Share

Kamu lelah?

Penulis: Chiavieth
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-26 07:10:07

"Siapa kamu...?"

Nyonya Clarissa melihat sosok wanita yang tak di kenalnya memasuki ruangan. Saat ini, wanita paruh baya itu dipanggil oleh seseorang. "Kenapa kamu mencariku?"

Mendengar kata-kata yang begitu dingin, suasana hening sejenak. Lalu wanita itu menatapnya dalam-dalam. "Ibu..."

Matanya berkaca-kaca, menampakkan kesedihan yang amat luar biasa ketika melihat kondisi wanita yang melahirkannya kini sudah sangat tak terkendali. "Kamu tak ingat aku lagi ibu?"

Sayangnya wanita paruh baya itu mengacuhkannya. "Buat apa buang-buang waktu menemuiku, jika ingin gaji, silakan cabut apapun yang ada di rumahku, kamu bebas ambil!"

Seketika itu tangis Elsa pecah, dia segera memeluk wanita yang masih diakui sebagai orang yang melahirkannya. "Ibu, ini aku Elsa, ibu sudah lupakah dengan suaraku?"

Nyonya Clarissa melihat sosok wajah yang berbeda, lebih dewasa dan berwibawa. "Kamu... Elsa?"

Dia mengangguk disela-sela tangis sesenggukan yang di jeda.

Clarissa menatapnya ragu-ragu, namun beber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pria Paling Beruntung    Salah paham

    Sepanjang perjalanan Elsa hanya diam, ingatannya kembali pada kejadian di perusahaan NexGen Innovations, pasalnya dia merasa sedikit dipermalukan. "Padahal aku cuma ingin membicarakan soal perusahaan, tapi... tunggu! Kenapa gelagat Sandra tadi agak aneh? Aku merasa dia seperti... sedang cemburu!" Suara Elsa terdengar tiba-tiba, dan malah mengagetkan Raffaele yang sedang fokus menyetir, mobil yang dikendarainya pun berhenti mendadak di tengah jalan. "Apa maksudmu?" Elsa tak menduga teriakannya cukup fatal dan menganggu fokus orang lain. Saat Raffaele menanyainya, Elsa merasa gugup. "Ehh... mmm tidak ada, tadi aku hanya..." "Kamu pasti punya masalah, bisa ceritakan?" Elsa merasa kepercayaannya sedikit berkurang pada Raffaele, ia sendiri juga tak mengerti kenapa bisa berpikiran seperti itu. Lambat, dia menggeleng.Raffaelle tak mau memaksakan kehendaknya untuk mengetahui masalah yang di hadapi Elsa, dia tetap senyum, lalu berbicara. "Sudahlah, kamu tak perlu fokus dengan masalahmu seka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Pria Paling Beruntung    Kemampuan masak seorang pria...

    Di apartemennya, Sandra masih tak bisa tidur dan selalu merubah posisinya dengan gelisah. Matanya melirik jam dinding lalu bergumam. 'Ini sudah pukul 02.09 malam.'Perlahan ia bangkit dan bersandar dengan alas bantal di belakang punggungnya, mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu melirik suaminya yang masih terlelap.Nafasnya menghembus berat, jujur saja tingkat kewaspadaannya terhadap Elsa sangat besar. 'Aku harus benar-benar pastikan Elsa akan menjaga jarak dengan suamiku.' Sandra mengambil ponsel, berencana mengalihkan pikirannya dengan membuka media sosial. Ketika melihat sebuah postingan, ide unik tiba-tiba melintas begitu saja. 'Bukankah aku masih punya ponsel cadangan?' tawanya semakin miring, terlebih ketika melihat ponsel suaminya tergeletak di meja. Sigap, dia menyalin nomor seseorang dan mengetikkan beberapa kata menjadi sebuah pesan singkat sambil menyeringai. 'Kuharap ide ini akan berhasil.'***Elsa merebahkan tubuhnya yang masih terbalut kemeja dengan setelan blazer

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Pria Paling Beruntung    Kejutan...

