Home / Rumah Tangga / Pura-Pura Single / 5. Malam Penuh Kejutan

Share

5. Malam Penuh Kejutan

last update Last Updated: 2023-06-06 19:22:10

"Bi .. Bima?" Seketika ia menyesal setengah mati karena kebodohannya dengan terlalu menonjolkan diri.

Laki-laki itu mengangguk santai, mengedik ke arah Maudy yang begitu shock melihatnya di Singapura. "Bagaimana kau bisa ada di sini, hm?"

Maudy memikirkan banyak cara untuk menjawab pertanyaan Bima. Ia pun berpura-pura tidak terjadi hal apa pun selain hanya ingin pergi berlibur.

"Aku hanya ingin berlibur .. itu saja," pungkasnya singkat sambil berjalan keluar kafe diikuti oleh Bima.

"Lalu kenapa kau bisa berada di sini? Kau bukan sengaja mengikutiku kan, Tuan Bima?" Mata Maudy berusaha memberikan penekanan agar Bima tidak mencurigainya.

Sayang sekali yang di hadapinya adalah Bima, manusia yang hampir tak memiliki perasaan itu.

"Kau terlalu percaya diri, Maudy.” Laki-laki itu terkekeh pelan sebelum melanjutkan kalimatnya.” Aku hanya mengikuti naluriku, dan voila … aku menemukanmu."

Tanpa sadar keduanya telah berjalan menjauh dari keramaian. Maudy yang sadar ia telah terpancing masuk dalam perangkap Bima lantas buru-buru berpamitan. "Kalau begitu ... senang bertemu denganmu, Bima. Aku masih harus bertemu temanku. Semoga liburanmu menyenangkan."

Kenyataannya tidak semudah membalikan telapak tangan. Bima menghentikan Maudy dan mengunci pergerakannya dengan memeluknya.

"Bukankah kau terlalu terburu-buru?" bisik Bima tepat di telinga Maudy. "Siapa orang yang ingin kau temui itu? Seberapa penting dia buatmu?" lanjutnya.

Pertanyaan Bima seketika membuat Maudy mati kutu. Ia tidak tahu lagi harus menjawab apa. Sedikit saja salah menjawab, tamatlah riwayatnya. Untuk itu, hanya satu jawaban yang sekarang ia pikirkan … membuat laki-laki itu mendapatkan apa yang ia mau terlebih dahulu.

"Apa kau ingin menghabiskan waktu denganku?"

Bima mengangguk tanda setuju. “Kau memang gadis pintar, Maudy.”

**

Rumah bergaya modern classic itu langsung membuat Maudy terpesona, mengingatkannya pada rumah impian ia dan sang suami.

"Ini rumah keduaku. Bukan, tapi ketiga. Oh, atau keempat barangkali," ucap Bima sambil terkekeh.

'Kau cuma mau pamer saja kan, dasar cecunguk brengsek satu ini,' batin Maudy.

Namun yang terucap dari mulutnya hanyalah kebohongan untuk berpura-pura mengagumi semua yang dibicarakannya. "Rumah yang unik dan megah .. suatu saat aku juga ingin tinggal di rumah yang seperti ini."

"Nanti setelah kita menikah .. ini juga akan jadi rumahmu, jadi jangan khawatir Maudy!"

Mendengar perkataan Bima barusan membuat Maudy hampir tersedak. Ia hampir saja akan berkata kasar dan merutuk sebelum akal sehatnya kembali lagi menguasai dirinya.

Bagaimanapun juga, malam ini ia harus membuat Bima menceritakan banyak hal kepada Maudy agar segala informasi yang dibutuhkan dalam rencananya dapat berjalan lancar.

Sambil melihat Bima menyiapkan segelas cinnamon tea hangat, Maudy merasa jika di balik sifat brengsek dan kejamnya, ternyata Bima terlalu mudah untuk membuka diri pada orang baru seperti Maudy.

"Kau sudah lama bekerja untuk Sunday Media? Aku tahu jabatanmu sangat penting untuk perusahaanmu. Itu kenapa kau datang padaku begini kan?"

Dengan berpura-pura untuk malu-malu, Maudy hanya mengangguk merespons pertanyaan Bima. Ia ingin menggali informasi pribadi dari Bima.

