yang berwibawa dengan akhlak yang baik.Bukan tanpa alasan, Dinnar memberikan nama indah itu untuk cucunya. Sosok pemimpin perusahaan besar itu, tentu saja ingin kelak ada keturunannya yang meneruskan memimpin perusahaan.
“Kata orang, cinta bukanlah sesuatu yang kita cari karena dia yang akan menemukan kita. Tidak peduli akan tempat, waktu, dan juga keadaan. Takdir akan menuntun kita untuk bertemu dengan seseorang yang membuat kita merasa begitu dicintai, seolah hanya kita lah satu-satunya cinta yang dimilikinya. Kamu tahu, bila kamu tidak sempurna, kamu mungkin bisa melakukan kesalahan, akan tetapi cinta sejati yang kamu dapatkan membuatmu sangat yakin bila tidak peduli apa yang terjadi nanti, kamu akan selalu mencintainya dan tidak bisa memadamkan rasa itu.”----------Alvaro yang melihat istrinya memejamkan mata, seketika terkesiap, membelalakkan matanya. Perasaan takut, khawatir, gelisah, kembali menyelimuti dirinya. Tanpa berpikir panjang, dengan tangannya yang gemetar, ia guncang-guncangkan tubuh lemas Alesha, guna membangunkan perempuan itu, lalu menatap pada Tyas, dengan tatapan penuh ketakutan.Tyas yang baru saja selesai menjahit bagian kewanitaan Alesha, se
Waktu adalah sesuatu hal yang memiliki ketetapan dan bernilai pasti. Tidak berputar dengan cepat, tidak pula berputar dengan lambat. Bumi pun, masih begitu stabil berputar pada porosnya, dari arah barat ke timur, tidak ada yang berubah sama sekali. Namun, entah kenapa karena aktivitas harian yang cukup padat, Alesha merasa hari demi hari seakan berlalu begitu cepat berganti, dari minggu ke minggu, hingga bulan ke bulan.Banyak hal yang Alesha lalui selama waktu terus berjalan. Dimulai dari drama Alesha yang kesal dengan sang suami, karena teramat sibuk dengan dengan berbagai pekerjaan di luar kota, bahkan luar negeri, hingga cukup jarang berkumpul dengan keluarga. Beruntung, Alesha mempunyai adik yang sangat menggemaskan dan pengertian, juga sayang padanya. Meskipun adiknya itu sering kali membuat drama, tetap saja Alesha sangat menyayangi Princess mungilnya itu.Sampai tiba waktunya, pria menawan itu memaksa Ayah mertuanya yang menjabat sebagai Presdir Agustaf Company, ya
"Tidak ada hubungan suami dan istri yang selalu cerah, namun mereka berdua dapat berbagi satu payung dan bertahan dari badai bersama-sama."----------Pernikahan bukan tentang akhir kisah cinta, melainkan awal baru bagi kehidupan baru. Menikah tentu saja tidak sama saat masih berstatus sebagai pasangan kekasih, terlalu banyak manis, hingga mengelak pedih yang bersembunyi dibalik rasa manis itu. Menikah berarti, mampu melihat semua sisi buruknya setiap hari, semakin hari akan melihat topeng yang satu persatu di tanggalan oleh pasangan. Ini lah, yang menyebabkan banyak pernikahan kandas. Merasa bahwa dirinya bukanlah sosok yang selama ini dikenal, karena banyak hal baru tentangnya, yang tidak ditemui sebelumnya.Menikah berarti berkomitmen untuk menerima semua hal yang menyebalkan itu. Menerima kekurangannya, dan melengkapi dirinya. Dengan menikahi sang pujaan hati, tidak bisa berharap bila semua akan berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Percayalah, menikah tidak sein
“Laki-laki yang baik, ia tidak akan tergoda dengan perempuan lain, pun dengan perempuan yang baik, ia tidak akan menggoda laki-laki yang sudah beristri.”-----------Matahari mulai mengintip di balik awan, sehingga sinarnya tidak terlalu terik, pagi ini. Awan hitam kecil menggantung di langit, angin bertiup pelan menghela dedaunan, dan perlahan masuk melalui jendela, menyibak pelan tirai yang menghias di sana.Pagi ini, karena ada rapat penting Alvaro terburu-terburu berangkat ke kantor, tanpa menunggu Alesha bangun. Ia sangat memaklumi kondisi sang istri, semakin perutnya membuncit, istrinya itu sudah merasa malas melakukan aktifitas. Dan, tentu saja Varo tidak masalah, yang penting Alesha tidak melalaikan kewajiban-kewajibannya.Seperti biasa, jika harus berangkat pagi-pagi sekali, Varo hanya meninggalkan sebuah memo di dekat ranjang tempat tidur mereka.Tidak lama, setelah Varo berangkat, Alesha pun bangun dari tidurnya. Saat Alesha meli