    Raffaelle menatap lama Elsa, seperti ingin mengatakan sesuatu, namun tampaknya dia ragu-ragu. "Raff, apa yang kamu pikirkan?" Elsa mencoba memulai obrolannya, tetapi pria itu tetap ragu untukbeberapa saat dan hampir sepuluh menit barulah terdengar suaranya. "Apa malam ini kamu akan pulang?"Elsa mengalihkan pandangannya kearah lain. "Ya, tentu saja ...""Tapi, aku masih punya banyak makanan yang perlu di habiskan..." Raffaelle tiba-tiba memotong, Elsa cukup kaget dan tak menduga Raffaele akan merespon secepatnya. Elsa berpikir, mencari alasan. "Tapi, seharusnya kamu membiarkannya, karena anak-anak besok masih harus sekolah." "Tapi...""Raff, aku sudah sering sekali membuatmu repot," Elsa mengotot, lalu memaksakan diri kembali bicara. "Aku bahkan sudah memesan taksi online ..." "Apa?" Dia mencari akal bagaimana caranya menahan Elsa agar tak pulang. Setelah berpikir sejenak, siapa sangka Raffaele akhirnya akan menggangguk menyetujuinya. "Biarkan aku mengantarmu..." Elsa menggelen

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Pria Paling Beruntung    Om Raffaele, aku penasaran...

    "Alessa, aku punya proyek baru dan ini sangat penting. Jadi... bisakah malam ini kamu lembur membantuku mengerjakannya?"Alessa menganga, aktivitasnya seharian ini sudah cukup membuatnya lelah. Namun, jika di tambah dengan lembur... Sesaat Ia berpikir sambil melihat jam dinding yang detiknya terus berjalan. "Baiklah, tapi jangan marah jika aku tidak berhasil menyelesaikannya sekarang..." Alessa diam, takut atasannya akan marah karena dirinya sudah terlalu lancang berbicara."Selesai tidak selesainyaa itu tak penting, yang jelas kamu berusaha melakukan yang terbaik untuk pekerjaan itu, dan kamu jangan khawatir tentang uang bonus..."Ini menggiurkan! Siapa yang tak mau dengan bonus. Bulan kemarin Alessa juga mendapatkan tunjangan dari atasannya atas rekomendasi Sandra. "Baiklah, aku pasti akan benar-benar berusaha untuk tawaran itu.""Oke, tapi kamu benar-benar harus serius, mulai hari ini Sandra, barulah yang akan mengatur kamu. Perlu di ingat, telitilah setiap melakukan sesuatu, janga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Pria Paling Beruntung    Kalian penasaran?

    "Kenapa, kalian masih penasaran?"Dua bocah itu mengangguk, melihat raut Raffaele yang misterius. Elsa yang agak ragu mengartikannya memilih diam. Namun diam-diam Raffaele memperhatikannya. "Elsa... Kenapa kamu hanya menatap makananmu? Kamu tak lapar?" Tanyanya tanpa peduli apakah wanita itu akan mendengarkannya atau tidak, tapi perutnya sudah meronta dan minta agar di isi.Soto Padang lengkap dengan nasi dan krupuk udang serta sambal pedas telah menggugah seleranya, meski ada hidangan lain pun, Raffaele sama sekali tak tertarik. "Lupakan! Aku makan yang ini saja." Saat itu barulah Elsa menegakkan punggungnya, lalu berbicara. "Kalian tinggal sama om Raffaele dulu ya, momm, pergi ke toilet sebentar." Baru saja Elsa meninggalkan mejanya, matanya terfokus pada satu keluarga yang sedang berbahagia bersama anak dan istrinya, ekspresi Elsa berubah ketika mereka memutar tubuhnya. "A-lex?" Dia sempat tergagap, bahkan pria yang di duga kepala keluarga itu memperhatikannya sekilas. Elsa tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Pria Paling Beruntung    Wanita punya sisi terlemah mereka