"Kau .. pasti sudah bosan dengan taktik pasaran ini, kan? Sejujurnya aku memang mendekatimu untuk alasan bisnis tapi, secara pribadi aku juga seorang penggemar CEO Bimara Group sejak dulu."

Tak percaya dengan apa yang Maudy katakan, Bima langsung salah tingkah. Ia merasa sudah dipuji habis-habisan kali ini.

"Aku tidak menyangka jika kau mengagumiku, tapi tentu saja tidak semudah itu untuk mendapatkan perhatianku, bukan?"

Maudy tersenyum kikuk. Jauh di dalam hatinya ia ingin sekali meninju dan memaki-maki laki-laki brengsek yang ada di depannya ini.

"Ya, aku memang mengagumimu sejak masih kuliah. Dulu aku punya teman dekat yang juga mengagumimu. Jadi kurasa aku akan punya saingan yang berat, tapi ternyata dia tidak mendapatkan hasil sebaik aku."

Bima terlihat diam dan seperti sedang memikirkan sesuatu. Maudy terus memancingnya untuk bercerita lebih banyak lagi mengenai masalah pribadinya.

"Aku juga pernah menyukai perempuan yang sama dengan teman dekatku."

Maudy berusaha untuk menyembunyikan senyuman di wajahnya. Ia tahu ini akan berhasil.

"Wah .. perempuan itu pasti sangat beruntung ya? Aku jadi iri, siapa perempuan itu?"

Tanpa disangka reaksi Bima mendadak berubah. Ia seperti menahan amarah yang dalam saat Maudy berusaha untuk menanyakannya. Maudy berpikir setelah ini ia akan mendapat masalah besar.

"Ma- maaf .. jika ini menyinggungmu, aku tak bermaksud ..."

"Dia sudah mati! Ada yang membunuh perempuan yang sangat aku cintai itu. Dan ... dia adalah teman dekatku sendiri."

Jantung Maudy terasa tertumbuk. Ia hampir terlonjak kaget sebelum akhirnya ia menguasai dirinya lagi. Maudy teringat kembali jika suaminya dan Bima pernah menjalin hubungan pertemanan yang sangat dekat sewaktu kuliah. Ia juga tahu jika Bima selalu berusaha menjatuhkan suaminya untuk alasan yang rasanya tidak masuk akal.

'Apakah ini alasannya? Lalu siapa perempuan itu sebenarnya?' batin Maudy.

Melihat perubahan Bima yang begitu berbeda, Maudy perlahan mendekat. Ia berusaha menghibur Bima yang terlihat masih terpukul kala mengingat kenangan tentang ‘wanita’-nya itu.

“Maafkan aku, aku berjanji aku tidak akan menanyakan hal itu lagi.”

Namun keberuntungan tidak serta merta bersama Maudy. Sebuah amplop berwarna peach yang ia dapat dari novel suaminya itu terjatuh dari kantong bajunya.

Sial, Bima juga memergoki kertas tersebut. Laki-laki itu mengerutkan dahi dalam, dan menatap Maudy dengan tatapan mengintimidasi.

"Kertas apa ini?"

Related chapters

  • Pura-Pura Single   6. Berdua Saja di Rumah Bima

    Tatapan intimidasi dari Bima itu cukup membuat Maudy panik. Ia bahkan tidak ingin rencananya gagal secepat ini.Dengan segera Maudy berusaha untuk memungut kertas itu lebih dulu. Ia seperti sedang berlomba dengan Bima yang terlihat akan mengambilnya juga."Bukan apa apa .. ini hanya surat dari salah satu brand langgananku," Maudy perlahan mulai meremas surat itu seperti sesuatu yang tak penting."Mereka memberiku voucher eksklusif," lanjutnya."Buang saja .. aku bisa membelikanmu apa pun. Kau mau apa? Chann*l, B*lgari, atau D*or? Katakan saja."Maudy menghempaskan napasnya lega. Ia tidak percaya jika Bima akan semudah itu percaya padanya."Oh bukan .. bukan begitu. Tapi ya .. ini tidak begitu penting juga. Omong-omong siapa wanita yang sangat kau kagumi itu?"Pertanyaan Maudy membuat Bima mendelik seketika. Sedari tadi laki-laki itu seperti sedang menahan diri untuk tidak bercerita lebih banyak. Namun wajah muramnya yang seperti matahari tenggelam itu lebih kentara dari apapun. Maudy

