Share

Membahas Mantan

Author: Intan Resa
last update Last Updated: 2023-05-16 16:43:36

"Aku tak setuju kalau dilangkahi Raya, Pa, Ma. Pokoknya harus kami yang duluan menikah, baru mereka," sergah David setelah acara usai.

"Papa sudah menyuruh kalian menikah secepatnya, tapi kalian yang menolak. Alasannya harus Raya yang duluan. Kenapa sekarang jadi ngotot? Apa kalian melakukan suatu kesalahan?" cetus Pak Tama, lalu masuk ke kamar.

Berbagai upaya pun dilakukan Yunita dan David untuk menggagalkan rencana pernikahan yang tak dinginkan itu, tapi tidak berhasil. Segalanya sia-sia. Keputusan Pak Tama tak bisa diganggu gugat.

Satu bulan kemudian, pernikahan sederhana antara Fajar dan Raya berlangsung dengan sakral. Suara duda itu terdengar lantang dan tegas mengucapkan ikrar.

Mungkin bagimu ini cuma permainan, asal kamu tahu, aku tak pernah main-main dalam pernikahan.

Fajar menatap wanita yang baru sah jadi istrinya. Cantiknya natural dan sekarang berpenampilan lebih feminim dari biasanya.

"Ibu tak menyangka kalau kamu akan menemukan jodoh secepat ini, Nak. Ibu senang, akh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Ditinggal di Jalan

    "Kalian kenapa sih? Batuk-batuk tak jelas. Kayak anak kecil saja, minum pun sampai tersedak," ujar Bu Harum. David dan Yunita nyengir, kelihatan pucat karena cemas yang berlebihan. "Mama jangan kebiasan nyumpahin orang sampai mandul, gak baik itu," ujar Yunita kesal. "Loh, kenapa kamu yang keberatan? Yang Mama bicarakan bukan kamu, loh. Ish, kalau ketemu mantan istrinya Fajar itu, bisa jadi Mama jambak rambutnya sampai botak. Dia telah mencemarkan nama baik seorang istri." Bu Harum merapatkan gigi karena gemas membayangkan cerita menantunya. Yunita tersenyum hambar dan merasa sedikit ngilu di kepala. Tadi dia mengajak David duduk berkumpul dengan keluarga agar terlihat akrab, tapi ternyata tetap saja ada yang membuatnya tak nyaman. Buat apa coba membahas masa lalu? Tak terbayangkan nasibnya kalau semuanya terbongkar. "Mungkin Mbak Yunita kesal karena punya kisah yang mirip kali, Ma," kekeh Raya, tersenyum menyebalkan. "Enak saja kalau bicara. Calon istriku masih gadis dan tak pun

    Last Updated : 2023-05-16
  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Berlian Asli itu Istriku

    Di sebuah kamar yang dihias sedemikian rupa layaknya buat pengantin baru, Raya sedang duduk termenung. Dia bingung, benarkah pernikahan ini hanya untuk menggagalkan hubungan David dan Yunita agar tidak berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Jika iya, berarti dia adalah perempuan egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri.Tapi kalau dia siap membuka hati untuk mencintai sang suami, bisa saja Fajar pun tak tulus mencintai. Apalagi kesannya dia terdesak dan diminta menikah dengan Raya, anak pengusaha ternama. Banyak kemungkinan kalau semuanya diliputi kepalsuan. "Assalamualaikum!"Suara Fajar diikuti ketukan pintu kamar membuat Raya langsung merebahkan badan. Pura-pura tidur sambil mengawasi pergerakan Fajar. Lelaki yang sudah sah jadi suaminya masuk dan mengganti pakaian. Mengenakan kaos oblong warna biru dongker, dan celana jogger hitam. Lelaki yang terbiasa kerja di kebun sawit dan kini berprofesi sebagai penjual nasi goreng itu terlihat kekar. Raya yang baru pertama kali berduaa

    Last Updated : 2023-05-16
  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Rencana Licik Yunita

