Ruang perawatan VVIP rumah sakit tempat B&G berinvestasi kini sudah dipenuhi kunjungan. Sejak berita melahirkan Lela tersebar, Serena beserta keluarga besarnya berkunjung ke sana melihat kondisi istri dari Tayo sehabis melahirkan.“Bagaimana rasanya setelah melahirkan?” tanya Serena saat baru saja mendekat ke tempat ranjang Lela.Wanita yang baru saja melahirkan buah hatinya tersebut menghirup oksigen masuk ke dalam paru-parunya.“Luar biasa perjuangannya,” ucapnya diakhiri dengan senyuman yang muncul di sudut bibirnya.Ucapan Lela membuat semua orang di dalam ruangan tersebut, khususnya para wanita mama Lusi, mama Ratu, dan Serena mengulas senyum.“Ya inilah namanya seorang wanita. Harus rela berjuang mempertaruhkan nyawanya demi kelahiran sang buah hati tercinta. Makanya diharapkan para kaum lelaki agar lebih menghormati dan menyayangi seorang istri. Walau bagaimana pun kedudukan seorang wanita sangat tinggi dibanding laki-laki.”“Jangan sampai hanya masalah sepele terus dibesar-bes
Mendapatkan lampu hijau dari kakaknya membuat Tomi memikirkan kembali perkataan Lela. Semua orang di sekelilingnya mengetahui bagaimana perasaannya terhadap Tiara. Hanya saja sampai saat ini ia belum mampu mengutarakan maksud hatinya. padahal sejauh ini keduanya semakin hari semakin dekat. Bayangkan saja intensitas bertemu mereka hampir setiap hari.Namun ada alasan yang menjadikan Tomi insecure dan berkecil hati untuk mengutarakan perasaannya. Dengan posisinya sebagai manajer, tidak bisa disandingkan kedudukannya dengan Tiara yang notabene seorang pimpinan perusahaan. Tomi yakin jika di luar sana, banyak para eksekutif muda yang jatuh hati pada sosok Tiara, sahabatnya.“Kenapa? Masih berpikir dua kali untuk menyatakan perasaanmu? Atau kamu butuh bantuan ?” tanya Tayo mendekati adik iparnya di sofa raung tengah. Laki-laki satu anak itu mensejajarkan duduknya dengan adik ipar yang ada di sampingnya.“Aku tidak percaya diri, Bang. Abang ‘kan tahu sendiri kalau saat ini saja Tiara menjab
Saat ini rombongan keluarga Tomi yang diwakili oleh Lela dan Tayo, beserta keluarga besar B&G, Gifran dan Serena turut hadir dalam acara lamaran di kediaman Tiara. Perbicangan beberapa waktu dengan Tiara membuat Tomi membulatkan tekad untuk melamar sahabat yang akan dijadikan sebagai pendamping hidupnya.Tomi merasa, Tiaralah satu-satunya perempuan yang mampu mengerti dirinya dengan segala kesibukan yang dimilikinya. Sejak menduduki bangku kuliah mereka berdua sudah akrab. Sehingga tidak ada penolakan keduanya ketika mereka disuruh menjalin suatu hubungan pernikahan. Baik Tomi dan Tiara sama-sama terbuka dengan saran dari masing-masing keluarga. Dengan mengantongi dukungan dari keluarga akhirnya mereka melaksanakan lamaran hari ini.Mobil yang dikendarai Tomi dan Gifran sudah mendarat sempurna di depan pelataran pintu masuk rumah Tiara. Rumah mewah dengan arsitektur klasik itu menyuguhkan pemandangan yang indah dan sejuk di mata. berbagai tanaman dan tumbuhan-tumbuhan yang ditanam di
Setelah proses lamaran, Tomi disibukkan dengan pekerjaan yang baru menang tender. Selama satu bulan kedepan ia akan berada di luar kota untuk memantau proses pembangunan sebuah kawasan taman kota yang rencananya dimulai pekan depan.“Bagaimana persiapan ke kota V pekan depan, apa persiapannya sudah 90 persen?” tanya Gifran saat Tomi masuk menyerahkan rancangan proposal yang sudah diperbarui usai meeting kemarin.“Iya, Tuan. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana. Jadi mulai minggu depan kita Saya dan tim akan menuju lokasi untuk memantau secara langsung permbuatan taman kota yang ada di kota V.” jelas Tomi menyerahkan proposal untuk diperiksa dan ditandatanagi ulang oleh pimpinannya.Gifran megangguk. “Untuk kesekian kalinya aku mempercayakan proyek ini kepadamu. Aku yakin kamu bisa menghandle proyek ini. Berikan yang terbaik untuk walikota V agar ia kagum dengan kita sebagai pelaksana.”“Terima kasih atas kepercayaan, Anda Tuan. Saya akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan i