    Last Updated : 2023-08-11
  • Pura-Pura Single   7. Kebohongan yang Mulai Terungkap

    Maudy mematung seketika. Ia mendadak percaya jika Bima adalah seorang stalker handal. Bagaimana bisa ia selalu berada di tempat yang sama dengan Maudy?"Aku baru saja menjenguk temanku, lalu .. kenapa kamu ada di sini?" tanyanya sambil berjalan meninggalkan area depan ruangan suaminya. Maudy tidak boleh sampai ketahuan. Rencananya bisa hancur seketika jika laki-laki yang dibencinya ini tahu."Aku juga mengunjungi temanku, lalu ..."Belum selesai perkataan Bima, Maudy sudah berlalu dengan agak tergesa-gesa."Hey .. mau kemana? Tunggu aku!"Susah payah Maudy tetap mencoba untuk keluar dari are rumah sakit ini. Hal sekecil apa pun tidak boleh sampai ketahuan."Maaf aku sedang buru-buru untuk pulang.""Kau mau pulang ke Jakarta kan? Bagaimana kalau kamu pulang bersamaku?"Maudy melengos setengah kesal. Ia hampir tidak bisa menghindari Bima di manapun dirinya berada."Kau mau kabur lagi? Apa aku harus berbuat sesuatu untuk menghentikanmu? Akhir-akhir ini kamu terlihat mencurigakan."DEG.M

    Last Updated : 2023-08-11
  • Pura-Pura Single   8. Bukti Pertama

    "Maaf Nyonya .. tapi ini berkaitan dengan posisi saya di hotel ini, jadi saya ....""Tolong saya Tuan Ankara.. saya bisa menjamin keamanan Anda. Saya mohon..."Tak ada cara lain yang bisa Maudy lakukan selain memohon kepada si manajer. Ia tahu jika dahulunya Tuan Ankara telah menjalin hubungan yang baik dengan suaminya."Baiklah ..."Suara Tuan Ankara seperti oase bagi Maudy. Kedua tangan mungilnya menggenggam tangan Tuan Ankara dan mengucapkan terima kasih.Ia sangat bersyukur bahwa Tuan Ankara merupakan rekan baik suaminya. Namun Maudy lebih bersyukur jika kasus kecelakaan suaminya terungkap dan Bima dijebloskan masuk ke penjara. Itu saja.Sehabis menemui manajer Hotel Raffles, Maudy memutuskan untuk melihat lokasi kejadian kecelakaan suaminya, Arga. Sebuah ruangan VVIP yang biasanta hanya disewakan untuk acara-acara penting pejabat.Terlihat dari pintunya yang mewah bergaya klasik dan warna-warna kontras emas yang digunakan telah menambah kemegahan ruangan itu.Satu langkah kakinya

    Last Updated : 2023-08-12
  • Pura-Pura Single   9. Menikah dengan Bima?

    BRUK.Bima yang sempoyongan langsung terjatuh. Maudy dapat mencium dari baunya jika Bima sangat mabuk dan hampir tidak sadarkan diri.'Merepotkan saja!'Dengan susah payah ia berusaha mengangkat badan Bima ke atas sofa ruang tamunya. Entah apa yang ada dipikirannya, Maudy hanya ingin melihat Bima hancur namun ia juga tidak ingin Bima datang kepadanya seperti ini."Sialan! Semuanya sialan! Awas kau Arga! Aku akan mencarimu dan membuatmu tidak akan pernah bangun lagi! Selamanya!" teriak Bima secara tiba-tiba.Maudy sudah mengepalkan tangannya, bersiap untuk menghabisi laki-laki brengs*k ini. Namun lagi-lagi akal sehatnya kembali. Ia tidak boleh bertindak gegabah.Maudy merapatkan posisinya di sebelah Bima. Menggenggam tangannya untuk memperlihatkan jika ia peduli. Walaupun dalam hatinya tentu saja berbanding seratus delapan puluh derajat."Arga? Siapa dia?"Bima bergumam tak jelas mengatakan apa. Dia justru menarik badan Maudy agar berada di pelukannya."Dia manusia brengs*k! Bukan .. di

