Malam yang gelap menyelimuti pulau Altharia, tetapi di dalam rumah-rumah dan di antara pepohonan, cahaya-lilin yang redup masih menyala, menandakan keberadaan penduduk yang terjaga. Mereka semua merasa gelisah dengan ancaman yang mengintai, namun juga penuh dengan tekad untuk melawan.Di rumah Mia, keluarganya berkumpul di ruang tengah, dikelilingi oleh peta dan rencana pertahanan. Mia duduk di tengah-tengah mereka, wajahnya dipenuhi dengan ketegangan namun juga dengan ketabahan."Kita harus membuat rencana yang lebih rinci," kata Mia, suaranya bergetar namun penuh dengan keputusan. "Kita tidak bisa mengandalkan keberuntungan semata. Kita harus siap untuk segala kemungkinan."Keluarga Mia mengangguk setuju, dan mereka mulai merumuskan strategi yang lebih terperinci. Mereka membahas bagaimana cara memperkuat pertahanan desa, bagaimana cara mengatur patroli malam, dan bagaimana cara menyusun taktik untuk menghadapi serangan musuh.Sementara itu, di sudut gelap pulau, para penjahat yang
Pulau Altharia berada dalam kekacauan. Ledakan terus menggema di langit malam, memancarkan cahaya yang menyilaukan dan merobek malam menjadi kekacauan. Mia dan teman-temannya berdiri di garis depan pertahanan, menghadapi serangan musuh dengan tekad yang tidak goyah.Di tengah pertempuran yang mematikan, Mia merasakan hatinya berdegup kencang. Dia tidak hanya bertarung untuk melindungi pulau dan penduduknya, tetapi juga untuk menemukan kebenaran di balik transformasi Ethan. Dia tahu bahwa jawaban yang dia cari mungkin menjadi kunci untuk mengakhiri konflik ini.Saat serangan musuh semakin intens, Mia dan teman-temannya terus bertahan dengan gigih. Mereka menggunakan segala cara yang mereka miliki: panah terbang, sihir yang membingungkan, dan keterampilan bertarung yang luar biasa. Namun, kekuatan musuh terlalu besar, dan tampaknya tidak ada akhir dari gelombang serangan yang menyerang pulau mereka.Tiba-tiba, Mia melihat sesuatu yang mengubah jalannya pertempuran. Di kejauhan, dia meli
Pulau itu kembali tenang setelah pertempuran yang menghancurkan, tetapi ketenangan itu palsu. Di dalam hati setiap penduduk, ada kekhawatiran akan apa yang mungkin terjadi selanjutnya. Kegelapan masih mengintai di balik bayang-bayang, dan rahasia-rahasia yang belum terpecahkan masih menggantung di udara.Mia dan teman-temannya, bersama dengan penduduk pulau, berkumpul untuk memperkuat pertahanan mereka dan merencanakan langkah selanjutnya. Mereka tahu bahwa mereka harus tetap waspada, karena ancaman baru bisa datang dari mana saja.Dalam pertemuan itu, mereka mengetahui tentang legenda kuno yang menceritakan tentang kekuatan gelap yang tertidur di dalam pulau. Menurut cerita itu, kekuatan itu pernah terbangun sekali lagi oleh kekuatan luar biasa, dan hanya dengan pengorbanan yang besar mereka bisa menahan kekuatan itu kembali.Mendengar ini, Mia merasa hatinya berdebar-debar. Apakah kekuatan gelap yang telah mereka hadapi adalah bagian dari legenda itu? Apakah mereka hanya melihat awa
Di pagi yang cerah di Pulau Misteri, suasana hati Mia dan teman-temannya penuh dengan semangat setelah berhasil mengatasi ujian besar di malam sebelumnya. Mereka berkumpul di ruang makan kecil di penginapan tempat mereka tinggal sambil merencanakan langkah-langkah berikutnya."Terserah kita semua untuk menjaga pulau ini," kata Mia, memandang teman-temannya dengan mata berbinar. "Kita harus bekerja sama dan mencari tahu lebih banyak tentang kekuatan gelap yang bersembunyi di balik semua ini."Setuju dengan Mia, saudara-saudara Mia, Sarah dan Ryan, serta teman-teman mereka, Lisa, dan Daniel, menyatakan tekad mereka untuk membantu mengungkap misteri yang melingkupi pulau tersebut. Mereka sadar bahwa tugas mereka tidak akan mudah, tetapi mereka bersatu dengan tekad yang bulat untuk melindungi rumah baru mereka.Namun, dalam tengah perbincangan mereka, kedatangan tak terduga membuat mereka terkejut. Pintu terbuka dengan gemerincing, dan seorang pria muda dengan pakaian serba hitam memasuki
