Semenjak mengetahui kalau Evelyn adalah Zevanya, Reynard telah menduga kalau ada suatu masalah yang menyebabkan trauma mendalam pada Zevanya, hingga mengubah tidak hanya wajahnya, tapi juga identitasnya. Namun Reynard sama sekali tidak mengira kalau masalah Zevanya seberat itu. Wajah yang rusak karena penganiayaan seolah belum cukup hebat untuk membuat Zevanya menderita, wanita itu juga harus kehilangan salah satu ginjalnya.Rasa bersalah Reynard pada Zevanya semakin besar, semakin menarik Reynard ke dalam lubang penyesalannya. Reynard mendesah pelan, dan saat akhirnya bersuara, suaranya terdengar lirih sekali,"Aku tahu aku salah, Ly. Dan maaf saja tidak akan cukup untuk menebus semua kesalahan aku padamu. Aku tidak akan pernah membela diriku dengan mengatakan aku memutuskan mengirimmu ke penjara berdasarkan bukti yang kuat. Karena saat itu aku mengebaikan satu hal, aku tidak percaya padamu."Yang sebenarnya terjadi adalah, saat itu jauh di dalam lubuk hati Reynard sangat yakin kala
"Jangan lupakan juga enam tahun lalu, Rey nyaris merenggang nyawa karena kamu dan keluargamu! Siapa yang pada akhirnya menempatkan cucu kesayangan saya itu pada situasi buruk ini? Siapa yang sudah memulainya? Kenapa kamu hanya menunjuk jarimu padanya dan tidak pada dirimu juga?""Tuan NIc ... ""Ken, tolong jangan lakukan apa pun untuk membelaku," pinta Evelyn memotong Keanu yang hendak membelanya. Dan Keanu dengan bijak pun menurutinya."Ded, tolong jangan ikut campur lagi di dalam masalahku," pinta Reynard sambil menghampiri kakek Nicolai."Ded tidak bisa tinggal diam lagi. Masalah ini sudah di luar kendali kita, Rey!" tegas kakek Nicolai sambil memberikan tatapan menilainya pada Evelyn.Evelyn perlahan berdiri untuk membungkuk hormat pada kakek Nicolai,"Saya secara pribadi belum meminta maaf pada anda mengenai penusukan itu, Tuan Nic. Maafkan saya ... Saya sungguh-sungguh tidak memiliki niat sama sekali untuk menyakiti anda," ucap Evelyn."Ya, saya tahu itu. Duduklah!" perintah ka
"Cio anak yang pintar. Dia dapat menilai situasinya dengan baik. Dan satu hal lagi yang belum aku katakan padamu, aku dan Ken akan menikah dalam waktu dekat ini."Bagai tersambar petir di siang bolong Reynard mendengarnya. Ia berharap telinganya salah menangkap ucapan Evelyn, jadi ia memastikan lagi dengan bertanya,"Menikah? Kamu akan menikah dengan Ken, Ly?" "Ya, aku akan menikah dengan Keanu. Selama ini, aku merasa nyaman dengannya, merasa terlindungi. Dan aku ... Mulai memiliki perasaan padanya," jawab Evelyn tanpa keraguan sedikit pun. Tuhan! Ternyata benar. Reynard merasakan tikaman kecemburuan yang rasanya luar biasa sakit. Apakah ia telah kehilangan cinta Evelyn? Zevanyanya?"Ly, saya tahu kamu masih kecewa karena Rey mengirim kamu ke penjara tanpa banyak pertimbangan lagi. Kamu begitu tersiksa di dalamnya, dan wajar kamu masih menyimpan amarah dan dendam padanya, meski kamu sudah memaafkannya sekali pun. Tapi untuk masalah pernikahan, tolong kamu pikirkan lagi masak-masak,
