Angeline saat itu masuk ke kamar hotel di sebelahnya saat Raffa membuka pintu kamar hotel itu. Siska bersembunyi di dalam Almari dja Angeline tidak curiga. Raffa data itu sudah memakai baju pengantinya dan telah menonton televisi di hotel itu dan adegan pembunuhan Raffa berasalan kalau wanita yang berteriak tadi itu hanya dari televisi. Sebulan telah berlalu, Siska melihat kebahagiaan Raffa dan istrinya membuat Siska sangat sakit. Begitu juga dengan Cristian yang merasa jika nasib Raffa sangat beruntung saat ini. Raffa menghabiskan malam pertamanya dengan Angeline, kemampuan Raffa diatas ranjang membuat Angeline sangat puas dengan semua permainan yang Rafa berikan.Mereka melakukan beberapa kali hingga lelah dan bercucuran keringat. Angeline sangat bangga saat mendapati jika pria yang dipilih orang tuanya tidak mengecewakan. Mereka terlelap dan saling memeluk, setelah puas melakukan pertempuran panjang.Sementara Siska dan Cristian dalam dilema besar, mereka tidak tenang dan dalam keh
"Kenapa kamu kesini Cristian? Bukannya kamu tidak suka dengan saudara kamu?" tanya Kakek Anggara."Dia itu saduraku, Kakek. Aku tahu dia pewaris keluarga ini dan aku juga mau menjeguknya meskipun aku tidak suka," jawab Cristian."Raffa, kamu sudah sadar. Aku khawatir sama kamu," kata Siska."Jangan pegang-pegang aku. Kamu itu tunangan Cristian saat ini," jawab Raffa yang sinis.Siska saat itu dan Cristian telah menjenguk Raffa agar mereka tidak di curigai. Siska dan Cristian mencari cara agar bisa menghancurkan, dan mengambil semua harta milik Raffa. Cristian akan menyetujui apapun yang akan direncanakan oleh kedua orang tua angkat nya dan kakek Anggara. Crisrian menyetujui dia dijadikan tumbal agar musuh keluarga Anggara tidak mengetahui siapa putra penerus kerajaan bisnis nya. Cristian sangat berbeda saat ini, dia ingin lebih tenang dalam menghadapi masalah ini."Tunggu rencanaku akan mengantarkan kalian semua," kata Cristian."Bagus, Sayang. Terus buat mereka percaya ke kamu dan kit
Lima belas pembunuh bayaran itu menyerang Raffa dan mengeroyoknya. Raffa saat itu untung saja dia membawa pistol yang di selipkan di badannya. Dia melawan dan menembak beberapa pembunuh bayaran itu. Raffa berlari ke dalam hutan agar bisa bersembunyi dan kabur dari kejaran lima belas pembunuh bayaran itu.Dor..Dor..Dor..Suara pistol dari sepuluh pembunuh bayaran itu telah ditembakkan ke arah Raffa. Raffa berlari ke semak belukar dalam hutan. Dia terkena tembakkan di kakinya saat itu. "Gawat kakiku ini terkena tembakkan. Kalau aku tidak mengeluarkan peluruh di kaki ini akan bahaya," kata Raffa.Raffa mengambil paksa peluru yang bersarang di kaki kanannya dengan pisah yang dia bawa. Dia berlumuran darah karena kakinya robek dan terkuak parah."Aku harus masuk ke dalam hutan dan semoga tidak ada bintang buas malam ini," kata Raffa.Sementara pembunuh bayaran itu mencari Raffa tapi tidak menemukan. Angeline yang tidur malam itu bangun karena ingin ke kamar kecil. Dia tidak melihat Raffa
"Kamu jangan macam-macam, keruang ajar," kata Papa Anggara yang marah melalui telponnya."Bodoh! Kamu tidak tahu siapa aku, suruh cucu baru untuk melawanku. Suatu saat nanti pasti akan bertemu dan saat ini lindungi saja nyawa kalian," kata pria misterius yang menelpon Papa Anggara.Pria itu mematikan ponselnya. Papa Anggara menyuruh anak buahnya melacak panggilan dari luar negeri. Beberapa jam kemudian mereka mendapati kalau panggilan itu dari negara Inggris. Raffa dan Kakek Anggara saat itu khawatir mereka harus lebih kuat agar tidak di serang oleh musuh itu. Musuh itu memang sangat pintar pandai menyamar dan bersembunyi."Nak, kamu harus hati-hati, Kakek dulu memang mantan Mafia Asia yang kuat. Saat ini musuh kita belum di ketahui. Mereka hanya bersembunyi di balik orang suruhan mereka," kata Kakek Anggara."Pa, sepetinya musuh Papa itu Mafia Eropa yang masih di sembunyikan identitas aslinya. Aku curiga mereka saingan bisnis Papa dan mau masuk ke Asia juga," kata Papa Hendrawan."Se
