Share

Lonceng Sihir

Aku melayang.

Mulut ini tak henti meneriakkan jeritan panik dan ketakutan.

Sesaat otak ku seolah berhenti berfungsi.

Kejadian yang terjadi sangat cepat ini begitu sangat mengejutkan.

Berikutnya, aku menggerakkan kedua tangan, reflek ingin menggapai apa saja yang bisa dijadikan pegangan. Walaupun, sejurus kemudian, aku menyadari jika itu adalah keinginan bodoh.

Ketika melayang di udara seperti ini, apa yang bisa dijadikan pegangan?

Aku bukan Mazdak, juga bukan Ghassan yang bisa melakukan hal ajaib seperti itu.

Karenanya aku berhenti berteriak. Memutuskan untuk memejamkan mata dan berharap aku jatuh di tempat yang lunak ... sangat lunak.

Berharap napasku masih ada ketika jatuh nanti. Berharap, hari ini bukan hari terakhir aku melihat langit biru di Kota Shrim.

Kedua tangan ini terkepal, sedangkan otakku mengira-ira, jika saat ini terjatuh kira-kira aku akan terjatuh di mana. Di tengah jalan? Di gedung yang ada di depan tempat usahaku? Atau ...?

Belum sempat pikiran panik ini selesai men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status