Tomi bertolak ke kota V untuk memipin pembangunan proyek di sana. sebelum pesawat lepas landas, ia mengabarkan kepada Tiara bahwa sebentar lagi pesawat akan take off. Namun, panggilan video call dari Tiara di ponsel membuat Tomi menggeser icon hijau pada ponsel merek buah.“Kamu hati-hati di sana. Jaga mata. jangan genit-genit. Ada hati yang harus kamu jaga di sini.” pesan Tiara dari seberang dengan wajah yang ditekuk. Ia merasa sangat sedih melepas kepergian Tomi kali ini. tidak biasanya Tiara merasa gelisah. Namun, ia tidak utarakan secara langsung kepada calon suaminya karena tidak ingin membuat Tomi merasa terbebani.Tomi tersenyum mendengar nasehat dari wanita pujaannya yang sebenatr lagi akan menjadi istrinya.“Siap, Nyonya. Aku akan selalu ingat pesan dan nasehat Nyonya,” hibur Tomi di kursi bisnis yang saat ini ia duduki.“Kamu jaga diri. Jaga kesehatan. Jangan telat makan. Jangan begadang. Kalau lagi capek di kantor istirahat sejenak. Jangan terlalu memaksakan bekerja jika ko
Hari pertama, Tomi disibukkan meninjau proyek yang sedang dalam tahap pembangunan. Ia yang bertugas sebagai penanggung jawab proyek harus memastikan tidak ada kendala serius selama pengerjaan.Dengan memakai topi pelindung disertai rompi pelindung, Tomi memberikan arahan kepada para pekerja yang sedang sibuk.“Apa tidak ada kendala yang serius di sini?” tanya Tomi kepada salah satu mandor yang bekerja di sini.“Tidak ada, Pak. Sesuai dengan arahan, Bapak kami menyiapkan segalanya dengan baik,” jawab laki-laki umur 40-an yang bertugas sebagai kepala mandor.“Saya harap juga begitu. Sehingga proyek ini bisa selesai sesuai tenggak waktu yang telah ditentukan.”“Iya, Pak. Kami akan bekerja keras menyelsaikan sampai batas waktu yang, Bapak berikan.”Setelah perbincangan sedikit dengan kepala mandor, Tomi pun menuju bangunan yang ada di sebelah timur. Rangka dari bangunan tersebut sudah terpasang, sehingga ia ke sana untuk mengecek apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana.Selama berkeli
Sementara itu di proyek, Tomi yang baru saja berdiskusi dengan salah satu tehnisi berdampingan keluar. “Tuan awas!” teriak salah satu pekerja yang melihat rangka bangunan roboh. Rangka gedung timur yang sudah terpasang sempurna tiba-tiba saja ambruk menimpanya.Namun na’as, Tomi dan rekannya tidak sempat menyelamatkan diri. Sehingga mereka berdua mengalami cedera parah yang sangat serius. Para pekerja yang menyaksikan insiden tersebut langsung berlarian membawa Tomi dan rekan mereka cedera.Ambulans yang dipesan sudah datang. Kedua orang itu cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan insentif.Di kediaman Tayo, Lela yang baru saja menidurkan Tala, terkejut mendapat kabar dari rumah sakit perihal tentang Tomi. “Tidak. tidak mungkin!” Ia langsung menguhubungi suaminya Tayo untuk mengkonfirmasi apakah berita tersebut benar atau tidak.Sementara itu kantor B&G pusat, semua orang sangat terkejut dan tidak menyangka jika Tomi mengalami kecelakaan kerja. Apalagi Tayo dan Gifran
Setelah melakukan penyelidikan, Gifran sudah mengantongi bukti kasus yang menimpa Tomi. Ia sangat geram mengetahui ternyata ada yang senagaja ingin menjatuhkan citra perusahaannya. Selama ini ia berpikir, ia sama sekali tidak pernah mengusik lawan saingannya. Namun, semua itu di luar perkiraannya. Ternyata diam-diam, karyawannya ada yang sengaja berkoalisi dengan pihak lawan untuk menjatuhkannya secara pelan-pelan.Untung saja, Gifran mengetahui dengan cepat. Terlambat sedikit saja, bisa jadi pembangunan yang ada di kota V tersendat karena adanya isu yang mengkambinghitamkan dirinya.“Tuan, tidak usah kahwatir. Saya sudah menghubungi HRD untuk memecat yang bersangkutan. Bisa dipastikan ia tidak akan mendapatkan pekerjaan di manapun di negeri ini. karena kita sudah membeberkan kartu asnya. Begitupun, dengan Tuan Simon. Sekarang ini perusahaannya berada di ambang kehancuran.” Ujar Tayo.Gifran tidak menyangka jika Simon salah satu rekan bisnisnya ternyata memiliki dendam yang sangat dal