    Raya dan Fajar masuk kamar karena dipaksa orang tua mereka. Masih saling diam, tidak ada senyuman maupun candaan di antara sepasang pengantin itu. Raya mendadak jadi kikuk. Dia yang tadi terkesan pamer kemesraan pada Yunita seketika jadi pendiam. Hilang kosa kata. "Tidurlah!" ujar Fajar, naik duluan ke springbed dan merebahkan badan menghadap plafon rumah. "Kok kamu tidur di sini?""Jadi aku harus pulang ke warung sekarang?" Fajar langsung duduk. "Eh tidak. Kita sudah sepakat akan tinggal di rumah ini dulu." Raya nyengir. Fajar kembali merebahkan badan. Tersenyum tipis melihat Raya yang masih duduk di pinggir ranjang."Sepertinya kamu tidak sungguh-sungguh mengajakku tidur di atas. Sebaiknya aku lantai saja." Fajar mengambil bantal dan hendak tidur lagi di atas ambal. "Eh, jangan. Tidur di atas saja. Aku takut kalau Mama dan Papa akan mengintip. Bisa saja kan? Soalnya Yunita saja bisa nekad mau mengintip kita.""Baiklah." Raya tersenyum. Meskipun bukan alasan karena takut kalau d

    Last Updated : 2023-05-16
  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Yunita Mengajak Rujuk

    "Aku mau pulang dulu, ya, Pak," ujar Yunita. Hanya sebentar singgah di rumah sederhana itu. Meskipun sudah tua, bapaknya tetap lihai membersihkan rumah. Pokoknya tidak sempat mempermalukan reputasinya sebagai anak karena sang Bapak tidak berkekurangan. "Loh, kok gak nginap? Bapak masih kangen, Nak.""Lain kali saja, Pak. Mas Fajar lagi sibuk buka usaha dan aku sebagai istri harus mendukungnya.""Oh ya sudah. Kamu harus menjadi istri yang berbakti. Titip salam buat suami, mertua dan anakmu.""Iya, Pak. Sehat-sehat di sini, ya," pamit Yunita, memeluk bapaknya sekilas. Di jalan menuju pangkalan ojek, Yunita berpapasan dengan dua tetangga. Ia tersenyum dan menyapa dengan ramahnya. "Wah, berani juga kamu datang ke kampung ini, Yuni?" celetuk salah satu ibu-ibu itu, tersenyum mengejek. "Lah, apa ada larangannya? Ini kampung kelahiranku dan aku ke sini mau menjenguk Bapak. Ada yang salah?" Yunita jadi berang. "Gak ada sih. Tapi apa kamu sudah cerita kalau anakmu sudah meninggal gara-gar

    Last Updated : 2023-05-19
  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Terjebak Bersama

    Hati memang bisa berbolak-balik. Yang benci jadi cinta dan sebaliknya. Tapi hati tidak bisa pura-pura dan dipaksakan semau kita. Hanya lisan saja yang sering berdusta dan seenaknya ingin mempermainkan hati. Itulah yang Yunita lakukan. Fajar benci keadaan itu. Wanita yang rencananya akan menjadi istri pertama dan terakhir telah menusuk hati dengan belati tajam. Seolah hati bagai permainan, Yunita dengan mudah meminta rujuk. Sejak awal sudah jelas di mata itu tak ada lagi cinta, tapi sedikit penyesalan dan didominasi keegoisan.Saat hati bersiap membuka pintu untuk wanita bergelar istri sah, sang mantan mulai mengusik ketenangan jiwa. Andai saja sudah saling cinta dengan Raya, mungkin akan lebih mudah melawan ombak bersama-sama. "Apa kamu mencintaiku, Raya?" tanya Fajar setelah mereka memasuki mobil. Wanita berlipstik tipis itu tak menjawab, membuang muka ke jendela mobil. Seolah memberikan jawaban kalau dia tak akan mungkin jatuh cinta dengan sang suani.Fajar sadar kalau dia dan Ray