"Ly dengar, aku tidak akan pernah memaksamu untuk kembali lagi padaku. Kalau memang sekarang bahagiamu ada di Ken, maka lakukanlah, menikahlah dengannya. Hiduplah sebahagia mungkin bersamanya. Aku akan selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik untukmu. Jadi tolong, jangan sedih lagi. Hapus airmatamu, Ly. Aku tidak tega melihatmu seperti itu, hatiku jauh lebih sakit melihat airmatamu itu Ly."Napas Evelyn tercekat mendengar ucapan Reynard, tangisannya pun seketika pecah. Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Atas dasar apa ia menangis, Evelyn pun tidak mengetahuinya. Mungkin karena ucapan Reynard yang begitu menyentuh hatinya, atau mungkin karena kini Evelyn merasa jauh lebih lega setelah mengungkapkan semua kesedihannya, dan telah mendapatkan izin Reynard untuk menikah dengan Keanu.Tapi, memang tidak ada pengaruhnya juga dengan atau tanpa izin Reynard. Karena Reynard sekarang hanyalah orang asing yang kebetulan menjadi daddy dari putranya.Namun yang pasti, tiap isak
"Permintaan apa?" tanya Reynard dan Evelyn bersamaan."Aku juga mau Daddy menikah dengan tante Dira. Kalau aku harus punya ibu tiri, maka Tante Dira lah orangnya. Aku tidak mau ada wanita lain yang mencoba menggoda Daddy lagi," jawab Abercio. Semua yang ada di ruangan itu pun tersentak karenanya."Astaga Cio, yang benar saja? Tante sudah punya kekasih, kamu ingat? Om Justin!" pekik Dira yang sejak tadi hanya diam saja menyimak pengakuan Evelyn.Meski rasanya ingin sekali mencekik leher sahabatnya itu, karena tidak memberitahu Dira perihal identitasnya. Padahal selama ini, tidak ada satu pun rahasia di antara mereka. Sekarang, Dira sama sekali tidak mengenali sahabat baiknya itu.Walaupun sama halnya dengan Abercio dan Reynard, Dira juga sudah menaruh curiga kalau Evelyn adalah Zevanya. Wajah keduanya memang jauh berbeda, tapi dari gestur tubuh dan cara bicaranya jelas menunjukkan identitasnya."Tante kan sudah putus dengan Om Justin, jadi sekarang Tante sama singlenya dengan Daddy."D
"Kamu benar-benar sudah berubah, Nya!" keluh Dira setelah memiliki kesempatan berdua saja dengan Evelyn. Keanu dan Reynard tengah terlibat perbincangan serius di teras belakang, sementara Abercio masih menikmati makam malamnya dengan santai.Dira dan Evelyn menyusuri taman belakang rumah Reynard, menikmati hembusan udara malam yang lembab, seperti akan segera turun hujan. Tidak nampaknya satu pun bintang, serta bulan yang tertutupi awan gelap menandakan hujan memang akan segera turun."Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi, Ra," pinta Evelyn. ia menghentikan langkah kakinya, Dira pun turut serta berhenti untuk berhadapan dengan sahabatnya itu,"Kenapa? Hanya sebutan itu saja yang akrab di bibir dan telingaku, bukannya Lily sang model yang baru saja naik daun itu!" sungut Dira kesal."Kamu sudah tahu alasan aku tidak mau menggunakan nama itu lagi, kan? Kamu mau aku tetap terkubur dengan masa lalu aku itu, Ra? Aku sungguh tersiksa, Ra!""Oh iya aku tahu, baru saja tahu hari ini!" t
"Lihat, pasangan baru favorit kita selanjutnya, Mr. Ken dan Nona Lily!" seru salah satu tamu dalam pesta tahunan yang diadakan salah satu pejabat tinggi negara.Reynard mengalihkan perhatiannya yang semula ia tujukan pada beberapa rekan bisnisnya, ke arah sumber keributan di antara mereka semua. Ke arah sepasang kekasih yang sialnya terlihat begitu serasi.Ketampanan klasik yang disandingkan dengan kecantikan bak dewi yunani, membuat siapa pun yang menatap ke arah pasangan itu menahan napas penuh kekaguman, juga sebersit rasa iri di antara mereka, termasuk juga di hati Reynard.Apakah saat ia bersanding dengan Evelyn akan terlihat sama serasinya dengan yang sedang ia lihat sekarang ini?Mata Reynard bahkan sama sekali tidak berkedip menatap penuh Evelyn. Jika harus jujur, kecantikan dan keanggunan Evelyn sekarang ini mampu melampaui kecantikan para dewi yang telah tersohor itu. Jika mau, Evelyn bisa saja menggenggam semua hati pria yang ada di ruang pesta, tapi tatapan wanita itu hany