“Perasaan cinta memang luar biasa. Datang tanpa aba-aba, tanpa isyarat dan tidak terduga pula. Pun begitu, akan tetapi menikmatinya dan tanpa di sadari hidup yang di jalani sudah di porak-porandakan oleh kekuatan cinta.”----------Bukan Alvaro namanya, jika sesuatu hal yang ia inginkan tidak terlaksana. Apa lagi, ketika itu menyangkut orang yang ia sayangi.Sudah empat bulan, semenjak Alesha keluar dari rumah sakit, dan kandungan Alesha sekarang sudah enam bulan. Dan, selama itu juga, Alvaro belum pernah sekalipun menemani Alesha untuk periksa kandungan.Bukan tanpa alasan, Alvaro tidak menemani istrinya periksa kandungan. Pria menawan itu, selain disibukan dengan kerjaan di perusahaan Agustaf Company, ia juga harus meng handle restoran dan café, bahkan tidak jarang Varo harus ke luar kota berhari-hari untuk meninjau pembangunan restoran barunya yang ada di Malang, belum lagi jika ia harus menggantikan Dinnar bertemu kolega bisnisnya ke luar n
"Wanita yang paling beruntung adalah dia yang dikaruniai Tuhan seorang pria yang penyabar dan penyayang, penuh kehangatan dan kelembutan, suka menolong dan berhati tulus. Jika dia pergi, si wanita akan merindukan. Jika dia ada, wanita ingin terus berdekatan."----------Varo seharusnya tidak menerima panggilan saat sedang memimpin rapat, tapi perasaannya sejak tadi tidak tenang memperkuat keinginannya untuk menerima panggilan itu. Varo, meminta maaf kepada semua peserta rapat yang adalah, kepala-kepala divisi dan beberapa petinggi perusahaan, ia meminta waktu istirahat selama lima menit sebelum meninggalkan ruangannya untuk menerima telepon.‘Mama’Alvaro mengernyitkan dahi saat melihat nama sang Mama yang terpampang jelas pada layar ponsel. Tidak biasanya sang Mama menelepon, biasanya jika ada sesuatu pasti Mamanya itu cukup mengirim pesan saja. Tapi, kali ini kenapa Mamanya menelepon?Darah Varo terasa seperti membeku saat mendengar
Dalam alur kehidupan, setiap mahkluk Tuhan pasti sering dihadapkan pada berbagai macam situasi yang berbeda dengan akhir yang tidak sama. Entah itu jalan cerita bahagia, atau pun jalan cerita yang penuh penderitaan. Semua itu, sudah di porsi sama rata, tanpa bisa di negosiasi selayaknya takdir.Begitupun juga dengan waktu. Tidak ada seorang pun yang bisa menebak, kapan, di mana, kenapa, bagaimana dan mengapa semua alur kehidupan itu terjadi. Bahkan, sekelebat bayangan tentang masa depan saja, tidak pernah mampir dalam pikiran sebagai tanda untuk sang pemegang kendali alur kehidupan mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi.Alvaro tidak pernah menyangka, bahwa takdirnya jatuh pada keponakannya sendiri. Masih sangat membekas di ingatan Alvaro, bahwa perempuan jelita yang pagi ini masih bergulung nyaman diatas ranjan itu, dulunya adalah bayi mungil yang selalu ia timang, saat dirinya hendak berangkat kuliah ataupun saat pulang kuliah.Bayangkan, waktu it
Alyssa berjalan pelan sambil menggerutu. Wajahnya tertekuk masam, tanda ia akan menangis. Tas di punggungnya terasa berat, padahal isinya hanya tempat pensil dan kotak makan. Alyssa, saat ini sedang berjalan masuk ke dalam rumah Alvaro. Ia baru pulang dari KB, dan dijemput oleh Papa Yonya, yang memang berjanji pulang saat jam makan siang, berencana makan siang bersama sang istri.Alyssa berjalan meninggalkan Alvaro yang masih berada di dalam mobil, pria itu hanya menggelengkan kepala seraya mengulum senyum, Varo sudah tahu penyebab gadis mungil itu ngambek, dan sebentar lagi sebuah drama akan dimulai.Alyssa memasuki rumah dengan gerasah-gerusuh. Matanya menatap kesal kearah lima orang yang sedan bersendau gurau di ruang keluarga rumah Alvaro. Tampak di sana, sang Bunda, Oma, Queen sedang duduk di sofa, sedangkan Afnan dan Aflah, sedang duduk di lantai bersandar pada kaki sofa dan sedang bermain ponsel.“Abang, Mamas!!” Teriak Alyssa marah, manik coklat