    Last Updated : 2023-05-19
  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Balasan Untuk Pencari Masalah

    Jika dipikir-pikir, mustahil seorang Raya, anak pengusaha yang punya uang berlimpah harus menghabiskan malam pengantin di sebuah perkampungan. Untung saja rumah itu disulap bagai hotel mewah. Dalam hati yang rela, meraup kisah cinta nan indah. Itulah kenyataannya. "Gimana? Berhasil, kan?" goda Hasan saat Fajar keluar kamar pagi harinya dengan senyuman tipis di wajah. Cukup bisa menjelaskan kalau malam yang mereka lalui terasa indah."Mas Hasan bisa saja bikin istri saya jengkel, tapi sekaligus juga membuktikan cintanya pada saya. Apa ada yang menyuruhmu, Mas?" cecar Fajar dengan pandangan menyelidik. "Dibilang menyuruh sih enggak, tapi saya dengan kerelaan juga melakukan ini. Hardi, temanmu saat kerja di kebun sawit adalah sepupu istri saya. Tadi pagi Hardi cerita tentangmu dan mantan istri, lalu mengatakan kalau Mas Fajar dan istri lagi berkunjung ke kampung mantan. Jadi rencana dadakan ini direstui alam dengan turunnya hujan," kekeh Hasan.Fajar tersenyum seraya menggeleng-gelengk

    Last Updated : 2023-05-19
  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Kasus David Ternyata

    "Dasar gadis kasar!" desis Yunita. Wajahnya geram, tapi tak berdaya untuk melawan. Betisnya sakit, lutut dan telapak tangan juga sedikit nyeri. Kalau dipaksakan melawan, bisa jadi Raya akan membuat tubuhnya semakin mengerikan. "Oh, Maaf. Aku bukan gadis lagi. Aku ini seorang istri sah dari Mas Fajar dan kami sudah menghabiskan malam bersama."Raya terkekeh. Semua pegawainya sudah ia suruh masuk sehingga tidak perlu tahu urusan pribadinya dengan pelanggan baru yang sok mengancam itu. "Apa? Tidak mungkin! Kamu pasti yang merayunya. Mas Fajar masih mencintaiku." "Kenapa tidak mungkin? Aku jauh lebih cantik dari kamu, Mbak. Kecantikanmu hanya dempulan dan mengundang syahwat lelaki. Jangan kira kalau suamiku masih terbayang akan masa lalunya, apalagi mencintai sampah kayak kamu! Mas Fajar sendiri yang memohon agar aku melayaninya dan aku mau karena kami saling cinta."Raya mengulum senyum. Jika dulu hanya sandiwara bermesraan di depan Yunita, sekarang sudah kenyataan. Tidak ada penyesal

    Last Updated : 2023-05-19
  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Membalas Kesombongan Yunita

    "Aneh sekali. Bukannya kalian saling mencintai dan akan menikah? Lalu kenapa harus ada adegan pemaksaan begini? Palingan juga kalian melakukannya atas suka sama suka, tapi kamu pura-pura dilecehkan. Iya, kan?" tuduh Raya."Kamu juga perempuan, Ray. Tega sekali kamu menuduhku seperti itu," isak Yunita, masih bersembunyi di balik selimut. "Aku bicara fakta. Soalnya Mas David juga belum bangun sejak tadi, padahal sudah berkali-kali dibangunkan. Sepertinya dia kena efek pil tidur dosis tinggi," desis Raya. Benar-benar tak menyangka kalau akan terjadi kasus seperti ini, padahal kedua orang tua David sudah merestui sejak awal. Disuruh menikah secepatnya, tapi malah diundur-undur dengan alasan Raya harus duluan menikah. "Pa, banyak wartawan yang datang ke sini," ujar Fajar dan didengar oleh Raya. Dia meninggalkan Yunita dengan segala aktingnya dan menemui wartawan. Tak lupa mengunci pintu kamar dari luar karena tahu pemburu berita itu terkadang nekad. "Kami dengar, anak lelaki Pak Pratam