Bab 152 - Pasangan Baru "Aku tidak menyangka kalau kau akan menemukan pengganti Lia, Ken. Aku pikir, kau akan menduda selamanya karena besarnya cintamu pada mendiang istrimu itu," ucap Alson, salah satu sepupu Keanu yang sekarang menetap di Korsel, bersama dengan kakak kandung Keanu, Keizaa, yang pria itu nikahi. Evelyn seperti tidak ada habisnya memuji paras keluarga besar Keanu, mereka semua memiliki ketampanan dan kecantikannya sendiri, keluarga yang luar biasa menakjubkan. Sambil tertawa pelan, Keanu menarik Evelyn agar semakin merapat padanya, "Cinta, Al. Kita tidak bisa menduga kapan dan di mana kita akan jatuh cinta, ya kan?" "Ya, kamu benar. Oh betapa Zaa sangat penasaran dengan calon istri kamu ini. Zaa memintaku untuk mengundang kalian ke Seoul. Sesegera mungkin kalau bisa aku tambahkan," kekeh Alson. "Kenapa kau tidak mengajak Zaa serta ke pesta ini, Al? Sudah lama juga aku tidak bertemu dengan kakak aku yang nakal itu. Dan bagaimana dengan kabar keponakanku? Mereka
Mata Reynard tak pernah lepas dari kobaran api yang melahap sebuah bangunan tua di salah satu pondok berburu dengan seluruh keluarga tiri Evelyn, beserta dengan pengikut mereka berada di dalamnya, hingga bangunan tua itu rata dengan tanah."Aman, Tuan. Apa anda mau pulang sekarang?" tanya Marco yang baru saja berdiri tepat di sisi Reynard setelah memastikan target mereka juga sudah menjadi debu. "turunkan beritanya besok, beserta dengan daftar kejahatan mereka!" tegas Reynard. Ia akan membersihkan sepenuhnya nama Evelyn dari spekulasi yang mulai beredar kalau istri tercintanya itu telah membunuh Vale. Rupanya Ramon telah meminta salah satu anak buahnya yang masih setia padanya untuk menyebarkan rumor itu. Dan sekarang berita picisan itu mulai menyebar luas di berbagai media, dan sudah bisa dipastikan banyaknya ujaran kebencian yang ditujukan pada Evelyn, dan ucapan simpati pada Reynard karena telah menjadi target wanita itu selanjutnya. "Mengenai konferensi pers ... " "Adakan juga
"Sepertinya aku belum bisa pulang ke rumah sekarang. Aku mau menyelesaikan semua masalah yang disebabkan keluarga tirimu itu," desah Reynard.Evelyn memindahkan ponselnya ke lengan dan telinga krinya saat akan membuka handle pintu kamar Abercio. Ia memastikan Abercio benar telah terbuai ke alam mimpinya lebih dulu sebelum memadamkan lampu dan menutup kembali pintu kamar putranya itu. Hari ini, dua malam sudah Reynard tidak pulang akibat masalah itu. 'Aku ingin menuntaskan hingga ke akar-akarnya demi masa depan kita yang tenang!' tegas Reynard sebelum pergi bersama dengan Marco."Tidak apa-apa, Sayang. Aku mengerti," balas Evelyn setengah berbisik, ia takut suaranya akan mengganggu tidur Abercio.Malam ini, Evelyn memutuskan tidur dengan Abercio untuk melepaskan kerinduannya pada Abercio. Sejak Reynard memasukkannya ke dalam penjara, Evelyn sudah tidak pernah tidur dengan putranya itu lagi."Maafkan aku, karena masalah ini bulan madu kita jadi harus dipersingkat.""Rey, aku sungguh ti
