"Da ... dari mana kau mendapatkan itu?" tanya Qibo dengan gugup. Keringat mengembun di keningnya. Hal ini sama sekali tidak terduga, skemanya untuk mempermalukan Aaron sekarang berbalik menghantam dirinya."Apa urusannya denganmu tentang dari mana aku mendapatkan milikku?" Aaron menjawab dengan tidak acuh, ia berdiri dan mengambil kantong kristal di atas meja Qibo dan melemparkannya ke meja Yue yang juga tercengang.Wajah Qibo berganti antara merah dan hijau melihat kristalnya diambil oleh Aaron, itu adalah uang belanjanya untuk setahun termasuk juga untuk pembayaran uang pendaftaran masuk akademi. Jika tidak mengingat reputasinya akan hancur, maka ia akan tanpa ragu-ragu untuk menarik diri dari pertaruhan ini dan pergi. Namun semua orang saat ini melihat ke arah dirinya. Ia benar-benar akan kehilangan muka jika melakukan itu, apalagi saat ini ada Yaolo, putra dari relasi bisnis klannya di kota ini.Aaron melangkah ringan ke lapangan yang cukup luas di halaman. Berdiri tenang dengan
"Dari mana kamu mendapatkan kristal sebanyak itu?" tanya Yue dengan ekspresi rumit. Ia tidak ingin Aaron membawa masalah ke manornya dengan melakukan tindakan ilegal di dalam kota.Aaron tersenyum, menyadari kecurigaan Xia dan Yue. Ia menjelaskan, "Aku bergabung dengan tim ekspedisi ke Kawasan Jantung Herbal, lalu mendapatkan barang yang baik dengan pembayaran bagus." Xia dan Yue saling pandang, mereka mengetahui memang ada perusahaan ekspedisi. "Dengan ekspedisi mana kamu bergabung?" selidik Xia. Ia tahu seluruh seluk beluk kota ini."Serikat Langit Ugura, aku bergabung dengan salah satu timnya," jawab Aaron."Aku harap kamu tidak berbohong," ucap Xia. "Aku tahu putri pemilik serikat itu dan manor kami berhubungan dagang dengan mereka.""Nona Meiyo?" tanya Aaron tiba-tiba.Xia dan Yue tertegun, "Kamu mengenalnya?" Xia semakin penasaran."Kebetulan aku ikut dengan timnya dalam ekspedisi itu," balas Aaron tersenyum. Namun ucapannya membuat Xia dan Yue melongo."Ia juga memberikanku in
Xia terbangun setelah beberapa jam tertidur di dalam bak berisi liquid kecantikan. Merasakan tubuhnya sangat segar ia mengangkat satu kakinya. Alangkah terkejutnya Xia menyadari bekas luka yang sebelumnya seperti daging timbul di permukaan kulitnya saat ini telah menjadi halus dan rata, hanya tersisa sedikit jejak garis putih namun itu tidaklah terlalu mencolok. Barangkali jika ia berendam beberapa lama lagi, jejak halus itu akan hilang sama sekali.Xia berdiri, melihat kedua tangannya, kaki dan seluruh badannya. Ia terperangah, kulitnya terlihat jauh lebih cerah dengan tekstur lembut tetapi terasa lebih berenergi.Tidak sabar untuk lebih memastikan ia meloncat keluar dari bak kayu itu dan berdiri di depan cermin."Luar biasa ...!" Ia hampir menjerit melihat dirinya jauh lebih bersinar dibandingkan sebelum berendam dengan ramuan itu. Menatap kosong ke bak kayu itu, Xia segera memikirkan sesuatu. Ia bergegas mengenakkan pakaiannya dan dengan panik berlari keluar.Ia tertegun karena ter
Lautan manusia terlihat memenuhi lapangan luas di kaki gunung tempat Akademi Menara Putih berada. Begitu banyak orang yang datang, bagi Aaron ini adalah pengalaman pertamanya melihat kumpulan begitu banyak kultivator pada satu tempat.Aaron, Yue dan Xia berdiri di tepi lapangan melihat keramaian.Aaron merasakan bahwa lingkungan di sini sangat baik untuk berkultivasi. Tempatnya sekarang berdiri bahkan masih berada di area paling bawah kawasan akademi, namun ia dapat merasakan Energi Qi yang padat mengalir di sekitarnya. Ia tidak dapat membayangkan bagaimana jika berada jauh di dalam akademi, tentu itu akan berkali lipat lebih terkonsentrasi.Aaron memperhatikan tangga yang sangat lebar menuju ke atas gunung, dan tidak hanya lebar, tangga itu juga tinggi. Sisi kiri dan kanannya berdiri pilar-pilar batu perkasa yang sangat kokoh."Itu adalah tangga untuk naik ke akademi, tahun lalu ujian pertama tes masuk adalah dengan menaiki tangga itu," jelas Xia mengejutkan Aaron."Bukankah itu cuku