    Last Updated : 2023-05-19

Latest chapter

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Selesai

    Enam bulan berlalu dengan status sebagai duda, David perlahan menjadi insan yang lebih taat. Berkat kesabaran Hardi mengingatkannya agar salat. Tak lupa juga buku tuntunan salat jadi bacaan wajib David. Karena dasarnya dia waktu kecil adalah anak yang pintar mengaji, tak terlalu susah untuk mengembalikan kepingan ingatan. Apalagi diringi niat yang kuat. "Dav, sepertinya sudah saatnya kamu pergunakan ijazah kamu, deh. Aku yang cuma lulusan SMA sederajat tak merasa pantas punya pekerja seorang sarjana," ujar Hardi suatu hari. Dia merasa kalau David sudah benar-benar berubah dan saatnya dikembalikan ke tempat yang seharusnya. "Apa aku punya salah, Mas? Sampai-sampai harus dipecat dengan alasan seperti ini? Jika pun aku cari kerja di tempat lain, belum tentu dapat bos sebaik Mas Hardi," ujar David cemas. Sahabatnya Fajar tertawa sekilas, lalu menepuk bahu pekerjanya yang paling rajin. "Kamu tak salah apa-apa, Dav. Aku tahu kalau kamu sarjana dan kebetulan ada satu perusahaan yang lagi

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Taubat

    "Pulang atau kopermu kubuang ke jalan!" ancam David melalui sambungan telepon. Yunita kaget, kenapa tiba-tiba suaminya yang sudah lembut kembali ke sikap aslinya. Suka marah-marah. "Oke oke. Aku balik sebentar lagi.""Sekarang.""Nanti!"Yunita mematikan ponsel sepihak. Mendengar suara musik yang hingar bingar, David tak sabar menunggu. Tak yakin kalau Yunita akan secepatnya pulang. Tak butuh lama untuk menemukan tempat tongkrongan istrinya dan pertengkaran pun tak lagi terelakkan, terlebih David memergoki Yunita sedang bermesraan dengan seorang lelaki yang kelihatan jauh lebih tua, tapi berpenampilan kaya. "Aku ini suamimu, tapi beraninya kamu bermesraan dengan kakek-kakek tua itu," sergah David. Setelah sampai rumah, tak bisa dibendung lagi kemarahan itu. Sebuah vas bunga keramik pun melayang ke lantai, sengaja dilempar agak dekat dengan Yunita hingga dia bergidik ngeri. "Kamu mau membunuhku, Mas?""Iya, daripada kamu menodai kehormatanku sebagai suamimu. Jangan-jangan kamu sudah

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Pil KB

    Di warung nasi goreng, Raya dilayani bagai ratu. Ya, semenjak dikabarkan hamil, dia tak dibolehkan bekerja oleh sang suami. Usaha loundry tetap berjalan lancar karena asisten kepercayaan Raya tidak pernah mengecewakan. Usaha nasi goreng Fajar pun sudah menggeliat. Tempat jualan utama kini dengan menu beragam, mengontrak di sebuah ruko yang tak jauh dari loundry milik sang istri sehingga dengan mudah mengontrol usaha itu agar tetap kondusif. Sementara warung sederhana yang dulu masih tetap beroperasi dengan dua mantan preman sebagai tukang masaknya. "Mas, aku mual," keluh Raya. Kebetulan pelanggan lagi sepi. "Ayo kita ke rumah sakit, Dek. Tunggu, aku tutup warung dulu." Fajar hampir menyuruh satu karyawannya untuk menutup warung, tapi Raya tertawa dan mencubit lengan suaminya. "Aku cuma mual, Mas, bukan sakit. Kata bidan ini biasa. Tak perlu ke rumah sakit kali. Aku cuma pengen air hangat," kekeh Raya. "Baiklah, Sayang. Tapi kalau kamu ada keluhan lain yang lebih serius, kita perik