    "Alex... dia adalah mantan suamiku." Raffaele terdiam, matanya masih menatap jalan di depan. "Oh, begitu."Meski tampak cuek dan biasa saja, namun pria itu ternyata memikirkannya. "Lalu siapa wanita itu?""Sepertinya dia istri Alex sekarang. Yah, kurasa dia adalah alasan kami berpisah saat itu ..."Raffaele manarik nafas, menyesap minuman kafein yang sudah di sediakan di jok mobil sebelum kembali menatap arah jalan yang di laluinya. "Jangan pikirkan lagi, jika kamu tak keberatan, aku siap menggantikan posisinya..."Elsa menatap Raffaele, melihat sorot matanya yang penuh arti. Meski terlihat mengabaikannya, namun itu cukup membuat Elsa tersenyum. "Terima kasih, Raffaele."Hanya itu saja, selanjutnya mereka diam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing. Haruskah Elsa menerima Raffaele dan melepaskan Simon pria yang sebenarnya juga dia sukai? Raffaele sendiri masih tak bosan mengungkapkan perasaannya meski sudah tahu akan di tolak, dia tahu Elsa masih terkejut dan membutuhkan waktu unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Pria Paling Beruntung    Bukan anak Simon?

    Klinik sehat...Elsa terbangun, dan melihat ke sekelilingnya dengan bingung. "Aku di rumah sakit?" Menyadari kesadaran Elsa, Raffaele yang tadinya duduk dengan cemas menungguinya di ruang rawat, langsung berdiri. "Elsa, kamu sudah sadar." Nada bicaranya terdengar khawatir. "Tadi pagi kamu pingsan jadi aku membawamu ke klinik."Elsa mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. "Dimana anak-anak?" "Jangan cemas, mereka masih sekolah." Raffaelle melihat ke arlojinya. "Sebentar lagi aku akan jemput mereka.""Ohhh ..." Elsa merasa lega mendengarnya. Sesaat suasana menghening, Elsa merasa Raffaele benar-benar perhatian padanya. "Raffaelle, makasih banyak ya." Akhirnya, Elsa mengatakan itu setelah beberapa saat. Pria itu membalasnya dengan senyuman. Saat ini, Elsa merasa dirinya tak fokus untuk melakukan apapun, dia tampak seperti orang selalu merepotkan orang lain, mungkinkah itu yang membuat Raffaele tak berkomentar?Detik itu juga, tiba-tiba Raffaele menyentuh tangan Elsa bahkan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Pria Paling Beruntung    Video apa?

    "Bagaimana aku mempercayaimu?" Elsa menghela nafas panjang, ia tak menduga dengan kenyataan yang di dengarnya. "Aku tahu ini aneh, tapi mungkin takdir sengaja mempertemukan kita dan menjadikan kita keluarga yang sebenarnya." Raffaelle berbicara dengan harapan, itu sungguh membuat Elsa terdesak. "Sebaiknya kita bicarakan ini sambil jalan-jalan." Elsa sengaja mengantung ucapannya, memperpanjang waktu untuknya berpikir, dia bukan tidak menyukai Raffaelle, tapi..."Ah, Raffaelle aku punya ide, kita jemput anak-anak sekarang, setelah itu, temani aku pergi karaokean, lagipula aku sudah lama tak bernyanyi." Mendengar itu, Raffaelle agak kecewa."Karaoke-an?" dia berpikir sejenak. "...Baiklah!" "Jadi kamu setuju?"Raffaelle mengangguk, ini membuat Elsa merasa senang. Namun tampaknya Raffaelle seperti agak terpaksa, bukan niat mengujinya, tapi karena Elsa memang benar-benar merindukan tempat karaoke-an. Saat ini, Raffaelle menuruti permintaannya, membawa Elsa ke tempat yang diinginkannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06

Bab terbaru

  • Pria Paling Beruntung    Ending...