Suara riuh di lapangan luas itu mereda dengan cepat. Empat sosok melayang di udara dengan pijakan batu berbentuk piramid terbalik di bawah kaki masing-masing mereka.Seorang pria paruh baya berpakaian putih cemerlang berdiri di paling depan, dengan rambut dan jenggot sepenuhnya putih, itu adalah Master puncak Akademi Menara Putih, Sir Douyou Gurga. Sikapnya yang bermartabat dan kedalaman mata yang tidak terukur, itu adalah praktisi puncak Mortal King yang hanya tiga orang setara dengan dirinya di kota ugura.Tiga orang di belakang master akademi adalah urutan kedua dalam kekuatan, salah satunya seorang gadis dengan lekuk tubuh memikat. Tidak diketahui berapa usia yang sebenarnya namun penampilannya seperti seorang gadis berusia dua puluh lima tahun. Sikap manis dan anggun yang mengesankan menjelaskan auranya yang memukau, Nona Yunzhi yang berada pada ranah Mortal King bintang empat.Di samping kirinya seorang yang terlihat berusia lanjut tetapi tidak tampak kerapuhan pada sikap dan c
Aaron memandangi ke bawah pada orang itu yang berlari ke arahnya dengan marah."Kau tidak tahu siapa Tuan Muda ini, bajingan?!" teriaknya dengan bengis. Energi Qi meletus dari tubuhnya dan segera melayangkan pukulan ke arah Aaron.Beberapa orang memperhatikan itu, termasuk Yue. "Aaron, Awas!" teriaknya memperingatkan. Mengetahui Aaron diserang dari bawah oleh seseorang, Qibo melihat itu sebagai kesempatan, tiba-tiba bergerak dengan ganas dan hendak menyerang punggung Aaron. Namun tubuhnya tertarik kembali ke belakang. Maye membelalakkan matanya sambil memegangi kerah baju belakang Qibo. "Jangan permalukan klan disini!" bentak Maye dengan marah. Qibo mendengus dengan kesal."Apakah kamu menyukai anak itu, Maye?" delik Qibo dengn curiga.Maye sontak tergagap, dengan cepat menguasai diri. "Omong kosong apa yang kau bicarakan, Qibo. Aku hanya menyelamatkanmu dari masalah, bodoh!" bentak Maye dengan wajah memerah. Yue memperhatikannya dari samping."Hahaha ... kita lihat saja, bukankah it
Pemandangan di lapangan tingkat dua itu sangatlah luar biasa. Aaron melihat seluruh kota Ugura di kejauhan dengan banyak bangunan. Istana kerajaan yang menjulang tinggi ke langit. Keagungan dan keperkasaan membuatnya terlihat mendominasi pada bangunan-bangunan yang jauh lebih rendah di bawahnya.Melihat ke bagian yang berlawanan, banyak pohon-pohon berbaris dengan ukuran yang hampir sama rata. Sepertinya pohon-pohon itu sengaja di tanam oleh akademi. "Ayo, kita mendaftar," suara Yue membangunkan Aaron yang sedang mengagumi pemandangan.Aaron mengangguk, lalu berjalan mengikuti Yue dan Maye menuju meja-meja batu yang berbaris rapi. Ada sekitar tiga puluh meja yang sama dengan seorang berpakaian jubah putih di tiap meja. Mereka adalah kakak senior yang ditugaskan untuk menerima pendaftaran calon-calon murid baru.Di sebelah meja tersebut berdiri sebuah menara setinggi tiga meter. Itu adalah artefak untuk mengukur tingkat kultivasi para calon siswa. Setiap siswa yang telah selesai mengu