Reynard mengacak rambutnya dengan kasar, memperlihatkan seberapa frustasinya ia saat itu. Dan saat matanya terkunci dengan mata Evelyn, bermacam campuran emosi terlihat jelas di sana. Hati Evelyn semakin tak karuan, masalahnya pasti jauh lebih besar dari perkiraannya."Nada hamil, Ly. Anakku ... " aku Reynard dengan suara parau. Ia telah bersiap dengan menerima apa pun bentuk kemarahan dan kekecewaan Evelyn padanya. Namun setelah lama Reynard menunggu reaksi Evelyn, alih-alih meluapkan emosinya, wanita itu malah menghela napas lega,"Syukurlah, aku kira ada masalah besar apa."Sontak saja Reynard luar biasa bingung dibuatnya, ia mengguncang bahu Evelyn untuk menyadarkan istrinya itu,"Ly. Apa yang kamu syukuri? Aku memiliki anak dari wanita lain? Kamu bersyukur dengan berita itu? Atau akan menjadikannya sebagai alibi untuk mengakhiri rumah tangga kita?" cecarnya."Siapa yang memberitahumu kalau Nada sedang mengandung? Marco? Sipir penjara?""Nada, Marco dan Ibu sambungmu tidak berada
Perjalanan Evelyn dan Reynard ke Sopot dan Gdynia tertunda harus setelah Reynard menerima email penting. Setidaknya itulah alasan yang Reynard berikan pada Evelyn, sesaat sebelum pria itu fokus pada layar monitor laptopnya. Sepertinya email itu memang berisi pesan penting. Karena sebelum berangkat Reynard telah menegaskan pada Marco untuk tidak menghubunginya sama sekali, kecuali untuk masalah darurat.Apa sekarang perusahaan Reynard sedang dalam masalah?Entah sudah berapa kali pertanyaan itu terbersit di benak Evelyn hingga dua jam sudah berlalu, dan Evelyn mulai merasa bosan menunggu perhatian Reynard kembali tertuju padanya. Seraya mendesah, Evelyn berdiri dari kursinya. Ia melampirkan long coatnya di sandaran kursi dengan hati-hati, tidak ingin menimbulkan suara sedikit pun yang bisa memecah konsentrasi Reynard.Melalui jendela kamarnya, Evelyn memusatkan perhatiannya pada Laut Baltik, tepatnya pada pelabuhan yang seolah tidak pernah terlihat sepi itu. "Maaf sudah membuatmu me
Gdansk, sebuah kota pelabuhan yang terletak di pantai utara Polandia. Sebuah kota tua yang memiliki arsitektur klasik Eropa terbaik, yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara yang ingin menyelami lebih jauh lagi mengenai sejarah dan kebudayaan Polandia.Hotel yang Evelyn dan Reynard pun terletak tidak jauh dari pelabuhan terbesar Polandia tersebut. Hotel mewah tepi pantai yang berhadapan langsung dengan laut Baltik. Dan kebetulan sekali Evelyn sangat menyukai apa pun yang berbau pantai.Selama Evelyn menatap bermacam kapal yang hilir-mudik di pelabuhan tersebut, Reynard terus merangkul pinggangnya, bersama mereka memandangi kesibukan itu dari balkon kamar mereka."kamu tahu kalau kota ini menjadi salah satu dari Tiga Kota atau yang biasa disebut dengan Tricity, atau dalam bahasa Poland dikenal dengan sebutan Trójmiasto?" tanya Reynard. Ia memiliki kegemaran baru, yaitu mengenalkan dunia baru pada Evelyn."Ya, aku pernah mendengarnya. Hanya saja tidak terlintas sama sekali di dalam
Evelyn pikir, destinasi bulan madunya bersama Reynard akan ke Eropa barat, tapi ternyata pilihan antimainstream Reynard tertuju pada Eropa Tengah. Gdansk Polandia yang menjadi tujuan pertama bulan madu mereka. Memang biasanya Gdansk menjadi destinasi bulan madu yang sangat sempurna untuk pengantin baru yang ingin bersenang-senag dan menikmati masa-masa awal pernikahan mereka. Meski suasananya cenderung terlihat lebih santai dibandingkan dengan Eropa Barat, namun kota Gdansk juga memiliki tempat-tempat wisata yang indah, akomodasi mewah dengan latar bangunan abad ke tujuh belas. Sekarang ini, dengan lengan Reynard yang merangkul pinggangnya, mereka menyusuri jalanan berbatu dan sempit di antara bangunan katedral dan monumen. "Kamu lebih menyukai ketenangan ya?" tebak Evelyn. "Kamu sudah memahami salah satu kebiasaanku, Sayang," jawab Reynard. Lengannya yang melingkar di lengan Evelyn menarik Evelyn saat seseorang yang tengah jalan terburu-buru nyaris menabraknya. "Mudah sekali men