    "Semuanya, Sean, tiba-tiba menghilang!" Saat semua orang masih berada dalam suasana duku, tiba-tiba Alessa muncul di sana dengan membawa kabar buruk. Ini bukan hanya membuat Simon kaget, tapi juga sangat cemas dan panik."Apa? Bagaimana bisa ini terjadi?""Bagaimana kamu menjaganya, Alessa?" "Kita harus segera mencarinya!" seruan mereka yang dilanda panik silih berganti membuatnya kalang kabut.Mereka bergegas keluar ruangan, bergerak cepat mencari keberadaan Sean.Simon di tinggal sendirian dalam keadaan tak berdaya, dirinya bukan hanya kehilangan Sandra, tapi apa ia juga harus menghadapi kehilangan Sean?"Apapun yang terjadi, aku harus menemukan Sean!" ujarnya dengan penuh tekad. Sejujurnya, Simon sangat mencemaskan keselamatan anak itu. Di saat sulit ini, harusnya mereka memperhatikan anak seusia Sean, tapi mereka terlalu lengah dan hampir melupakan anak itu.Di tempat lain, seorang satpam menemukan seorang anak sedang meringkuk sendirian di loteng rumah sakit. Begitu dia mengh

  • Pria Paling Beruntung    Mommy, aku tak ingin kehilanganmu

    Saat itu, pintu ruangan nomor 134 terbuka dengan keras. Seorang perawat masuk dengan wajah penuh kepanikan. "Ada kecelakaan tak terduga di ruang operasi! Nyonya Sandra..." suaranya terputus saat melihat semua orang menatap dan menanti perkataan selanjutnya.Simon, Alessa dan lainnya merasa detak jantungnya berhenti sejenak. "Apa yang terjadi? dia baik-baik saja kan?"Dari wajah perawat itu, terlihat garis-garis kegundahan. "Sekali lagi mohon maaf, tapi darah yang di sumbangkan sebelumnya, belum bisa membuat keadaan nyonya Sandra stabil. Butuh waktu dan perawatan yang lebih intensif untuk memulihkan keadaannya, kami semua sedang berjuang menyelamatkannya."Mendengar itu, Simon merasa dunianya runtuh. Bahkan Sean yang masih berada dalam pelukan Alessa, mengeratkan pegangannya pada wanita itu. "Tante... bagaimana dengan mommy..."Melihat hal ini, Elsa merasa bersalah, terlebih melihat Sean yang seumuran putranya kini terlihat ketakutan. Apa dia memilih keputusan yang salah? Apa mereka aka

  • Pria Paling Beruntung    segera ke rumah sakit

    ( Elsa, segera ke rumah sakit Williecons, aku akan kirimkan alamat lengkapnya) Elsa menerima pesan teks dari nomor tak di kenal. ‘Siapa ini?’ ia berusaha mengingat-ingat pemilik nomor dengan ujung angka 77, “Yah, aku ingat! Ini kakak, aku sudah lama tak tahu kabarnya, tapi darimana dia dapat nomor baruku…?” Dia menggeleng, ‘Ini tak penting sekarang, lebih baik aku segera menghubunginya…’ Saat itu panggilan langsung tersambung.“Halo, apa ini kamu kak Max?”“Elsa! Syukurlah, ternyata orang itu tak berbohong, akhirnya kita bisa mengobrol juga hari ini.” "Oh ya kak, kamu dimana? Tadi kamu bilang rumah sakit, memangnya siapa yang sakit?" Elsa mengigit bibirnya bawahnya cemas, ‘Semoga saja bukan ibu.’ “Sandra sedang dalam keadaan kritis, pagi ini ada dapat kabar Simon juga masuk rumah sakit karena kecelakaan…”“Ke-kecelakaan?” Sungguh, Elsa kaget saat menerima kabar itu. Untungnya saat itu dia anak kembarnya sudah di antar Antonio pergi ke sekolah, jadi mau teriak sekeras apapun, pali

  • Pria Paling Beruntung    Kritis...