    Last Updated : 2023-08-13
  • Pura-Pura Single   10. Tidak Semudah Itu

    "Jika kau memang lajang .. menikahlah denganku Maudy!"Kedua tangan Bima mencengkeram erat bahu Maudy, menggoncangkannya agar Maudy menuruti apa yang ia mau.Maudy langsung tersadar jika ia tidak boleh lengah. Permintaan gila dari Bima itu harus ditolaknya dengan banyak alasan yang logis.Bagaimana pun juga ia harus tetap mendapat kepercayaan dari Bima agar semua sisi buruk Bima dapat ia korek lebih dalam."Aku akan menepis berita fitnah itu dan mengembalikan kejayaan perusahaanku .. juga nama baikku," Bima terus menatap Maudy dengan tatapan dalam.Maudy terus memberontak dan berusaha melepaskan diri. Semua perkataan sampah yang Bima ucapkan sudah seperti tuas bom yang siap membuatnya meledak kapan saja."Aku sudah menyerah untuk mendekatimu dan mendapatkan kontrak untuk perusahaanku. Lagipula .. sudah tidak tersisa berita baik untukmu."Maudy mendorong Bima jauh darinya. Dalam suasana genting itu terlihat Bima yang seperti sedang menahan amarah dan kekesalan yang mendalam."Jadi ini

    Last Updated : 2023-08-14
  • Pura-Pura Single   11. Rencana yang Sia-sia

    Karen dan Bredy saling bertatapan, menunggu seseorang dengan canggung. Asisten pribadi dari masing-masing Maudy dan Arga itu sama sekali tidak tahu-menahu jika Maudy telah mengatur pertemuan untuk mereka bertiga."Sudah lama sekali kita tidak bertemu," ucap Bredy canggung."Ya .. sudah lama sekali."Karen hanya menjawab sesuai porsinya. Hubungan kedua asisten pribadi ini memang kurang begitu baik. Keduanya dulunya adalah sepasang kekasih yang tidak bisa bersama lagi.Melepas segala rasa canggung yang ada, Maudy datang tepat pada waktunya. Tak lupa untuk menyembunyikan penyamarannya pada Bredy, ia selalu menggunakan wig hitam yang mirip dengan model rambut aslinya."Kalian berdua sudah lama?"Karen dan Bredy kompak menggeleng dan berebut untuk menjawab pertanyaan sang Nyonya."Tidak .. maksud saya belum lama Nyonya."Maudy menatap keduanya. Ia teringat kembali dengan cerita dari suaminya mengenai Karen dan Bredy."Tidak usah canggung begitu .. hari ini kita akan membicarakan kemajuan p

    Last Updated : 2023-08-15
  • Pura-Pura Single   12. Bangun dari Koma

    "Kenapa kamu segila ini? Aku sudah tidak ada urusan lagi denganmu, lagipula perusahaanmu mengalami loss yang sangat banyak. Kurasa aku tidak membutuhkanmu lagi," ketus Maudy.Tak lupa tangannya sibuk mendorong badan laki-laki yang dibencinya itu agar keluar dari apartemennya.Bima tersenyum simpul. Sambil membalikkan badannya menuju pintu, ia mengucapkan kalimat dengan sangat yakin, "kamu tidak akan bisa lepas dariku Maudy! Aku akan anggap ini sebagai istirahat bagimu tapi .. aku akan terus berusaha untuk mendapatkanmu. Suatu saat kau akan jadi istriku!"BRAK.Pintu dibanting cukup keras, menyisakan perasaan tak karuan pada benak Maudy. Ia berpikir jika dirinya mungkin saja terlalu ceroboh dan terburu-buru.Akibatnya mau tidak mau Maudy harus membuat rencana baru untuk menghancurkan Bima.Dalam keputusasaan itu dirinya berdoa agar suaminya cepat sadar dari koma-nya.Sambil terduduk di lantai yang dingin dan memeluk lututnya sendiri, Maudy mengingat lagi awal mula dirinya ingin sekali