"Kamu yang ngajarin dia ya?" tukasnya."Astaga, tentu saja tidak, Sayang. Ini murni keinginan putra kita sendiri. Kamu bisa bertanya langsung padanya," sangkal Reynard. Ia bersikap seolah-olah terluka oleh tuduhan Evelyn itu, hingga balik badan meninggalkan Evelyn dengan perasaan bersalahnya.Sesuai dengan harapannya, Evelyn pun bergegas mengejarnya, "Rey, tunggu!"Tepat saat Evelyn meletakkan tangannya di lengan Reynard. Reynard langsung balik badan dan menekan Evelyn hingga punggung wanita itu bersentuhan dengan dinding,"Kamu tidak marah, 'kan?" tanya Evelyn."Marah? Sekarang aku tidak bisa marah lagi padamu, Sayang. Tadi aku hanya menggodamu saja, ingin tahu seperti apa reaksimu saat aku merajuk," kekeh Reynard, ia tertawa lebar saat Evelyn memukul dadanya dengan kepalan tangannya,"Kamu jahat! Tadi aku takut sudah membuatmu marah dan sakit hati.""Marah dan sakit hati? Itu dua hal yang tidak akan terjadi padaku, setidaknya jika menyangkut dirimu, Sayang. Jadi, jangan pernah meng
Reynard menatap geli Evelyn yang seolah tenggelam di dalam balutan selimutnya itu,"Apa yang sedang kamu lakukan, Sayang?" tanyanya."Aku mau ke kamar mandi," jawab Evelyn, sengaja hanya menatap mata Reynard saja, bukan ke tubuhnya yang lain.Seolah ingin terus menyiksa Evelyn dengan gairahnya, Reynard sengaja bersandar di daun pintu kamar mandi sambil melipat kedua tangannya, dengan tatapannya yang menggoda."Lepaskan saja selimut konyol kamu itu, memangnya apa yang mau kamu sembunyikan dariku, Sayang?""Aku tidak menyembunyikan apa pun?""Apa kamu yakin?""Astaga, Rey ... Kamu mengira aku mencuri?" tanya Evelyn dengan nada tidak percaya, sebelah alis Reynard pun terangkat tinggi,"Yang bilang kamu mencuri siapa?""Kamu menuduhku menyembunyikan sesuatu di balik selimut ini!" Evelyn menyipitkan kedua matanya saat tawa Reynard pecah. Belakangan ini, wajah pria itu selalu terlihat ceria dengan senyumannya yang memikat, atau tawa lepasnya yang menular seperti sekarang ini. Bagaimana Ev
Leguhan kenikmatan mengalir begitu saja dari mulut Evelyn saat Reynard memainkan lidahnya di bawah sana. Gerakan yang mengirimkan gelenyar kenikmatan ke seluruh tubuh Evelyn, yang juga membangunkan seluruh saraf Evelyn, hingga rasanya Evelyn akan mati karena kenikmatan."Rey ... Aahh please ... " racau Evelyn. Ia tidak tahu permohonan apa yang ingin ia ucapkan. Meminta Reynard terus melakukan yang tengah pria itu lakukan sekarang? Atau meminta Reynard segera menyatukan diri mereka?Evelyn bahkan tidak menyadari kapan Reynard melepaskan satu-satunya pakaian dalam yang tersisa pada dirinya. Atau Reynard merobeknya? Entahlah.Alih-alih segera mewujudkan keinginan Evelyn untuk mneyatukan tubuh mereka, tangan Reynard malah bergerak naik ke atas, untuk menangkup salah satu bukit kenikmatan Evelyn, sementara lidah pria itu masih bermain-main di bawah sana, yang semakin membuat Evelyn meleguh penuh kenikmatan, sebelum akhirnya pinggulnya terangkat tinggi saat mencapai puncaknya."Rey!" teriak