Di dalam kediaman tua yang tersembunyi di tengah hutan, Oliver duduk di hadapan seseorang yang bayangan gelapnya tersembunyi di balik cahaya lilin yang samar. Keduanya berbicara dalam nada yang rendah, suara mereka bergema di ruangan yang hening."Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan, Oliver," bisik sosok bayangan itu dengan suara serak. "Mereka tidak boleh menghentikan rencana kita. Kegelapan harus berkuasa atas pulau ini."Oliver menatap sosok tersebut dengan intensitas, menyiratkan bahwa dia sepenuhnya menyadari tanggung jawabnya. "Saya akan lakukan apa yang perlu dilakukan. Mereka tidak akan menghalangi kita."Kembali ke pulau, Mia dan teman-temannya terus bergerak maju dengan hati-hati. Mereka merencanakan strategi untuk pertemuan dengan Oliver, mempertimbangkan setiap kemungkinan yang mungkin terjadi. Namun, di balik setiap rencana yang mereka buat, ada rasa kegelisahan yang tidak terelakkan. Mereka tahu bahwa ada lebih banyak yang belum mereka ketahui, lebih banyak bahaya yang
Mereka berlari melewati hutan yang gelap, tetapi ancaman yang mengancam mereka masih terus mengikuti. Angin berhembus dengan keras, dan suara gemuruh semakin mendekati."Kita harus mencari tempat yang aman!" teriak Sarah, mencoba memandu mereka ke tempat yang lebih terlindungi.Tiba-tiba, cahaya terang menerangi langit, memecah kegelapan yang menakutkan. Itu adalah sinar bulan yang menyilaukan, memperlihatkan keindahan pulau di bawah cahaya rembulan.Namun, keindahan itu hanya bertahan sesaat. Kedatangan sesuatu yang jauh lebih menakutkan segera menggantikan kedamaian mereka."Ada apa?" tanya Mia, ketakutan.Di kejauhan, mereka melihat sesuatu yang menggigilkan hati mereka. Sebuah siluet besar terlihat di balik pepohonan, dengan dua mata yang bercahaya seperti bara api."Saya pikir itu..." kata Alex dengan nafas yang terengah-engah. "Kepala Naga."Kepala Naga. Legenda pulau itu. Sebuah makhluk yang digambarkan dalam cerita-cerita tua sebagai penjaga pulau, tetapi sekarang berubah menj
Ketika gemuruh semakin keras, Mia, Sarah, Alex, dan Oliver bertukar pandangan yang penuh kebingungan. Apa yang sedang terjadi? Mereka merasa seolah-olah sedang memasuki dunia yang sepenuhnya baru, di mana misteri terus bertumpuk di atas misteri.Mereka bergerak dengan hati-hati, menelusuri jalan-jalan kota yang sunyi. Bangunan-bangunan kuno menjulang tinggi di sekitar mereka, mengingatkan mereka pada zaman kejayaan yang telah lama berlalu.Tiba-tiba, Oliver menarik nafas dalam-dalam, menahan napasnya. "Kita harus hati-hati," bisiknya kepada yang lain. "Ada sesuatu yang tidak beres di sini."Sarah mengangguk, setuju dengan peringatannya. "Saya merasa ada sesuatu yang mengawasi kita."Mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan waspada, berjalan di antara reruntuhan yang sunyi. Tiba-tiba, Mia menangkap gerakan di balik sebuah tembok runtuh di dekat mereka. Dia mengeluarkan pisau kecilnya, siap untuk bertindak.Namun, apa yang muncul dari balik reruntuhan itu bukanlah monster atau makhlu
Malam semakin larut ketika Mia, Sarah, Alex, dan Oliver meninggalkan Kota Terlarang. Mereka merasa lega bisa melarikan diri dari tekanan yang menegangkan di kota itu, tetapi di dalam hati, mereka juga merasa gelisah. Ada sesuatu yang tidak beres tentang tempat itu, sesuatu yang mereka belum bisa pahami.Mereka berjalan menjauh dari Kota Terlarang, mencoba mencari tempat untuk beristirahat. Namun, dalam kegelapan malam, mencari tempat yang aman tidaklah mudah. Mereka memutuskan untuk berjalan terus, berharap bisa menemukan pemandangan yang lebih ramah di tempat lain.Namun, seiring berjalannya waktu, mereka semakin menyadari bahwa mereka tersesat di dalam hutan yang lebat. Cahaya bulan yang redup tidak cukup untuk menembus kegelapan, dan mereka merasa seperti terjebak dalam labirin pepohonan yang tak berujung.Ketika mereka terus berjalan, mereka tiba-tiba mendengar suara aneh yang datang dari kejauhan. Suara itu seperti raungan binatang yang ganas, tetapi ada juga unsur aneh yang suli