    Last Updated : 2023-08-17
  • Pura-Pura Single   13. Kehidupan Baru

    Sebelum meninggalkan apartemennya, Maudy mengamati dirinya lagi di depan cermin.Ada perasaan campur aduk saat melihat penampilannya sekarang yang terlihat sangat menyedihkan. Rambut berwarna fuchsia dan filler bibir yang menempel pada wajahnya sekarang sangatlah terlihat bodoh."Aku akan kembali menjadi Maudy yang dulu."Sambil bergegas keluar ia kembali menghubungi Bredy, memintanya agar menjemputnya beberapa jam lagi karena Maudy akan pergi ke salon langganannya terlebih dahulu.**"Rambut Anda sangat indah Nona .. apakah Anda yakin ingin mengubahnya menjadi hitam?" tanya salah satu karyawan di salon paling terkenal itu."Ya aku yakin, tolong hilangkan semua warna fuchsia pada rambutku yang memusingkan mata ini."Si karyawan sedikit tergelak. Maudy masih senyum-senyum sendiri saat suster yang ia sewa untuk menjaga suaminya tiba-tiba menghubunginya melalui panggilan video. Terlihat sosok Arga, suaminya yang sedang terduduk sambil sedikit kebingungan.Tanpa sadar Maudy meneteskan air

    Last Updated : 2023-08-18

Latest chapter

  • Pura-Pura Single   28. Rahasia Bukan Rahasia

    Bredy langsung bergegas menyembunyikan dirinya di balik pilar-pilar besar gedung perusahaan itu. Dirinya bersembunyi dari Bima dan juga istrinya yang berurutan melewatinya keluar dari gedung perusahaan."Apa yang sebenarnya terjadi? Apa aku melewatkan sesuatu? Lalu hal apa yang tidak aku ketahui selama ini?" gumam Bredy sambil terus berpikir keras, "apa Nyonya Maudy menyembunyikan sesuatu yang tidak aku ketahui? Karen pun?" lanjutnya.Sambil terus menerka, Bredy melanjutkan perjalanannya menuju tempat tujuan pertamanya hari ini. Di balik dirinya terdapat banyak pertanyaan yang belum menemukan jawaban dan ia sadar harus segera menemukan jawaban itu secepatnya.**Suasana rumah kala itu seperti sedang berada di dua dunia yang berbeda. Baik itu Maudy maupun Arga, keduanya kini membawa suasananya masing-masing. Keduanya sibuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini membebani jiwanya."Si brengs*k itu bilang jika ada perempuan yang memiliki tahi lalat di perutnya dan Mau

  • Pura-Pura Single   27. Tahi Lalat

    Maudy tak bisa berkomentar apa-apa lagi. Dirinya sudah terlempar ke dalam kebingungannya sendiri."Ayo pulang."Ajakan dari suaminya hanya bisa ia setujui tanpa mengucap apa pun.Begitu juga saat sampai di rumah. Maudy terus diam tanpa bisa mengucap apa-apa.Tanpa disangka, Arga datang dari belakang dan langsung memeluk dirinya.Maudy merasakan tepat di samping telinganya, suaminya membisikkan sesuatu, "maafkan aku sayang, aku benar-benar hanya terlalu antusias. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, kau juga tak perlu khawatir. Dia tak mengatakan ancaman apa pun padaku."Maudy tahu betul jika perkataan suaminya hanya kebohongan yang dimaksudkan untuk menenangkan hatinya. Namun tetap saja jika dirinya terus merasa khawatir."Baiklah aku mengerti .. maafkan aku juga karena telah membatasi pergerakanmu. Aku hanya takut hal buruk akan menimpamu lagi sayang."Keduanya berpelukan dengan hangat. Namun tiba-tiba saja Maudy merasa jika dadanya kembali sesak, jantungnya berdebar tak menentu,