Ada sekitar delapan ribu calon siswa yang lolos tes babak pertama, sekitar dua ribuan lebih telah tereliminasi. Master akademi kembali muncul di atas platform terbang dan mengucapkan selamat kepada para peserta yang lolos. "Untuk tes selanjutnya, sekaligus penentuan kelas siswa. Di ujung hutan ada sebanyak tiga ribu lima ratus platform, seratus platform untuk kelas satu, lima ratus platform kelas dua dan sisanya untuk kelas tiga," kata-kata agung Master Akademi kembali menggema."Tetapi, untuk dapat naik platform tersebut, semua calon siswa harus terlebih dahulu berlomba mendapatkan token kunci untuk membuka platform yang akan menentukan kamu berada di kelas mana, dan hanya akan tersedia tiga ribu lima ratus token yang," lanjut Master Akademi menjelaskan.Jika token itu hanya tersedia sebanyak platform yang ada, berarti token itu adalah tanda kelulusan penerimaan, Aaron mengambil pemahaman. Matanya berbinar membayangkan jika saja ia berhasil merebut platform kelas satu. Berhasil me
Aaron yang melihat kelima orang itu berada di bawah, hanya mengabaikan mereka dan terus memanen Jamur Api."Woi, apakah kau tuli? Turun ke sini!" bentak Felou dari bawah. Aaron, benar-benar tidak menggubris panggilan itu dan menganggap mereka tidak ada. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Felou dan keempat orang-orangnya menjadi sangat marah. Salah satunya langsung memanjat naik ke atas pohon. "Jika kau tidak mau turun, aku akan memaksa dan menjatuhkanmu dari atas," ucap pemuda tersebut. Usianya sekitar sembilan belas tahun, dan tampaknya senior yang telah lama berada di akademi luar dan tidak memiliki kemampuan untuk masuk ke akademi dalam. Di susul salah satu rekannya yang lain yang juga memanjat, dua orang sekarang mengejar Aaron naik ke atas pohon. Aaron mengangkat sudut mulutnya, lalu menyeringai dengan aneh. Kemudian ia mengubah wajahnya menjadi ekspresi ketakutan. "A-apa yang kalian lakukan?" ucapnya sambil melihat ke bawah dengan raut wajah khawatir. Kedua orang yang me
Selesai di pos pendaftaran, mereka berempat masuk ke dalam hutan. Mengikuti saran penjaga di pos yang mengatakan mereka sebaiknya tidak masuk terlalu dalam ke dalam hutan, mereka berencana hanya mengeksplorasi zona aman. Lima puluh mil pertama adalah zona aman yang hanya memiliki penjaga binatang buas tingkat rendah, dua puluh mil setelahnya adalah zona berbahaya dan di luar garis itu, adalah daerah yang ditandai garis merah dan bisa mengancam keselamatan para siswa. Jalur yang mereka lalui memiliki pohon-pohon yang tidak terlalu besar, dengan celah-celah yang masih dapat dimasuki cahaya matahari, sehingga d dalam hutan tidak terlalu gelap. Sesekali mereka bertemu rombongan lainnya yang juga berburu herbal. Melihat banyaknya para siswa yang ada di tempat ini, sepertinya tidak sedikit yang menggunakan cara ini untuk menambah jumlah Poin Kontribusi mereka. Setelah berjalan selama satu jam, akhirnya mereka menemukan target pertama mereka. Tanaman kelas rendah, rumput roh yang tumb