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   David Jadi Kuli

    "Mau kemana kita ini, Mas?" cecar Yunita dengan wajah kesal. Semua impiannya jadi orang kaya telah hancur dalam sekejap. David memang tampan, tapi tidak akan bisa membahagiakan tanpa adanya uang. "Ke kontrakan kamulah. Belum habis bulannya, kan?" tanya David. Dia tak menoleh dan terus menarik kopernya, berjalan mendahului Yunita yang agak kesulitan berjalan karena masih menggunakan high heels. "Tapi aku udah ambil semua barangku dari sana, Mas. Mas kita balik lagi?" protes Yunita. Ia sedikit berlari agar bisa menyejajarkan langkah jenjang sanah suami. "Gak apa-apa. Kita ke sana lagi. Kita gak punya uang yang cukup untuk ngontrak lagi. Setidaknya untuk saat ini tak perlu mikirin uang kontrakan."Yunita menarik napas panjang. Ibu kontrakannya termasuk nyiyir karena sering menegurnya jika ketahuan mengizinkan David masuk ke rumah itu malam-malam. Dengan angkuhnya Yunita melempar kunci pada pemilik kontrakan dan mengatakan tak akan pernah kembali ke situ lagi. Seperti menjilat ludah

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Kenyataan Pahit

    "Keterlaluan, kamu jahat banget sih, Raya? Aku akan balas perbuatanmu hari ini!" seru Yunita, lalu berlari ke ke kamar mandi. Rasa panas mulai menjalar di sekujur tubuh yang terkena air cabe saos itu. Belum lagi mulut yang kepedasan. Mengguyur tubuh di bawah shower sekaligus meminum air mentah jadi solusi instan. Itu belum seberapa dibanding ulahmu pada keluargaku. Dasar benalu!Raya tersenyum puas, lalu melenggang ke kamar, menyusul sang suami. Namun, dia sedikit terkejut karena Fajar berdiri di dekat pintu."Loh, kok belum tidur, Mas?" tanya Raya kikuk. Biar bagaimanapun bencinya dia pada Yunita, tetap ingin terlihat lembut di mata suami. Tak ingin kalau Fajar mengecapnya sebagai wanita yang kasar. "Mas tidak ada lagi perasaan sama Yunita, Dek. Namun, Mas tak suka kalau kamu melakukan perbuatan yang menyakiti orang lain. Lebih baik menghindar dari masalah yang tak bermanfaat. Kita tak bisa mengubah seseorang seperti yang kita mau. Itu hak Allah sepenuhnya. Dinasehati dan didoakan

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Membalas Kesombongan Yunita

    "Aneh sekali. Bukannya kalian saling mencintai dan akan menikah? Lalu kenapa harus ada adegan pemaksaan begini? Palingan juga kalian melakukannya atas suka sama suka, tapi kamu pura-pura dilecehkan. Iya, kan?" tuduh Raya."Kamu juga perempuan, Ray. Tega sekali kamu menuduhku seperti itu," isak Yunita, masih bersembunyi di balik selimut. "Aku bicara fakta. Soalnya Mas David juga belum bangun sejak tadi, padahal sudah berkali-kali dibangunkan. Sepertinya dia kena efek pil tidur dosis tinggi," desis Raya. Benar-benar tak menyangka kalau akan terjadi kasus seperti ini, padahal kedua orang tua David sudah merestui sejak awal. Disuruh menikah secepatnya, tapi malah diundur-undur dengan alasan Raya harus duluan menikah. "Pa, banyak wartawan yang datang ke sini," ujar Fajar dan didengar oleh Raya. Dia meninggalkan Yunita dengan segala aktingnya dan menemui wartawan. Tak lupa mengunci pintu kamar dari luar karena tahu pemburu berita itu terkadang nekad. "Kami dengar, anak lelaki Pak Pratam

