Selama menikah 5 tahun dengan Angeline, Leroy tidak berhasil juga menaklukkan hati istrinya. Bukan tidak berusaha, tetapi Leroy hanya merasa tidak perlu mengikutsertakan perasaannya pada pernikahan yang diatur oleh mendiang Ramisa. Leroy berpikir, selama dia bisa memenuhi janjinya pada Ramisa untuk menikahi cucunya, jadi buat apa melibatkan perasaannya? Bukankah itu cukup adil untuk Leroy?"Angel, kamu mau nikah sama keparat itu?"Angeline berdiri. Tapi karena mabuk, kedua kakinya tidak bisa berdiri dengan seimbang sehingga Leroy berulang kali menangkap tubuhnya. Kedua tangan Angeline meraba-raba wajah Leroy yang sebenarnya memiliki ketampanan di atas rata-rata pria kota Aston.Angeline mulai meracau. "Selama 5 tahun ini, aku baru sadar kalo Suamiku ternyata tampan." Dia tersenyum. "Tapi sayang, Suamiku yang tampan ini terlalu miskin."Ujung jari telunjuk Angeline menekan-nekan hidung bangir Leroy. Lalu, dia menekan bagian pipi kiri Leroy.Tidak disangka, kini Angeline meraba-raba d
Sambil mendengarkan David berbicara, Vanessa melirik Leroy. Sejak dia tidak bisa mendapatkan kalung seharga Rp 3 triliun, Vanessa semakin membenci menantunya. Dia menghela napas panjang guna meredam emosi. "Maksud Papa, kalo ternyata Angel hamil anak perempuan ... kita harus merawat anaknya, gitu? Mama nggak mau punya Cucu di luar nikah, Pa! Mau ditaruh di mana muka Mama?!"David menggeleng. "Ma, kita nggak akan punya Cucu di luar nikah selama Leroy masih jadi Suami Angel. Bener, nggak?"Sejenak Vanessa berpikir, lalu dia mengangguk. "Terus, suruh Leroy cari duit sebanyak-banyaknya buat hidup anak itu!" timpal Vanessa. David menekan kedua bahu Vanessa. "Jadi, Mama setuju kan sama ide Angel dan Papa?""Iya, Pa. Saat usia kandungan Angel 4 bulan, kita akan tau jenis kelamin bayinya," sahut Vanessa kegirangan. Tidak ingin mendengar percakapan kedua mertuanya lebih lama lagi, Leroy bergegas pergi dari kamar Angeline."Eh, Roy, kamu mau ke mana?" tanya Vanessa. Leroy tidak peduli. Dia
Setelah melalui perjalanan udara dari pulau Oracle ke pulau Nephila, Leroy tiba di bandar udara internasional Moco. Di sana, Leroy dijemput helikopter milik perusahaan menuju kantor pusat yang berlokasi di Sagari Tower, tepatnya di Jalan Penghijauan.Sekarang, Leroy sudah sampai di helipad gedung Sagari Tower. Dia bersiap untuk turun bersama Jay. "Tuan Muda, ini adalah meeting pertama Anda. Nantinya, Tuan Matteo akan memperkenalkan Anda ke Dewan Komisaris Sagari Palm Oil Group."Sebelum turun, Jay memberitahu hal apapun yang diketahuinya kepada Leroy. Dia yakin dengan kemampuan tuannya. "Jadi, ini meeting jajaran Komisaris?" Leroy memastikan lagi. "Apa yang hadir di sana bener-bener cuma jajaran Komisaris aja?"Jay mengiyakan, "Benar, Tuan. Inget, ini perusahaan mendiang Nyonya Niken KaramoyーIbu kandung Anda."Benar! Leroy hampir melupakan satu hal. Sagari Palm Oil Group adalah perusahaan yang didirikan oleh Niken Karamoy. Niken mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan bisnis
Meja panjang dengan kursi saling berhadapan menjadi pemandangan di ruang meeting Sagari Palm Oil Group. Pencahayaan yang terang membuat Leroy menyipitkan kedua matanya agar beradaptasi dengan baik. Leroy berjalan lebih dulu di barisan kiri dan Jay berada di belakangnya. Dia melihat papan nama kayu panjang berwarna hitam berdiri kokoh di depan Tuan dan Nona yang duduk di dalam ruang meeting. Selain nama, terdapat pula jabatan yang melekat di papan nama tersebut. Leroy membaca nama-nama yang tertera di papan nama dengan suara yang rendah. "Anggota: Mike Dewanto. Anggota: Kennedy Farhat. Wakil Komisaris 2: Derra Sagita. Wakil Komisaris 1: Matteo Opulent." Leroy melihat semua kursi sudah ditempati. Namun, ada satu kursi yang belum memiliki tuannya. Kursi itu berada di bagian depan sebelah kiri dan dia melihat namanya tertulis di papan nama sebagai Komisaris Utama dan Owner "Komisaris Utama dan Owner: Leroy Opulent," ujar Leroy menyebutkan namanya sendiri. Jay berbicara melalui he