Saat melewati Aaron, keduanya tersenyum dan mengangguk. Lalu mereka mendekati Putri Youya. "Semuanya sudah kami persiapkan, Nona," ucap Jeyun. Mendengar itu, wajah Putri Youya langsung berbinar. "Oh, ya? Kapan kita berangkat?" tanyanya dengan antusias. "Terserah Nona, kami hanya menunggu kapan kamu punya waktu, dan kita bisa pergi kapan saja," jawab Jeyun. "Oh, bagaimana jika sekarang?" Jeyun dan Zemmo langsung tertawa. "Ini sudah terlalu sore. Bagaimana kalau besok pagi saja?" usul Jeyun. Putri Youya mematung, tetapi kemudian memikirkan ini benar-benar telah sore, ia akhirnya mengangguk. "Baik, besok pagi saja kalau begitu," ucapnya. Kemudian ia menoleh kepada Aaron. "Aaron, kamu mau ikut dengan kami?" Aaron yang sejak kedatangan kedua orang itu hanya diam, langsung bertanya, "Ikut kemana, Nona?" Putri Youya berdiri, ia berjalan ke pagar gazebo dan menunjuk ke satu arah, di mana di tempat itu ada hutan dengan lautan pepohonan sejauh mata memandang. "Lembah Seribu Daun, kawas
Putri Youya melangkah keluar halaman paviliun, penampilannya yang begitu mempesona membuat Aaron terpana seolah-olah terakhir dengan seluruh tubuhnya membeku. Melihat ekspresi anak muda itu, Putri Youya mengernyitkan keningnya. "Apa kamu baik-baik saja? Kenapa kamu menjadi seperti itu?" tanyanya ketika berada beberapa langkah di depan Aaron. Aaron langsung tergagap, menundukkan pandangannya dan dengan cepat mengulurkan botol giok di tangannya. "A-aku memberikan ini untuk membalas kebaikan Nona Putri sebelumnya. Maafkan jika ini tidak seperti hasil karya pembuat eliksir terbaik, saya baru belajar," ucapnya dengan gagap. "Apa ini?" Putri Youya meraih botol giok itu dan membukanya. Kemudian menoleh kepada Aaron yang tampak kikuk. "Eliksir Kecantikan," jawab Aaron dengan wajah memerah. Berbeda dengan gadis-gadis lain yang pernah ditemuinya, aura Putri Youya sangat berbeda, terasa agung dan memiliki aura penguasa. "Eliksir ini, kamu yang membuatnya?" tanya Putri Youya. Aaron mengangg
Aaron tercengang sesaat, ia telah mendengar bahwa di aula pertarungan orang-orang bisa memperoleh Poin Kontribusi untuk kemenangan mereka, dan kadang-kadang juga mereka mempertaruhkan poin mereka sendiri, sehingga mendapatkan banyak uang. Yofan ini, sepertinya adalah bandar perjudian yang mengumpulkan orang-orang, mencari penantang untuk jagoannya, dan mendapatkan uang. Meskipun itu cara yang bagus untuk berlatih, tetapi Aaron belum berpikir sampai ke sana. Ia menggelengkan kepalanya. "Mungkin belum sekarang, Kakak Yofan," ucap Aaron menolak dengan sopan. "Aku hanya akan membuat eliksir terlebih dahulu sebelum pergi ke Aula Pertarungan." Jawaban itu jelas membuat Yofan tampak sangat kecewa, tetapi ia juga tidak bisa memaksa. Jika bukan hari ini saatnya, di lain waktu barangkali ia akan memiliki kesempatan. "Baiklah, Aaron. Tetapi jangan lupa hubungi aku kembali jika kamu tertarik. Aku akan selalu berada di sekitar Aula Pertarungan," ucapnya. Aaron mengangguk, setelah memberi sal
Bersikap seolah-olah Aaron tidak ada, Luan benar-benar tidak menghiraukannya. Lalu ia berjalan mendekati etalase di sebelah Yue. "Kakak Senior," panggilnya kepada salah satu pelayan stand yang kebetulan lewat. Ia mengeluarkan kartu kontribusinya lalu dengan sombong berkata, "Apakah dia perhiasan ini yang diinginkan oleh kedua temanku? Berapa harganya? Aku akan membayar untuk mereka," ucapnya. Ia sekilas melirik kepada Aaron yang tercengang di sebelah Maye dan Yue yang berada di antara mereka. Siswa Senior itu melongok sesaat, memegang perhiasan rambut itu lalu menjawab, "Satunya lima puluh Poin Kontribusi, kalau dua jumlahnya seratus." Mendengar harga seratus Poin Kontribusi, Luan terbelalak. Wajahnya langsung merah padam. "M-mahal sekali?!" ucapnya dengan suara hampir setengah berteriak. Siswa senior itu hanya mengangkat bahunya dan berlalu. Aaron hampir tertawa berguling-guling melihat ekspresi Luan. Raut wajahnya yang terkejut mendengar harga seratus poin teramat menggelikan.