  • Pura-Pura Single   26. Arga vs Bima

    "Apa-apaan ruangan ini, bahkan masih sama seperti terakhir kali aku ke sini, tidak berubah sama sekali," batin laki-laki itu setelah memasuki ruang tunggu VIP untuk tamu perusahaan.Beberapa detik kemudian si laki-laki itu berjalan-jalan berkeliling ke seluruh bagian ruangan itu. Pada salah satu dinding terdapat foto masa kecil sang CEO, Arga bersama dengan teman masa kecil yang tak lain adalah si laki-laki itu sendiri."Ternyata kau masih menganggap aku sebagai temanmu? Hebat betul si sial*n ini!" gumam si laki-laki sambil setengah memukul tembok.**Mobil mewah yang dikendarai Bredy akhirnya sampai di gedung Argawica. Sambil mempersilakan sang CEO turun dari mobil dan memasuki gedungnya sendiri, Bredy melihat ke sekeliling untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu yang menurutnya mencurigakan."Silakan turun Tuan," ucap Bredy.Keduanya masuk beriringan menuju gedung megah Argawica Group itu.Arga berjalan sambil mengamati sekeliling. Terlihat jika Arga baru memahami kenapa orang-orang ker

  • Pura-Pura Single   25. Biar Waktu yang Jelaskan

    Sudah lebih dari satu jam Maudy hanya mondar-mamdir di dalam ruang kerjanya. Setelah menyuruh suaminya agar tetap diam di rumah, Maudy tiba-tiba kepikiran sesuatu. Bagaimana jika si brengs*k itu datang menemui suaminya tanpa ia ketahui?Di tengah kebingungannya, ia dikejutkan oleh Karen yang tiba-tiba masuk tanpa permisi. Terlihat jelas wajah paniknya saat masuk ke dalam ruang kerja Maudy."Nyonya .. begini .. jadi ..," Karen menghentikan kalimatnya, mencoba untuk menenangkan dirinya lebih dulu."Ada apa Karen? Apa yang terjadi? Tenangkan dirimu lebih dulu, baru kau mulai bicara ya?"Karen mengangguk, namun Maudy tetap dapat merasakan kepanikan di wajah asistennya itu."Oke .. bisa kau jelaskan sekarang? Apa yang terjadi?"Sambil sesekali memegang dan meremas ujung bajunya, Karen akhirnya mengatakan sesuatu yang tidak Maudy duga, "Nyonya Maudy .. sekarang perusahaan kita sedang gawat, nilai saham turun dan para calon investor sepenuhnya tidak akan melanjutkan investasi ke perusahaan k

  • Pura-Pura Single   24. Kecurigaan Lain

    Maudy memasang wajah setenang mungkin walaupun di dalam dirinya jelas sangat panik dan gelisah."Tidak sayang .. aku tidak tahu itu bunga dari siapa .. karena bisa saja itu orang iseng," ucap Maudy berusaha sedantai mungkin.Sedangkan Arga yang percaya dengan Maudy langsung membuang bouquet itu ke dalam tempat sampah.Sambil mengikuti langkah suaminya masuk ke dalam rumah, Maudy diam-diam mengambil amplop yang ada di antara selipan bunga-bunga pada bouquet itu."Apa kau mau makan? Aku akan membuatkanmu makanan yang enak."Maudy melihat suaminya hanya menggeleng sambil berkata, "tidak usah sayang .. lagipula kau kan pasti lelah. Aku mau mempersiapkan diri untuk mulai bekerja besok. Kau juga istirahat saja."Maudy menelan ludah. Perasaan gelisah tidak dapat membohongi dirinya.Alih-alih melakukan sesuatu yang konyol guna meyakinkan suaminya agar percaya kepadanya, Maudy lebih memilih untuk diam dan tidak terlalu memikirkan hal itu.Di sisi lain, hal yang tidak diketahui oleh Maudy sedan

  • Pura-Pura Single   23. Fuchsia Bouquet

    Kepanikan Maudy semakin menjadi-jadi saat suaminya tiba-tiba berteriak seperti orang yang sangat ketakutan."Sayang tenangkan dirimu .. jangan takut ya? Aku ada di sini bersamamu."Dipeluknya tubuh gemetar suaminya dengan penuh kehangatan. Maudy bahkan merasakan detak jantung suaminya yang berdetak sangat cepat seperti sedang melakukan lomba lari."Tenangkan dirimu, ada aku di sini .. kau tak perlu takut ya?"Dalam kungkungan Maudy perlahan tangan Arga dengan cepat menunjuk ke arah jendela, "aku tidak mau ada benda itu di ruangan ini! Ayo kita pulang saja!" teriaknya.Maudy tidak ingin kegaduhan yang terjadi di dalam kamarnya sampai diketahui oleh orang lain. Salah satu cara yang harus ia lakukan adalah dengan membungkam suaminya agar percaya jika dirinya aman bersama Maudy.CUP.Sebuah kecupan ringan mendarat di bibir Arga. Perlahan kepanikan suaminya itu mereda.Maudy menatap kedua bola mata suaminya yang juga sedang menatapnya dengan sayu.Kecupan ringan itu merupakan obat untuk ke