    Tiba-tiba, semua lampu jalan padam, bahkan seluruh bangunan terlihat gelap. Hampir semua detak jantung mereka terdengar berpacu dengan kencang. Simon meraba-raba mencari ponselnya untuk penerangan.Saat ini, ada suara langkah kaki mendekat, membuat ketegangan, sebelum langkah itu sempat mendekat, sebuah cahaya muncul menyilaukan mata. “Sandra … segera kita bawa dia kerumah sakit.” Untungnya Alessa segera menghidupkan senter Flashlight dari ponselnya.Sementara Sean terlihat histeris melihat sang mommy yang berada dalam keadaan kritis. “Mommy… ayah, siapa yang berbuat jahat pada mommy, kenapa kamu hanya diam ketika orang melukainya.” Bocah itu menangis tersedu-sedu.Simon menelan salivanya, dia mencoba menenangkan Sean dengan sabar. Namun, anak seperti putranya ini cukup bermulut pedas, jadi semua perkataan orang dewasa dia lontarkan, tanpa peduli bahwa itu akan menyinggung orang lain, termasuk dirinya sendiri sebagai ayah.“Sean, kita tak tahu siapa orang yang melakukan itu pada mommy-

  • Pria Paling Beruntung    Siapa yang melakukan ini?

    “Alessa…” Sandra dan Simon buru-buru keluar dari mobil, mereka melihat kerumunan orang di sekitar rumahnya, bahkan ada banyak petugas keamanan dan wartawan yang berkumpul di sekitar area.“Sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Di antara kerumunan itu, mereka melihat seorang pria terlihat berjalan menunduk diiringi oleh beberapa petugas keamanan. Wartawan mengambil foto, lalu melakukan wawancara.Simon mengernyitkan dahinya. “Gerald?” Sandra ikut terkejut.“Dia muncul lagi?” Keduanya bergegas mendekati kerumunan karena ingin memastikan keadaan putranya.“Sean…” Sandra berlari menghampiri seorang guru les privat anaknya. Sayangnya, sosok yang di panggil namanya tidak ada di sana. “Dimana Sean? Dia baik-baik saja kan?” Suaranya bergetar.“Nyonya tenang saja, Sean sedang tidur di dalam, tampaknya dia kelelahan. Yang jadi masalah sekarang adalah Ibu Alessa…”Simon menimpali. "Kamu sudah beritahu ini pada polisi?”Belum sempat menjawab, fiba-tiba seorang petugas keamanan mendatangi mereka, "K

  • Pria Paling Beruntung    Sangat Ranting..

    "Aku akan berikan salah satu toko butik milik perusahaan Elegant Endless Group' pada Alessa, semoga itu akan cukup." Entah darimana kepercayaan diri ini munculnya, Sandra mengerahkan semua isi hatinya pada Simon yang masih membeku di tempatnya. Meski hatinya penuh keraguan, namun Simon mencoba mencerna semua ucapan istrinya. "Kamu yakin?" ujarnya memastikan. Sandra mengangguk, "Aku percaya, Alessa orang yang jujur, makanya aku memilihnya, kamu jangan cemas dan takut dia akan menipu, yang penting kamu setuju saja itu sudah cukup." Sorot mata Sandra jelas tampak ketulusan, jadi Simon mengikuti saja. "Jika benar begitu, itu tergantung padamu. Aku tidak bisa memaksa ataupun melarang.""Deal!" Elsa mengambil satu keputusan. "Terima kasih dukunganmu, sayang..." Satu kecupan mendarat di pipi Simon, memancing gair4hnya, hingga sebuah adegan Simon mengendong istrinya ke tempat tidur dan menjeratnya dengan gila, menatapnya dengan penuh hasr4t."Aku suka cium4nmu, Simon." Sandra berkata denga