Aaron seperti mendapatkan semangat baru ketika mengetahui eliksir-nya dihargai dengan harga cukup tinggi oleh Aula Obat. Meskipun Aula Obat terkenal angkuh dengan orang-orangnya, tampaknya Master Yujin sendiri bukanlah orang yang seperti itu, ia menilai dengan objektif dan adil, membuat Aaron merasa nyaman dan tidak merasa dikecilkan. Berjalan bersama Yue dan Maye, Aaron mengajak keduanya menuju stand pameran yang diadakan di area akademi. Sebelum tahun ajaran di mulai, selalu ada pasar seperti ini setiap tahun. Berbagai macam item yang diperjual belikan, dan tentu saja, semua dihargai dengan Poin Kontribusi, atau barter sesuai kesepakatan penjual dan pembeli. Pasar pameran sangat ramai, dengan belum adanya kegiatan belajar mengajar, para siswa hampir sebagian besar mengunjungi pameran tersebut. Saat memasuki gerbang pameran, beberapa orang memperhatikan Aaron dan kedua gadis yang bersamanya, diikuti bisik-bisik mereka yang sepertinya mengagumi kecantikan dua gadis tersebut. Aaron
Aaron berdiri di depan etalase kaca, tersenyum kepada pemuda berjubah Alkemis yang sama sekali tidak memberikan reaksi apa-apa. "Ada apa? Apakah kau memiliki sesuatu untuk dijual?" ucap pemuda itu dengan raut wajah datar. Aaron langsung menjadi kikuk, menghadapi orang-orang seperti ini, kepercayaan dirinya jadi sedikit terganggu. Tetapi dengan cepat ia melupakannya, ia hanya berniat untuk berdagang. "Aku menawarkan beberapa Eliksir jika Aula Obat berminat," ucapnya dengan suara sedikit bergetar. Pemuda itu mengangkat sedikit dagunya, menunjukkan gestur ia menunggu Aaron mengeluarkan Eliksir obat miliknya. Dengan cepat Aaron mengeluarkan botol-botol giok kecil yang telah dipersiapkannya, dan meletakkan di atas etalase. Pemuda itu mengambilnya satu, membuka sumbatnya dan mengintip ke dalam dengan satu mata menyipit, kemudian ia mencium mendekatkan ke hidungnya.Saat mencium aroma eliksir tersebut, ia sedikit mengernyitkan kening. "Eliksir penyembuhan luka ringan?" ucapnya tak yaki
Kembali ke paviliunnya, Aaron langsung menuju ke halaman belakang, ada sebuah bangunan kecil yang tampaknya adalah sebuah gudang kosong yang disediakan bagi siswa penghuni paviliun. Ukurannya tidak terlalu besar, tetapi juga tidak terlalu kecil.Memperhatikan keadaan di dalam gudang itu yang cukup bersih, Aaron tersenyum, ini adalah tempat yang cocok baginya untuk meramu obat. Aaron mengeluarkan semua bahan-bahan herbal dari tas semestanya, dan menumpuknya di lantai, seluruh herbal-herbal itu terlihat menggunung. Selama perjalanan bersama dengan Tim Meiyo di Gunung Herbal, ia telah mengumpulkan banyak, dari yang kelas rendah, hingga kelas menengah. Herbal tingkat tinggi yang didapatkannya hanyalah Sumsum Pengolah Raga. Selain salep-salep yang lebih pekat, ia juga memiliki tabung-tabung berisi liquid yang lebih cair. Ada enam botol cairan liquid, satu botol telah ia berikan kepada Xia dan Yue, sehingga ia memiliki lima yang tersisa. Sementara Inti Herbal yang berbentuk salep, masih