"Siska tidak mau dengan kamu lagi. Aku kesini hanya untuk bertemu anak kita," ujar Raffa."Tolong aku bantu Papa aku keluar dari penjara. Aku akan lakukan apa saja untuk kamu," rayu Siska."Akut tidak mau. Sudahlah! Akut tidak mau terlibat dengan kamu dan Cristian. Aku sudah ada istri cantik dan aku tidak perlu memperdulikan kamu," jawab Raffa yang saat itu pergi."Kurang ajar, kamu yang khianati aku demi wanita lalin. Malah aku yang kamu salahkan dan kamu mulai cinta sama dia. Aku minta bantuan kamu saja, kamu tidak mau. Aku akan rebut harta kamu dengan Cristian," teriak Siska saat Raffa sudah meninggalkan Siska di kamar hotel itu.Saat itu mereka tidak mau membantu Siska. Hanya saja jalan satu-satunya dia harus menjadi wanita Crisrian dan membantu Crisrian agar Papanya bisa dibebaskan nantinya.Malam hari Siska dan Cristian merencanakan sesuatu untuk membunuh Raffa. Mereka sakit hati karena Raffa tidak mau bantu Sisak dan menceraikannya mendadak dan tidak memberikan harta apapun pada
"Kakek, Aku Raffa aku tidak bisa menemui kamu," jawab Raffa."Raffa, apankamu selamat? Kamu dimana? Biar Kakek yang menjemput kamu," tanya Kakek Anggara."Kakek jangan mencariku! Aku akan kembali dengan sendirinya. Tolong jaga Angeline karena dia juga di culik dan semiga dia bisa melarikan diri. Kakek jaga Papa dan Mama juga," kata Raffa dan saat itu dia langsung menutup telponnya.Angeline berhasil kabur dan saat itu sudah telat Raffa sudah dibuang ke laut. Angeline terus mencari keberadaan Raffa, namun seseorang anak buah Anggara mengatakan jika Raffa sudah diselamatkan oleh orangnya Anggara. Angeline belum merasa tenang jika belum mendapatkan kepastian dari Raffa jika dia benar-benar sudah selamat."Ya Tuhan bahkan hingga sekarang cobaan yang kau berikan belum berakhir. Adakah sesesuatu yang bisa membuat, aku bahagia sedikit saja? Dimana Angeline dan anak ku semoga mereka selamat dan baik-baik saja," gumam Raffa.Raffa menitihkan kembali air matanya, dia merasa jika cobaan ini terl
"Aku tidak tahu apa yang terjadi dan jangan ancam aku. Itu hanya kecurigaan kamu saja," jawab Cristian."Kalau dia masih hidup nyawa kamu taruhannya," kata anak buah musuh Anggara.Crisrian dan para anak buah musuh tersembunyi Kakek Anggara itu terus mencari jasad Raffa hingga di temukan. Mereka tidak berhasil menemukan disekitar tempat Cristian membuang Raffa ke laut. Mereka ke pulang terpencil dan ke desa terpencil yang dekat dengan daerah hilangnya Raffa. Meraka juga ke rumah sakit tapit tidak di temukan."Apakah mereka akan kembali dalam bahaya..? Apa mereka akan terkena masalah lagi..? ya Tuhan aku harus menemui mereka dan meminta Angeline kembali kenegaranya dan tinggal bersama keluarganya sementara ini." Gumam Raffa."Sudahlah! Jangan terlalu dipikirkan kita sembunyi dulu," sahut Doni.Raffa yang gelisah kembali merebahkan tubuhnya sambil berfikir keras akan semua yang akan dia lakukan kedepannya. Raffa semakin bingung karena harta Cristian bisa gelap mata. Raffa juga berpikir
Kakek Anggara saat itu sudah sembuh setelah 1 bulan koma. Raffa dan Kakek Anggara berencana untuk merebut aset yang Crisrian dan Siska Ambil. Saat itu Cristian meminta Siska untuk mengamankan apa yang sudah mereka ambil dari tangan Anggara selama ini. Sementara Cristian akan menuju rumah Anggara untuk menanyakan permasalahannya.Cristian saat itu sudah sampai di depan pintu gerbang rumah Anggara dan masuk dengan hati yang sangat marah. Cristian akan menanyakan hal ini dengan baik-baik terlebih dahulu sampai dia mendapatkan penjelasan yang masuk akal dari Anggara. Cristian merapihkan jasnya dan melangkahkan kakinya kedalam rumah Anggara.Rumah dengan pengawasan ketat dan sangat mewah. Cristian menemui Anggara yang berada diruang kerjanya. Anggara tersenyum sinis saat mengetahui jika yang datang padanya adalah Cristian. Anggara duduk santai di kursi kerjanya dan menatap Cristian yang sedang berdiri dihadapannya dengan santai."Kakek, aku ingin bicara." ucapnya dengan nada datar.Anggara