Tatapan mata antara anak dan ayah saling beradu. Sampai detik ini, Leroy tidak berbicara juga padahal semua orang sudah menunggu adegan selanjutnya.Enam tahun tidak bertemu dan banyak hal yang sudah berubah, termasuk perasaan Leroy kepada ayahnya sendiri. Leroy sengaja menatap kedua mata Matteo berusaha mencari penyesalan atau mungkin kasih sayang yang tersisa untuknya. Namun hingga beberapa detik lamanya, dia tidak menemukan apa-apa.Karena Leroy enggan menyapa Matteo, dia mengalihkan pandangannya kepada Adipati. "Paman, pagi ini meeting jajaran Komisaris, kan?" tanya Leroy."Betul, Tuan Muda," jawab Adipati tegas dan tanpa ragu. Leroy menghela napas. Dia memandangi wajah orang-orang yang duduk dengan gelisah. "Aku nggak suka basa-basi. Seperti yang kalian lihat di papan nama, aku adalah Leroy Opulent. Jabatanku di sini sebagai Komisaris Utama dan Pemilik dari Sagari Palm Oil Group."Leroy berkata dengan melemparkan tatapan mata tajam hingga membuat beberapa orang tertunduk."Kal
Brak!Suara pintu ruang meeting terbuka. Seorang pria dengan usia sekitar tiga puluhan datang menghampiri Adipati. Pria itu berbisik. Tidak lama, Leroy melihat Adipati mengangguk. Pria tadi pun pergi. "Kali ini, apalagi yang Paman Adipati rencanain?" tanya Leroy melalui earphone bluetooth."Tim kuasa hukum Nyonya Niken udah datang, Tuan. Mereka akan memberitahu semuanya pagi ini juga."Mendengar jawaban Jay membuat Leroy mengerutkan kening. Diam-diam dia melirik Matteo yang berulang kali mengusap peluhnya dengan saputangan. Padahal suhu ruangan terkontrol dengan sangat baik."Harus sampai begini, Jay? Apa Papa tau semua ini? Menurutku, pengacara dan notaris perusahaan aja udah cukup."Leroy menggeleng saat Jay melihatnya dari kejauhan. "Nggak, Tuan. Mereka harus dikasih pelajaran supaya nggak kurang ajar lagi sama pemilik perusahaan. Bahkan anjing aja nggak berani menggonggong sama majikannya."Leroy tidak berbicara lagi. Dia melihat 3 orang memasuki ruang meeting. Mereka terdiri d
Apa maksud Leroy meminta Matteo untuk pindah kursi? Matteo tentu tersinggung. Karena selama ini, tidak ada seorangpun yang berani mengatur atau bahkan mengusirnya. Hal ini tidak bisa dibiarkan! Matteo tidak terima dengan perlakuan Leroy yang menurutnya kelewatan. Bahasa tubuh yang tidak nyaman sengaja Matteo tunjukkan di depan Leroy. Dia berharap, Leroy akan membiarkannya untuk tetap duduk di sana. Matteo mengecam keras tindakan Leroy terhadapnya. 'Gimanapun juga, aku harus pertahankan kursi Komisaris Utama ini.' "Bukannya tadi pengacara udah ngomongin masalah ini?" tanya Leroy datar. "Kursi ini tempat untuk Komisaris Utama." Matteo memandangi Kennedy seolah sedang meminta dukungan. Dia masih enggan berdiri. "Tapi, Tuan Muda," sela Kennedy. "Selama bertahun-tahun, perusahaan Sagari dipegang Tuan Matteo dan orang-orang nggak ada masalah dengan itu. Kalo tiba-tiba Anda geser, belum tentu para jajaran Komisaris setuju." Kennedy melonggarkan dasi. Dia tidak puas. Dia juga marah
Manusia bisa berubah seiring waktu, kan? Jika di masa lalu Leroy terlalu lemah menghadapi tekanan dari Matteo, tetapi tidak berlaku untuk sekarang.Karena kesengsaraan hidup yang Leroy alami selepas kepergian Niken, telah mengubah karakternya menjadi lebih kuat. "Mempertahankan perusahaan Istri?!" Leroy mengulangi kalimat Matteo. "Istri yang Anda sia-siain itu, pak Matteo? Bahkan Anda nggak ngerasa bersalah ataupun sedih di hari wafatnya Mama."Terlalu munafik bagi Leroy hanya dengan mendengarkan ucapan Matteo. Karena yang dia ingat, Matteo tidak memiliki apa-apa saat menikahi Niken. Matteo hanyalah pegawai biasa yang bekerja di perkebunan kelapa sawit milik Niken. Paras tampan dengan postur tubuh menunjang membuat Niken muda jatuh cinta pada Matteo. Rupanya, cinta itulah yang membawa malapetaka bagi Niken."Apa saya harus nangis meraung-raung di tanah makam Mama kamu, Roy?!" Kilatan amarah terpancar di kedua mata Matteo. "Saya itu laki-laki. Seorang laki-laki harus kuat dalam kondi