  • Pura-Pura Single   22. Ketakutan Luar Biasa

    Gedung setinggi belasan lantai itu sudah di depan mata. Dengan sedikit tergopoh, Maudy menghentikan mobilnya di parkiran hotel dan mengeluarkan beberapa atribut."Sayang .. untuk apa topi dan masker ini?" tanya suaminya yang mulai menaruh tanda tanya karena tingkah aneh Maudy.Sambil memasangkan topi dan masker untuk suaminya, Maudy menjelaskan jika dirinya hanya ingin keamanan karena kesadaran suaminya belum boleh diketahui oleh media, "ini semua demi keamanan kita sayang .. semua orang tidak ada yang boleh mengetahui keberadaan kita.""Memangnya kenapa? Apakah aku pernah membuat kesalahan yang tidak aku ingat?"Maudy menggelengkan kepalanya, mencoba meyakinkan suaminya untuk percaya padanya.Keduanya akhirnya memasuki lobby hotel dan melakukan reservasi.Dalam pandangan Maudy, suaminya belum menunjukan tingkah laku yang aneh seperti sedang mengingat sesuatu.Ia pun tetap membawa suaminya untuk bermalam di kamar mewah dekat dengan tempat kejadian kecelakaan suaminya yang sampai saat

  • Pura-Pura Single   21. Kembali ke Hotel Raffles

    Setelah mengatakannya, perasaan dan emosi Maudy semakin berkecamuk. Ia merasakan desakan kata-kata yang pampat hanya sampai pada tenggorokannya.Cukup sulit mengatakannya begitu saja, terlebih hal itu bukanlah sesuatu yang sepele dan merupakan satu masalah terbesar di hidupnya."Apa saya boleh mengetahui apa itu masalahnya?" tanya dokter Luna.Maudy tampak ragu, ia berkali-kali membuka dan mengatupkan mulutnya kembali.Dengan ragu-ragu dan berat hati akhirnya Maudy mengatakannya, "saya telah melakukan sesuatu hal besar dengan gegabah dan sekarang suami saya pasti akan membenci saya."Sang dokter menggenggam tangan Maudy yang dingin karena gugup. Dokter itu sangat memahami Maudy dibanding keluarga Maudy sendiri. Bahkan sang dokter pun pernah hampir menjadi orang tua angkat untuk Maudy."Tenang saja Nona Maudy .. Anda itu perempuan yang hebat. Saya tahu bahwa Anda tidak akan melakukan tindakan besar kecuali dengan alasan yang kuat bukan?"Maudy mengangguk, segala kegetiran, kekhawatiran

  • Pura-Pura Single   20. Trauma Berkepanjangan

    "Ah tidak .. tadi hanya orang iseng saja," ucap Maudy sambil berusaha untuk terus menutupi, "kenapa belum tidur sayang?" lanjutnya sambil mencoba mengalihkan pembicaraan.Arga menggeleng pelan sambil berdecak. Ia berjalan dengan sedikit kesulitan menyeret satu kakinya yang belum sembuh betul itu, "aku mendengarnya .. suara laki-laki."Dada Maudy langsung terasa sesak, kepanikannya muncul kembali.Setengah gagap, ia mencoba untuk menjawab kecurigaan suaminya, "ti- tidak .. bukan! Aku tidak berbicara dengan laki-laki seperti yang kau kira .. barusan aku hanya ..."CUP.Dikecupnya bibir Maudy agar berhenti mengatakan sesuatu yang lain.Maudy tahu jika suaminya sudah marah, maka akan sangat sulit untuk memadamkannya."Jangan berbohong .. aku kira kau benar-benar hanya mencintaiku kan?""Ya memang benar .. aku hanya takut kau salah paham mengenai orang-orang yang sering berinteraksi denganku, terlebih jika orang itu laki-laki." Kedua tangan Maudy menggantung di leher suaminya, menatap mata

DMCA.com Protection Status