  • Pria Paling Beruntung    Rawan

    "Kamu tak apa kan?" Alessa senang karena di perhatikan oleh atasan, sekaligus atasannya. "Jangan memaksakan diri, jaga kondisi tubuhmu dengan baik oke?" Obrolan mereka selesai setelah Sandra menyudahi panggilannya.Malamnya, Alessa pulang ke rumah dengan langkah ringan. Rasanya lelah seharian bekerja, tetapi dia tahu bahwa dia harus tetap kuat menjalaninya.Namun, ketika di depan pintu dia terkejut melihat pria yang tidak dikenal berdiri di tengah dengan sebo dan jas hitam. Dia tampak sangat misterius membuat Alessa agak takut."Siapa kamu? Kenapa mengikutiku kemari?" Suara Alessa terdengar bergetar saat ketakutan. Namun, pria itu hanya tersenyum dan mengangkat tangannya, menunjukkan sebuah pistol."Maaf, Alessa. Saya disini hanya di suruh mengambil sesuatu." ucap pria itu dengan tenang. Alessa tak peduli lagi dengan hal itu, ia kebingungan harus meminta bantuan siapa, sedangkan ponselnya kini masti total.'Jika aku berteriak sekarang, Sean pasti akan ketakutan.' Gumamnya pelan. De

  • Pria Paling Beruntung    Adik kembar

    Aku terkejut dengan pertanyaan Hani tadi, "Kenapa kamu menanyakan itu?" jawabku sambil balik bertanya. Hani melebarkan bibirnya dengan sedikit senyuman, "Ah, tidak. Aku hanya bertanya saja. Ku kira selama ini kamu masih sering menghubunginya." Benar, aku masih belum sempat menghubungi Juan. Kemarin ponselku tertinggal saat aku sedang pergi bersama Pak Jonas. Ya ampun, kenapa aku begitu bodoh? Aku menepuk kepalaku sendiri.Bisa-bisanya aku melupakan itu... kulihat jam di tanganku. Ini sudah hampir terlambat, aku bahkan belum sarapan sama sekali. Oh, tidak...!Hani geleng-geleng kepala melihat raut wajahku yang seketika berubah muram. Aku bingung, mana yang akan kulakukan lebih dulu. "Aku pergi sekarang, Hani." Aku langsung pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban Hani. Kedengarannya, dia tengah memberikan sebuah nasehat untukku, namun kubiarkan saja dia berbicara sendiri di depan pintu."Pak, stop!!" Aku menyetop sebuah taksi yang kebetulan tengah melintas di jalan yang kulewati. Aku m

  • Pria Paling Beruntung    Terserah kamu saja

    "Akhirnya sampai juga." Alessa melihat bocah cilik itu tampak tertidur, setelah turun dari mobil, dia melepas sepatu Sean, berencana segera menidurkannya di kamar.Namun, Sean terbangun karena merasa ada tangan yang lembut menyentuhnya. Bocah itu mengusap matanya berulang, sebelum berbicara. "Tante Alessa, apakah kita sudah di rumah?" tanyanya dengan nada polos, Alessa menggangguk, "Benar sayang kita baru sampai..."Sean membuka lebar matanya, lalu berdiri bersiap keluar mobil. " Tante, sejak tadi kamu sudah bekerja keras, apa Moms akan senang dengan hasil kerjamu tadi?"Mendengar suara imut anak itu, Alessa tersenyum, "Aku berharap begitu, Sean. Yang penting aku telah berusaha mengelolanya sesuai dengan selera mommy-mu.""Aku yakin mommy pasti senang, kulihat Tante bahkan juga ulet bekerja, kuharap Tante juga bisa menjadi seperti Mommy, bahkan lebih baik daripadanya."Alessa tersenyum bangga mendengar pujian dari anak itu. "Oh ya Tante, kamu sudah punya pacar?" Saat mereka berdua b

DMCA.com Protection Status