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Kasus David Ternyata

    "Dasar gadis kasar!" desis Yunita. Wajahnya geram, tapi tak berdaya untuk melawan. Betisnya sakit, lutut dan telapak tangan juga sedikit nyeri. Kalau dipaksakan melawan, bisa jadi Raya akan membuat tubuhnya semakin mengerikan. "Oh, Maaf. Aku bukan gadis lagi. Aku ini seorang istri sah dari Mas Fajar dan kami sudah menghabiskan malam bersama."Raya terkekeh. Semua pegawainya sudah ia suruh masuk sehingga tidak perlu tahu urusan pribadinya dengan pelanggan baru yang sok mengancam itu. "Apa? Tidak mungkin! Kamu pasti yang merayunya. Mas Fajar masih mencintaiku." "Kenapa tidak mungkin? Aku jauh lebih cantik dari kamu, Mbak. Kecantikanmu hanya dempulan dan mengundang syahwat lelaki. Jangan kira kalau suamiku masih terbayang akan masa lalunya, apalagi mencintai sampah kayak kamu! Mas Fajar sendiri yang memohon agar aku melayaninya dan aku mau karena kami saling cinta."Raya mengulum senyum. Jika dulu hanya sandiwara bermesraan di depan Yunita, sekarang sudah kenyataan. Tidak ada penyesal

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Balasan Untuk Pencari Masalah

    Jika dipikir-pikir, mustahil seorang Raya, anak pengusaha yang punya uang berlimpah harus menghabiskan malam pengantin di sebuah perkampungan. Untung saja rumah itu disulap bagai hotel mewah. Dalam hati yang rela, meraup kisah cinta nan indah. Itulah kenyataannya. "Gimana? Berhasil, kan?" goda Hasan saat Fajar keluar kamar pagi harinya dengan senyuman tipis di wajah. Cukup bisa menjelaskan kalau malam yang mereka lalui terasa indah."Mas Hasan bisa saja bikin istri saya jengkel, tapi sekaligus juga membuktikan cintanya pada saya. Apa ada yang menyuruhmu, Mas?" cecar Fajar dengan pandangan menyelidik. "Dibilang menyuruh sih enggak, tapi saya dengan kerelaan juga melakukan ini. Hardi, temanmu saat kerja di kebun sawit adalah sepupu istri saya. Tadi pagi Hardi cerita tentangmu dan mantan istri, lalu mengatakan kalau Mas Fajar dan istri lagi berkunjung ke kampung mantan. Jadi rencana dadakan ini direstui alam dengan turunnya hujan," kekeh Hasan.Fajar tersenyum seraya menggeleng-gelengk

  • Pulang Disambut Bendera Kuning   Terjebak Bersama

    Hati memang bisa berbolak-balik. Yang benci jadi cinta dan sebaliknya. Tapi hati tidak bisa pura-pura dan dipaksakan semau kita. Hanya lisan saja yang sering berdusta dan seenaknya ingin mempermainkan hati. Itulah yang Yunita lakukan. Fajar benci keadaan itu. Wanita yang rencananya akan menjadi istri pertama dan terakhir telah menusuk hati dengan belati tajam. Seolah hati bagai permainan, Yunita dengan mudah meminta rujuk. Sejak awal sudah jelas di mata itu tak ada lagi cinta, tapi sedikit penyesalan dan didominasi keegoisan.Saat hati bersiap membuka pintu untuk wanita bergelar istri sah, sang mantan mulai mengusik ketenangan jiwa. Andai saja sudah saling cinta dengan Raya, mungkin akan lebih mudah melawan ombak bersama-sama. "Apa kamu mencintaiku, Raya?" tanya Fajar setelah mereka memasuki mobil. Wanita berlipstik tipis itu tak menjawab, membuang muka ke jendela mobil. Seolah memberikan jawaban kalau dia tak akan mungkin jatuh cinta dengan sang suani.Fajar sadar kalau dia dan Ray

DMCA.com Protection Status